Kembali ke diri sendiri, kulihat kepala naga itu menatapku dengan senyum menyeringai jahat. Orang tua yang tadi masih berbicara dengan wajah penuh welas asih, bahkan leluhur klan Long kami yaitu Naga Hijau, dalam sekejap mata berubah ingin mendorongku ke dalam peti mati untuk mengambil nyawaku. Ingin kutolak, tapi di Domain Hampa ini ternyata tak tersisa sedikitpun tenaga dalam tubuhku.
"Kenapa? Untuk apa kau melakukan ini?" tanyaku.
"Hanya dengan darah naga emas yang cukup, aku bisa bereinkarnasi dari Domain Hampa ini. Darahmu, nak, bahkan melebihi ayahmu. Konon kau masih meninggalkan seorang putra? Ketika dia dewasa nanti, nasibnya akan sama sepertimu!" kepala naga itu menyeringai keji.
Saat tawanya menggema, kekuatan dahsyat mendorong tubuhku ke arah peti mati. Tak kuasa melawan, saat tubuhku hampir sepenuhnya masuk ke dalam Peti Naga Pemimpin itu dan pintunya hendak menutup, tiba-tiba muncul diagram Taiji dari dalam diriku. Di atas diagram itu, terlihat sosok tua mengendarai kerbau dengan ekspresi serius menatap kepala Naga Hijau.
"Laozi, kau berani menghalangi?! Tanpa Naga Hijau seperti aku, Tiga Ajaranmu sudah binasa sejak lama!" raungan kemarahan sang naga mengguncang langit-langit gua.
Laozi tidak bicara, dia mengeluarkan sebuah gelang King Kong dan melemparkannya ke arah kepala naga itu. Mata Naga Hijau itu melotot, saat gelang itu menghantam kepalanya, terdengar jeritan kesakitan dari kepala naga itu. Namun orang tua itu tetap mengaum keras: "Laozi, kuberitahu, tak ada yang bisa menghentikanku! Tak seorang pun bisa mencegah kembalinya Naga Hijau-ku!"
Namun setelah meneriakkan itu, kepala naga itu tiba-tiba lenyap di tengah alam kekosongan ini.
Laozi memalingkan pandangan ke arahku. Aku ingin berbicara padanya, tapi berhadapan dengan Dewa Moral yang legendaris ini, tiba-tiba aku menjadi begitu gugup sampai tak bisa mengucapkan sepatah kata pun.
Laozi hanya menatapku sebentar, lalu akhirnya mengangguk pelan sebelum menghilang dalam diagram Taiji itu.
Saat itu juga aku tiba-tiba tersadar. Membuka mata, kulihat wajah-wajah yang familiar: Jin Chiwu, Duanmu Youruo, Duanmu Lingxiu, dan yang paling penting - Kakak.
Baru kusadari bahwa semua yang kualami tadi hanyalah mimpi belaka. Tapi setelah bangun, hatiku merasa sangat tidak enak. Aku merasa mimpi itu terasa begitu nyata, seolah ingin mengisyaratkan sesuatu padaku.
Dengan susah payah aku berusaha duduk. Kondisiku masih sangat lemah. Kukatakan pada mereka sambil tersenyum: "Sudahlah, tak perlu memandangiku dengan tatapan seperti itu. Bukankah aku sudah sadar? Kalau sudah bangun berarti tak apa-apa lagi."
Baru sekarang aku melihat, di kejauhan, ada dua orang yang sama-sama mengenakan jubah hitam duduk bersama. Salah satunya adalah Leluhur Kultivasi Fisik Ao Tian, sangat mudah dikenali karena seluruh tubuhnya diselimuti aura kematian. Sedangkan yang satunya lagi, pastilah Tuan dari Toko Obat Tianyuan itu.
Melihat aku sadar, sang Tuan itu berdiri, mengangguk pada para hadirin, lalu berbalik dan pergi.
Dari percakapan dengan mereka barulah aku tahu kejadian sebenarnya. Setelah dikhianati oleh Buddha Barat di akhir pertarungan, seluruh tubuhku hampir hancur, aliran energipun benar-benar hilang. Semua mengira aku sudah pasti mati. Tuan misterius inilah yang membawaku pergi dan tinggal bersamaku di ruangan ini selama tiga hari tiga malam. Baru hari ini dia mengizinkan mereka masuk, mengatakan bahwa aku pasti akan sadar hari ini. Peristiwa selanjutnya sudah kuketahui.
Mengetahui hal ini, aku termenung memandang arah kepergian sang Tuan. Setelah bertemu langsung, aku yakin dia pasti bukan si Gendut. Si Gendut tidak memiliki postur tubuh seperti ini, apalagi kedalaman ilmu sehebat ini. Yang terpenting, bahkan jika si Gendut bisa mengubah postur tubuh dan meningkatkan ilmunya ke tingkat sekarang dalam waktu singkat, dia tetap tidak akan bisa setenang Tuan ini.
Lalu siapakah dia sebenarnya?
Seorang pria misterius yang bisa menyelamatkanku dari tepi jurang kematian.
Mengapa memilih membantuku?
Jangan-jangan dia ahli dari Sembilan Lapis Langit? Apakah dia berasal dari Surga Langit, ataukah dari Tiga Ajaran?
Pada saat ini, tiba-tiba aku teringat siapa yang menyelamatkanku dalam mimpi. Laozi yang menunggang kerbau muncul di atas diagram Taiji, menyelamatkanku ketika Qinglong Laozu hendak mengambil nyawaku. Jin Chiwu memberitahuku bahwa selama tiga hari tiga malam ini, Tuanlah yang berjaga dan menarikku kembali. Dari hubungan ini bisa disimpulkan, jika tebakanku benar, Tuan ini pastilah anggota dari salah satu Tiga Ajaran, seorang yang sangat kuat.
"Lao Ge Jin, meski kedalaman ilmumu hanya separuh dari masa lalu, tapi tetap mencapai tingkat Dewa Bumi. Bisakah kau merasakan tingkat kemampuan orang ini?" tanyaku.
Jin Chiwu menggelengkan kepala: "Metode kultivasi pihak Sembilan Lapis Langit memang berbeda dengan Benua Tianyuan, namun prinsip dasarnya sama. Aku bisa merasakan, kedalaman ilmunya pasti melebihiku, minimal mencapai Tingkat Dewa Surga, bahkan lebih tinggi."
Tingkat Dewa Surga adalah tingkat kultivasi tertinggi yang kita ketahui. Di atasnya, bahkan tidak ada istilah di Benua Tianyuan yang bisa menggambarkannya.
Aku menggeleng, memutuskan tidak memikirkannya. Bantuan dari jagoan kelas kakap memang bagus, tapi bisa juga berbahaya. Apalagi Tuan ini tidak benar-benar berniat membantu dalam pertempuran besar.
——Tubuhku pulih dengan cepat, berkat darah Naga Emas dari klan Long. Karena pengaruh mimpi itu, jantungku selalu gelisah selama dua hari ini. Darah Naga Emas ini mungkin adalah sebuah Kutukan. Justru karena ini, dua hari terakhir aku terus ingin menemui Tuan tersebut untuk berdiskusi. Masalah ini harus kuselesaikan.
Aku bisa menoleransi orang lain yang punya rencana tersembunyi terhadapku, tapi tidak mungkin aku menerima kenyataan bahwa sebenarnya leluhurku ingin menukar nyawaku demi menyelamatkan nyawanya sendiri.
Leluhur Naga Hijau yang disebutkan Pedang Luxian adalah seorang Deva Perang yang patut dihormati, sama sekali berbeda dengan bayanganku dalam mimpi.
Meski ingin menemui Tuan itu untuk berdiskusi, persoalan apakah dia mau menemuiku adalah hal lain. Yang lebih penting, banyak urusan yang harus kuselesaikan di sini. Saat ini kami berada di Tanah Suci Klan Jin. Sebelum pingsan, kulihat Delapan Belas Arhat tidak hanya membawa Murong Jiuding, tapi juga kekuatan misterius yang membawa Raja Siluman Abadi dari Dataran Beku. Pedang Juexian dan Luxian telah kembali ke Sembilan Lapis Langit. Yang terpenting, pemimpin empat dari Lima Klan Kuno selain Klan Jin sepertinya mulai menunjukkan tanda-tanda kebangkitan.
Masalah lain termasuk bagaimana hasil Pengepungan Kota Kaiyang oleh suku barbar, suku siluman Laut Utara, Kota Fengming, Kota Qingmu, ditambah elit Klan Jin selama Periode Negara Berperang.
Entah ini keberuntungan atau bukan, yang pasti kali ini aku "mengalahkan" Murong Jiuding. Sayangnya dia tidak mati dan malah sepenuhnya bergabung dengan kubu Barat. Namun seiring kepergiannya ke Barat, semua pekerjaan menyembunyikan ekor di sini menjadi tanggung jawabku.
Jin Chiwu berkata padaku: "Saudara muda Ye, masalah pasukan sekutu menyerang Kota Kaiyang, Murong Jiuding tidak ada di tempat. Banyak anggota keluarga Murong juga melarikan diri ke Barat. Meski masih ada yang melakukan perlawanan sengit, sebagian besar keluarga Murong sudah pergi. Yang tersisa akan kalah cepat atau lambat."
Saat mengatakan ini, Jin Chiwu menatapku dengan ragu. Tampaknya perkembangan urusan empat klan kuno lainnya tidak berjalan mulus.
"Keempat rekan lamaku ini... bagaimana ya, mereka baru saja bangkit dari tidur panjang. Meminta mereka langsung mengubah mentalitas sepertinya tidak mudah," kata Jin Chiwu.
"Bahkan statusku sebagai anggota klan Long juga tidak berpengaruh?" tanyaku sambil tertawa.
"Tidak, Saudara Ye. Sebenarnya ini bukan sepenuhnya kesalahan mereka..." jawab Jin Chiwu.
Aku mengangguk dan melambaikan tangan: "Kakak Jin, aku mengerti. Di dunia ini yang berbicara adalah kekuatan. Apalagi Barat bisa mengerahkan pasukan besar kapan saja. Mereka tentu tidak akan mempertaruhkan semua sumber daya padaku. Kehati-hatian memang diperlukan. Bagaimana kondisi keempat mereka sekarang? Adakah syarat yang diajukan?"
Jin Chiwu tampak keberatan: "Kondisi mereka mirip dengan keadaanku dulu. Untuk bereinkarnasi, mereka harus bergantung pada esensi pohon Dao-mu. Tapi yang mereka inginkan justru buah Dao-mu."
Setelah berkata demikian, Jin Chiwu menambahkan: "Tentu saja ini mustahil."
Aku melihat wajah keberatan Jin Chiwu, kira-kira menebak pemikirannya. Karena kelewatan empat klan lainnya, tapi syarat kebangkitan mereka tetap membutuhkan bantuanku. Jika sekarang aku tidak memberikan esensi pohon Jalan, mereka bahkan sulit bangun.
"Esensi pohon Jalan bisa kuberikan, tak perlu mereka menyerah padaku. Hubungan kita adalah urusan kita, kalian urusan kalian." Kataku.
Jin Chiwu menatapku lama, akhirnya menghela napas: "Terima kasih, Saudara Ye."
Otakku berputar cepat. Bukan karena kedermawananku, ini solusi sementara. Barat mungkin akan segera menyerang Timur habis-habisan. Timur sekarang sangat rapuh. Untuk menghadapi pertempuran berat berikutnya, tata letak Timur harus diubah. Jadi kebangkitan empat klan ini memang harus segera dilaksanakan.
Meski tidak tunduk padaku, kita punya musuh bersama. Dalam hal ini pasti benar.
"Urusan Kota Fengming tak usah disebut. Bagaimana dengan Chaoge dan Fuyao?" Tanyaku.
"Tak tahu. Untuk saat ini, mereka masih diam." Jawab Jin Chiwu.
