Pada saat itu, Orang Tua Tianji memang sempat memancarkan sedikit niat membunuh. Tak disangka bukan hanya aku yang memperhatikan ini. Tapi tentang hal ini, sebelum pergi Orang Tua Tianji memberiku penjelasan: "Surga Langit bukan kesatuan yang solid. Beberapa hal lebih kompleks dari yang kubayangkan."
Mungkin perkataan Orang Tua Tianji ini sedang mengingatkanku bahwa Surga Langit dan Laozi mungkin bukan sekutu. Jadi Strategi Laozi padaku tidak berarti Surga Langit akan mendukungku.
Karena teringat kata-kata Orang Tua Tianji ini, aku jadi teringat peringatan terakhirnya padaku. Dia menyuruhku berhati-hati dengan Jin Chiwu. Meski ada bayangan yang mirip dengan Murong Jiuding pada diri Orang Tua Tianji, tapi bagaimanapun dia adalah tokoh sentral Surga Langit di Benua Tianyuan, ibarat duta besar di kedutaan. Posisinya mengharuskannya bersikap diplomatis, karena banyak hal tak bisa dia tentukan sendiri, seperti yang diungkapkannya pada Jin Chiwu tentang ketidakberdayaannya mengubah situasi di masa lalu.
Tapi kurasa, dengan status dan kemampuan Orang Tua Tianji, pasti dia tidak akan menggunakan taktik provokasi dan adu domba yang begitu primitif untuk memecah belah hubunganku dengan Jin Chiwu. Orang kuat memiliki harga diri mereka sendiri. Ada hal-hal yang tidak akan diizinkan oleh harga dirinya untuk dilakukan.
Bukan provokasi, berarti ini benar-benar peringatan tulus - berhati-hatilah dengan Jin Chiwu, juga dengan empat klan lain yang belum muncul. Mereka akan merebut buah Dao-ku.
Kalimat ini, ditambah dengan frasa "naga bersinar keemasan turun menyambut masa makmur Tianyuan", aku bukan si bodoh. Sebenarnya tidak sulit bagiku untuk melihat kemungkinan lain dari "masa makmur Tianyuan" yang dimaksud, yaitu kedatanganku sebagai "naga emas" ini. Saat buah Dao lima elemen-ku matang, masing-masing pemimpin lima klan akan mendapat satu buah. Keajaiban buah Dao semakin kurasakan seiring peningkatan kemampuan kultivasiku. Jika benar-benar bisa dijual, efeknya pasti jauh melebihi bunga salju gunung es. Mungkin, buah Dao-ku adalah medium bagi kelima pemimpin klan ini untuk mencapai tingkat Dewi Langit.
Jadi kemungkinan lain dari yang disebut masa makmur ini adalah, saat aku mencapai kesempurnaan besar, aku dihabisi untuk mencapai tingkat dewi sebagai penguasa lima klan, lalu prasasti langit lima elemen turun ke dunia, sehingga Benua Tianyuan bisa memperjuangkan kelangsungan hidup di celah sempit ini.
Aku menatap Jin Chiwu, sangat berharap dia mau menjelaskan kalimat ini. Andai dia sedikit menyinggung atau mengakuinya, ketegangan terakhir antara kami mungkin hilang. Tapi Jin Chiwu, Pemimpin Suci Klan Jin itu, sama sekali tidak menyentuh topik ini.
Mungkin dalam pandangannya, mustahil bagiku untuk membayangkan adanya kemungkinan seperti ini.
Justru di momen inilah aku tiba-tiba merinding, karena terpikir kemungkinan lain! Ada celah dalam perkataan Jin Chiwu barusan!
Jika dulu mereka tidak menggunakan prasasti langit lima klan itu, apakah sengaja disimpan untuk menanganiku di kemudian hari?
Perlu diketahui, saat aku mencapai kesempurnaan lima elemen, mustahil mereka bisa melawanku. Untuk merebut buah Dao-ku saat itu, pastilah mereka menyiapkan senjata pamungkas.
Prasasti langit lima klan mungkin adalah senjata pamungkas mereka! Senjata yang disiapkan khusus untukku!
Aku sadar mencurigai seorang kakak yang baru saja bertarung melawan Hui Hai demi diriku ini seperti "mengukur perut orang terhormat dengan hati orang picik". Tapi aku harus berhati-hati. Bukankah pohon Dao dan buah Dao-ku sendiri ibarat permata yang didambakan semua orang?
Tingkat dewi, keabadian tanpa kematian, siapa yang tidak menginginkannya?
"Jika membunuh aku bisa mewujudkan Benua Tianyuan, mengembalikan Lima Klan Kuno untuk berkuasa di Benua Tianyuan ini, mungkin mereka akan melakukannya."
Aku menggelengkan kepala, menghentikan pikiranku yang terus melayang. Terus-menerus kusiratkan pada diri sendiri: aku terlalu banyak berpikir, pasti ini hanya khayalanku. Dengan begitu, barulah sedikit tenang. Akhirnya, kuputuskan mengalihkan topik pembicaraan dengan Jin Chiwu. Kutanyakan padanya: "Kakak Jin, sekarang kita mau ke mana?"
"Kota Kaiyang. Ada seseorang yang harus mati," jawab Jin Chiwu.
"Murong Jiuding?" kukerutkan kening.
Kekuatan Jin Chiwu sekarang bahkan tidak mencapai separuh kejayaannya di masa lalu. Meski tubuhku tak terluka, karena alasan misterius ini, aku tak bisa menggunakan tiga elemen kekuatan dalam tubuhku. Sekali dipaksakan, tubuhku akan retak. Masalah yang sama pernah dihadapi ayahku Ao Tiance dulu. Belum lagi Murong Jiuding yang kini kemungkinan besar sudah mencapai Domain Bumi Dewa. Lalu di Kota Kaiyang, berapa pejuang Tingkat Dewa yang dimiliki keluarga Murong? Berapa pasukan elit mereka?
Seorang jagoan mungkin bisa mengambil kepala jenderal musuh di tengah ribuan pasukan. Tapi mengubah jalannya pertempuran sendirian? Bahkan Deva Perang pun takkan sanggup!
Di Kota Kaiyang, Murong Jiuding bisa mengerahkan sejuta pasukan dari Empat Penjuru Kota. Di antara mereka ada kereta busur penembus zirah dan berbagai peralatan khusus untuk menghadapi jagoan. Jadi meski aku bisa sepenuhnya menggunakan tiga elemen kekuatan yang setara dengan puncak Tingkat Dewa, tetap saja tak bijak jika kami berdua melawan Murong Jiuding dan seluruh Empat Penjuru Kota.
“Kak Jin, menurutku yang terpenting sekarang adalah aku harus menemukan cara untuk mengatasi tubuhku. Setelah aku benar-benar bisa melewati rintangan ini dan menguasai tiga kekuatan koridor ini, baru saatnya pergi bersekutu dengan Kota Qingmu, suku siluman Laut Utara, klan binatang Wilayah Liar. Keluarga Shangguan dari Kota Fengming juga terus melambai-lambai padaku. Jika mereka bisa melepaskan diri dari Kota Empat Penjuru dan bergabung dengan kami, barulah tiba waktunya untuk bertempur habis-habisan melawan Murong Jiuding.” kataku.
“Tidak, tidak ada waktu lagi. Murong Jiuding harus mati. Kita harus membunuhnya sebelum dia mencapai Domain Bumi Dewa.” kata Jin Chiwu dengan sikap teguh.
“Mengapa?” tanyaku.
Jin Chiwu menatapku lama, lalu menghela napas: “Karena ilmu beladirinya berbasis elemen logam. Begitu mencapai tingkat Dewa Bumi, dia bisa kapan saja menggantikan posisiku.”
“Menggantikan posisimu sebagai Pemimpin Suci Klan Logam?” tanyaku.
Jin Chiwu menggeleng: “Saudaraku bodoh, aku tak akan menyentuh buah Dao-mu. Selama aku tidak mencapai terobosan, prasasti langit lima elemen tidak akan turun ke dunia. Tapi jika keempat klan lain menemukan Murong Jiuding untuk menggantikanku, menurutmu apakah dia akan berbelas kasihan padamu?”
Jantungku berdebar kencang.
——Di tengah rasa kaget, aliran hangat menyebar ke seluruh tubuhku. Pada akhirnya, Jin Chiwu tetap membuka kartu tentang masalah ini. Ini jelas memperkuat ikatan persaudaraan kami. Kutatap dia dan berkata: "Lao Jin, kenapa harus begini? Jika benar saat itu tiba, kematianku sendiri bisa menukar kebangkitan Lima Klan Tianyuan, maka jangan ragu karena hubungan lama. Baik Shenlongshi maupun Lima Klan, sudah terlalu banyak berkorban."
Jin Chiwu menjawab: "Tak perlu bicara soal itu. Sehari menjadi saudara, maka seumur hidup tetap saudara. Aku Jin Chiwu belum pernah menemukan orang yang begitu cocok seperti dirimu. Percayalah, aku pasti akan meyakinkan keempat mereka."
Aku tak tahu harus merespons bagaimana kata-kata Jin Chiwu ini, hanya diam terharu. Karena Jin Chiwu sudah memutuskan untuk membunuh Murong Jiuding di Kota Kaiyang, itu pun demi diriku, maka meski harus melewati gunung pisau dan lautan api, aku akan temani dia. Meski berbahaya, jika benar bisa membunuh Murong Jiuding dengan satu pukulan, itu seperti strategi 'tangkap pencuri dengan menangkap rajanya dulu'!
Begitu menyadari ini, semangatku langsung berkobar-kobar!
Sejak tiba di Benua Tianyuan, Murong Jiuding terus berusaha membunuhku. Dendam darah Klan Naga, pembunuhan ayahku di masa lalu—semua ini memang sudah saatnya diselesaikan!
——Kami langsung menuju Kota Kaiyang. Meski kekuatan tempur Jin Chiwu tak sehebat dulu, meski tubuhku mengalami masalah sama seperti ayahku, kombinasi kami berdua tetap tak gentar menghadapi jago-jago di Tianji Bang. Sepanjang perjalanan tak ada halangan, kami melangkah dengan penuh kebebasan.
Ini semakin membuatku mengerti satu prinsip: apapun rahasia dan konspirasi yang ada di dunia ini, semuanya tidak bisa lepas dari satu logika—hanya yang kuat yang bisa bertahan di Benua Tianyuan.
Di perjalanan, aku mencari informasi tentang Murong Jiuding. Seluruh kerajaan tahu bahwa Pemimpin Kota Kaiyang, Murong Cheng, sedang berada di ambang mencapai Domain Bumi Dewa yang legendaris. Tapi apakah Murong Jiuding berhasil menyelesaikan misi atau tidak, bahkan para pengumpul informasi pun tidak mengetahuinya. Namun harus diakui, Murong Jiuding benar-benar selebritas dunia. Di setiap kota yang kami lewati, semua orang membicarakan berita tentang Murong Jiuding yang menduduki peringkat kedua kerajaan, serta Tianji Bang yang akan diperbarui tahun depan—siapa yang akan menjadi juara di daftar ranking supranatural itu?
Apakah Lin Baqian yang muncul tiba-tiba dengan latar belakang misterius?
Atau Murong Jiuding yang sebentar lagi akan melewati Tingkat Dewa dan memasuki Domain Bumi Dewa?
Jin Chiwu tertawa: "Orang-orang ini sepertinya meremehkan Saudara Ye. Andai kondisi fisikmu tidak bermasalah, dengan kekuatan fusi tiga elemen yang kau miliki sekarang, bahkan Lin Baqian pun pasti akan mundur. Gelar juara dunia, siapa lagi kalau bukanmu?"
Kugelengkan kepala: "Masih banyak petarung kuat tersembunyi di dunia ini. Meski fisikku sehat pun, aku tidak ingin menjadi juara dunia. Bukankah itu sama saja membuat papan reklame hidup, menunggu mereka datang menghabisiku?"
Jin Chiwu tertawa terbahak-bahak: "Semua orang berebut gelar juara dunia, tapi malah kau yang tidak menginginkannya."
——Hasilnya, ketika kami belum keluar dari Kota Fuyao, tiba-tiba seluruh kerajaan seolah menyebarkan satu kabar, bahwa Penerus Klan Long (Longzu Shaozhu) yang sekarang menjadi Penguasa Klan Long, telah mengirim surat tantangan kepada Murong Jiuding di hadapan seluruh kerajaan, untuk bertarung hidup mati di atas Laut Timur. Awalnya mendengar kabar ini aku kaget, sialan! Aku bahkan belum sampai ke Kota Kaiyang, tapi kabar ini sudah bocor?
Siapa yang membocorkan desiran angin ini?
Aku berpikir, rencana kami membunuh Murong Jiuding hanya diketahui olehku dan Jin Chiwu. Aku menatap Jin Chiwu, tapi dia malah tersenyum dan mengangguk padaku: "Ya, kabar ini memang sengaja kusebarkan."
"Lao Jin, apa maksudmu ini? Apa kau tak takut masalah jadi semakin besar? Dengan mengganggu rumput dan menakuti ular begini, bukankah kita malah memberi waktu persiapan bagi Murong Jiuding?" Kataku.
Jin Chiwu menggeleng: "Saudara Ye, kedatanganmu di Benua Tianyuan tahun tak banyak. Seluruh kerajaan tahu kemampuan Tingkat Manusia-mu yang biasa saja. Meski dengan kemampuan Klan Long, siapa sangka kau sudah berkembang sampai level Langit Bumi? Menurut pemahaman mereka, jenius terbesar pun baru bisa mencapai Tingkat Langit (Tianjie) saat ini. Jika kau mengirim tantangan sekarang, menurutmu Murong Jiuding akan menerima atau menolak?"
Aku menggaruk kepala dan berkata: "Kurasa... akan diterima?"
Jin Chiwu berkata: "Murong Jiuding saat ini sedang dalam masa menerobos level, membutuhkan sifat hati yang stabil. Meski terlihat licin, sebenarnya dia adalah orang yang sangat angkuh dalam hatinya. Jika saat ini dia menerima surat tantanganmu, pasti akan kehilangan fokus. Tapi jika tidak menerima, seorang Wali Kota Kaiyang yang megah, berani tidak menerima tantangan dari Penerus Klan Long? Bukankah Murong Jiuding akan menjadi bahan tertawaan seluruh kerajaan? Dengan celah membela diri ala Murong Jiuding, menerima atau tidak sekarang ini tidak pasti. Tapi apapun pilihannya, tidak baik baginya. Lagipula, jika dia benar-benar menerima, kamu adalah Penerus Klan Long. Meski kini klan Long hampir dibasmi, tapi tetap keturunan Tianzun. Yang kamu tantang adalah juara kedua kerajaan, orang paling berkuasa di Timur. Saat itu pasti seluruh penjuru kerajaan akan datang menonton. Dengan begini, Murong Jiuding tidak bisa mengelabui. Masa iya dia sudah setuju duel satu lawan satu tapi masih menyiapkan penyergapan?"
Aku memandangi Jin Chiwu dengan tertawa pahit: "Saudara Jin, omonganmu memang begitu, tapi kenapa aku merasa kamu dengan liciknya menjualku? Awalnya kupikir kita akan bekerja sama membunuhnya. Sekarang surat tantangan ini sudah dikirim. Jika dia benar-benar menerima, dia malu menyiapkan jebakan, tapi bukankah aku juga harus benar-benar berduel dengannya?"
Jin Chiwu mengangkat alis memandangiku: "Kamu takut?"
"Bukan takut, tapi kondisi tubuhku ini..." kataku.
"Hancur untuk Membangun Kembali." Jin Chiwu menatapku.
