Saat mendekati Pulau Long, Jin Chiwu berujar: "Shi Zhixuan sang Raja Barbar! Di masa lalu, jenius ini mencapai Domain Dewi Bumi melalui wujud binatang buas. Setelah terpengaruh Barat yang aneh, ia bahkan mencapai Tingkat Tianxian dan menciptakan patung emas abadi. Tapi kini terkurung di sini oleh sebilah pedang!"
“Pedang ini semakin aneh, ternyata memiliki energi pembunuhan yang begitu kuat. Laut Timur berubah menjadi lautan mati tanpa tumbuhan dan terputusnya aliran kehidupan, semua karena energi pedang ini! Sulit dibayangkan tingkat pencapaian seperti apa yang dimiliki Tongtian Jiaozhu yang menciptakan Empat Pedang Pembasmi Dewa. Dulu kami hanya tahu di atas Dewi Bumi ada Dewa Langit, tapi di atas Dewa Langit, kemampuan seperti apa itu? Dunia ini ternyata tidak memiliki kosakata untuk menggambarkannya, penduduk Benua Tianyuan bahkan tidak pernah membayangkan ada yang perkasa sampai melampaui Dewa Langit!” Jin Chiwu meratapi.
“Senior Jin, ketika Anda bertemu lagi dengan teman gemuk saya nanti, Anda bisa bertanya padanya tentang para dewa di Sembilan Langit. Bagi dunia ini mereka asing, tapi bagi dunia tempatku sebelumnya, yaitu Bumi, mereka tidak asing. Di mata manusia bumi, mereka adalah dewa abadi. Bumi memiliki sistem dewa yang lengkap seperti Tiga Dewa Kemurnian Taoisme, 36 gua surgawi dan 72 tanah berkah dll. Saat itu Anda akan memahami Sembilan Langit dengan jelas. Selain seni Tao, di Bumi juga ada formasi. Contohnya Pedang Pembasmi Dewa ini, Senior hanya merasakan satu pedang saja sudah begitu hebat, sebenarnya ada empat pedang. Sendiri-sendiri tidak kuat, tapi jika empat pedang digabung menjadi Formasi Pedang Pembasmi Dewa, itu adalah formasi terhebat sepanjang masa.” kataku.
“Di luar Sembilan Langit, setiap lapisan adalah satu langit. Dunia di sanalah surga sejati bagi yang kuat. Dibandingkan dengan sana, Benua Tianyuan terlalu lemah.” Jin Chiwu menghela napas.
Pada saat itu, kami sudah mendekati lokasi peti naga Pemimpin yang ditumpas di Laut Timur. Jin Chiwu berdiri di udara, menatap permukaan laut yang tenang, entah apa yang dipikirkannya. Beberapa saat kemudian, si topeng besi tiba-tiba muncul diam-diam di depan kami, memandangi aku dan Jin Chiwu dengan tenang.
"Aneh, mengapa aku merasakan aura kematian begitu kuat darimu?" Si topeng besi menatap Jin Chiwu.
"Kau pasti Jiwa Pedang dari Pedang Lushian. Jangan heran, karena pada dasarnya aku sudah mati. Saudara muda ini menghidupkanku kembali dengan mantra mistiknya. Ketika kau datang ke dunia ini bersama Tongtian Jiaozhu, saat itu aku sudah jatuh dan tak sempat menyaksikan kharisma luar biasa sang Pemimpin Sekte." Jin Chiwu berbicara sangat sopan kepada si topeng besi, mengingat orang ini menumpas musuh bebuyutannya dulu.
Si topeng besi memandang bergantian antara Jin Chiwu dan aku, seakan menyalahkan aku yang terlalu banyak bicara. Aku mengangkat bahu: "Jangan memandangiku seperti itu, Bang. Senior ini adalah Penguasa Suci Klan Emas masa lalu. Dia mengalami pertempuran besar itu, jadi dia tahu segalanya."
Barulah si topeng besi menatap Jin Chiwu: "Kukira aura energimu terasa familiar. Dulu aku pernah mengikuti tuanku membentuk Formasi Sungai Kuning Sembilan Kelok di makammu, untuk melindungi pusaramu."
Jin Chiwu menyampaikan hormat dan berkata: "Terima kasih atas kebaikan Senior yang menyelamatkanku di masa lalu. Ada satu hal yang belum kupahami, jika Senior dan Tongtian Jiaozhu bisa menumpas Shi Zhixuan, mengapa tidak langsung menghabisi dia untuk menyelesaikan masalah selamanya?"
Si Topeng Besi terdiam cukup lama, sepertinya sedang mempertimbangkan apakah akan berbicara atau tidak. Setelah beberapa saat, akhirnya dia bersuara: "Dia telah mencapai patung emas abadi, roh dewa di Domain Tianxian tidak bisa dimusnahkan. Jadi tuanku menyuruhku berada di sini, menggunakan energi pembunuhan dari Pedang Pembunuh Dewa untuk perlahan-lahan menghabiskan energi suci dewinya. Ketika energi suci itu habis, dia pasti akan menemui ajalnya."
"Begitu rupanya, terima kasih atas pencerahannya." kata Jin Chiwu.
Pada saat itu, di dasar Laut Timur tiba-tiba terbentuk pusaran raksasa yang menyambung hingga ke dasar laut. Dari arah kami memandang, jelas terlihat peti mati yang mengurung Raja Barbar Shi Zhixuan. Peti mati itu naik turun, seolah ada sesuatu di dalamnya yang ingin keluar. Kemudian terdengar suara dari dalam: "Jin Chiwu! Kaukah itu?! Beranikah kau melepaskanku, kita bertarung secara adil?!"
"Si Topeng Besi itu mendengus dingin, Pedang Penghancur Dewi mengeluarkan cahaya tanpa kilau. Cahaya itu menyapu peti mati, membuat orang di dalam peti mati menjerit kesakitan. Dia tampak sangat menderita. Namun setelah jeritan itu, Shi Zhixuan sang Raja Barbar menyeringai sinis: 'Orang bijak tahu membaca situasi. Jika dulu kau tunduk pada Buddha kami, kau pasti sudah mencapai roh mati patung emas. Kau juga pahlawan di masanya, tak seharusnya berakhir mati dan lenyap jalannya. Lebih baik kalian bebaskan aku! Saat Amitabha kembali, cahaya Buddha akan menyinari seluruh kerajaan!'"
"Hmph! Omong kosong! Kurasa kau belum cukup menderita!" kata Si Topeng Besi. Pedang Penghancur Dewi kembali mengeluarkan cahaya. Satu demi satu cahaya menghujam peti mati. Jeritan kesakitan bertubi-tubi terdengar dari dalam peti. Tak lama kemudian, permukaan Laut Timur kembali tenang.
Jin Chiwu memberi hormat kepada Si Topeng Besi: "Aku hanya ingin melihat dunia ini lagi di usia senjaku, sama sekali tidak bermaksud menghina."
Si Topeng Besi juga bersikap sopan padanya: "Tuanku pernah berkata, keterlambatannya membuat kerajaan kehilangan banyak pahlawan."
Pada saat itu, beberapa naga kecil terbang keluar dari Pulau Long. Baru sebentar tidak bertemu, kami sudah bertemu lagi. Terlihat jelas betapa akrabnya naga-naga kecil ini padaku. Ketiganya mengelilingiku dengan riang sambil terbang. Kulihat di permukaan laut Pulau Long, berdiri sosok anggun. Duanmu Youruo saat ini, karena merawat tiga naga kecil ini dalam waktu lama, menjadi semakin matang. Bahkan kurasakan aura keibuan memancar dari seluruh tubuhnya.
"Kalian ngobrol saja, aku mau ke Pulau Long menjenguk kenalan lama," kataku.
Setelah turun dari Pulau Long, naga-naga kecil itu nakai melilit tubuhku. Kuusap kepala mereka sambil berkata, "Kalian ini kan naga! Naga itu makhluk yang punya harga diri. Yang suka melilit tubuh manusia itu ular! Di dunia asalku, ular butuh seribu tahun untuk jadi Jiao. Jiao baru bisa berubah jadi naga setelah tiga ribu tahun. Bangsa Tiongkok bahkan menyebut diri sebagai keturunan naga. Penampilan kalian begini, mana ada sedikitpun wibawa klan Long?"
Mendengar aku memberi pelajaran pada tiga naga kecil itu, Duanmu Youruo menutup mulutnya sambil tertawa. Dia berkata, "Yang punya wibawa itu naga jantan. Mereka bertiga ini nona-nona, buat apa punya wibawa?"
Aku tersenyum, dalam hati setuju. Duanmu Youruo lalu berkata pada tiga naga kecil itu, "Bagaimana kalian main di kolam sana?"
Tiga naga kecil itu sangat enggan.
Duanmu Youruo menangkup pinggang, "Pergi tangkap ikan! Nanti malam, ibu panggang ikan untuk kalian sekalian, sekalian menjamu ayah kalian. Gimana?"
Seketika itu juga, tiga naga kecil itu pergi dengan riang.
Melihat bayangan mereka yang pergi, aku menggaruk kepala dan berkata: "Aku ini ayah? Lalu kamu ibu?"
Duanmu Youruo seketika wajahnya memerah. Ia merapikan rambut di dahinya, berkata: "Meski mereka naga, tapi semua makhluk punya arwah. Mereka sangat cerdas. Sekarang aku sudah bisa berkomunikasi sederhana dengan mereka. Mereka menganggapmu sebagai ayah, menganggapku sebagai ibu, menganggap ayahku sebagai kakek. Aku juga tak tega memberitahu mereka. Jika mereka tahu orangtua mereka sudah mati, menjadi yatim piatu, aku khawatir mereka akan sedih."
Aku mengangguk, berkata: "Oh, aku hanya bercanda."
"Ada satu hal yang tidak bisa dijadikan candaan. Kebangkitan klan Long saat ini tidak perlu disebut lagi, yang terpenting adalah perkembangbiakan. Klan Long mencapai kematangan dalam seratus tahun, lalu bisa bertelur. Aku tahu pasti kamu sibuk, tapi saat itu, bisakah kamu pulang sebentar? Lagipula kamu satu-satunya pria di klan Long sekarang..." kata Duanmu Youruo.
Baru saja mengatakan tiga naga kecil ini menganggapku sebagai ayah, sekarang langsung membicarakan hal ini. Aku merasa sangat canggung, berkata: "Nanti kita lihat saja. Lagipula saat ini aku belum bisa memulihkan bentuk naga. Kalau benar-benar tidak bisa, kita tunggu sampai mereka mencapai tingkat Tianjie dan berubah menjadi humanoid. Kalau tidak, aku benar-benar tidak berdaya."
Ini bukan masalah tidak bisa berubah menjadi naga. Sekalipun bisa, kurasa aku tidak akan sanggup menerima situasi seperti itu.
Duanmu Youruo kedua pipinya merah padam. Ia mengangguk: "Baik. Mereka sangat cerdas dan gigih. Mencapai tingkat Tianjie bukan hal sulit."
Dia sekarang sudah sepenuhnya menganggap tiga naga kecil ini sebagai anak kandungnya sendiri. Dari nada bicaranya, sepertinya dia berniat merawat ketiga naga ini dalam jangka panjang di sini. Jantungku tiba-tiba tersentuh, aku mengangguk dan berkata: "Pasti bisa. Kamu juga jangan sampai lengah dalam kultivasi diri hanya karena merawat mereka. Kakakmu sudah setengah langkah menuju Tingkat Dewa, kamu harus lebih giat. Setelah semuanya stabil, aku akan sering kembali berkunjung dan membawa mereka keluar. Klan Long tidak seharusnya bersembunyi di pulau terpencil."
Duanmu Youruo mengangguk dan berkata: "Aku akan menunggu hari itu."
Kolam itu kaya akan hasil perairan. Tak lama kemudian, ketiga naga kecil itu sudah menangkap banyak ikan besar. Yang terbesar bahkan lebih besar dari tubuhku. Jin Chiwu juga datang ke Pulau Long saat ini. Meski kami berdua tidak perlu makan, kami tidak menyia-nyiakan niat baik ketiga naga kecil itu. Duanmu Youruo memiliki keterampilan memanggang ikan yang baik. Kami menghabiskan satu ikan besar, sementara ketiga naga kecil itu dengan nafsu makan yang luar biasa kuat ternyata melahap semua sisa ikan. Akhirnya, ketiga makhluk kecil ini berbaring dengan perut kembung sambil bermain riang. Setelah beberapa saat, mereka tertidur pulas.
Sebenarnya mereka masih anak-anak yang belum mengerti betapa sulitnya situasi klan Long.
Akhirnya, kami memutuskan untuk pergi saat ketiga anak ini tertidur. Aku pergi ke Wilayah Terlarang klan Long. Begitu tiba di sana, si Topeng Besi langsung mendengus dingin: "Kukira kau sudah lupa pada gurumu ini setelah memeluk paha Jin Chiwu!"
“Aku mana berani? Tapi lihatlah kamu sebagai Bang, sampai sekarang belum mengajarkan apa-apa!” Aku berkata.
“Kamu masih perlu diajar? Jangan mengeluh merugi, perlahan-lahan kamu akan tahu betapa beruntungnya menjadi murid-muridku. Hei nak, selama keluar dari Pulau Long ini kamu ngapain aja? Kenapa kemampuanmu sama sekali tidak meningkat?!” dia berseru.
Memang benar, saat keluar dari Pulau Long fisikku sudah memiliki buah Jalan Jin dan Api, tapi sampai sekarang belum mengkultivasi Jalan ketiga. Utamanya karena pekerjaan di periode ini terlalu banyak, sehingga menghambat kultivasi. Yang lebih penting, sepertiku sekarang sudah terjebak dalam hambatan.
“Bukan tidak ada peningkatan, Bang lihat.” Setelah mengucapkan, kulebur elemen Jin dan Api menjadi satu, membentuk orang picik berwarna keemasan!
"Si topeng besi itu meski mengucapkan 'Sial', tapi kulihat matanya berbinar. Dia berkata, 'Bagus, tidak mempermalukan gurumu. Dulu Ao Tiance bisa memadukan kekuatan dua elemen, waktunya jauh lebih lama darimu. Tapi muridku, alasanmu terjebak hambatan sekarang adalah karena kau telah mencapai titik ledak. Setelah buah Jalan Api dalam tubuhmu mencapai kesempurnaan besar, kau akan mencapai Domain Dewa. Saat itu, bajingan-bajingan dari kota empat penjuru takkan jadi lawanmu. Tapi kesempurnaan besar Jalan Api sendiri sangat sulit. Namun aku yakin kau akan segera mencapainya. Tapi sekaligus kau harus paham, kesempurnaan ganda bukanlah targetmu. Dulu Ao Tiance juga mengalami masalah fisik saat mencoba menguasai tiga elemen sekaligus. Ini akan jadi ujian hidup-mati bagimu. Jadi jangan terburu-buru, bermain amanlah, kuatkan fondasi fisikmu. Hanya tubuh yang perkasa yang bisa menampung kekuatan tiga elemen yang dahsyat.'"
Setelah mengucapkan itu, dia berbisik pelan, "Semoga buah jalan berikutnya yang muncul adalah buah Jalan Tanah!"
Aku mengerti maksudnya. Ini jelas terkait prinsip lima elemen yang saling menghasilkan dan saling meniadakan.
Tak ingin membahas topik serius ini yang memberi tekanan mental berlebihan, kukatakan, "Bang, yang ditumpas di bawah Laut Timur adalah Shi Zhixuan, lalu Dataran Beku pasti adalah Raja Siluman abadi ya?"
Si topeng besi mengangguk.
"Entah pedang apa yang sedang berjaga di Dataran Beku? Pedang Pembasmi Dewa? Pedang Perangkap Dewa, atau Pedang Pemusnah Dewa?" tanyaku.
“Ini adalah Pedang Juexian, pergilah. Aku tahu kau punya nona kecil yang kau sayangi di sana. Karena kau muridku, maka dia bisa dianggap paman gurumu. Pasti dia tidak akan membikin susahmu.” Kata si topeng besi.
Aku mengangguk, berpamitan dengan si topeng besi, kemudian bersama Jin Chiwu menuju Dataran Beku.
Aku tak pernah berani terbang begitu terbuka sebelumnya. Anehnya tak ada satu pun yang menghalangi. Sebenarnya kini aku bisa menebak - Hutan Belantara telah menyebarkan kabar: Penguasa Suci Klan Jin zaman kuno telah turun ke dunia dengan kemampuan setara Dewi Bumi, sedangkan Penerus Klan Long adalah penyelamat Sang Penguasa Suci. Sekarang, bahkan Murong Jiuding di Kota Empat Penjuru, sebesar apapun keinginannya untuk membunuhku, harus mempertimbangkan konsekuensinya.
