Sejak Pan Gu membelah langit-bumi, berapa rahasia yang terkubur dalam aliran waktu tiga dunia ini? Siapa yang tahu?
Di atas langit asing ini, kami semua bertarung untuk tiga dunia!
Wajah Macan Putih dan Kura-kura Hitam berkerut, seolah tebakan Kakak tepat mengenai sasaran.
"Sun Zhongmou, kecerdikanmu memang legendaris! Tapi apa gunanya mengetahui kebenaran? Leluhur kami diusir dari surga ini, tapi lihatlah - Sang Kaisar kami telah kembali! Darah akan mengaliri tiga dunia!"
"Aku tidak mengerti mengapa dulu kekuatan luar wilayah mereka bisa diusir dari tiga dunia, sedangkan sekarang meributkan benar salah masa lalu sudah tidak ada artinya lagi. Pada titik ini, hanya kekuatan yang bisa menyelesaikan segalanya."
"Tidak peduli permusuhan masa lalu, permusuhan antara kita hari ini, lebih baik kita selesaikan dulu masalah terakhir ini." Aku menatap mereka, aura perang bergolak dalam hati.
"Barusan hanya bisa jadi penonton tanpa hak ikut campur sudah membuatku jengkel, sekarang akhirnya ada kesempatan untuk bertarung sepuasnya, tentu saja aku tidak akan menahan diri!"
"Kukabulkan permintaanmu!" Macan Putih melangkah maju, menerjang ke arahku, sementara Kakak mundur ke pihak lain sambil mengawasi Kura-kura Hitam.
"Ye Jihuan, kau hanya punya tubuh Naga Hijau tapi tidak memiliki sedikitpun kekuatan Naga Hijau masa lalu! Hari ini Buddha Kemenangan Perang sudah tidak bisa membantumu lagi, aku pasti akan mencabik-cabikmu!" Wajah Macan Putih penuh keganasan, ia menjulurkan lidah menjilat sudut bibirnya dengan rakus.
"Kau sepertinya lupa, dalam duel satu lawan satu kau sudah bukan lawanku lagi. Jika tidak ada pembantu, yang mati pasti kau!" Aku menatapnya tanpa sedikitpun rasa takut.
Sekarang kita sudah berada di tingkat pencapaian yang sama, dalam duel satu lawan satu, dia pasti mati!
"Tak tahu maut!" Tubuh Macan Putih bergerak, memuntahkan pisau angin tak terhitung jumlahnya yang menerpaku.
Aku sama sekali tidak gentar, langsung melangkah maju!
Dengan Tubuh Naga Hijau dan patung emas abadi Buddhisme versi lengkap, bagaimana mungkin pisau angin ini bisa melukai tubuhku?
"Hanya segini kemampuannya? Bahkan jika aku diam saja kau yang menyerang, kau tetap tidak bisa melukaiku! Benar-benar sampah!"
Macan Putih mengerutkan kening, ekspresi serius muncul di wajahnya. Tanpa basa-basi lagi, dia menyemburkan bola udara ke arahku.
"Segel Dewa Naga Hijau!" Telapak tanganku mengeluarkan segel suci yang tak terbendung, menghancurkan meriam udaranya dalam sekejap.
"Di bawah Dewa Suci, aku telah mencapai domain tak terkalahkan!" Kataku pada Macan Putih.
Kali ini saat kuayunkan langkah, Macan Putih justru mundur setengah langkah secara refleks. "Bagaimana mungkin... Kekuatanmu...?"
"Banyak hal tak kau duga. Sudah dua jurus kau keluarkan, sekarang giliranku!" Tubuhku berubah menjadi wujud Naga Hijau, telapak tangan menyergap!
Segel dewa ini kulepaskan dengan seluruh tenaga. Cahaya hijau memancar di sekelilingku, kekuatan ikatan darah ini memberiku keyakinan tak tergoyahkan.
Macan Putih berdiri di tempat, menanti seranganku. Namun beberapa saat kemudian, dia tiba-tiba berbalik dan kabur.
Dia... LARI?!
Tak kusangka makhluk mitos ini begitu tak tahu malu! Tanpa secuil harga diri, benar-benar kabur begitu saja!
Tapi segelku bukanlah sesuatu yang mudah dibelah. Pohon Jalan telah memblokir semua jalan mundurnya, membuatnya terjepit!
"Ye Jihuan, jangan kau lewati batas!" Terdengar raungan panik Macan Putih yang mengaum liar ke arahku.
"Hmph! Kamu berkali-kali ingin membunuhku, sekarang saatnya aku yang akan membunuhmu, berani bilang aku terlalu kejam? Kalau begitu, aku akan memperlakukanmu lebih kejam lagi!" Bekas telapak tanganku tak berkurang kekuatannya, menyergap ke arah Macan Putih.
Tubuh besar Macan Putih kini menggigil di seluruh badannya, bagaimana mungkin dia menahan serangan telapak tanganku?
"Grooaaak!" Auman menggelegar keluar dari mulutnya. Kulihat tubuh Macan Putih memancarkan cahaya putih, energi spiritual antara langit dan bumi tertarik mengalir deras ke tubuhnya.
Macan Putih memang pewaris ikatan darah turun-temurun. Tapi sekalipun begitu, bagaimana mungkin kekuatan ikatan darahnya bisa menyaingi darah Naga Hijau milikku? Di hatiku tak ada keraguan, hierarki ikatan darah memang berbeda-beda!
Kekuatan Naga Hijau dalam tubuhku adalah ikatan darah terkuat di tiga dunia!
Macan Putih mengaum liar, aura yang dipancarkannya semakin kuat. Tapi kini aku telah menguasai metode penyempurnaan patung emas abadi Buddhisme, ditambah dukungan patung emas Tetua Buddha, jauh melampaui dewi biasa!
Sekuat apapun Macan Putih, pada titik ini tetap tak berdaya.
Akhirnya bekas telapak tangan itu menembus pertahanan Macan Putih, menghantam tubuhnya dengan dahsyat!
"Aaargh!" Rintihan kesakitan pecah. Bulu putih bersaljunya ternoda lapisan noda darah, satu telapakan membuatnya terluka parah!
"Sekarang, masih ingin membunuhku?" Tatapku tajam ke arah Macan Putih sambil melangkah mendekatinya perlahan.
“Macan Putih berbalik ingin keluar dari ruang untuk melarikan diri, tapi ruang itu sudah lama diblokir oleh pohon Jalan, bagaimana mungkin dia bisa kabur?”
“Ye Jihuan, kamu tidak boleh membunuhku, jangan membunuhku! Bahkan di wilayah langit sana, aku memiliki posisi yang mulia. Jika kamu membunuhku, Dewa Kaisar pasti tidak akan membiarkanmu pergi!” Teriak Macan Putih panik.
Tapi aku masih sama sekali tidak goyah.
“Mulia? Jangan-jangan posisimu lebih mulia daripada Putra Dewa Kaisar kalian? Aku bahkan berani menangkapnya, apalagi kamu!” Aku mengabaikan ancamannya. Dulu aku berani langsung bertindak terhadap Lin Baqian, apalagi menghadapi Macan Putih.
Mendengar perkataanku, wajah Macan Putih tiba-tiba menunjukkan keputusasaan.
“Sudah siap? Jika sudah, mari kita mulai.” Kataku padanya.
Tepat saat aku hendak bertindak, Macan Putih tiba-tiba menghalangiku, “Tunggu! Tunggu! Aku bisa memberitahumu sebuah rahasia sebagai tebusan nyawaku!”
Rahasia? Jantungku berdebar kencang. Sesuatu yang disebut rahasia oleh Macan Putih pasti bukan pekerjaan biasa.
“Rahasia apa?” Tanyaku.
Macan Putih memandang sekeliling, akhirnya membuka mulut, “Aku tahu keberadaan Liu Qingci!”
Dung!
Kurasakan jantungku berdetak keras!
Keberadaan Liu Qingci?
Setelah kematian Penguasa Lembah Racun, Liu Qingci telah menghilang tanpa jejak. Bahkan Lin Baqian pun tidak mengetahui keberadaannya. Awalnya kukira perlu waktu bertahun-tahun untuk menemukannya, tak disangka kini kesempatan itu akhirnya muncul di hadapanku.
Penguasa Lembah Racun ternyata juga bagian dari kekuatan luar wilayah. Mereka telah lama berdiam di Surga Langit. Masuk akal jika hal ini diberitahukan pada Macan Putih. Hatiku dipenuhi kegembiraan, namun kusembunyikan rapat-rapat.
"Kau tentu tahu konsekuensi jika berbohong padaku." Tanganku mengibas, semburan api langsung menyusup ke tubuhnya.
"Ini api Pohon Jalan. Hanya dengan satu pikiran, apiku bisa membakar semua meridian tubuhmu, menghancurkan semua fungsi organmu. Membuatmu hidup lebih sengsara dari mati tapi tak bisa mati, hanya menjadi mayat hidup. Bagaimana?" Kutatapnya sambil tersenyum.
Wajah Macan Putih berubah panik. Ia menggelengkan kepala dengan kuat, menunjukkan penolakan.
"Katakan, di mana Liu Qingci?!"
Jantungku berdebar antara harap dan waswas. Semakin besar harapan, semakin dalam kekecewaan. Kerinduanku pada Qingci telah membuatku tak sanggup menipu diri lagi. Aku takut benar-benar akan menjadi gila jika ini dusta!
“Liu Qingci berada di Surga Langit, pada hari itu anggota klanku menyerahkannya ke tanganku, aku pun menyembunyikannya. Di tiga dunia ini, hanya aku yang tahu. Ye Jihuan, kamu masih ingin membunuhku?” Macan Putih seolah menusuk titik lemahku, membuatku terjebak dalam dilema.
Aku tahu dia mungkin sedang berbohong, tapi jika aku membunuhnya, aku mungkin akan kehilangan kesempatan terakhir.
“Hidup lebih sengsara dari mati, itu juga bisa dilakukan!” Aku menatapnya, kekuatan spiritualku bergerak, mulut Macan Putih pun mengeluarkan rintihan kesakitan.
Aku menggunakan api untuk menghancurkan dua meridian tubuhnya, membuatnya menahan kesakitan yang tak tertahankan!
“Sekarang, kamu bisa bicara kan!” Aku menatap Macan Putih, saat ini dia seharusnya sudah tidak punya pilihan lagi.
Ternyata, wajah Macan Putih berkerut beberapa saat. Saat aku bersiap melanjutkan eksekusi, dia akhirnya berbicara.
“Aku akan mengajakmu pergi, tempat itu tidak bisa kamu temukan tanpa aku. Setelah menemukan Liu Qingci, kamu harus mencabut restriksi di tubuhku!” kata Macan Putih padaku.
Aku melihat ke area pertempuran lain, Kakak sedang bertarung dengan Kura-kura Hitam. Keduanya nyaris seimbang, tapi Kakak tetap unggul. Kulihat beberapa goresan pisau di cangkangnya. Asal bisa menghancurkan cangkang itu, Kakak pasti menang!
“Baik, aku akan ikut kamu pergi!”
