Seluruh kerajaan tunduk, sejak saat itu tidak ada lagi di Tiongkok yang tidak mengenal Ye Jihuan!
Kusapu pandanganku, akhirnya tetap mendengar perkataan ayah, tidak menghabisi mereka.
"Papa, Mama tunggu di sini dulu, Kakak akan segera kembali. Aku pergi mengurus beberapa pekerjaan."
Ayahku mengangguk setelah mendengar ucapanku, menyuruhku pergi dengan tenang. Orang itu pun menghampiriku, "Ye Jihuan, semoga masalah kali ini tidak mempengaruhi hubunganmu dengan Tiongkok. Kau juga paham, Tiongkok adalah negara dengan populasi terbesar di dunia, semakin banyak orang, semakin sulit menyatukan hati. Tapi untuk masalah ini pasti akan kuberi jawaban memuaskan."
Jawaban memuaskan?
——Tampaknya orang itu sedang mempersiapkan pembersihan besar-besaran dengan memanfaatkan kesempatan ini, tapi urusan seperti ini tidak terlalu kusoroti. Bagaimanapun ini tidak ada hubungannya denganku. Asalkan Tiongkok bisa melindungi keluargaku, aku tidak perlu ikut campur dalam urusan lain.
Sekarang Kakak sudah pulang, aku bisa sedikit lebih tenang.
——Aku tidak berlama-lama di tempat, melainkan langsung berpindah ke seberang samudera! Amerika, berani bermuka dua, sudah pasti harus membayar mahal.
Orang itu juga mengingatkanku: sekarang yang harus kuhadapi bukan hanya Amerika, tapi seluruh dunia! Bagaimanapun semua negara besar kecuali Tiongkok sudah bersatu. Mereka tidak akan mengizinkan individu mengungguli negara.
Kali ini, serangan massal, lawanku akan jauh lebih kuat dari sebelumnya.
Tapi aku tetap tidak gentar. Serangan massal? Dengan kemampuanku, siapa di dunia ini yang masih bisa melukaiku?
Kabar kepulanganku menyebar ke seluruh dunia dalam sepuluh menit. Jaringan informasi sekarang sangat canggih, apalagi aku adalah musuh bersama dunia. Wajar saja perhatian terhadapku sangat besar, sampai baru saja melangkah keluar Tiongkok, aku sudah diawasi.
Yang pertama bertindak, ternyata orang Timur!
Di atas samudera, kulihat puluhan petarung kuat berbusana ninja memegang katana, menghadang di depanku dengan mengambang di udara.
“Amerika menyuruh kalian datang mencari kematian duluan?” Aku menatap beberapa orang di hadapanku ini, yang terkuat hanya mencapai tingkat Dewi Bumi, itupun hanya beberapa orang saja. Sebagian besar masih di Tingkat Dewa. Mungkin ini adalah kartu andalan terakhir Timur. Saat aku menghancurkan Kuil Surga sebelumnya, mereka bahkan tidak rela mengerahkan pasukan ini, tapi sekarang justru dikirim.
Puluhan samurai tidak menghiraukan ucapanku. Secara refleks mereka langsung berpencar ke segala arah, mulai mengepungku.
Pada detik ini, tiba-tiba aku merasakan gelombang aneh dari bawah laut. Refleks aku menundukkan kepala. Tak terhitung garis tipis putih mirip jaring ikan menyembul dari bawah air, memblokir semua jalan mundurku!
Jaring-jaring takdir yang tak terhindarkan?
Kata-kata itu tiba-tiba muncul di otakku. Bukankah saat ini aku sedang dikepung oleh jaring takdir semacam itu?
Dengan santai kulepaskan angin ganas dari tombak. Seranganku langsung mengenai jaring tipis itu. Tapi aku tidak menyangka, jaring ini tidak putus begitu saja. Malah mulai melahap energi internalku!
Bisa menyerap energi internal, pastilah lagi-lagi karya teknologi tinggi Amerika.
Saat itu kusadari, semua samurai kini memegang benda mirip tombak di tangan. Secara bersamaan mereka melemparkannya ke arahku.
Tombak hitam ini sungguh aneh. Dari dalamnya terpancar gelombang energi yang mampu merobek ruang angkasa!
Puluhan petarung kuat, ditambah jaring-jaring takdir yang tak terhindarkan ini dan tombak aneh ini ingin membunuhku? Kalau semudah itu, bagaimana mungkin sebelumnya Amerika kalah di tanganku? Para samurai Timur ini, kemungkinan besar hanya dijadikan umpan meriam!
"Hancur!" Tanpa gerakan sama sekali, aku berteriak keras. Kekuatan lima elemen menyapu keluar dengan tubuhku sebagai pusat, dalam sekejap menghancurkan semua senjata di sekeliling!
Ingin membunuhku? Benda-benda ini bahkan tidak bisa menyentuh tubuhku.
Kutatap sekeliling, jaring-jaring takdir telah mulai mengepungku. Namun auraku tetap tenang tanpa gejolak.
Kedua tanganku membentuk mudra. Bekas telapak tangan tiba-tiba melesat membawa energi lima elemen, menghantam keras jaring raksasa ini. Jika bisa melahap, aku ingin lihat apakah bisa menelan bekas telapak tanganku!
"Graaaw!" Raungan naga tak terkendali keluar dari mulutku. Telapak tangan berubah menjadi cakar naga yang sanggup meremukkan ruang hampa, apalagi jaring ini!
Dengan sekali cakaran, jaring raksasa hancur berantakan. Tubuhku kembali menerobos kepungan.
"Langsung tunjukkan jurus andalan kalian! Kalau tidak, kalian takkan punya kesempatan lagi." Kutatap para Dewi Bumi di sekeliling. Jurang kemampuan antara kami bagai jarak Langit dan Bumi!
Para samurai ini seolah tak paham ucapanku, atau mungkin kehabsihtak akal. Dengan katana di tangan, mereka semua menyerbu ke arahku tanpa takut mati!
Apakah ini yang disebut semangat bushido orang Timur? Jika benar demikian, itu sungguh kebodohan yang tak terkira.
Aku tidak ragu-ragu, lagipula kelompok Timur ini memang tidak kusukai, apalagi mereka sekarang jelas-jelas ingin membunuhku. Bahkan jika aku bertindak membunuh mereka, itu bukanlah kesalahan.
Dalam sekejap pikiran, ribuan pedang air terbentuk di udara. Hujan pedang menyambar turun, dalam sekejap mata telah mengoyak-ngoyak mereka di tempat berdiri.
Genangan darah mengapung di samudera, puluhan mayat terapung di permukaan laut. Peristiwa ini dari awal hingga akhir hanya memakan waktu beberapa menit.
Umpan meriam dari Timur begitu saja mati di tanganku?
Apa alasan Amerika melakukan ini? Timur juga adalah sekutu mereka. Kematian orang-orang Timur di tanganku tentu tidak menguntungkan mereka.
Kutatap mayat-mayat di permukaan laut, baru saja hendak melanjutkan perjalanan, tiba-tiba kulihat benda raksasa bergerak mendekat di atas laut.
Kapal induk?
Amerika memiliki armada kapal induk terbanyak di dunia, inilah salah satu pilar kekuatan mereka sebagai penguasa dunia.
Sebelumnya kuhancurkan dua markas Amerika, ditambah satu di wilayah Timur, seharusnya masih tersisa satu terakhir yang belum muncul.
Markas di Antartika itu, saat kukunjungi kutub selatan dulu pernah kucoba deteksi, tapi tetap saja tak membuahkan hasil.
Kali ini, akankah Amerika mengeluarkan kartu andalan terakhir mereka? Lagipula sekuat apapun kapal induk, takkan bisa menyaingi markas berteknologi tinggi mereka. Apalagi kapal induk biasa takkan mampu menjebakku.
Ketika aku sedang melihat kapal induk yang muncul di bawah, tiba-tiba merasakan dingin di belakang. Secara refleks aku menghindar ke tepi, persis melihat lengan Manusia Serigala menghantam tempat yang kutinggalkan.
Ini adalah Oulan Raja Serigala!
Kulihat bayangan yang tiba-tiba muncul di belakangku, tingginya lebih dari dua meter dengan tubuh Manusia Serigala, wajah serigala buas, sepasang bola mata hijau penuh aura jahat!
Tingkat pencapaiannya ternyata mencapai Tingkat Dewa Surga. Di Bumi, jumlah orang dengan kemampuan selevel ini bisa dihitung dengan jelingan jari.
"Sepertinya seluruh dunia jadi lawanku. Aku tak pernah ke Barat, tapi tak menyangka pihak Barat juga ikut bertindak. Meski ini Raja Serigala Dewa Surga, tetap bukan lawanku!" Tanpa kekhawatiran kutatap makhluk ini. Beberapa aliran energi kuat telah mengelilingi dan terkunci padaku saat ini.
"Bagaimana jika ditambah kami?" Seorang berbusana malaikat muncul di depan mataku, memegang Tongkat Cahaya yang melambangkan kesucian.
Ada juga sosok berpenampilan Vampir yang menampakkan dua gigi taring mengerikan, seolah ingin melahap darahku.
Malaikat Vatikan, Vampir Barat, semuanya muncul?
Di antara mereka, aura malaikat paling kuat, bahkan telah mencapai puncak Dewa Surga. Ternyata di Bumi, bukan hanya teknologi yang berkuasa.
"Ditambah kalian pun tetap tak cukup!" Kugelengkan kepala. Satu lawan tiga？Mereka tetap hanya Dewa Surga, bagaimana mungkin melawanku?
"Nada bicara yang besar. Sudah lama mendengar Dongfang Ye Jihuan sombong dan meremehkan orang lain. Melihat langsung hari ini, sesuai reputasinya." Sorot mata Manusia Serigala memancarkan aura perang dahsyat, jelas ingin bertarung denganku.
Sedangkan Vampir, di wajahnya selalu tersenyum menyeramkan. Ada juga malaikat Gereja yang sama sekali tak bersuara, tidak diketahui apa yang sedang mereka rencanakan dalam hati.
"Bagaimana jika ditambah kami? Ye Jihuan, kau telah memicu kemarahan semua pihak. Bagaimana mungkin satu orang melawan semua negara adidaya di zaman sekarang? Meski ditambah Tiongkok, pasti akan lenyap dari dunia ini!" Dari bawah, sebuah kapal induk mengeluarkan suara. Kulihat mereka mengarahkan tak terhitung bom nuklir ke arahku.
Dari penampilannya, mereka berniat menghancurkanku dengan segala cara. Ada yang mengatakan jika semua bom nuklir zaman sekarang diledakkan, bisa menghancurkan Bumi ini.
