Buddha meyakini segala sesuatu di dunia ini memiliki takdirnya masing-masing.
Keduanya juga adalah penerus Jin Chanzi, sehingga wajar jika mudah dipengaruhi oleh Xiaoyao.
“Baik, karena Shixiong sudah berkata demikian, kami berdua akan tinggal di sini dan mengikuti Shixiong.” Seorang Buddha Kuno bersuara.
“Di mana Liu Qingci?” tanyaku tak sabar. Karena mereka sudah membuka mulut, pasti tahu keberadaan Liu Qingci!
Kedua Buddha Kuno saling berpandangan, lalu salah satunya berkata: “Liu Qingci saat ini berada di dalam Buddha, tapi lokasi pastinya hanya diketahui oleh Santo Penguasa. Jika Penderma ingin mengetahui keberadaannya, mungkin harus pergi ke Buddha.”
Hanya Santo Penguasa yang tahu?
“Santo Penguasa saat ini adalah Li Qiu Shui atau Han Xue?” Akhirnya bisa kutanyakan pertanyaan yang lama mengganjal di hati: Yang mana sebenarnya, Li Qiu Shui atau Han Xue?
Apakah Han Xue sudah menggantikan Li Qiu Shui sebagai Santo Penguasa Buddha?
Jika Han Xue benar-benar menjadi Santo Penguasa Buddha, ke mana perginya Li Qiu Shui?
"Benar, Santo Penguasa yang baru telah menjabat. Mengenai Santo Penguasa sebelumnya, tidak ada yang tahu ke mana dia pergi. Alasannya, seperti yang kalian tebak, adalah karena Nan Gong Li!"
"Nan Gong Li dengan wujudnya yang luar biasa, bahkan nirwana Buddha pun tak bisa sepenuhnya mengontrolnya. Akhirnya Mingwang harus menggunakan Li Qiu Shui sebagai ancaman untuk membuatnya menyerah. Sayangnya, Nan Gong Li tidak menunjukkan nilai yang seharusnya, dan akhirnya mati di tanganmu!"
Perkataan Buddha Kuno ini mengingatkanku pada sorot mata putus asa Nan Gong Li saat sekarat. Ekspresi keputusasaan terhadap kehidupan itu masih sulit kulupakan.
"Pergi ke Barat dulu, temukan Liu Qingci baru bicara." Kakak berkata padaku. Aku tahu maksudnya agar aku menenangkan suasana hatiku.
Di dunia Barat, masih berapa banyak yang kuat?
Kedua Buddha Kuno ini baru saja tunduk. Aku juga tidak bisa sepenuhnya mempercayai mereka. Hanya bisa menyuruh Aotian tinggal untuk mengawasi mereka. Aku, kakak, dan Xiaoyao Gu Fo berangkat bersama. Lagipula Xiaoyao Gu Fo pernah menjadi pengikut Buddha, kehadirannya akan membantu menghadapi situasi darurat.
Setelah menentukan rencana, kami pun membawa kedua Buddha Kuno ini kembali ke kubu.
Pada saat ini, dua Buddha Kuno yang sebelumnya terluka tiba-tiba memberontak. Namun alih-alih menyerang kami, tubuh mereka sendiri mulai gemetar tak terkendali. Perlahan-lahan, kulit mereka mulai muncul retakan-retakan, aliran darah segar terus menyembur dari dalam tubuh mereka, terlihat sangat mengerikan!
"Ah! Ah!" Teriakan kesakitan bergema dari mulut mereka. Tubuh mereka menjadi transparan, lalu dengan suara "Bang" meledak menjadi kabut darah. Kulihat pancaran cahaya emas melesat keluar dari kabut darah ini, menerjang ke arah barat!
"Ah!"
"Shixiong, kami tidak bisa bertahan lagi!" Dua Buddha Kuno yang tersisa tiba-tiba menunjukkan reaksi serupa. Tubuh mereka mulai bergetar hebat, kulit retak-retak, darah segar merembes keluar dari pori-pori kulit mereka.
"Adik seperguruan, ada apa dengan kalian?" Xiaoyao Gu Fo segera bertanya saat melihat kondisi kedua orang ini.
Namun keduanya tak sempat memberikan jawaban. Tubuh mereka meledak seperti sebelumnya, berubah menjadi kabut darah yang berubah menjadi sinar emas dan melesat ke barat!
"Amitabha, karma buruk... rupanya Mingwang yang memberikan restriksi pada mereka. Seharusnya perubahan ini tidak mungkin terjadi. Sungguh disayangkan kedua adik seperguruanku ini akhirnya menjadi kurban Buddha." Xiaoyao Gu Fo berkata dengan frustasi.
"Segala hal memiliki takdirnya sendiri, mungkin inilah nasib mereka. Buddha Kuno tak perlu merasa bersalah. Tapi kini dunia Barat telah kehilangan Lima Buddha Kuno, siapa lagi yang bisa menghentikan kita? Apakah Mingwang akan turun tangan sendiri?" Aku menatap ke arah Barat yang jauh. Dengan tingkat pencapaianku saat ini, sudah bisa merasakan aura iblis yang membuat jantung berdebar!
Mungkin, inilah aliran energi dari Mingwang!
Bagaimanapun juga, Barat harus dikunjungi sekali!
Aku kembali ke markas dan memanggil Shangguan Wuji.
Shangguan Wuji memiliki aura yang ambigu. Begitu melihatku, dia langsung berlutut satu kaki, "Penguasa Legendaris!"
"Shangguan Wuji, kutanyakan padamu: Bagaimana mungkin ada yang bisa memusnahkan klan Long? Apakah kau tidak menghalangi semua pasukan Barat?" Aku mengamati Shangguan Wuji yang berlutut. Mengapa dia bisa membuatku begitu jijik?
Jika bukan karena perkataan kakak sebelumnya, jika bukan karena persahabatan kami dulu, mungkin saat ini aku sudah membunuhnya dengan satu tebasan karena kecurigaanku!
"Garis pertahanan Barat tak pernah ditembus. Kecuali mereka mengirimkan Dewa Surga yang kuat tanpa sepengetahuan kita, kalau tidak, masuknya seseorang ke Timur pasti akan terdeteksi." Jawab Shangguan Wuji.
Aku mengamati mata Shangguan Wuji. Dewa Surga Buddha ada di sini, tak mungkin lolos dari pengamatanku. Kecuali... ini terjadi sebelum kedatanganku, atau pelakunya bukan pengikut Buddha!
Musnahnya klan Long, apa sebenarnya kebenarannya?
Mungkin hanya dengan menemukan Liu Qingci, aku bisa mengetahui kebenaran.
“Shangguan Wuji, aku dan Kakak serta Xiaoyao Gu Fo akan pergi sebentar. Di sini ada Aotian yang bertugas, pasti tidak ada yang berani menyerang. Sekarang empat Buddha Kuno Barat sudah diberantas, kamu bisa memerintah pasukan untuk menyerang Barat kapan saja!” kataku kepada Shangguan Wuji.
“Yang Mulia, berani aku bertanya, urusan apa yang akan Yang Mulia tangani?” Shangguan Wuji tiba-tiba membuka mulut bertanya.
Aku mengerutkan alis menatapnya, “Bagaimana? Apakah urusanku juga harus dilaporkan padamu?” Aku bukan ingin sok berwibawa, murni karena sekarang aku sangat kesal dengan Shangguan Wuji.
Sikapku padanya sudah tidak seperti Liu Bei terhadap Zhuge Liang, malah agak mirip Cao Cao terhadap Sima Yi - dipakai tapi tetap diwaspadai!
“Bukan, hanya pada saat ini, jika Yang Mulia bisa tetap di sini, tentu akan sangat menyemangati pasukan kita! Menghancurkan pertahanan dunia Barat juga akan mudah sekali!” kata Shangguan Wuji.
Aku berpikir sejenak, akhirnya memberitahunya tentang rencana mencari Liu Qingci di dunia Barat. Hal ini memang tidak perlu disembunyikan.
“Yang Mulia, hal besar adalah prioritas utama! Saat ini yang terpenting adalah menguasai Barat. Asal Barat sudah dikuasai, Liu Qingci bisa dicari kapan saja. Yang Mulia, hal besar adalah prioritas utama!” Shangguan Wuji menekankan dua kali berturut-turut.
“Pasukan sudah di garis depan. Kehilangan Yang Mulia beberapa waktu lalu sudah memicu rumor tidak baik tentang Yang Mulia di kalangan tentara. Jika sekarang pergi lagi, dampaknya tidak baik, Yang Mulia!” Shangguan Wuji menegaskan!
"Aku mendengar ucapannya merasa kesal tanpa alasan, meski tahu perkataannya masuk akal, tapi dalam situasi ini bagaimana mungkin aku tidak pergi ke Barat? Liu Qingci ada di sana, setiap hari tambahan dia di Barat akan menambah variabel ketidakpastian!"
Tapi Shangguan Wuji bilang, sudah ada desas-desus tentangku di pasukan?
"Bagaimana? Apa yang mereka katakan tentangku?" Aku sangat ingin tahu berapa sisa kewibawaanku di Timur ini!
Tanpa sadar, aku merasa seperti dijadikan boneka. Di Timur ini, berapa orang lagi yang mengenali aku sang Penguasa Legendaris Long?
"Sekadar bisikan angin, Yang Mulia tak perlu hiraukan. Tapi desas-desus bisa menakutkan, Yang Mulia tetap harus berhati-hati!" Shangguan Wuji menasihati dengan tulus.
"Ah," hatiku ruwet, frustasi, hanya bisa menghela nafas, "Kukatakan padamu, di hatiku, tak perlu bicara soal Penguasa Legendaris Timur ini, bahkan Penguasa Seluruh Kerajaan pun tak bisa menandingi Qingci! Jadi apapun pandangan orang terhadapku, kali ini aku harus pergi!" Aku mengabaikan nasihat Shangguan Wuji.
Dunia Barat harus ditaklukkan bagaimanapun caranya, Liu Qingci juga harus dibawa pulang dengan segala cara!
Shangguan Wuji akhirnya tak banyak bicara lagi.
Nasihat tulus Shangguan Wuji justru memperbaiki kesanku padanya. Setidaknya dia berpihak padaku, sikapnya ini mengingatkanku pada Shangguan Wuji di masa lalu!
Hanya saja Dunia Barat ini harus kudatangi bagaimanapun caranya!
Aku, Kakak, dan Xiaoyao Gu Fo bertiga mulai menapaki jalan menuju Dunia Barat!
Karena kali ini, tingkat pencapaian kami bertiga sudah setara dengan Dewa Surga tingkat satu, kecepatan perjalanan kami meningkat drastis. Bahkan jika ada yang mencoba menghalangi, dengan mudah kami habisi!
Sepanjang jalan lancar tanpa hambatan. Kami tidak menyembunyikan apapun, langsung melangkah masuk ke dunia Barat.
"Xiaoyao Gu Fo, menurut pemahamanmu tentang sekte Buddha, siapa yang akan mereka kirim jika tahu kedatangan kita?" tanyaku pada Xiaoyao Gu Fo di samping.
Enam Buddha Kuno sekte Buddha, selain Xiaoyao Gu Fo di sini, lima lainnya mungkin sudah jadi kurban Mingwang. Sekarang siapa lagi yang punya tingkat Dewa Surga untuk menghadang kita?
Tapi Xiaoyao Gu Fo menggeleng, "Dunia Buddha lebih dalam dari yang kalian bayangkan. Bahkan saya hanya tahu secuil. Tak ada yang tahu berapa banyak petarung kuat mereka! Enam Buddha Kuno memang dihormati, tapi sebenarnya kami semua turun dari sembilan lapis langit ke Benua Tianyuan. Sebelum turun, kekuatan kami di atas sana hanyalah makhluk biasa!"
Makhluk biasa di sembilan lapis langit?
"Maksudmu, masih banyak petarung kuat lain yang bisa turun dari sana?"
"Benar." Xiaoyao Gu Fo mengangguk, "Di Kuil Leiyin Agung, jumlah Dewa Surga sangat banyak. Meski Jalan Transendensi belum terbuka, sekte Buddha tetap punya cara untuk menurunkan orang. Kami berenam dulu turun seperti itu!"
Perkataan Xiaoyao Gu Fo langsung membuatku waspada. Jika demikian, bukankah itu berarti tidak diketahui berapa banyak Dewa Surga yang masih bersembunyi di Barat, bersiap menyambut kami bertiga?
Meski aku sangat percaya diri dengan kekuatanku saat ini, sebagai yang mencapai penyatuan manusia dan langit, aku bisa disebut orang terkuat di Benua Tianyuan atau terkuat di bawah Dewa Turun dari Langit. Tapi kedua tinju sulit melawan empat tangan. Sekuat apa pun aku, mustahil melawan seratus Dewa Surga.
"Yang Mulia tidak perlu terlalu khawatir. Meski Buddha punya cara menurunkan orang dari sembilan lapis langit ke tingkat Dewa Surga, tapi itu memerlukan pengorbanan besar. Jumlah yang turun sekali pasti tidak lebih dari sepuluh orang!"
