Di antara tiga dunia, sangat sedikit yang bisa menyaingiku kecuali para Top-Tier. Dalam situasi ini, aku bertindak tanpa banyak kekhawatiran. Selama para Top-Tier tidak bertindak, tak ada yang bisa melukaiku!
Apalagi, demi keamanan tiga dunia, siapapun yang melindungi Lin Baqian akan dihancurkan oleh aliansi tiga dunia!
Begitu perintah turun, badai darah segera melanda tiga dunia. Entah mengapa, kabar tentang Lin Baqian muncul bersamaan di tiga dunia, tapi tak ada satu pun kabar akurat yang memberitahuku dimana Lin Baqian sebenarnya.
Seolah semua orang melihat Lin Baqian, tapi tak ada yang yakin dengan penglihatannya sendiri.
Saat arus bawah menggelora di tiga dunia, aku dan Liu Qingci sudah kembali ke klan Long.
Awalnya ingin membawa seluruh keluarga, tapi orangtuaku berkata mereka sudah hidup di Bumi seumur hidup, tidak tega meninggalkan teman-teman lama, dan tidak mau ke dunia asing ini. Setelah dipikir, kubiarkan saja.
Dua bulan kemudian, tiba waktu Rour melahirkan. Kali ini, dengan pelajaran dari pengalaman sebelumnya, aku mengerahkan banyak ahli bela diri kuat untuk berjaga di sekitarnya. Namun kali ini benar-benar tenang, Rour berhasil melahirkan seorang putra. Sejak itu, Ye Jihuan (aku) resmi memiliki satu putra dan satu putri.
Pada periode yang sama, aku tiba-tiba merasakan hambatan dalam latihanku mulai goyah! Tingkat Dewi Puncak telah membuatku stagnan cukup lama. Aku telah melakukan berbagai upaya - melatih fisik, melatih hati, tapi tetap tak bisa menyentuh ambang batas peningkatan.
Kali ini, akhirnya kurasakan getaran samar bahwa aku bisa menghancurkan kekuatan dunia ini dan melangkah ke tingkat yang lebih tinggi! Aku akan memasuki tingkat Dewa Suci!
Mencapai Dewa Suci bukanlah permainan. Peningkatan ini telah melampaui batas tiga dunia, akan memicu serangan balik gila dari kekuatan dunia. Untuk memastikan segalanya, sebelumnya aku sengaja mengunjungi Istana Doushuai.
Pengurus Surga Langit memang belum pernah kulihat, tapi setiap kali datang ke sini tak ada yang menghalangi, langsung bisa memasuki Istana Doushuai.
"Senior."
"Oh? Bersiap untuk peningkatan?" Laozi sepertilah sudah menembus maksud kedatanganku, tersenyum lebar.
"Hmph. Mohon bimbingan Senior. Hanya selangkah lagi aku bisa menembus tingkat ini!" Kataku dengan penuh hormat pada Laozi.
Selangkah terakhir, terdengar sederhana karena hanya satu langkah. Tapi sesungguhnya sulitnya melebihi langit, banyak orang menghabiskan seumur hidup tanpa bisa melangkah.
"Untuk menghancurkan belenggu tiga dunia, hanya ada satu cara: bertarung habis-habisan. Tidak ada kehancuran, tidak ada kebangkitan. Karena kau telah mempelajari patung emas abadi Buddhisme, seharusnya kau pernah merasakan penderitaan itu - saat melebur tulang Buddha terakhir, rasa sakit saat seluruh tulangmu remuk lalu dikeluarkan dari tubuh. Mencapai tingkat Dewa Suci, penderitaannya ratusan kali lebih hebat. Karena bukan hanya kerangkamu yang akan hancur, tapi juga daging darahmu, jiwa dan semangatmu, semua akan mengalami penyucian." Laozi berkata padaku.
Bukankah ini sama dengan menghancurkan diriku sepenuhnya lalu menciptakan yang baru?
Mendengar ucapannya, jantungku berdesir ketakutan. Metode bereinkarnasi ala nirwana ini terasa begitu mengerikan?
"Selisih satu langkah, tubuh dan jiwa musnah. Sejak zaman kuno, tak terhitung ahli bela diri yang ingin mencapai tingkat transendensi, akhirnya jatuh di langkah penentu ini. Jika tidak ada persiapan sempurna, jangan bertindak."
"Jika tidak ada tekad baja seperti menghancurkan perahu setelah menyeberang, jangan bertindak!"
"Begitu dimulai, pilihannya hanya dua: mencapai tingkat transendensi yang didambakan semua orang, atau mati dan lenyap jalannya, sirna sepenuhnya dari tiga dunia." Lanjut Laozi.
Semakin didengar semakin menakutkan. Konsep 'mati dan lenyap jalannya' sudah disebutkannya. Tapi untuk mencapai tingkat luar biasa, memang harus menerima perlakuan luar biasa.
Kutarik napas dalam-dalam. "Tolong senior bantu saya!" Saat ini, aku benar-benar tidak punya pilihan lain. Selain meminta bantuan Laozi, tidak ada cara lain yang terpikir!
"Aku harus mencapai Domain Dewa Suci, lalu melangkah ke luar domain, melihat dunia yang bukan milikku!"
"Mungkin, itu juga bisa menjadi dunianya sendiri!"
"Baik, kamu bisa melakukan terobosan di Istana Doushuai ini. Aku akan membantumu dengan pil reinkarnasi, melindungi mentalmu. Jika akhirnya kamu jatuh, selama masih menyisakan seberkas jiwa, aku bisa menjamin nyawamu. Tapi untuk memulihkan seberkas jiwa ini, mungkin butuh kultivasi selama sepuluh juta tahun."
Aku gemetar seketika. Sepuluh juta tahun? Si tua ini benar-benar menakut-nakuti orang sampai mati!
Tiga hari kemudian, Laozi menyiapkan formasi di Istana Doushuai untuk memastikanku tidak diganggu.
Aku bersila dan mulai memutar ilmu beladiriku. Seiring naiknya aura tubuhku, kurasakan kekuatan dunia semakin erat membelenggu, seolah sedang menahan sesuatu yang sangat mereka takuti. Begitu aku melampaui penghalang ini, kekuatan itu akan lepas dari kendali mereka!
Tiga dunia, bagaimana bisa membelengguku?
Belenggu Dewi, bagaimana bisa menahanku? Hancurkan!
Aku mengaum keras, meridian tubuhku penuh energi internal. Kurasakan energi ini akan menerobos keluar dari tubuh, sementara aura seluruh tubuhku terus menabrak tingkatan yang lebih tinggi!
Saat itu juga, langit berubah aneh. Awan muncul!
Dulu di Benua Tianyuan, aku pernah melihat awan, tapi saat itu adalah ujian guntur dari telapak tangan Sang Penguasa Guntur!
Kemudian ketika Mingwang ingin menerobos penghalang dunia, aku juga menyaksikan Petir Emas Buddha!
Meskipun keduanya memiliki kekuatan luar biasa, pada akhirnya masih dikendalikan oleh manusia. Namun yang kulihat kali ini adalah tribulasi surgawi yang nyata! Ini bukanlah malapetaka yang bisa dikuasai siapa pun, melainkan kekuatan yang dikendalikan dunia ini sendiri!
Ini mewakili kekuatan dunia, mewakili kemarahan tiga dunia!
"Tidak hancur tidak berdiri, datanglah, aku sudah siap!" Aku menengadah ke langit, dalam hati sudah mempersiapkan diri.
Tiba-tiba seberkas petir menyambar, tepat menghantam tubuhku!
"Aaa!" Teriakku kesakitan. Rasanya kok berbeda dengan bayanganku sebelumnya? Ini terlalu dahsyat!
"Aduh!"
"Brengsek!"
"Sakitnya!"
"Makhluk terkutuk!"
"Coba sambar lagi kalau berani!"
——Seluruh tubuhku seperti mau ambruk. Di luar formasi, Laozi sedang menatapku dengan pandangan merendahkan, seolah aku sangat memalukan!
Dasar! Kalau dia yang mencoba, pasti teriakannya lebih keras dariku. Sakitnya bukan main!
Tubuh fisikku hancur sedikit demi sedikit di bawah sambaran petir, akhirnya menuju kehancuran total!
Kulihat daging dan darahku berubah menjadi arang perlahan, sementara harus menahan rasa sakit yang tak tertahankan. Saat ini hanya bisa mengerat gigi dan bertahan!
Setelah daging, giliran tulang belulang!
Seluruh kerangkaku memancarkan cahaya emas. Ini adalah kerangka Buddha, tulang Dewa Suci yang tak mudah dihancurkan petir!
"Boom!" Petir sebesar lengan menyambar lurus, menghantam kerangkaku!
Aku merasakan sakit yang luar biasa, namun tidak ada tanda kerangka tubuhku retak, malah ada aliran listrik kecil merayap di sekujur tubuhku.
"Oh iya, lupa memberitahumu, Buddha juga pernah mengalami ujian guntur seperti ini! Jadi kerangkanya jauh lebih kuat berlipat-lipat dibanding Dewi. Kurasa kau harus menerima puluhan kali pukulan lagi untuk bisa mencapai terobosan Domain!" Saat itu, suara Laozi terdengar dari luar formasi.
Puluhan kali pukulan?
"Sialan kau, Tuan Besar!" Langsung kumerengek ke luar. Hal sepenting ini kok tidak diberitahu sejak awal!
Sudah habis tenagaku mengumpat, akhirnya kudengar kerangkaku mulai retak. Aku merasa diri ini aneh, malah berharap tulang-tulangku lebih lemah agar cepat hancur menjadi debu!
Setelah retakan pertama, reaksi berantai pun terjadi. Tubuhku seketika dipenuhi retakan seperti jaring laba-laba. Kekuatan penghancur ini menyapu seluruh tubuhku, berusaha melenyapkanku sepenuhnya.
Kerangkaku sudah tidak mampu menahan lagi. Di saat kritis itu, kukeluarkan pil arwah pemberian Laozi dan langsung kutilan.
Pil ini akan melindungi sisa terakhir arwahku!
Boom!
Guntur surgawi menghujam, tubuhku hancur berkeping-keping.
Hanya menyisakan roh dewa saja?
"Daging dan darah, kerangka, jiwa—di antara ketiganya, yang terlemah tentu adalah jiwa. Bahkan di tingkat Dewi Emas, jiwa hanya bisa bertahan sebentar di bawah serangan petir!"
Jiwa menjadi semakin kabur, nyaris tak berdaya!
"Berkumpul!" Tepat di saat itu, dengan perintahku, cahaya emas menyala terang—tubuh baru mulai terbentuk pada momen ini!
Namun tepat saat aku mempersiapkan pembentukan tubuh baru, tiba-tiba kurasakan aliran energi—seorang tamu tak diundang muncul di saat genting ini!
Di luar formasi, sorot mata Laozi yang sudah tua akhirnya memancarkan kilauan!
