“Biksu tidak pergi?” Aku melihat Kakak dengan terkejut, apakah Biksu memang punya keanehan?
Aku teringat pemandangan yang kulihat di bawah tanah saat itu, apakah itu benar-benar mimpi? Awalnya kupikir itu karena mimpi buruk, tapi setelah mendengar penjelasan Kakak, tiba-tiba aku curiga lagi.
“Tentu saja, mungkin sekarang dia sedang menjadi tamu di Buddha.” Kakak menggelengkan kepala.
Kakak tidak banyak bicara. Ketika kutanya ke mana Elang Suci Buddha pergi, dia juga tidak memberitahuku. Lagi pula itu memang sifatnya, jadi aku pun tidak banyak bertanya.
Lautan Tongtian!
Ujung lain dunia Barat!
Kakak mengatakan dia pernah mendengar Aotian menyebutkan Lautan Tongtian ini. Sebelum Aotian, pernah ada seseorang yang ingin merobek langit Cang dengan tangan, akhirnya jatuh. Tempat orang itu melawan langit adalah di Lautan Tongtian!
“Sekeren itu? Kakak, siapa nama orang itu? Bisa menyaingi Aotian!”
“Julukannya Raja Kera Tongtian,” di sini Kakak berhenti sejenak, “Di Bumi, banyak yang menyebut Raja Kera Qitian sebagai Wukong, tapi sebenarnya Raja Kera Tongtian-lah Wukong. Qitian hanyalah adik keduanya.”
“Dalam Journey to the West karya Yang Jingxian era Yuan memang begitu. Tapi ketika Wu Cheng'en di era Ming menulisnya, dia mengubah prototipe Raja Kera Tongtian menjadi Raja Kera Qitian.”
Wajahku berubah pucat. Jadi pengetahuan yang kukenal selama ini salah?
"Kalau Kakak sudah bilang begitu, pasti fakta memang seperti itu. Artinya yang jatuh di Lautan Tongtian adalah Wukong!"
"Tapi di Journey to the West kan Wukong diangkat jadi Buddha Kemenangan Perang? Kalau dia tewas disini, lalu siapa yang jadi Buddha Kemenangan Perang?" tanya saya tidak mengerti.
Ekspresi Kakak menjadi serius, tapi dari tadi sama sekali tidak bicara.
Raja Kera Agung Tongtian Wukong, gugur di Lautan Tongtian.
Raja Kera Qitian Wukong, diangkat sebagai Buddha Kemenangan Perang!
Sebesar ini agama Buddha, berapa banyak rahasia yang tidak diketahui orang?
"Ayo kita ke Lautan Tongtian. Biksu sudah meninggalkan informasi ini, pasti di sana ada yang ingin kau ketahui. Mungkin Xiaoyao Gu Fo tahu sesuatu!" kata Kakak.
Saya mengangguk.
——Untuk ke Lautan Tongtian harus melewati seluruh Barat. Untung kali ini Kakak yang memimpin, lebih baik daripada ikut biksu penipu itu!
Rahasia di kedalaman gunung salju besar saya tanyakan ke Kakak, tapi dia tidak mau menjawab. Mungkin harus ditanyakan nanti.
Saya juga tanya kemana Kakak pergi beberapa hari ini, tetap saja tidak dijawab.
Tapi saat bertiga menyebrangi Barat, semakin jauh saya merasa ada yang aneh.
Kok rasanya saya jadi orang luar? Naga kecil yang biasanya dingin itu malah sesekali bisa ngobrol dengan Kakak. Kalau saya tanya, jawabannya seadanya. Tapi kalau si naga kecil yang tanya, langsung semangat!
"Entah karena kemunculan Kakak, perjalanan ini terasa lancar tanpa hambatan. Bahkan ketika beberapa biksu melihat sosoknya, Kakak sama sekali tidak menghindar. Dengan sekali sorotan mata, ia berhasil menakuti mereka hingga kabur."
Tatapan Xiao Longnu kepada Kakak ternyata mengandung senyuman samar. Kakak pun memperlakukannya dengan cara yang sama. Aku mulai merasakan bulu kuduk berdiri. Jangan-jangan dua orang dengan ekspresi datar ini akan menjalin hubungan?
Astaga, apakah aku akan mendapatkan saudari ipar?
Semakin kuperhatikan interaksi mereka, semakin aneh perasaanku. Tapi mengingat kekuatan Kakak, aku tak berani sembarangan berkomentar. Bagaimana jika ia marah karena tersinggung dan menghajariku?
Selama lima belas hari perjalanan, hampir tidak ada percakapan antara kami. Mereka memperlakukan aku seperti udara. Hanya saat waktu makan saja mereka ingat keberadaanku!
Akhirnya, setelah perjalanan panjang setengah bulan, kami tiba di ujung barat legendaris ini!
Di hadapan kami terbentang lautan tak bertepi, seluas mata memandang.
"Kakak, menurutmu apakah Benua Tianyuan ini juga bulat seperti Bumi kita?" tanyaku sambil menatap laut di depan.
"Siapa yang tahu? Penduduk sini menjunjung tinggi seni bela diri eksternal. Peradaban teknologi mereka tertinggal jauh dari Bumi. Untuk menembus selubung dunia ini, minimal harus mencapai tingkat pencapaian Daluo Jinxian. Saat kau mencapai tingkatan itu, barulah kau bisa melihat dunia ini dengan jelas." Kakak menjawab perlahan.
Xiao Longnu berdiri di samping Kakak dengan senyum mengembang.
“Dewa turun dari langit, tidak tahu apakah Benua Tianyuan ini masih ada atau tidak!”
Jika Merak Raja Ming terlahir kembali, memang bisa dianggap sebagai dewa turun dari langit, tapi jelas dia belum mencapai tingkatan itu sekarang.
“Ayo pergi, lihat Lautan Tongtian ini.” Aku berkata pada Kakak.
“Pergi? Bagaimana caranya pergi?” Kakak melirikku dan membalas bertanya.
Aku langsung terdiam oleh pertanyaannya. Bagaimana caranya? Apakah sulit? Dengan level kemampuan kami, bahkan berjalan kaki ke Shanghai atau terbang di udara, apa susahnya?
“Coba turun ke bawah!” Kakak memberiku kode mata.
Aku tiba-tiba merasa ragu. Dari pengenalanku padanya, ekspresi seperti ini selalu berarti ada sesuatu yang rumit!
Tapi melihat sikap menyebalkan Kakak itu, aku benar-benar tak tahan. Ekspresinya membuatku ingin mencoba meski tahu mungkin gagal!
“Baik, akan kucoba!” kataku.
Kemudian aku berjalan ke tepi pantai, mengumpulkan energi internal, dan melangkah ke permukaan laut.
Begitu menginjak permukaan air, tiba-tiba kurasakan daya hisap kuat dari dasar laut!
Kekuatan ini benar-benar aneh. Meski sudah mengerahkan energi internal, tak bisa melepaskan diri. Malah makin kuat energi yang kukeluarkan, makin kuat daya hisapnya. Akhirnya tak kuasa menahan, tubuhku terjatuh ke dalam air laut.
“Ah!” Kejadian tiba-tiba ini membuatku tak sempat waspada. Beberapa teguk air laut masuk ke mulut. Saat itu, sebuah tangan muncul dari permukaan laut menyambar dan mengangkatku keluar.
“Batuk, batuk-batuk!” Aku mengeluarkan banyak air dalam sekali batuk. Orang yang menyelamatkanku tentu saja Kakak.
“Bagaimana? Masih berpikir pekerjaan ini sederhana?” Kakak tersenyum padaku.
“Bagaimana bisa begini? Kenapa ada daya hisap begitu kuat? Meski sudah kumobilisasi energi internal, tetap tak bisa melewatinya!” Aku bertanya penuh keheranan.
Kakak menggelengkan kepala, “Kau masih belum sadar, daya hisap ini melahap energi internalmu. Semakin kuat energi internalmu, semakin besar daya hisapnya. Pada akhirnya kau justru akan terjebak sendiri!”
Mendengar penjelasan Kakak, kurenungkan benar-benar. Ternyata memang begitu. Tadi saat kuperkuat energi internal, daya hisap itu tiba-tiba meningkat drastis dan langsung menarikku ke bawah.
“Tapi kalau begitu, kenapa kau tidak apa-apa?” Aku bertanya terkejut.
Baru kemudian kusadari, Kakak adalah kultivator fisik yang melatih kekuatan fisiknya sendiri. Berbeda denganku yang energi internalnya berasal dari hubungan spiritual dengan Langit Bumi. Dia menggali kekuatan fisiknya sendiri. Keduanya memiliki perbedaan fundamental.
“Sepertinya kau sudah mengerti. Jadi kau juga harus tahu satu hal: Lautan Tongtian ini tak bisa kau datangi!” Kakak kembali menggelengkan kepala padaku.
Lautan Tongtian, tak bisa kudatangi?
Setelah menempuh perjalanan berat sampai ke sini, akhirnya jawaban yang kudapat justru ini!
Tidak boleh!
Aku tak rela!
Kakak memandangku dengan gelengan, “Aku tahu isi hatimu. Tapi harus kukatakan, kali ini kau tak boleh ikut. Kecuali kau punya cara untuk menyeberangi Lautan Tongtian sendiri!”
"Kenapa？Pemakaman Tongtian Dasheng, aku tidak boleh pergi?" Aku bertanya bingung. Kakak sengaja memberitahuku hal ini setelah sampai di sini, pasti ada alasannya!
Dia bisa langsung mengetahui masalah air laut ini, artinya dia sudah tahu sejak lama. Tapi kalau begitu, kenapa tidak memberitahuku lebih awal?
"Karena kamu tidak bisa melewati perairan ini. Apa yang ada di bawah Laut Tongtian bahkan aku sendiri tidak tahu. Begitu kamu jatuh ke laut, yang menantimu hanyalah jalan menuju kematian!"
"Tapi kan Kakak sudah jelas-jelas tahu ini, kenapa masih menyuruhku ke sini?" Aku terus bertanya dengan kebingungan.
Hari ini Kakak benar-benar aneh, membuatku sama sekali tidak mengerti pola pikirnya.
Sudah tahu aku tidak bisa masuk, tapi tetap menyuruhku ke sini. Bukankah ini percuma?
"Kamu tunggu di sini. Setelah aku masuk ke Laut Tongtian, pasti akan banyak orang datang. Tugasmu adalah menghentikan mereka, setidaknya ulur waktu!" Perintah Kakak padaku.
Menghentikan?
Orang-orang Buddha itu?
Aku berspekulasi dalam hati. Tapi setidaknya ini lebih baik, Kakak tidak membawaku ke sini hanya untuk melindungiku dengan menyembunyikan informasi.
"Kali ini, peranmu sangat krusial!"
