Saat ini, aku diam-diam melakukan transfer energi. Kali ini benar-benar mencapai momen hidup dan mati. Aku tersenyum pahit pada dua Buah Jalan di dalam tubuhku: "Apapun kalian, Buah Jalan atau yang lain, sebenarnya bagiku kalian seperti anak kandungku sendiri. Kali ini aku sendiri terlalu rakus ingin cepat berhasil dan kurang hati-hati, sehingga terjebak dalam perangkap. Di saat kritis ini, kita harus mengerahkan seluruh tenaga."
Setelah berkata demikian, kedua Buah Jalan ini sepertinya merasakan perasaanku dan menyadari keseriusan situasi. Buah Jalan Logam memancarkan cahaya emas berkilauan, sedangkan Buah Jalan Api menyala dengan nyala api tak tertandingi. Dua cahaya ini berputar di dalam tubuhku, akhirnya menyatu di kedua tanganku. Saat itu, cahaya emas Murong Xiaotian telah tiba. Aku sama sekali tidak sempat berpikir panjang. Setelah kedua tangan menyatu, cahaya emas cair itu langsung menerjang ke arah cahaya emas tersebut.
Sebenarnya dibandingkan pertarungan di sini, aku lebih menyukai pertarungan di Bumi. Di sana tidak ada energi internal, semuanya mengandalkan teknik bela diri individu. Sedangkan di sini, ini hanyalah pertarungan energi internal. Yang kuat bisa mengalahkan yang lemah, tidak ada jalan pintas sama sekali.
Kali ini, aku tidak menyimpan sedikitpun tenaga. Jelas, Murong Xiaotian juga demikian. Tabrakan antara cahaya emas dan cahaya emas cair itu menimbulkan gelombang suara yang mengguncang. Sebagai seseorang yang baru memasuki Tingkat Tian, sebenarnya performaku sudah cukup baik. Tapi lawanku terlalu kuat, dan dia memiliki niat membunuh yang kuat terhadapku. Aku hanya bisa menyaksikan cahaya emas cair itu ditelan oleh cahaya emas, lalu dengan perasaan kecewa menutup mata, membiarkan cahaya emas itu menyapu tubuhku.
"Saat energi logam sejati menyerang, rasanya seperti pisau-pisau yang menusuk tubuh. Cahaya emas itu menerjang, meski tubuhku sudah sangat perkasa, di bawah sinar itu kurasakan seluruh tubuhku hampir terkoyak. Tak kuasa kutahan, sepercik darah emas memancar dari mulutku."
"Nak, kau memang hebat. Kukira satu pukulan pasti membunuhmu!" Murong Xiaotian menyeringai. Ia menghampiriku yang tak berdaya. Kali ini tangannya menyala keemasan, tamparannya menghujam keras ke tengkorak kepalaku.
Mataku berkunang-kunang. Cahaya emas itu menghancurkan tengkorak, merambat ke seluruh anggota tubuh, mengoyak setiap inci daging dan darahku. Jiwa ini seolah hendak tercerabut dari raga.
Tiba-tiba aku masuk dalam kondisi tak terdefinisi. Sebutir debu di angkasa, sebatang kayu apung di samudera, terombang-ambing tanpa tahu ujung dan pangkal.
Kulihat darah emas dalam tubuhku menyembur keluar kulit, mengubahku menjadi sosok berlumuran darah. Patung emas itu membedah dadaku, tangannya meraih ke arah dantian, hendak merebut buah Jalan logam dari genggamanku.
Yang tersisa hanyalah kekecewaan yang menggumpal. Di saat genting ini, tak ada lagi sisa tenaga untuk melawan.
Saat tangan patung emas itu hampir meraih buah keemasan yang telah mengeluarkan seluruh kekuatannya, tiba-tiba batang pohon itu berguncang hebat. Pohon induk itu mengeluarkan suara rintihan pilu, layaknya seorang ibu yang merasakan pedihnya melihat anak kandungnya terluka.
Aku tahu, bagi Pohon Induk, buah-buah ini sebenarnya adalah anak-anaknya. Yang paling merasakan sakit hati melihat keadaan buah-buah itu tentulah sang induk sendiri.
Rintihan Pohon Induk tidak membuat Murong Xiaotian menghentikan tindakan ini. Tangannya terus menjulur masuk. Pohon induk itu seolah menyadari permohonannya sia-sia, lalu mengeluarkan auman menggelegar. Kini ia bukan lagi sekadar pohon, melainkan seorang ibu yang berusaha mencegah orang lain merampas anak kandungnya!
Guncangan dahsyat dari Pohon Induk memancarkan cahaya hijau terang dari batangnya - itu adalah getah sang induk! Energi kehidupan yang terkandung dalam getah hijau itu membuatku merasakan horor yang mendalam. Pantas disebut sebagai Pohon Tao, fondasinya benar-benar berdasar pada Jalan!
Tiba-tiba kusadari tubuhku bagai gudang harta karun. Tak heran banyak pihak yang ingin menjagaku, namun tak sedikit pula yang berhasrat mematikanku. Aku adalah gudang harta, juga tempat tersimpannya rahasia ilahi. Semua kekuatan dan misteri ini menanti untuk kubuka perlahan-lahan.
Getah Pohon Induk hanya menyimpan energi kehidupan tak terbatas, tapi tak bisa menghalangi tangan yang menjulur keluar. Tapi saat ini kusadari, getah ini bukan menyerang Murong Xiaotian, melainkan menyembur keluar dari tubuhku menuju sudut ruangan. Sejak masuk ke makam ini, sama sekali tak ada waktu bagiku untuk memperhatikan isinya. Baru sekarang kulihat di satu sudut makam terdapat tempat tidur batu, di atasnya terbaring kerangka.
Cahaya hijau itu menyambar tubuh kerangka. Setetes demi setetes cahaya meresap ke dalam tulang-belulang itu. Ajaibnya, daging dan kulit mulai tumbuh dengan kecepatan yang terlihat jelas oleh mata telanjang! Hanya sekejap mata, kerangka itu berubah menjadi tubuh manusia yang hidup!
Siapa gerangan kerangka ini?
Baru sekarang terpikir olehku bahwa makam ini adalah milik Jin Chiwu, Santo Penguasa Klan Jin. Awalnya kukira Murong Xiaotian adalah Leluhur Suci Klan Jin. Jika bukan dia, apakah berarti kerangka inilah Jin Chiwu yang sebenarnya?
Sementara itu, Murong Xiaotian masih berusaha merebut Dao Guo dalam tubuhku. Pohon Induk dan dua Dao Guo masih bergulat. Kerangka yang kini berbalut daging itu perlahan berdiri. Tubuhnya gagah perkasa, wajahnya tegas penuh wibawa, kedua matanya berwarna keemasan memancarkan cahaya yang menggetarkan!
Inilah wujud yang pantas dimiliki Santo Penguasa Klan Jin!
"Muriong Xiaotian menggigil hebat. Dia seakan merasakan bayangan itu berdiri di belakangnya. Dengan gerakan cepat ia menoleh, dan nyaris terjatuh saat melihat sosok itu. Tangannya ditarik kembali sambil menuding, "Bagaimana mungkin?! Bagaimana kau bisa hidup kembali? Kau sudah mati ribuan tahun!"
Sosok pria itu bangkit. Kerangkanya kini dipenuhi daging dan darah, tanpa sehelai benang menutupi. Ia melangkah mendekati Murong Xiaotian, "Setelah kau kurung ribuan tahun, tetap saja kau tak berubah."
Secara mengejutkan Murong Xiaotian bersimpuh, "Shengzhu, jangan bunuh aku! Aku takkan berani lagi. Akulah murid pilihanmu, penerus takhta Klan Emas menurut prasasti. Bagaimana bisa kau menghabisi keturunanmu sendiri?"
"Kesempatan sudah kuberi." Kata pria itu. Dari sebutan Murong, ternyata dugaan tepat - dialah Shengzhu Klan Emas!
Tiba-tiba Murong Xiaotian mengeluarkan cahaya emas menyambar Shengzhu sambil mundur, wajahnya berubah angkuh: "Kau yang memasukkanku ke sini! Kau yang memilihku! Aku kuasai Kitab Suci Klan Emas, tapi kau... Dengan hak apa kau sebut niatku buruk? Jika memang salah, mengapa memilihku? Ribuan tahun kau kurung aku dalam keadaan setengah hidup ini! Aku hanya ingin bebas - salahkah itu? Berani-beraninya kau membunuhku?!"
Orang itu melihat Murong Xiaotian dan berkata: "Aku baru saja memberimu kesempatan terakhir. Jika kau tidak menyerangku, aku tetap tidak akan membunuhmu."
Begitu mendengar ini, Murong Xiaotian dengan cepat mengubah ekspresinya lagi. Dia langsung bersimpuh di tanah sambil berkata: "Shengzhu, aku tahu kesalahanku! Aku tidak seharusnya menyerangmu dan bersikap tidak sopan. Ampunilah nyawaku!"
Orang itu menghela napas: "Jika kau benar-benar bisa konsisten bersikap keras, sungguh aku tidak akan membunuhmu. Kesempatan terakhirmu lagi-lagi kau sia-siakan."
Andai saja aku bukan cuma selembar daun terapung, pasti sudah kutunggingkan tawa. Murong Xiaotian ini benar-benar diombang-ambingkan! Bersimpuh minta dibunuh, memberontak juga dibunuh, bersimpuh lagi tetap dibunuh. Setiap kali disebut "kesempatan terakhir"!
Murong Xiaotian berdiri dan menatap orang itu: "Sudah puaskah bermain-main?"
Orang itu memandangnya: "Sekarang kau mengerti kenapa aku tak mau melepaskanmu? Kau bahkan tak bisa membedakan mana yang benar dan salah, bagaimana mungkin memikul tanggung jawab besar klan Jin?"
Usai bicara, tanpa memberi kesempatan, orang itu mengulurkan tangan dan mencekik leher Murong Xiaotian. Bayangan manusia keemasan itu perlahan memudar. Dalam sekejap mata dia pun menguap.
Orang itu mendekatiku. Tatapan kami saling bersilang, lalu pandangannya menembus masuk ke dalam tubuhku, melihat pohon suci dan dua Buah Jalan yang bersinar.
"Namun, samar-samar aku ingat pemuda Ao Tiance pernah datang, tapi ini sudah terjadi lebih dari seribu tahun yang lalu. Aku tahu tubuhnya mengalami masalah besar, tak disangka dia menggunakan cara seperti ini untuk menyelesaikannya," ujarnya.
Setelah mengucapkan itu, dia mengulurkan tangan. Seberkas cahaya emas menyatu ke dalam tubuhku. Ternyata dia menggunakan energi internal untuk memberikan pertolongan padaku. "Mantramu sangat mistis, cepat lakukan transfer energi!" katanya.
Berkat nutrisi dari energi internalnya, perlahan-lahan aku mulai merasakan kembali tubuhku sendiri. Rasa sakit pun mulai kurasakan. Aku mengangguk, lalu mulai menopang tubuh untuk duduk sambil mengaktifkan mantra Prasasti Langit.
Anehnya, orang ini dikelilingi aliran energi spiritual logam. Dia bahkan memasukkan energi spiritual logam ke dalam tubuhku. Tapi kali ini, Buah Jalan Logam sama sekali tidak menolak. Apakah semua reaksi abnormal Buah Jalan Logam sebelumnya hanya peringatan akan bahaya? Ataukah sejak awal Buah Jalan Logam sudah mencium bau konspirasi?
Aku terus melakukan transfer energi dengan perlahan. Entah berapa lama telah berlalu. Berkat regenerasi diri yang kuat di tubuhku, selama tidak mati, lukaku pasti sembuh. Tapi kali ini aku tidak menunggu sampai pulih sepenuhnya. Setelah memulihkan sebagian tenaga, aku membuka mata dan melihat orang yang baru muncul itu. Entah sejak kapan dia sudah membalut tubuhnya dengan selembar kertas. Saat ini dia berdiri di sana, sepertinya sedang memikirkan sesuatu.
"Sadar?" tanyanya.
"Ya. Senior, apakah Anda Santo Penguasa Klan Emas, Jin Chiwu?" tanyaku.
"Ya, memang aku. Kau pasti bingung, aku sudah mati, menjadi kerangka, tapi masih bisa berdiri di sini." katanya.
"Aku tidak peduli soal itu. Aku tahu Senior menyelamatkan nyawaku." ujarku.
Dia memandangku dengan aneh: "Kau benar-benar tidak tahu apa-apa tentang tubuhmu sendiri?"
Aku mengangguk.
Dia menatapku lagi: "Tidak tahu juga baik, ayo pergi keluar lihat. Puluhan ribu tahun, aku tak menyangka bisa kembali dengan cara begini. Seperti apa sekarang di luar ya?"
Setelah ucapannya, makam yang hanya bisa masuk ini tiba-tiba meledak. Saat debu mengendap, kudengar si Gemuk berteriak: "Daun!"
Dia ingin berlari ke arahku, tapi tubuhnya ditahan Linya. Kulihat kegelisahan si Gemuk. Selain dia, ada Pemimpin Barbar dalam tandu, Yi Zhang Qing, dan Duanmu Lingxiu.
Mereka semua masih di sini. Mungkin mereka juga tahu bahwa "keberuntungan kotoran anjing"-ku hanyalah penipuan yang diatur untukku.
"Nona kecil, kenapa duduk di tandu? Malu dilihat? Aku melihatmu tumbuh besar selangkah demi selangkah, meski kau tak tahu siapa aku." Jin Chiwu langsung bicara ke tandu itu.
"Paman Aneh?" Kali ini suara dari tandu bukan suara ambigu, melainkan suara wanita yang familiar. Bayangan yang lebih familiar lagi keluar dari tandu.
Kalau bukan Nona Putih, siapa lagi?
Jin Chiwu mengangguk: "Benar aku."
“Bagaimana mungkin, kau ternyata manusia sungguhan！！” Nona Putih menunjukkan ekspresi tak percaya.
“Kau tidak senang melihatku? Sudahlah, jangan tebak-tebak lagi, aku sudah mati, hanya makhluk kecil ini yang sementara menghidupkanku kembali.” Katanya.
