Mengorbankan tubuh sebagai segel untuk mengunci Dewa Kaisar?
Inikah akhir perjalanan sang Buddha Kemenangan Perang?
Aku tidak mau menerima hal ini dalam hati, meskipun dia adalah musuh mautku, tapi juga banyak membantuku. Setidaknya dari posisi tiga dunia, dia tidak pernah berbuat salah. Namun tak disangka akhirnya mendapat nasib seperti ini.
“Lalu, apakah segel berhasil?” tanyaku dengan frustasi.
Kekuatan Shenhuang dari luar domain memang kusaksikan sendiri. Untuk menyegelnya, entah berapa besar pengorbanan yang diperlukan. Bahkan Buddha Kemenangan Perang pun harus mengorbankan diri menjadi segel?
“Meski segel telah terbentuk, ini bukan solusi permanen. Untuk mengalahkan Shenhuang luar domain, hanya anggota klan Long yang mampu. Dengan kedalaman ilmu Buddha Kemenangan Perang, segel ini seharusnya bisa bertahan cukup lama. Manfaatkan kedamaian langka ini, fokuslah pada kultivasi.” Laozi menjelaskan padaku.
Sayang kekuatanku belum cukup, sungguh ingin melihat langsung segel itu, menyaksikan tempat terakhir kejatuhan Buddha Kemenangan Perang.
Upacara pemakaman Buddha Kemenangan Perang dihadiri semua kuat tiga dunia. Kuil Leiyin Agung dipadati lautan manusia tak berujung. Pembacaan sutra berlangsung tujuh hari tujuh malam.
Andai tak berada langsung di acara ini, mustahil bagiku memahami kondisi tiga dunia saat ini. Meski Shenhuang luar domain berhasil disegel, tiga dunia mengalami kekuatan terkuras habis. Tak terhitung kuat yang jatuh. Kini tiga dunia sedang mengalami kehilangan bakat-batang unggul.
“Buddha Kemenangan telah mencapai nirwana, Buddha tidak boleh sehari tanpa pemimpin. Buddha akan segera mengundang Buddha Timur untuk memimpin Kuil Leiyin Agung di Gunung Rohani. Setelah itu, para pengikut Buddha akan membangun kuil di tiga dunia, menyebarkan ajaran melalui pembacaan sutra, membantu semua makhluk meningkatkan kemampuan, dan menjaga tiga dunia!” ujar seorang biksu tinggi dari pihak Buddha.
Buddha Timur, yaitu Buddha Maitreya, juga merupakan sosok penting dalam Buddha. Namun kabarnya ia selalu menghindari urusan duniawi. Tak disangka setelah Buddha Kemenangan Perang, Buddha justru berhasil mengundangnya.
Buddha Maitreya hingga kini belum muncul. Namun karena dijuluki Buddha, pastilah ia memiliki kemampuan Dewa Suci yang bisa menjaga Kuil Leiyin Agung.
Tujuh hari tujuh malam kemudian, aku hendak pergi. Tapi tiba-tiba ada utusan Buddha yang memintaku tetap tinggal.
Ketika para hadirin telah bubar, aku dibawa ke bawah Kuil Leiyin Agung. Bukan pertama kalinya aku ke sini, sehingga tak terlalu terkejut.
"Silakan, Sang Penderma. Pemimpin Buddha sedang menantimu," kata seorang Buddha padaku.
Pemimpin Buddha? Jangan-jangan Buddha Maitreya telah datang? Tapi jika benar ia sudah tiba, tak mungkin ia tidak muncul di pemakaman Buddha Kemenangan Perang.
Tapi aku tak terlalu memikirkannya. Dengan tingkat pencapaianku sekarang, bahkan Dewa Suci pun belum tentu bisa menahanku. Jika Tongtian Jiaozhu bertarung lagi denganku, pasti tak akan sememalai sebelumnya.
Di depan, terbentang tempat penguburan tulang milik Buddha.
Sesampai di sini aku berhenti. Pintu batu di depannya terbuka perlahan, memancarkan cahaya emas.
"Masuklah," suara dari dalam terdengar ramah.
Aku berjalan masuk ke dalam, dan ternyata melihat Buddha Maitreya. Buddha Maitreya memang memiliki sifat optimis bawaan, saat ini masih tersenyum, namun di balik senyuman itu terasa kesedihan yang sulit disembunyikan, justru memberi kesan seperti memaksakan senyuman.
"Sudah bertemu Buddha." Aku berkata dengan hormat, bagaimanapun ini adalah Buddha Timur, pemimpin utama Buddha saat ini, tetap perlu memberikan sedikit muka padanya.
"Hmph, Buddha Kemenangan Perang sudah memberikan penjelasan padaku. Karena kamu adalah satu-satunya penerus klan Naga, tiga dunia tentu harus mengerahkan seluruh tenaga untuk membantumu. Beberapa hari ini aku pergi ke luar domain untuk membawa kembali kerangka patung emas Buddha Kemenangan. Percaya kau tahu fungsi kerangka patung emas ini. Sesuai wasiat terakhir Buddha Kemenangan sebelum wafat, serahkan padamu." Buddha Maitreya berkata padaku.
Hatiku langsung berdebar kaget, lalu memandang ke belakangnya, baru melihat kerangka itu.
Kerangka Buddha dapat mengkonsolidasikan patung emas abadi versi lengkap.
Tak kusangka di saat genting terakhir, Buddha Kemenangan Perang justru meninggalkan sesuatu seperti ini untukku, membuat jantungku terasa hangat.
"Terima kasih Senior." Aku mengucap pada Buddha Maitreya.
Buddha Maitreya mengangguk, membiarkanku membawa kerangka Buddha Kemenangan Perang pergi dari sini. Patung emas abadi, Buddha Kemenangan Perang tahu aku sudah mengkonsolidasikan patung emas abadi versi lengkap, tetap meninggalkan seperangkat kerangka untukku. Satu-satunya penjelasan adalah ini peninggalan Kakak!
"Tampaknya pilar penjaga samudera tidak salah. Sejak awal Kakak memang memiliki hubungan dengan Buddha, dan juga telah mengkultivasi patung emas abadi Buddhisme."
Aku tidak meragukannya, karena aku tahu dia pasti tidak akan menyakitiku. Satu-satunya yang bisa kukatakan adalah hatiku masih merasa tidak nyaman mendengar kabar ini.
Sepotong kerangka tulang belulang, tentu saja langsung kubawa kembali ke Bumi.
Kakak merasakan panggilanku dan muncul di hadapanku.
"Kakak, apakah kau telah mengkultivasi patung emas abadi Buddhisme?" Tanyaku pada Kakak dengan serius.
Kakak ragu sejenak, tapi akhirnya mengangguk. Dia tidak pernah memberikan penjelasan berlebihan. Fakta bahwa dia memberi jawaban pasti sudah di luar perkiraanku.
"Baik, kalau begitu kerangka ini kuberikan padamu. Ini adalah sisa tulang Buddha Kemenangan Perang. Setelah difusi, kau bisa mengkultivasi versi lengkap patung emas abadi. Tubuhmu mungkin akan dua kali lebih kuat dari sekarang. Anggap saja ini hadiah terakhir darinya." Kataku pada Kakak.
Kakak memandang kerangka di tanganku. Selain cahaya Buddha, ada gelombang aura iblis di tulang-tulang itu. Tapi dia sama sekali tidak mempermasalahkan, langsung mengambilnya.
"Akan kufusi secepatnya." Kata Kakak sebelum pergi sendiri ke Gunung Salju Besar.
Aura pisaunya semakin dingin. Mungkin di sanalah tempatnya berlatih.
"Gimana? Sudah kubilang dia punya hubungan dengan pengikut Buddha. Kau tetap tidak percaya. Sekarang kau harus yakin! Kalau bukan pengikut Buddha, mana mungkin bisa mengkultivasi patung emas abadi?" Suara pilar penjaga samudera kembali terdengar.
Aku benar-benar ingin menampar pilar penjaga samudera sampai mati, senjata ini sungguh menyebalkan.
Tak seorang pun tahu berapa lama segel Buddha Kemenangan Perang bisa bertahan, bahkan Laozi pun tidak memberitahuku waktu pasti, hanya mengatakan bahwa Primus telah berangkat. Jika segel mulai longgar, dia akan mengirim kabar.
Tingkat Dewa Suci, mungkin inilah yang paling kubutuhkan sekarang.
Setelah berkelana setengah tahun, aku benar-benar mengosongkan pikiran. Meski merasa『Hati』ku semakin matang, tetap tak ada pertanda terobosan. Tingkat Dewa Suci masih seperti mimpi di siang bolong.
Jika ingin mencapai tingkat Dewa Suci, harus menghancurkan belenggu dunia ini. Tapi bagaimana mungkin tingkat Dewi Emas bisa melawan kekuatan dunia?
Aku juga pernah bertanya pada Laozi. Dia hanya menyuruhku Mengalir Mengikuti Alur tanpa memaksa, membuatku semakin bingung.
Karena tak ada cara untuk mencapai terobosan, akhirnya kufokuskan pikiran pada hal lain.
Di Benua Tianyuan, Lembah Dupa Harum telah pindah ke sini atas perintahku dan berganti nama menjadi Aula Dupa Harum, yang akan menjadi salah satu markas besar klan Long di kemudian hari.
Kini, aku akan mendirikan markas besar lainnya - Aula Pedang Sakral!
Dulu pernah berjanji pada Zhan Long Zhenren untuk mewariskan Jalan Pedang Suci, baru sekarang akhirnya bisa terwujud.
Sebagai salah satu kualifikasi tertinggi di tiga dunia, kabar pendirian Aula Pedang Sakral langsung menarik ribuan ahli pedang yang datang berguru!
"Saya membuka altar dan mengajar, mengajarkan esensi Jalan Pedang Suci kepada dunia. Aula Pedang Suci segera selesai dibentuk."
"Pada saat yang sama, saya juga membentuk Aula Pisau Sangar atas nama Kakak. Namun saat ini Kakak masih dalam proses kultivasi, sementara belum ada supervisor."
"Satu klan dengan tiga aula. Pola ini sudah ditetapkan."
"Sekejap mata, setahun telah berlalu. Liu Qingci juga sudah mencapai usia melahirkan."
"Sementara Rou'er saat ini sudah hamil delapan bulan. Akhirnya saya akan memiliki anak kandung lagi. Perasaan saya saat ini sungguh sangat emosional."
"Yang tak saya duga, tiga dunia yang tampak tenang ini ternyata menyimpan banyak orang yang juga menunggu hari ini."
"Sekelompok orang yang ingin memutuskan keturunan klan Long!"
"Liu Qingci sendiri adalah kultivator. Rumah sakit biasa tidak bisa menangani persalinannya. Kami memindahkannya ke Gunung Salju Besar, dilindungi jalur naga untuk keselamatan ibu dan anak."
"Saya khusus memasang barrier di sekelilingnya untuk mencegah gangguan. Tapi tak kusangka, yang harus datang tetap datang."
"Saya berdiri di luar barrier, menunggu kabar dari dalam. Samar-samar kudengar erangan kesakitan dari mulut Liu Qingci yang membuat hatiku teriris."
"Tiba-tiba, angin Yin menerpa. Langit cerah tiba-tiba tertutup awan hitam. Ini... aura iblis?! Dan bahkan... siluman kelas atas yang legendaris!"
"Krii!" Suara burung terdengar. Kulaparkan sensasi api yang menyengat!
"Tingkat pencapaian siluman ini, sepertinya tidak rendah!"
"Selain itu, bumi bergetar. Di bawah tanah... ada jurus pamungkas!"
