Debu beterbangan mengaburkan pandanganku.
Aura pembunuhan yang menusuk mengguncang jantungku!
Saat ini, akhirnya kurasakan ancaman!
Prajurit-prajurit rapuh ini dalam formasi ternyata mampu membuatku merasakan kekuatan sebesar ini! Ini tiba-tiba mengingatkanku pada seseorang, Shangguan Wuji!
Jika bicara tentang ahli strategi perang di Timur, tak diragukan lagi Shangguan Wuji. Baru saat menghadapi pasukan besar seperti ini, kumengerti dahsyatnya formasi perang!
Bayangan Shangguan Wuji melintas di otakku. Kubandingkan dengan komandan di atas, tapi segera kuurungkan niat ini. Meski sama-sama ahli taktik, kesannya berbeda - jelas orang yang berbeda!
"Pedang Sakral, penggal!" Kutebaskan pedangku tanpa pola. Delapan puluh persen kekuatanku kugunakan. Sekelas Dewi Bumi tingkat satu pun harus menghindari sergapan maut ini. Tapi gelombang seranganku seperti terbentur dinding tak kasat mata, menahan momentum pedangku!
Kuat sekali!
Kilau pedangku mulai terdispersi. Dari menyerang jadi bertahan. Tekanan yang sangat besar!
“Tidak mungkin, sekumpulan orang yang seharusnya sudah lama menjadi debu, bagaimana mungkin memiliki kekuatan sekuat ini?” Hatiku terkejut, perasaan mengganggu itu semakin intens, persis seperti sensasi saat berada di atas Elang Suci Buddha.
Tapi bukankah ini seharusnya perasaan dari mayat?
Kalau begitu, apakah Elang Suci Buddha juga termasuk makhluk mati?
Pikiran ini melintas sekejap di otakku karena kusadari cahaya pedangku sudah tak mampu menahan serbuan angin berdebu ini. Aroma lapuk menggerogoti harapan hidupku, kilau pedang semakin redup, seolah tubuhku mengalami luka parah.
“Menggerogoti vitalitas?” Kurasakan kekuatan korosif ini mengikis tubuhku, berusaha merampas nyawaku. Jika vitalitas lenyap, aku akan menjadi seperti para prajurit ini.
“Sayang, tubuh abadiku tak tergoyahkan. Bagaimana kau bisa mengkikisnya tuntas?” Bisik hatiku. Pohon Dao muncul megah, memancarkan lautan vitalitas tak terbatas.
Pohon Dao seumur Langit Bumi, abadi tak terpatahkan. Selama alam semesta ada, Pohon Dao tetap hidup. Nyawanya adalah nyawaku, meski vitalitas surut atau usia berkurang, apa artinya?
Aku sendiri memiliki masa hidup tak terbatas!
Saat Pohon Dao muncul, kurasakan kelegaan seketika. Energi korosif itu gagal menyerbu tubuhku, malah diserap oleh Pohon Dao.
Kuperhatikan Buah Dao keempat yang tergantung di pohon - Buah Dao elemen tanah membesar dengan kecepatan yang terlihat mata telanjang!
Ini menyerap debu-debu ini sebagai nutrisinya!
"Semakin banyak prajurit di sekitarnya, semakin cepat dia menyerap energi! Formasi pertahanan akan hancur dengan sendirinya!"
Aku melompat ke atas dan berdiri di puncak Pohon Jalan, mengamati komandan yang berada di atas ring pertarungan.
Buah Dao elemen tanah terus menyerap energi dengan gila, namun wajahnya tetap tenang. Seolah-olah dia tidak peduli jika semua prajurit di bawahnya dilahap habis.
"Kau ini siapa sebenarnya? Aku merasakan aliran energi yang familiar di tubuhmu. Pasti kau orang yang pernah kukenal!" Tatapanku menembusnya, dan dia pun membalas tatapanku.
Tidak mendapat jawaban apapun, aku pun melangkah maju. Setiap langkah diiringi kilau pedang pembunuh yang menyapu ke arahnya.
Percuma berbicara lebih banyak. Bertarung!
Sang komandan misterius juga melangkah. Sebilah pedang besar terbang dari belakangnya dan mendarat di tangannya. Tiga tebasan dahsyat meluncur, masing-masing memiliki kekuatan membelah gunung.
Bang! Bang! Bang!
Lebih dari sepuluh ledakan bergema. Setiap tebasan berhasil memecah satu hingga dua kilau pedangku.
"Terima seranganku!" Kedua tanganku menarik pedang panjang elemen logam yang sangat tajam, langsung menghadang pedang besar di tangannya.
Tiga puluh lebih duel terjadi, namun aku tetap tak mendapat keuntungan. Siapa sebenarnya orang ini?
Perasaan familiar di hatiku semakin kuat, namun aku sama sekali tak bisa mengingat identitasnya. Seperti ular berbisa yang selama ini mengintai di sekitarku.
"Di dalam kedua mata itu selalu dipenuhi aura pembunuhan yang dingin, membuat orang merasa sedikit seperti Raja Pembunuh Bai Jianfei. Tapi aku tahu ini pasti bukan Bai Jianfei, Bai Jianfei menggunakan pedang, bukan pisau, dan Bai Jianfei sekarang pasti bukan lawanku."
"Kami bertarung lebih dari seratus ronde, tetap seimbang. Terlalu kuat!"
"Kau, sebenarnya siapa?" tanyaku.
"Utusan Neraka Kegelapan!" Suara serak keluar dari mulutnya. Aku yakin belum pernah mendengar suara ini sebelumnya.
Utusan Neraka Kegelapan?
Aku tertegun, di Benua Tianyuan ini ternyata masih ada neraka kegelapan?
Bang!
Setelah benturan lagi, kami berdua mundur. Dengan was-was kulihat sekeliling, buah Dao masih terus menyerap dengan gila. Tampaknya masih butuh waktu lama.
"Lepaskan maskermu!" Aku mengarahkan pedang ke arah komandan misterius itu.
"Kita akan bertemu lagi." Suara serak itu kembali terdengar.
Suara yang jelas tak kukenal, tapi memberiku perasaan familiar. Siapakah orang ini sebenarnya?
Kulihat posisinya mundur tiba-tiba, bersiap kabur!
"Berdiri!" Saat itu aku berteriak keras dan mulai mengejarnya.
Namun baru saja aku melangkah, para prajurit yang sudah ditaklukkan pohon Jalan tiba-tiba nekat berjuang mati-matian menghujam ke arahku. Jumlah mereka terlalu banyak, bahkan pohon Jalan pun tak bisa menyerap seketika. Masih ada yang berhasil menghalangi langkahku.
Aku hanya bisa melihat bayangannya perlahan menghilang dalam kegelapan, hingga akhirnya lenyap tanpa jejak.
"Mana masuk akal, bunuh!" Aku mengaum keras, sepuluh ribu pedang menyambar serentak ke segala penjuru!
Pohon Jalan merasakan kemarahanku, ranting-rantingnya menjalar dengan liar menusuk tubuh para prajurit, mulai menyerap sisa nilai yang mereka miliki!
Dua jam kemudian, proses melahap ini akhirnya berakhir.
Sekitarnya menjadi sunyi sepi, energi Yin pekat itu masih belum menghilang, hanya menyisakan aku seorang di tempat kosong ini, membuatku merasakan aura dingin yang menusuk.
Ingin ku melangkah maju mencari tahu ke mana sang komandan misterius itu pergi, tapi baru satu langkah kujinjakan, tiba-tiba tanah berguncang hebat di bawah kakiku!
Lantai ambruk!
"Aduh!" Kaget, aku berteriak spontan.
Begitu lantai ambruk, tiba-tiba hidungku menangkap bau busuk mayat yang menusuk!
Tubuhku terjatuh bebas, dengan kekuatan sepertiku sekarang ternyata tak bisa terbang di udara di tempat ini!
Dengan lincah aku meliuk di antara bebatuan yang runtuh, menghindari risiko tertimpa, hingga akhirnya mendarat keras di dasar!
"Apa-apaan ini, gempa bumi?" Meski tubuhku kuat, jatuh dari ketinggian tetap membuatku babak belur walau tak cedera serius!
Baru saja aku mengumpat, bau busuk mayat langsung menyusup ke hidung, memaksaku menahan napas seketika!
"Sekitar tidak ada sedikitpun cahaya, aku tidak bisa melihat kondisi sekeliling, hanya bisa meraba-raba dengan tangan."
Tiba-tiba, aku merasa seperti menginjak sesuatu!
"Bau busuk mayat di sekitar sangat menyengat, apakah yang kuinjak ini bukan jasad?" Aku menganalisis dalam hati. Saat ini aku sudah terlalu banyak mengalami hal-hal ekstrem, bahkan menghadapi mayat pun tidak lagi semenakutkan dulu.
Aku membungkuk, ingin melihat situasi sebenarnya.
"Api!" Tanganku mengayun, segera muncul bola api di genggaman!
Dengan cahaya api ini, barulah aku bisa sedikit melihat sekeliling.
Ternyata sesuai tebakanku, di lantai memang ada mayat, tapi jasad tanpa wajah!
Mayat ini tidak memiliki fitur wajah sama sekali!
Bahkan diriku yang sekarang, melihat wajah tanpa mata-hidung-mulut tetap membuatku kaget.
Melihat sekeliling, semua mayat seperti ini - tanpa fitur wajah, tubuh sangat dingin tapi tidak terkikis, masing-masing mengenakan jubah biksu dengan pedang panjang di sampingnya.
Dari posisi kematian mereka, ada yang tangan terkunci cakar, ada yang posturnya aneh, sepertinya semasa hidup mengalami perubahan besar.
Mungkin karena kekecewaan, mungkin karena teror!
"Kalian pasti murid Jalan Pedang Suci yang dikirim Xue Ao. Mengira dihargai sekte, bisa meraih kesuksesan, tapi malah ditangkap jadi kurban di sini. Kasihan." Gumamku pelan.
Melihat jubah biksu dan pedang ini, aku sudah bisa menebak identitas mereka, sementara rasa sedih mengalir dalam hati.
"Kalau semua orang di sini masih hidup, siapa tahu berapa banyak yang kuat bisa muncul? Kekuatan Jalan Pedang Sakral akan sehebat apa nanti?"
Sayangnya, harapan tak sesuai kenyataan. Apa yang Xue Ao pertahankan mati-matian, akhirnya tetap diinjak-injak!
"Aaaah!" Tepat di saat itu, dari dalam kegelapan tiba-tiba terdengar teriakan memekakkan!
