Pilar Penjaga Samudera lama tak menjawab, tiba-tiba hatiku dilanda kecemasan!
Saat aku hendak bertanya lagi, Pilar Penjaga Samudera tiba-tiba menghentakkan kakinya di permukaan laut. Aku melihat lautan tak bertepi itu tiba-tiba berubah, di cakrawala muncul sebuah gambar.
Sebayang sosok berdiri tegak mengenggam pedang di atas laut, bagaikan Dewa Perang abadi!
Di belakangnya terpantul siluet wanita cantik nan anggun, aura spiritualnya kontras dengan pemandangan berdarah di sekelilingnya.
“Dua orang ini, selain Kakak dan naga kecil, siapa lagi yang mungkin?”
Tapi saat ini, Kakak seluruh tubuhnya berlumuran darah, baju putih naga kecil itu juga sudah ternoda banyak darah. Tatapannya ke Kakak penuh dengan kekhawatiran.
Di depan Kakak, ada seorang pembunuh yang tampaknya seperti seekor sapi, memegang trisula bermata tiga, sedang berhadap-hadapan dengan Kakak!
“Senior, sebenarnya apa yang terjadi?” Aku bertanya dengan bingung.
“Dulu Raja Kera sebenarnya adalah yang terkuat sejagat, tapi tak disangka justru dikhianati oleh saudaranya sendiri. Saat melawan Langit, dia gugur di Lautan Tongtian. Kalau bukan karena si licik itu, dengan kemampuan menyelami langit-buminya Raja Kera, apa artinya melawan Langit?” Meski tak bisa melihat ekspresi pilar penjaga samudera, tapi dari nadanya jelas terasa amarah yang mendidih.
Makhluk yang sudah ada sejak Pan Gu membelah langit ini masih memanggil Wukong sebagai Raja Kera. Ini membuktikan betapa dahsyatnya kekuatan Wukong kala itu. Bukanlah berlebihan untuk mengatakan kemampuannya benar-benar menyelami langit bumi.
“Tapi Raja Kera sudah tahu akan menghadapi tribulasi ini, sejak lama dia menyiapkan rencana cadangan. Dulu banyak pejuang kuat dari dunia siluman yang dibawanya ke Lautan Tongtian ini untuk menjaga makamnya turun-temurun. Yang kaulihat sekarang adalah keturunan Raja Iblis Ox dari masa itu!” Pilar penjaga samudera mulai berbicara perlahan.
Dalam Journey to the West karya Wu Cheng'en, Raja Iblis Ox dijuluki Raja Langit yang Damai, juga salah satu saudara seperguruan Wukong. Kekuatannya benar-benar luar biasa.
"Tak disangka lawan Kakak sekarang ternyata adalah keturunan Raja Iblis Ox!"
"Senior, apa level kekuatan keturunan Raja Iblis Ox saat ini?"
"Level kekuatan? Dewa Surga mungkin. Setidaknya di benua ini, tak banyak yang bisa jadi lawannya!" Pilar Penjaga Samudera merenung sejenak lalu berbicara perlahan.
Hatiku berdebar kencang. Dewa Surga? Hanya segelintir orang di benua ini yang bisa menandinginya, bukankah itu berarti level puncak Dewa Surga?
Kekuatan Kakak mungkin setara dengannya. Sekarang aku akhirnya pahap mengapa hanya Dewa Turun dari Langit yang berhak pergi. Bahkan penjaga makam saja level puncak Dewa Surga, siapa tahu nanti ada siluman level Dewi yang berdiam di belakang?
"Senior, izinkan aku lewat. Aku ingin membawa Kakak pulang." Kataku.
Pilar Penjaga Samudera tetap diam sementara pemandangan di permukaan laut mulai memudar. Apakah ini penolakan?
"Senior! Tolong selamatkan Kakak!" Teriakku panik.
Pertarungan antara Kakak dan keturunan Raja Iblis Ox mungkin berimbang. Meski menang pun itu akan jadi kemenangan pahit, setelah ini dia tak bisa bertahan lama!
"Segalanya telah ditakdirkan. Bahkan Raja Kera Agung dulu tak bisa lolos dari takdir hidup-mati, apalagi kakakmu!" Perkataan Pilar Penjaga Samudera membuat hatiku membeku.
Setelah ragu sebentar, aku langsung bersimpuh di depan Pilar Penjaga Samudera.
"Senior! Tolong tunjukkan jalannya! Biarkan aku menjemput Kakak!" Pintaku pada Pilar Penjaga Samudera.
"Pada saat ini, aku mengabaikan harga diriku sendiri, tak peduli statusku, hanya memikirkan keselamatan Kakak."
"Aku terlalu pahami celah membela diri Kakak, meski aku pergi ke sana, belum tentu dia mau mundur. Tapi jika aku tak ada, dia pasti akan bertarung sampai mati dengan keturunan Raja Iblis Ox! Nanti apapun hasilnya, kematiannya sudah pasti!"
"Aku harus pergi ke sana, harus membawanya kembali!"
"Mengingat semua yang pernah Kakak lakukan untukku, aku tahu bagaimanapun caranya tak boleh membiarkan sesuatu terjadi padanya!"
"Bersimpuk seperti ini adalah itikad baik terbesarku!"
Pilar Penjaga Samudera tetap diam. Akhirnya cabang-cabang Pohon Jalan mulai merambat ke arahnya.
"Lama tak jumpa, tak perlu membujuk untuknya. Meski kubiarkan dia lewat, apa gunanya? Raja Kera sudah berwasiat sejak dulu: Siapa yang berani masuk ke tempat ini, mati!"
"Kakakku belum masuk! Dia belum melanggar!" Aku buru-buru berseru.
Pilar Penjaga Samudera masih terdiam. Cabang Pohon Jalan mengelus-elus patung emasnya, seolah membantuku membujuk.
"Ha... Sudahlah. Dengan bantuanmu, mungkin ini memang nasibnya. Barangkali dialah orang yang ditunggu Raja Kera. Aku bisa bantu sekali ini." Pilar Penjaga Samudera akhirnya menghela nafas setelah lama berdiam.
"Dulu Raja Kera dikhianati penjahat. Kini orang itu ada di Kuil Leiyin Agung, menyandang gelar Buddha Kemenangan Perang. Aku pun dibekukannya di peti mati giok dingin ini, entah berapa tahun. Jika kelak kau punya kesempatan naik ke Sembilan Lapis Langit, harus balas dendam untuk Raja Kera!"
“Pasti!” Meski dalam hati aku tertegun, tapi saat ini tak ada yang perlu diperdebatkan. Selama bisa menyelamatkan Kakak, janji kecil ini apa artinya?
Apalagi bagiku, Sembilan Lapis Langit sudah jelas berseberangan. Kuil Leiyin Agung pasti akan kudatangi nanti, saat itu pertarungan melawan Buddha Kemenangan Perang tak terhindarkan!
“Baik, kalau begitu akan kuantarkanmu!” Pilar Penjaga Samudera berkata padaku.
Tiba-tiba, dia menghentakkan kaki di permukaan laut. Air laut berkumpul kembali. Aku berdiri di atas Lautan Tongtian, alasan awalnya bisa melahap energi internalku adalah karena Pilar Penjaga Samudera. Kini dia tak berniat menelanku, jadi aku bisa tetap berdiri di sini.
Aliran air semakin cepat. Kurasakan pemandangan di bawah kakiku terus berubah, desiran angin di sekelilingku terdengar, seolah sedang melakukan teleportasi!
Sekitar waktu minum teh kemudian, tiba-tiba kulihat dua bayangan familiar muncul di permukaan air!
“Kakak!” Teriakku panik. Kondisi Kakak saat itu terlihat sangat buruk.
Pilar Penjaga Samudera mengantarku ke sisi Kakak. Kulihat seluruh tubuhnya berlumuran darah, bekas darah masih mengalir dari sudut bibirnya. Pisau di tangannya sudah penuh retakan, tinggal beberapa kali pukulan lagi akan patah. Jelas baru saja melalui pertarungan sengit!
Di saat yang sama, kurasakan aura pembunuhan yang kuat dan aura iblis pekat sedang menghampiriku.
“Awas!” Kakak langsung menarikku ke belakangnya.
“Niu kecil, hentikan!” Suara Pilar Penjaga Samudera bergema, keturunan Raja Iblis Ox baru saja berhenti. Meski begitu, aura mengerikan masih belum mereda!
Benar-benar siluman kelas atas! Aura iblis dari makhluk ini, jauh lebih kuat dibandingkan binatang buas yang pernah kulihat di Pegunungan Liar!
“Kenapa kamu? Bukankah kamu disegel di dasar laut oleh orang itu, bagaimana bisa muncul di sini?” Keturunan Raja Iblis Ox mulai berbicara perlahan.
Kuperhatikan keturunan Raja Iblis Ox ini. Lukanya tak kalah parah dari kakak, satu tanduk sapinya telah dipatahkan kakak, tubuhnya penuh luka. Pertarungan tadi benar-benar seimbang!
“Segel terlepas, artinya momentum telah tiba. Hari yang ditunggu-tunggu Raja Kera, tak lama lagi!” Pilar Penjaga Samudera bersuara khidmat.
Dua kepulan asap putih keluar dari lubang hidung keturunan Raja Iblis Ox. “Momentum? Setelah bertahun-tahun, kapan momentum datang? Kakekku dulu berjaga di sini, tapi tiba-tiba pergi ke laut dan hilang. Pasti sudah jadi korban racun orang itu! Sekarang kau bilang momentum tiba, apa kau punya cara untuk menghadapinya?”
“Jangan lupa! Bahkan di masa kejayaannya, Raja Kera belum tentu bisa menang. Sekarang dia sudah jadi Buddha, berlatih di Kuil Leiyin, menerima pencerahan Buddha. Kemampuannya meningkat pesat tiap hari! Siapa lagi yang bisa mengalahkannya?”
Mendengar ini, Pilar Penjaga Samudera pun terdiam.
Aku berbisik di tepi sambil menjelaskan segalanya kepada Kakak, sambil menggores telapak tanganku dan memberinya beberapa tetes darahku. Setelah mendapat darahku, luka di tubuh Kakak mulai pulih dengan kecepatan yang luar biasa.
"Ini... Darah Naga Hijau?" Keturunan Raja Iblis Ox tertegun melihat pemandangan ini.
"Benar. Sekarang kau mengapa aku katakan momentum telah tiba?"
"Kemunculan Naga Emas, Peristiwa Besar Tianyuan! Apakah misi leluhur kami menjaga Lautan Tongtian selama ini memang untuk hari ini?" Keturunan Raja Iblis Ox masih tak percaya, tapi matanya terus menatapku.
"Peristiwa Tianyuan, Zaman Kacau Kerajaan! Dialah orang yang ditunggu-tunggu Sang Maha Suci. Anak Sapi, minggirlah! Biarkan mereka masuk. Segala konsekuensi akan kujawab!" Pilar Penjaga Samudera bersuara lagi.
Aku melirik takjub ke Pilar Penjaga Samudera. Apakah dia akan membawaku masuk setelah menyuruh keturunan Raja Iblis Ox minggir?
Setelah menatapku beberapa saat, keturunan Raja Iblis Ox akhirnya membuka jalan. "Untuk yang di belakang, kau sendiri yang harus mengatasinya!"
