Suara tawa itu disusul kemunculan bayangan kerangka di sekitar kami. Siapa lagi kalau bukan Aotian?
Aotian dan Kakak kini berdiri berhadapan denganku. Dengan gabungan kekuatan mereka berdua, bahkan Nan Gong Li yang biasanya percaya diri pun mulai menunjukkan raut wajah yang serius.
“Nan Gong Li, Li Qiu Shui ini sudah menjadi boneka Buddha, kenapa kau masih setia padanya?” Aotian menatap Nan Gong Li, seolah bisa menembus hati sang master, mengungkap hal-hal yang tak kami ketahui.
“Tampaknya kau sudah tahu.” Nan Gong Li menggelengkan kepala dengan frustasi, tak membantah perkataan Aotian.
“Sejak melihat simbol '' di antara alis Li Qiu Shui di gunung salju, aku sudah paham. Tapi tak kusangka bahkan Santo Penguasa Buddha pun hanya boneka. Biksu-biksu Barat ini benar-benar ahli menyembunyikan diri.” Aotian mulai berbicara perlahan.
Aku masih belum mengerti maksudnya.
Santo Penguasa? Boneka?
Apakah Li Qiu Shui juga hanya boneka Buddha? Kalau begitu, bukankah masih ada sosok lebih kuat yang mengendalikan dunia Barat ini?
“Seumur hidup Nan Gong Li tak pernah terikat, kecuali padanya.” Ia menggeleng lesu, tatapannya tertuju pada Li Qiu Shui yang duduk di tempat tidur giok dingin, sorot mata penuh cinta.
“Bunuh!” kata Kakak dengan nada dingin.
“Tunggu! Sebenarnya apa yang terjadi?” Aku berteriak. Baru kusadari mereka bertiga sudah tahu segalanya, sementara aku yang hadir di sini tak tahu apa-apa. Ini benar-benar tidak adil!
“Nak, sebelumnya Sang Master salah menilai. Atau lebih tepatnya, penilaianku kurang teliti. Gadis itu seharusnya disegel dengan metode Nirvana Buddha yang mematikan tujuh emosi dan keinginannya, persis seperti Li Qiu Shui sekarang.” Aotian menjelaskan.
“Bagaimana sebenarnya, semakin kau jelaskan semakin aku bingung.” Otakku semakin kacau, Han Xue dan Li Qiu Shui sama, ini sebenarnya bagaimana.
“Biarkan aku jelaskan,” tiba-tiba Nan Gong Li berbicara saat ini, “Qiu Shui di sini adalah yang asli, sedangkan yang kalian lihat hanyalah klon yang dibuat Buddha dengan metode Nirvana. Dia tak punya emosi, hanya bisa disebut boneka Buddha.”
“Tapi teknik Nirvana Buddha sangat misterius, klon dan wujud asli adalah satu entitas. Jika klon terluka, wujud asli juga akan terkena dampak balik. Buddha memilih Qiu Shui sebagai Santo Penguasa periode ini dengan menyegel wujud aslinya di sini, sementara klon menjalankan tugas sebagai Santo Penguasa.”
Saat mengatakan ini, Nan Gong Li tiba-tiba menatapku. Aku memikirkan ucapannya, di otak tiba-tiba muncul sebuah ide!
“Maksudmu, Xue'er juga orang terpilih?”
“Benar, Han Xue juga orang terpilih Buddha. Jika tidak ada kejadian tak terduga, dia seharusnya menjadi Santo Penguasa berikutnya. Tapi dia mengkhianati Buddha, membuat klonnya melakukan kurban persembahan dan wujud aslinya disegel. Jika kita tidak membunuh Raja Merak Ming dan melepaskan klon yang disegel, dia takkan pernah sadar.” Nan Gong Li menjelaskan padaku.
Akhirnya aku mengerti asal-usul Han Xue. Awalnya kukira dia hanya murid biasa Buddha, tak kusangka posisinya di Buddha begitu mulia.
“Raja Merak Ming pernah menjadi sosok dewa turun dari langit. Aku Nan Gong Li mempertanyakan keahlian pedangku yang tak tertandingi, di dunia ini hampir tak ada yang bisa mengalahkanku. Bahkan Li Qiu Shui yang berada di puncak dewa langit pun masih bisa kuhadapi. Namun jika bertemu Raja Merak Ming, mungkin aku bukan lawannya. Karena kalian semua ada di sini hari ini, bagaimana jika kita bekerja sama untuk membunuh Raja Merak Ming?” Nan Gong Li menatap kami.
Membunuh Raja Merak Ming? Membunuhnya bisa menghidupkan kembali Han Xue.
Mendengar ini, aku hampir saja mengangguk!
"Nan Gong Li, ada beberapa hal yang kau sembunyikan." Namun saat itu, Aotian tiba-tiba tersenyum sinis dan menghentikanku.
Wajah Nan Gong Li berubah, tapi cepat kembali tenang, tak bersuara.
"Ada apa? Masih ada hal yang tak kuketahui?" Aku menatap Aotian di samping.
"Hmph! Han Xue adalah calon Santo Penguasa berikutnya yang dipilih Buddha. Jika kita menghidupkannya dan membawa wujud aslinya ke sini, Han Xue bisa mewarisi posisi Li Qiu Shui sebagai Santo Penguasa berikutnya. Dengan begitu Li Qiu Shui bisa bangkit kembali seperti dulu."
"Apa?!" Aku terkejut memandangi Aotian.
Kalau begitu, bukankah Han Xue akan menjadi Santo Penguasa Buddha?
Aku teringat Li Qiu Shui, wajah dinginnya, sorot mata esnya.
Jika Han Xue juga menjadi seperti itu, bagaimana mungkin aku menerimanya?
Jika Han Xue berubah demikian, apakah dia masih akan mengenaliku?
Aku teringat ekspresi Li Qiu Shui saat melihat Nan Gong Li. Saat itu dia mau memberi muka pada Nan Gong Li dengan membiarkan kami pergi. Dari luar terlihat seperti masih ada rasa tarik pada Nan Gong Li, tapi bisa jadi ini juga bagian dari jebakannya!
"Jadi kau menculik Xue'er hanya untuk membuatnya membangunkan Li Qiu Shui, Nan Gong Li. Inikah niat sejatimu yang tersembunyi di jantung?" Aku memaki dengan penuh amarah.
Tak kusangka, Nan Gong Li sang Dewa Pedang yang pernah menyelamatkan nyawaku dan mengajarkan aura pedang, suatu hari malah menjebakku seperti ini.
Andai tadi aku mengikuti sarannya untuk kerja sama melawan Raja Merak Dinasti Ming, bahkan seandainya akhirnya kita bisa membunuhnya meski terluka parah, mungkin itu semua hanya akan menjadi gaun pengantin yang kujahit untuk Nan Gong Li.
Akhirnya aku mengerti makna di balik mimpiku itu.
Han Xue adalah Santo Penguasa Buddha?
Perang Timur-Barat berkecamuk, tentu dia akan memihak Buddha. Dan di detik terakhir, nyawaku justru direnggut olehnya!
Tidak! Aku takkan membiarkan semua ini terjadi!
Bagaimanapun caranya, aku harus mencegah semua ini. Aku tak bisa membiarkan Han Xue menjadi Santo Penguasa Buddha. Aku harus membangunkannya dan membawanya jauh dari sini!
"Ah," Nan Gong Li menghela napas, "Sepanjang hidupku, aku Nan Gong Li gila pada pedang. Paling jijik melihat kelakuan licik tikus-tikus picik. Tapi kini malah melakukan hal yang sama!"
"Benar. Aku memang ingin menggunakan dia untuk membangunkan Qiu Shui. Nak, ini akan kucatat sebagai hutang budi padamu."
“Hutangku?” Amarah langsung memenuhi hatiku. Aku tak menyangka Nan Gong Li akan melakukan hal seperti ini. Untuk urusan lain, selama dia berkata, aku pasti rela melompat ke api dan mengarungi air mendidih demi dia.
Tapi urusan ini melibatkan Han Xue. Dia tahu hubunganku dengan Han Xue, tapi tetap memilih memanfaatkannya. Bagaimana mungkin aku bisa menerima ini?
Aku menggelengkan kepala, "Xue'er bukan barang. Hutangmu bukan padaku, tapi padanya. Aku mengerti keinginanmu menyelamatkan Li Qiu Shui, seperti keinginanku menyelamatkan Xue'er. Tapi aku takkan membiarkanmu menyakiti Xue'er!"
"Serahkan Xue'er!"
Begitu suaraku bergema, Kakak dan Aotian berdua langsung mengepung Nan Gong Li.
Nan Gong Li yang dijuluki Dewa Pedang Timur, jurus pedangnya tak tertandingi. Bahkan aura pisau raja Kakak tak mampu mengimbangi aura pedangnya. Tapi bagaimana jika ditambah Aotian?
Hatiku diliputi keraguan dan pergolakan batin.
Aku tak ingin berkonflik dengan Nan Gong Li, tapi dia malah menculik Han Xue!
Di satu sisi ada hubungan guru-murid sekaligus persahabatanku dengan Nan Gong Li, di sisi lain ada hubunganku dengan Han Xue. Bagaimana harus memilih?
"Tenang saja, dia berada di tempat aman. Asal kalian bersamaku membunuh Kong Xuan, pasti bisa bertemu dengannya." Nan Gong Li mengabaikan Kakak dan Aotian, menatapku bicara.
Di saat seperti ini, bagaimana mungkin aku masih menahannya?
“Lepaskan Xue'er, kejadian kali ini akan kubiarkan berlalu. Jika tidak, jangan salahkan aku karena tidak mempedulikan kenangan lama!” Aku dengan gila mengerahkan energi internal dalam tubuhku, memperbaiki luka di tubuhku.
Mungkin di masa depan akan ada efek samping, tapi saat ini aku tidak peduli lagi. Aku tidak bisa membiarkan Kakak dan Aotian bertarung untukku sementara aku diam saja!
Han Xue adalah perempuanku, aku harus bertindak menyelamatkannya!
"Aaargh!" Kurasakan luka di tubuhku pulih dengan cepat. Dalam tiga tarikan napas, kutahan rasa sakit yang luar biasa. Tubuhku basah oleh keringat, akhirnya lukaku sembuh total.
“Tiga lawan satu?” Nan Gong Li memandangi kami.
Kedua tanganku menarik pedang panjang. Langkah demi langkah kuhampiri Nan Gong Li.
“Qiu Shui Wu Hen sudah kukembalikan padamu. Hari ini kita akan bertarung sampai titik akhir! Jika aku kalah, terserah kamu! Jika kamu kalah, serahkan Xue'er!” Kutapakkan satu langkah maju, aura-nya membara!
Dewa Pedang Nan Gong Li, bayangannya yang tirani namun bebas sudah kusaksikan di Kota Empat Penjuru dulu. Di tingkat Tianjie saja dia sudah berani mengancam Tingkat Dewa.
Saat itu meski aku lemah, tapi bagaimana mungkin pria sejati tak punya darah panas? Sejak saat itu, aku terus berpikir kapan bisa memiliki kekuatan yang bisa menguasai kerajaan seperti dirinya, bahkan melebihinya!
Hari ini adalah momentum terbaik untuk melampauinya!
