Sayap pelangi!
Mingwang bertindak!
Dadaku tertusuk, seluruh tubuhku terlempar ke belakang, energi internal dalam tubuh langsung kosong, kekuatan momentum lemah merambat.
“Dor!”
Darah, muncrat!
Mingwang tidak menggangguku lebih lama, tertawa terbahak-bahak ke langit, lalu berubah menjadi kilatan cahaya terbang pergi!
Lari?
Tubuhnya masih belum sepenuhnya pulih, mungkin membutuhkan waktu untuk mencerna dua tetes darah murni dariku!
"Kembali, di mana Liu Qingci?" Aku ingin mengejar, tapi baru saja bergerak, dada langsung terasa sakit yang luar biasa. Tanganku menyentuh dan melihat genangan darah segar!
Dada membusuk, rasa sakit yang menusuk datang!
Boom!
Di belakangku terdengar dua suara ledakan, Kakak dan yang lain akhirnya tiba di sini. Tapi saat ini, aku sudah mengalami luka berat.
"Daun, apa yang sebenarnya terjadi?" Kakak mendekat dan memegang bahuku bertanya. Aku mengangkat tangan lemah ke arah Mingwang yang pergi, bingung harus bagaimana.
Kali ini, sungguh kesalahanku!
Aku sudah bisa merasakan hal-hal mengerikan di masa depan, semua dimulai dari momen ini.
Aku jatuh dalam keadaan koma, Kakaklah yang membawaku keluar dari bawah tanah ini. Tak tahu apakah mereka terus menjelajah lebih dalam. Aku hanya merasa terjebak dalam mimpi buruk!
Dalam mimpi, Mingwang bangkit kembali, menghancurkan Tianyuan. Orang-orang terdekatku: Kakak, si gemuk, satu per satu jatuh di depanku. Aku tak berdaya!
Akhirnya pasukan sekutu Dongfang runtuh, Shangguan Wuji dieksekusi di tempat. Akhirnya, sekelilingku menjadi lautan darah dengan mayat bergelimpangan. Yang hidup tinggal aku sendiri!
"Kongque Damingwang berdiri tepat di depan mataku! Dengan gerakan tangan, Liu Qingci dan kedua anakku muncul di genggamannya. Baru saja aku hendak maju menyelamatkan, sebilah pedang menusuk tubuh Liu Qingci - ujung lain pedang itu berada di genggaman Han Xue!"
Han Xue menarik pedang dari tubuh Liu Qingci. Kulihat tubuhnya rubuh tak berdaya di depanku. Matanya masih menatapku, menyimpan sepercah kerinduan!
Kedua Keturunan Nagaku pun tewas di bawah pedang Han Xue. Atas perintah Kongque Damingwang, Han Xue melangkah mendekatiku dengan pedang terhunus.
Kutatap darah di mata pedangnya, lalu pandanganku beralih ke Liu Qingci yang terbaring. Saat itu juga, seluruh tenagaku terkuras. Tanpa perlawanan, kubiarkan pedang Han Xue menembus dadaku.
"Aaaah!" Teriakku memecah kesunyian. Akhirnya kulihat secercah cahaya! Kutatap dada sendiri - perban masih membalut luka. Gerakan tadi saat tersentak bangun membuat lukaku terbuka lagi, menyisakan desisan nafas kesakitan.
"Daun, kau sudah bangun?"
Suara Kakak menyentak kesadaranku. Kupalingkan kepala dan melihat matanya yang penuh garis-garis darah.
"Aku... sudah berapa lama koma?" Kubelai kepala yang masih pusing, bertanya dengan putus asa.
"Tiga hari tiga malam! Di dalam gua... sebenarnya apa yang terjadi?"
"Aku teringat kejadian di dalam gua, masih ada dorongan untuk menghukum diri sendiri. Karena kelalaianku, Mingwang memiliki kemungkinan untuk bangkit kembali!"
Kuceritakan semua kejadian kepada Kakak. Setelah mendengar, Kakak menepuk bahuku, "Ini bukan salahmu. Dalam situasi saat itu, kau tak punya pilihan lain. Sekarang bukan saatnya memperdebatkan benar salah, tapi harus memikirkan cara menghadapi Mingwang setelah kebangkitannya."
Mingwang—inilah masalah terbesar. Kekuatannya tak terukur kedalamannya, tak ada yang tahu apa yang akan terjadi setelah kebangkitan.
Kutundukkan kepala melihat dadaku, "Tiga hari? Aku koma selama tiga hari, mengapa lukaku belum pulih?"
Tiba-tiba pertanyaan ini muncul di otakku. Dengan konstitusi fisik istimewaku, tak mungkin tiga hari belum bisa memulihkan tubuh!
"Kakak, apa ada masalah dengan lukaku ini?" Kukhawatir serangan Mingwang mengandung keanehan.
Tapi Kakak menggeleng sambil mengerutkan kening, "Ye Zi, entah mengapa lukamu kali ini tak semudah dulu pulih. Tak hanya itu, darahmu juga tampak lebih lemah dari sebelumnya."
Darahku... sudah kehilangan keajaibannya?
Kuperhatikan tubuhku!
Kepala masih terasa pusing. Kalau begitu, memang tubuhku jauh lebih lemah dari sebelumnya!
"Ini... apa yang sebenarnya terjadi?" Tanyaku bingung.
"Tubuhku, kenapa semakin lama semakin lemah? Mungkinkah konstitusi fisik Longzu dalam tubuhku mulai menghilang?"
Tiba-tiba, aku pun tersadar!
Longzu telah dimusnahkan, kedua anakku dibawa kembali ke Bumi. Ada yang ingin memutus jalur nagaku!
Perubahan besar yang terjadi pada tubuhku sekarang, mungkinkah karena jalur naga telah hancur?
"Kakak, bawa aku ke Kuil Tianji! Aku ingin menemui Orang Tua Tianji!" Aku mencoba berdiri dari tempat tidur, tapi rasa tak berdaya menyergap. Tubuhku kembali terjatuh!
Aku bahkan tidak punya kekuatan untuk berdiri!
Kakak menatapku lalu mengangguk. Tanpa banyak bertanya, dia langsung membawaku kembali ke Timur!
Xiaoyao Gu Fo tetap di Buddha. Kini Barat Buddha telah kosong. Situasi pertempuran di garis depan tidak diketahui. Xiaoyao Gu Fo berniat mendoakan arwah penasaran yang tak terhitung.
Sementara Kakak telah membawaku kembali ke dunia Timur.
Perbatasan tak lagi bergemuruh peperangan. Hanya keheningan yang tersisa!
Banyak jendral dan prajurit telah lenyap, baik dari dunia Barat maupun pasukan sekutu Timur kami!
Saat melewati area ini, kami berusaha mencari Shangguan Wuji untuk memeriksa situasi. Tapi Shangguan Wuji pun hilang. Meski kami berdua menjelajahi seluruh zona ini, tetap tidak menemukan petunjuk.
Meski fisikku melemah, dengan dukungan pohon Dao dan buah Dao elemen kayu dalam tubuhku yang memiliki efek penyembuhan, akhirnya kondisi tubuhku pulih!
Setelah enam hari, akhirnya kami sampai di Kuil Tianji.
Sepanjang perjalanan, kami tidak menemukan bayangan satu pun prajurit perbatasan, seolah-olah Pasukan Sekutu Dongfang tiba-tiba lenyap pada saat ini, bahkan Aotian juga menghilang!
Di ambang pintu Kuil Tianji, aku dan Kakak bersama-sama menatap pintu besar kuil tersebut.
Awalnya ingin langsung membobol pintu masuk, tapi dihentikan oleh Kakak.
"Orang Tua Tianji yang mengintip rahasia langit pasti sudah tahu kedatangan kita. Tunggu saja, dia akan muncul sendiri," kata Kakak padaku.
Menahan kegelisahan dalam hati, akhirnya setelah lima menit, Orang Tua Tianji muncul di depan mata kami.
"Yang Mulia, Sun Zhongmou, kalian berdua mencariku untuk urusan apa?"
"Kau bisa mengintip takdir dan menghitung bencana besar klan Longku, masakan tidak tahu alasan kedatanganku?" Tatapku tajam pada Orang Tua Tianji.
Orang Tua Tianji tersenyum ramah, namun akhirnya menggeleng, "Yang Mulia, niatmu kupahami, tapi aku hanya bisa katakan - aku tidak berdaya."
"Tidak berdaya? Katakan, bagaimana puluhan ribu pasukan perbatasan bisa hilang? Jangan bilang Kuil Tianjimu tidak tahu! Mustahil kau tidak memperhatikan hilangnya begitu banyak orang sekaligus!" Tanganku mencengkeram kerah jubahnya.
Sebelum datang, sebenarnya ingin menanyakan tentang ikatan darah. Tapi hilangnya puluhan ribu pasukan ini jelas lebih penting. Yang paling kutakuti - jangan-jangan Mingwang sudah bangkit dan bertindak!
"Yang Mulia, jangan gegabah. Aku tahu asal-usul peristiwa ini, tapi ada yang melarangku bicara." Ekspresi frustasi memenuhi wajah Orang Tua Tianji.
Hampir saja kucekik leher tua itu!
"Tidak membiarkanmu bicara, sepertinya ini lagi-lagi ulah orang-orang dari Sembilan Lapis Langit! Sungguh tikus pengecut, berani berbuat tapi tidak mengakui? Kalau begitu ku tanya, apakah kau tahu masalah tubuhku?" Aku kembali bertanya.
Mengingat ini perbuatan orang-orang dari Sembilan Lapis Langit, wajar saja Orang Tua Tianji menolak untuk bicara.
Begitu teringat bahwa Orang Tua Tianji juga bagian dari Surga Langit, langsung ingin kuhunyah dia dengan pedangku!
"Melemahnya ikatan darah, inilah yang dulu kubicarakan padamu. Yang Mulia harap memperhatikan, semua ini menyangkut kemakmuran klan Long-mu, bahkan menyangkut takdirmu sendiri. Menang, tak tertandingi di dunia. Kalah, mayatmu tak akan utuh."
Menang, tak tertandingi di dunia.
Kalah, mayat tak utuh?
Di Sembilan Lapis Langit ini, tak terhitung banyaknya yang ingin membunuhku, ingin memutuskan garis keturunan klan Long.
Jika benar-benar kalah, mungkin klan Long akan punah dari muka bumi!
"Kakak, aku ingin kembali ke Bumi sekali saja!" Akhirnya tekadku bulat!
Kembali ke Bumi, jalur naga ini sama sekali tak boleh hancur!
"Baik, akan kutantimu!" Kata sang kakak.
