Penerus?
Tampaknya status pria misterius ini lebih tinggi dari perkiraanku.
"Berdiamlah di sini!" Dalam situasi begini mana mungkin kubiar dia kabur? Ruang retak, badai penghancur ruang angkasa muncul di depan pria itu.
Langkahnya terhenti paksa. Tak ada yang bisa melewati badai ruang angkasa sekuat ini dengan sembarangan.
Orang jubah merah menghalangi di depan saya, di belakang mayat darah tak terbatas telah dihentikan oleh klon saya. Pada saat ini yang bisa berhadapan dengan saya, hanya mereka berdua.
"Tadi, saat kau menggunakan formasi untuk melukai saya, pernahkah terbayang akan momen seperti sekarang?" Saya menatap orang jubah merah di depan mata. Jubahnya sudah robek separuh, darah mengotori tubuhnya. Badannya terus goyah, bahkan berdiri pun menjadi sulit.
"Ye Jihuan, kekuatan klan kami jauh melampaui imajinasimu! Jika kau bersikeras begini, yang menantimu di masa depan pasti balas dendam gila dari klan kami!" Orang jubah merah itu memuntahkan darah, berkata dengan lemah.
"Ancaman seperti ini sudah saya dengar ribuan kali. Apa tidak ada trik baru? Jika tidak, jangan salahkan saya untuk tidak berlaku sopan!" Saya mengabaikan ancaman itu dan sudah berdiri tepat di hadapannya.
Tanpa bicara lagi, saat saya mendekat, dia tiba-tiba menusukkan tongkat hitam di tangannya ke arah saya. Tusukan ini menggunakan seluruh tenaganya, tapi hanya seperti capung mencoba menggoncang pohon.
"Mati!" Tangan saya mengibas, kilau pedang menyambar. Tongkat hitam dan tubuh orang jubah merah terbelah menjadi dua bagian.
Satu pedang, satu nyawa melayang!
Saya tidak menghiraukan mayat ini, juga tidak sok pintar membuka jubahnya. Bagaimanapun, siapa yang tahu racun mematikan apa yang tersembunyi di balik jubah itu?
“Dia sudah mati, sekarang hanya tinggal kamu. Masih tidak mau memperlihatkan sifat aslimu?” Perasaan familiar ini semakin kuat, bahkan di saat seperti ini, sorot mata pria misterius tetap tidak menunjukkan sedikit pun kepanikan.
Rasa penasaranku sudah tak terbendung, tangan tanpa sadar meraih ke arah maskernya.
Jika dia melawan, pasti akan memicu pertumpahan darah. Jadi dia tidak punya pilihan.
Kami saling menatap, sampai akhirnya tanganku menyentuh maskernya dan menyentak keras. Sebuah wajah yang familiar muncul di hadapanku.
Bagaimana mungkin ini bisa terjadi! Dulu dia begitu misterius dan angkuh di mataku.
Di masa lalu, peringkat pertama Tianji Bang, dihormati seantero kerajaan.
Di masa lalu, memutus Laut Utara dengan satu jari, mengguncang para pahlawan.
Aku bahkan tidak pernah bermimpi, seseorang yang dulu kukagumi ternyata berasal dari ras dari luar wilayah!
Orang ini, Lin Baqian!
“Ternyata kamu berhasil menemukan.” Lin Baqian menggelengkan kepala dengan frustasi.
“Kamu, kok bisa kamu? Dulu kamu yang menyelamatkan nyawaku. Jika kamu ras dari luar wilayah, mengapa menyelamatkanku?” Aku tidak percaya. Dalam ingatanku, sudah lama tidak bertemu Lin Baqian, bahkan hampir melupakannya.
Tapi tak disangka, saat bertemu lagi, justru dalam situasi seperti ini.
“Awalnya diperintahkan datang ke dimensi ini, menerima perintah rahasia untuk menghilangkan klan Long. Tapi tak kusangka saat tiba, klan Long sedang dalam kekacauan parah. Saat itu klan Long dalam kondisi genting, untuk menghindari ketahuan identitasku, aku tidak membasmi habis-habisan. Kebetulan melihatmu muncul, jijik melihat kesombongan Murong Jiuding dkk, sekalian saja kutolong kau sekali.” Lin Baqian berkata sambil lalu.
Dahulu, keperkasaan satu jari memutus Laut Utara masih terbayang jelas, kini telah berubah seperti ini.
“Dulu kau selamatkan nyawaku, hari ini kubebaskan kau sekali. Pertemuan berikut, Pertarungan Hidup Mati!” Kutatap Lin Baqian, akhirnya kputuskan melepaskannya.
Dulu saat aku lemah, dia mau menyelamatkanku. Kini dia jatuh ke tanganku, wajar aku bebaskan dia sekali.
Hanya saja kali ini, entah ini keputusan benar atau salah!
Lin Baqian mengeluarkan pil obat dari pelukannya, “Ini antidot untuk kakekmu. Tenang, racunnya tidak dalam. Setelah minum ini akan pulih seperti semula. Soal Liu Qingci, siluman di cermin itu benar, hanya dia yang tahu keberadaannya. Bahkan aku pun tidak tahu.”
Hatiku bergetar, langsung kucengkeram Lin Baqian!
“Kau benar-benar tidak tahu?!” Kutatap Lin Baqian, aura pembunuhan tiba-tiba menyala.
Apa aku benar-benar membunuh satu-satunya orang yang tahu keberadaan Liu Qingci?
Jika benar begitu, bagaimana cara menemukan Liu Qingci? Seumur hidup aku takkan bisa memaafkan diri sendiri!
“Tidak tahu, walau aku adalah Penerus, tapi di sini tetap bukan wilayah kekuasaanku. Aku juga malas ikut campur dalam urusan ini.” Lin Baqian berkata.
Aku tidak menyangka, sebelumnya kupikir pasti bisa mendapatkan informasi keberadaan Liu Qingci dari mulut Lin Baqian. Tapi sekarang, jangan-jangan aku salah?
“Kau, jangan pergi!” Setelah ragu sejenak, akhirnya aku bertindak.
Demi Liu Qingci, apa artinya mengingkari janji? Hanya dengan menahannya, baru ada kemungkinan menemukan Liu Qingci!
Lin Baqian tidak melawan, seolah sudah pasrah, ditangkap oleh cakar naga milikku.
Lin Baqian menyerah tanpa perlawanan. Karena keributan saat aku mencapai terobosan terlalu besar, Tongtian Jiaozhu dan yang lain memperhatikan kejadian ini. Saat aku kembali ke mulut Lembah Racun, pasukan Surga Langit sudah mundur, sementara penghuni Lembah Racun sudah dibantai habis.
Di jubah biksu Buddha Kemenangan Perang terdapat beberapa bekas luka pedang, tapi tidak terluka. Dua Dewi Buddha lainnya menunjukkan aliran energi yang kacau dengan luka permukaan di tubuh mereka.
“Bagaimana?” Buddha Kemenangan Perang menatapku bertanya.
Kuraih Lin Baqian dengan satu gerakan tangan, “Dia adalah anggota ras dari luar wilayah yang dijuluki Penerus. Kuserahkan padamu, tapi dengan satu syarat: dia tidak boleh mati! Aku masih perlu menukarnya!” kataku pada Buddha Kemenangan Perang.
Buddha Kemenangan Perang memandang Lin Baqian, “Apa hubunganmu dengan Raja Dewa dari Luar Wilayah?”
“Ayahku!” jawab Lin Baqian tanpa mengangkat kepala.
“Bagaimana dengan kedua Buddha Tathagata dan Lampu Abadi setelah tiba di wilayah langit kalian?” Buddha Kemenangan Perang bertanya kembali.
Lin Baqian akhirnya menunjukkan reaksi, menatap Buddha Kemenangan Perang, "Hmph, berani-beraninya kalian pengikut Buddha ingin menyerang ayahku. Keduanya mungkin cukup kuat, tapi bandingkan dengan Naga Hijau di masa lalu - bukankah kau tahu? Apalagi di wilayah langit klan kami, kami memegang inisiatif mutlak. Meski mereka bersekutu, mana mungkin melukai ayahku?" Lin Baqian mendengus dingin.
Ternyata "pembebasan spiritual" yang dimaksud Tathagata dan Lampu Abadi adalah menyerang Kaisar Dewa Luar Dimensi. Tapi melihat reaksi Lin Baqian, sepertinya mereka gagal.
Aku tahu betul kekuatan teknologi faksi luar dimensi. Di Bumi saja sudah begitu hebat, apalagi di dunia asal mereka - mustahil dibayangkan sekuat apa!
Ekspresi Buddha Kemenangan Perang tetap tenang, tapi entah mengapa, aura iblis di sekujur tubuhnya tiba-tiba mengental.
"Pergilah. Masih banyak yang perlu kami tanyakan padamu tentang Buddha. Adapun Kaisar Dewa Luar Dimensi, jika ada kesempatan, hamba juga ingin bertarung dengannya, melihat apakah dia benar seangkuh legenda!" Sebuah aura perang tiba-tiba menyembur ke langit, menggetarkan cakrawala.
Ini adalah... tekanan energi!
Aura perang terkuat yang selama ini dipendam Buddha Kemenangan Perang, ternyata dilepaskan di momen seperti ini!
Rupanya lawan yang selalu ingin dihadapinya adalah Kaisar Dewa Luar Dimensi!
"Ketidaktahuan! Kesombongan!" Lin Baqian mengucapkan dua kata, tidak menunjukkan ketakutan terhadap kekuatan yang ditunjukkan Buddha Kemenangan Perang.
Sebaliknya, hanya penghinaan yang mendalam.
——Lembah Racun Raja dihancurkan, Kerugian besar bagi Kerajaan Tian. Karena mereka sudah tahu Lembah Dupa Terbakar adalah bawahanku, maka tempat itu tidak bisa lagi bertahan di sini.
Setelah berpikir, akhirnya kuputuskan untuk membawa Lembah Dupa Terbakar ke Benua Tianyuan. Dunia itu juga membutuhkan sekelompok petarung kuat untuk menjaganya, sementara Benua Tianyuan yang kehilangan bakat-bakat unggul membutuhkan darah segar.
Benua Tianyuan, tempat tinggal klan Long.
Bau amis darah yang pekat telah lama dihapus angin, segala sesuatu di sini kembali tenang seolah tak pernah ada manusia.
Kutatap Fen Tian di hadapanku, "Tuan Lembah, mulai sekarang ini menjadi wilayah Lembah Dupa Terbakar. Kalian bisa mendirikan Balai Dupa di sini, kelak ketika klan Long bangkit, Balai Dupa akan menjadi balai utama kami!"
Di hati kecilku, mimpi membangkitkan klan Long tetap membara, entah kapan terwujud!
"Terima kasih, Yang Mulia!" Fen Tian menyampaikan hormat sambil berteriak keras.
"Ada hal lain?" Baru kusadari ekspresi Fen Tian terlihat aneh.
