Lin Jian adalah jenius utama Sekte Sepuluh Ribu Pedang. Dengan sifat angkuhnya, bahkan Patriarch sekte pun memanjakannya. Siapa berani mengusirnya dengan kata "pergi"? Hari ini kuhinai langsung di hadapannya, wajar bila dia malu lalu mengamuk.
"Di kaki gunung, bukankah itu Ye Jihuan dari Klan Naga?" Suara bernada Yin jahat bergema perlahan dari atas gunung.
Identitasku ternyata terendus.
Di Sembilan Lapis Langit ini seharusnya tak ada anggota Klan Naga. Sejak Naga Hijau jatuh, klan itu telah punah dari langit. Kini, mungkin hanya sedikit yang masih ingat keberadaan Klan Naga di Sembilan Lapis Langit.
"Jadi ketika identitasku diungkap, tidak banyak orang di sekeliling yang terkejut. Hanya segelintir yang mengetahui pertarunganku dengan Macan Putih."
"Benar!" Karena sudah ketahuan, tak ada lagi yang perlu kusembunyikan. Langsung kuteriakkan ke arah gunung.
Rou'er berdiri di sampingku, tampak kebingungan. Bukan hanya dia, aku juga merasakan firasat buruk. Sepertinya malam ini aku juga menjadi salah satu target mereka di dalam permainan ini, mungkin bahkan target utama!
"Kalau Sang Penguasa Legendaris sendiri sudah datang, silakan naik ke atas untuk berbicara. Untuk yang lain, tetap di bawah! Satu langkah mendaki, eliminasi tanpa ampun!" Suara dari atas gunung kembali bergema.
Begitu kata-kata itu keluar, banyak tatapan penuh kecurigaan mengarah padaku. Sekejap aku menjadi sasaran empuk.
Mana mungkin Dewi seangkuh mereka bisa menerima penghinaan seperti ini di depan umum? Ancaman terbuka ini jelas menyiratkan mereka lebih rendah dariku.
"Berdasarkan apa?" Lin Jian pertama kali meneriakkan protes.
Tampaknya Lin Jian cukup berpengaruh di antara mereka. Beberapa orang mulai mendekatiku perlahan, mungkin sekutu-sekutunya.
Saat seperti ini, tak ada lagi yang perlu kusembunyikan. Identitas saja sudah terbongkar, apalagi soal kekuatan?
Kukumpulkan seluruh energi dalam tubuhku. Aura Dewi tingkat dua puluh akhirnya meledak tanpa ampun!
"Pergi sana!" Kuteriakkan lagi.
Di dunia Dewi, kesenjangan tiap tingkat bagai selokan pertarungan. Seorang Dewi tingkat dua puluh bisa menyapu bersih seluruh ruangan. Siapa lagi yang berani menghalangi?
Wajah Lin Jian saat ini pucat pasi, dia terus menggelengkan kepala, "Tidak mungkin, ini tidak mungkin! Tidak mungkin!" Terus dia berseru, seolah sulit menerima fakta ini!
Aku membawa Rou'er, terus mendaki gunung. Kali ini akhirnya tidak ada yang berani menghalangi kami.
"Kamu, Dewi tingkat dua puluh?" Rou'er di sampingku, langka sekali aktif bertanya padaku.
"Hmph." Aku tidak punya pikiran untuk mempedulikannya. Semakin mendaki ke atas, semakin kurasakan aura iblis di sini sangat pekat. Pasti bukan sekadar Dewi Besar Peng yang lurus!
Setidaknya energi yang kudeteksi saja, sudah ada lebih dari lima aliran!
Rou'er mengikutiku di sekeliling, alisnya berkerut rapat, tidak tahu sedang memikirkan apa.
Akhirnya, kami mencapai puncak bukit! Di sini ada lima orang berdiri tegak, terbagi di dua sisi, terlihat seperti dalam hubungan permusuhan.
"Paduka, tidak menyangka Paduka sendiri yang datang. Sebelumnya banyak menyinggung perasaan, mohon dimaafkan." Tetua Jin pertama memberi hormat padaku.
Dia berdiri bersama sosok kuat dari Sembilan Kegelapan itu. Di seberang mereka masih ada tiga orang ini.
Salah, seharusnya satu manusia, dua siluman!
Kupergunakan mata emas berapi-ku mengamati. Salah satunya berwujud asli Siluman Besar Kun Peng, mungkin target misi kali ini. Tapi kemampuannya tidak seperti kabar angin tentang puncak Dewi tiga tingkat, melainkan benar-benar Dewi tingkat dua puluh!
Masih ada satu orang lagi, tubuhnya terbungkus jubah merah menyala yang terlihat sangat mencolok. Seluruh dirinya bersembunyi di bawah jubah merah ini. Entah bagaimana jubah ini dibuat, bahkan mata emas berapi-ku pun tidak bisa menembusnya.
"Satu orang yang tersisa, masih berupa siluman, seekor Singa Raja, juga memiliki kemampuan Dewi tingkat dua puluh. Tatapannya dipenuhi nafsu mesum, sejak kami naik dia terus menerus memandangi Rou'er."
"Klan Naga sudah lama punah, sekarang tiba-tiba muncul lagi Penguasa Legendaris Long. Dari penampilannya, sepertinya benar-benar menganggap diri sebagai sosok agung." Singa Raja menatapku berkata.
"Ada masalah?" Setelah identitasku terbongkar, secara alami aku tak lagi punya kekhawatiran.
Singa Raja pun bagaimana? Macan Putih saja terluka di tangan bawahanku, apalagi seekor Singa Raja! Dewi tingkat dua puluh, aku juga bisa membunuhnya!
"Sudah ditunjukkan jalannya untuk naik gunung, ini berarti memberi cukup muka. Kau berani membawa satu orang lagi, sungguh tidak menghormati para hadirin di sini." Singa Raja sambil berbicara melirik Rou'er di sampingku, menjilat bibirnya dengan rakus.
"Lalu apa yang kau inginkan?" aku terus bertanya.
"Ini adalah Gunung Dewa Siluman, bukan wilayah manusia. Karena kau berani melanggar aturan, serahkan dia padaku untuk dihukum sesuai kehendakku!"
Rou'er secara refleks bersembunyi di belakangku mendengar ini.
Ku tatap Singa Raja di hadapan, "Pergi sana!" Suara dingin yang menyertai kekuatan lima elemen muncrat dari mulutku. Pegunungan bergetar, wajah Singa Raja perlahan menjadi dingin.
"Ye Jihuan, semakin diberi hati kau minta jantung?" Singa Raja menatapku dengan wajah mengerikan.
Aku tidak menghiraukannya. Yang paling membuatku penasaran di sini tetap adalah pria jubah merah itu. Jika tebakanku benar, dia pastilah orang dari Lembah Racun Raja.
"Katanya generasi muda terkuat Lembah Racun Raja juga ikut latihan kali ini. Jangan-jangan Tuanlah orangnya?" Aku menatap pria jubah merah ini. Seluruh tubuhnya tertutup jubah, membuatku sama sekali tak bisa melihat gerak-gerik di baliknya. Hanya orang ini yang memancarkan ancaman samar bagiku.
Pria jubah merah itu maju selangkah setelah mendengar ucapanku. "Pantas dijuluki Penguasa Legendaris Longzu yang sanggup menghancurkan empat markas besar sendirian. Memang luar biasa." Suaranya yang terdengar dari balik jubah itu jelas berasal dari orang yang tadi berbicara.
Dia menyuruhku naik ke gunung. Ucapannya seolah telah membuktikan dugaan ku: di balik Lembah Racun Raja berdiri kekuatan asing dari luar wilayah!
Dengan kekuatan asing di belakangnya, dia masih berani mengundangku ke gunung. Entah apa yang ada di pikirannya.
"Awalnya aku hanya ingin memanfaatkan kekuatan Gunung Dewa Siluman untuk melemahkan kekuatan cabang Sekte Duanhun dan Istana Sembilan Kegelapan. Tak kusangka malah bisa memancing orang sebesar Tuan datang. Ini benar-benar kejutan yang menyenangkan."
Wajah Elder Jin dan petarung Istana Sembilan Kegelapan itu tampak muram. Rupanya sebagian besar dewi yang gugur dalam pertempuran tadi adalah anak buah mereka. Kehilangan begitu banyak dewi pasti sangat menyakitkan!
"Apa Tuan berniat membunuhku sekalian, atau punya rencana lain?" tanyaku sambil menatap senjata ini.
"Peradaban teknologi dari kekuatan asing, jika digunakan oleh seorang Dewi tingkat dua puluh, aku pun tidak tahu seberapa besar kekuatan yang akan dihasilkan."
"Sebagai Penguasa Legendaris Long, Kaisar Surgawi kami pernah bertarung dengan Naga Hijau di masa lalu dan masih mengagumi aura kejayaannya hingga kini. Beliau pernah berpesan ingin menyaksikan keperkasaan pemimpin terkuat Long saat ini. Mengingat kaum Long kini mengalami kemerosotan bakat, yang terkuat tentu adalah Yang Mulia. Karena itu, aku mengundang Yang Mulia untuk ikut ke Lembah Raja Racun. Saat Kaisar Surgawi turun, biarkan beliau menikmati keagunganmu secara mendetail." Kata pria jubah merah.
Nada bicaranya tenang, namun ucapannya jelas-jasad menghina diriku.
"Menikmati keagungan"? Apakah senjata ini menganggapku sebagai monyet?
"Bagaimana jika aku menolak?" Di dalam hatiku, aura pembunuhan telah menyala!
Adapun Kaisar Surgawi yang dia sebutkan, kuduga tidak berada dalam tiga dunia. Masih akan lama sebelum kedatangannya.
"Jika Yang Mulia tidak mau bekerja sama, kami terpaksa menggunakan kekuatan untuk mengantar Yang Mulia pulang." Ujar pria jubah merah. Bau mesiu di lokasi kembali memuncak.
"Kedua Tetua, maukah kalian membantuku?" Aku menatap Tetua Jin dan Tetua dari Kuil Sembilan Kegelapan.
Melawan tiga orang sendirian saja mungkin sudah sulit, apalagi harus melindungi Rou'er.
Syukurlah mereka memahami prinsip "Bibir runtuh gigi kedinginan". Keduanya maju ke depan, "Tenanglah Yang Mulia, dua siluman ini akan kami tahan." Kata Tetua Jin.
Aku mengangguk, dua siluman Dewi tingkat dua puluh, seharusnya mereka bisa menahan tanpa masalah. Hanya saja tidak tahu cara apa yang dimiliki orang berjubah hitam ini sebenarnya.
Faksi luar wilayah, ahli serangan mental. Lembah Racun Raja, penggunaan racun tak tertandingi di seluruh kerajaan. Bagaimanapun juga aku harus tetap waspada.
"Paduka Legendaris, benarkah Yang Mulia tidak mau kembali bersama hamba?" Orang berjubah merah mengonfirmasi sekali lagi.
Aku menggerakkan tangan, Pilar Penjaga Samudera langsung muncul di genggamanku. Tak perlu banyak kata, sikapku sudah jelas dari tindakan.
"Kalau begitu, jangan salahkan hamba atas ketidaksopanan ini."
