Burung dan binatang tak terhitung memenuhi langit, menerjang ke bawah.
Teriakan panik puluhan miliar penduduk bergema di langit! Semua orang panik berlarian sambil menutupi kepala. Ketakutan yang melekat di tulang sumsum ini telah membuat mereka tak bisa melawan.
"Bertindaklah!" Kukatakan pada Buddha.
Rulai kali ini juga tidak menolak, lagipula sudah sampai di titik ini, berdiri di tepi pun tidak bisa menjauhkan diri dari masalah ini!
Aku melangkah keluar dari kekosongan, menepukkan telapak tangan yang tepat menghantam seekor burung di depanku menjadi serbuk!
"Ye Jihuan, akhirnya kau bertindak! Apa, kau ingin membantu rakyatku?" Lin Baqian memandangiku dengan ekspresi setengah tertawa, tak satu pun pengikutnya yang bergerak.
Kulihat seorang lelaki tua di antara mereka, aliran energinya samar namun seolah menyimpan kekuatan tak terbatas. Kemampuan orang ini mungkin melebihiku!
"Minggir!" Karena mereka tidak bertindak, aku pun tak sungkan langsung menerjang ke arah pintu masuk dunia bawah tanah.
Mustahil untuk menghabisi semua burung dan binatang buas ini. Satu-satunya cara adalah membuka pintu dunia bawah tanah agar mereka semua mundur ke dalam.
Penjaga pintu masuk hanya beberapa dewi yang jelas bukan tandingan kami dan Rulai. Setelah membersihkan area pintu, kami segera memerintahkan semua orang untuk mundur ke bawah!
Semua ini disaksikan Lin Baqian dengan tatapan dingin tanpa campur tangan.
Namun dengan puluhan miliar orang, secepat apapun kami bergerak, korban jiwa sudah tak terhindarkan. Darah membanjiri bumi, beberapa binatang sedang mengunyah tubuh manusia. Melihat pemandangan ini, bahkan hati sekeras besi pun tak bisa berkata-kata.
Xinxin sudah kuantarkan masuk. Kini hanya aku dan Rulai yang tersisa di pintu masuk, menatap Lin Baqian yang melayang di angkasa.
“Lin Baqian, inikah caramu? Apakah kamu ingin menunjukkan tekadmu menginvasi tiga dunia, atau memperlihatkan ekspresi tanpa belas kasihan itu?” Aku menuding Lin Baqian yang melayang di udara, hampir tak tahan bertanya.
Lin Baqian tetap tenang, perlahan menggelengkan kepala, “Kamu salah. Yang kuinginkan hanyalah dirimu.”
Begitu ucapannya selesai, para Dewa Suci di sampingnya langsung bergerak mengepungku dan Buddha.
“Kalian berdua cukup kuat. Jika kami menyerang langsung, mungkin kalian kabur. Lebih baik begini - membelenggu gerakan kalian lalu membunuh perlahan!”
“Inikah tujuannya? Lin Baqian, untuk membunuh kami, kau rela mengorbankan nyawa rakyatmu sendiri?” Tak kusangka inilah rencana sesungguhnya.
Apa yang membuatnya berubah drastis? Dulu dia pahlawan pembela keadilan, kini tega melakukan segalanya?
“Dengan kematian kalian, invasi ke tiga dunia akan mulus. Untuk menaklukkan tiga dunia, apa arti nyawa-nyawa ini?” Lin Baqian mengangkat tangan dengan angkuh, menikmati posisi rajanya.
Kulihat sekitar - selain orang tua itu, ada 6 Dewa Suci tingkat dua puluh, 12 Dewa Suci tingkat tiga, ditambah Lin Baqian. Total 20 orang!
Duapuluh orang ini tentu kekuatan terkuat di wilayah Tian ini?
Berdiri di tengah mereka, kami bagai belalang mencoba menghentikan roda pedati!
“Turun!” Aku segera berteriak pada Buddha, sekarang ini satu-satunya cara!
Aku dan Buddha bersama-sama mundur ke bawah tanah, Lin Baqian pun tidak menghalangi kami.
Hanya saja setelah sampai di bawah tanah, kami sama sekali tidak punya jalan mundur lagi, dan telah melepaskan kesempatan untuk melakukan breakout di luar!
Tujuan Lin Baqian sekarang hanyalah memastikan bahwa aku dan Buddha bukan kabur, setelah itu bagaimana cara dia mengambil nyawa kami tergantung suasana hatinya.
Aku dan Buddha sudah terjebak di bawah tanah, Xinxin datang mendekati kami, di belakangnya ada beberapa orang yang sudah mulai pulih dari kepanikan.
“Terima kasih telah menyelamatkan kami.” Salah seorang di antara mereka menangis sambil berkata padaku.
Kulihat lengannya dibungkus kertas penahan darah tebal, jelas dia juga terluka tadi.
“Cuma hal kecil kok, bahkan kalau aku tidak menyelamatkan kalian, Lin Baqian tetap tidak akan membiarkanku lolos. Kalian istirahat dulu saja, untuk sementara mereka belum akan masuk ke sini.” Meski mulutku berkata begitu, sebenarnya di dalam hatiku sama sekali tidak yakin.
Tidak ada yang tahu pikiran Lin Baqian sekarang, kalau dia nekat masuk paksa, aku dan Buddha berdua juga tidak bisa menghentikannya.
Tepat di saat itu, Lin Baqian sedang berada di atas lantai, menyuruh orang memasang barrier! Orang yang memasang barrier itu adalah orang tua yang pernah kulihat sebelumnya.
Kulihat jari-jari orang tua itu menari-nari, semburan sinar ungu keluar dari antara jemarinya, dalam sekejap membentuk bentuk seperti jaring laba-laba yang langsung menutupi satu-satunya pintu keluar ini!
Tiga Dewa Suci ditugaskan berjaga, sementara Lin Baqian sendiri membawa pasukannya pergi.
“Mereka, apakah ini akan menyerang tiga dunia?” Melihat siluet punggung Lin Baqian yang pergi, aku tiba-tiba merasa panik tanpa alasan!
Di antara tiga dunia, Buddha Kemenangan Perang sudah tidak ada lagi. Jika mereka benar-benar menyerang tiga dunia, siapa yang bisa menahan mereka?
Tingkat puncak Dewa Suci, bahkan Laozi mungkin belum tentu bisa bertarung dengan mereka!
"Kita harus mencari cara untuk keluar!" Buddha berkata di tepiku. Dalam hatinya, dia juga khawatir dengan keselamatan tiga dunia.
Tapi dalam situasi sekarang ini, meskipun kami ingin keluar, mungkin tidak akan semudah itu.
Sebuah barrier telah memblokir sebagian besar pikiran kami!
"Kita pasti harus keluar. Tidak bisa hanya melihat mereka menyusup ke tiga dunia. Tapi hanya dengan kekuatan kita, mungkin sulit untuk menghancurkan barrier ini!" Aku melihat barrier itu, merasakan kekuatan besar yang terkandung di dalamnya.
Bagaimana mungkin menghancurkannya dengan mudah?
"Kekuatanmu berada di puncak tingkat tiga Dewa Suci. Jika kamu bisa mencapai terobosan, kerja sama kita mungkin masih bisa menemukan cara untuk menghancurkan barrier ini." Buddha tiba-tiba menatapku.
Benar, aku sudah terjebak di tingkat ini cukup lama. Ditambah dengan melahap relic Buddha Kuno Ran Deng sebelumnya, hambatan terobosan sebenarnya sudah tercapai. Tapi meski begitu, tetap belum ada tanda-tanda terobosan.
Di tingkat Dewa Suci, perbedaannya bagai selokan besar. Meski aku ingin melakukan terobosan, tidak mungkin selesai dalam semalam.
"Terobosan? Bagaimana mungkin itu mudah?"
“Sebelumnya kamu tidak punya waktu untuk kultivasi intensif, kini kesempatan ini tepat diberikan padamu, mengapa tidak mencoba? Jika bisa mencapai tingkat dua puluh Dewa Suci, kekuatanmu pasti akan meningkat drastis. Jika tidak, sekalipun kami pulang seperti ini, khawatir tidak bisa membantu apa-apa.”
Aku berpikir sejenak, sepertinya memang masuk akal.
Di dunia bawah tanah, mereka menyiapkan ruang tertutup untukku berlatih. Bisa dibilang malapetaka berubah menjadi berkah. Jika bukan karena ini, mungkin aku tidak akan pernah mendapat momentum seperti ini!
Kesempatan untuk mencapai tingkat baru sedang datang selangkah demi selangkah.
Aku mencerna kekuatan dalam tubuhku. Sebelumnya aku menelan relic Buddha Kuno Ran Deng, tapi belum sepenuhnya menyulingnya. Sebaliknya, membiarkan energi internal dalam jumlah besar tersimpan di seluruh anggota tubuhku. Kini akhirnya ada kesempatan untuk melakukan absorpsi sekunder terhadap energi ini!
Selama periode ini, aku juga bertarung dengan banyak Dewa Suci, tentu mendapat banyak pencerahan. Pemahaman tentang kekuatan jauh lebih baik daripada sebelumnya. Hanya perlu mencerna semua ini sepenuhnya, pencapaian tingkat baru mungkin akan mengalir secara alami.
Saat menyepi, aku sama sekali tidak merasakan aliran waktu. Hanya fokus memikirkan tingkat pencapaianku, terus memutar ilmu dalam tubuh, memperkuat kekuatan!
Hambatan pencapaian pun semakin longgar!
Aku terus melakukan serangan berulang, akhirnya berhasil menghancurkan hambatan ini! Di momen ini, auraku mencapai ketinggian yang belum pernah ada sebelumnya! Kemampuanku akhirnya naik ke tingkat lebih tinggi!
Dewa Suci, tingkat dua puluh!
Aku menatap kedua tanganku, merasakan energi internal yang kuat dalam tubuhku. Sekarang, bahkan menghadapi orang tua itu, aku yakin bisa bertarung!
Tapi saat ini, tiga dunia telah dilanda bara perang!
“Keluar!” gumamku pada diri sendiri, lalu membuka pintu batu.
Di luar pintu batu, berdiri Xin Xin yang tak beranjak selama berhari-hari dan Buddha!
“Berhasil mencapai terobosan?” Buddha mengamatiku. Kemampuannya juga berada di tingkat Dewa Suci dua puluh, tentu bisa melihat auraku.
“Mau coba bertarung?” Aku mengayunkan tinju ke arahnya. Senjata ini langsung menarik kepala ke dalam seperti kura-kura, terlihat takut.
“Jago kandang! Situasi di luar sekarang gimana?”
“Nggak tahu, barrier belum bubar, masih ada tiga Dewa Suci yang nyuplai energi, aku sendirian nggak bisa hancurin, cuma bisa ngandalin lo! Tapi yang pasti, Lin Baqian belum pulang, jadi tiga dunia juga belum jatuh!”
