Gong perak yang tiba-tiba mencuri orang ini bernama Tao Man. Hubungannya dengan Li Yuchun tidak terlalu dekat, hanya sekadar kenal karena satu kantor.
Li Yuchun tentu menolak. "Bercanda apa ini? Mau merampas anak harta karunku begitu saja, mana mungkin aku setuju?"
Tapi Tao Man tampak tak peduli. Setelah memberi tahu, dia langsung menoleh untuk membawa Xu Qi'an pergi.
Braak!
Li Yuchun mengibaskan lengan bajunya, pintu Balai Angin Semi pun tertutup rapat.
"Apa maksud Pejabat Li ini?" Tao Gong Perak terkejut dengan reaksinya.
"Lalu apa maksud Pejabat Tao?" Li Yuchun berdiri dengan wajah datar, menunjuk sudut ruangan untuk menyuruh Xu Qi'an ke sana.
Setelah adik sejawatnya patuh, barulah dia menatap Tao Gong Perak: "Kita bukan di bawah komando gong emas yang sama. Tak ada aturan seperti ini."
"Bila masih di bawah komando Jinluo yang sama, transfer personel bahkan tidak perlu mengubah arsip di Kantor Arsip. Langsung lapor saja di tempat."
"Tapi untuk bawahan dari Jinluo berbeda, transfer personel harus melalui segudang prosedur wajib."
"Li Yuchun dan Tao Man tidak berada di bawah Jinluo yang sama. Tongluo di bawah mereka tidak bisa ditransfer sembarangan."
"Begini maksudku." Tao Man menepuk dahinya, menunjuk Xu Qi'an di sudut:
"Petinggi Jiang yang menyuruhku menjemput orang. Dia tertarik pada anak ini. Hei, entah darimana rezekinya... Kau diam saja ngapain? Ayo sini! Jangan cuma nongkrok di sudut. Mulai sekarang kau anak buahku."
"Jinluo Jiang mengincarmu. Ini keberuntunganmu."
Kok kedengarannya aneh... Apa Petinggi Jiang mau mengantarku dengan tandu delapan pengusung? Aku bahkan tidak kenal dia... Xu Qi'an dalam hati menggerutu, melirik Li Yuchun meminta penjelasan.
Li Yuchun berkata: "Sampaikan pada Petinggi Jiang, aku tidak setuju."
"Apa?" Tao Man ragu mendengarnya. Li Yuchun ini berani menolak permintaan Petinggi Jiang? Apa dia minum alkohol palsu sampai otaknya tidak waras?
"Aku malas berdebat. Petinggi Jiang masih menunggu. Sekarang juga aku akan membawa orangnya. Kalau keberatan, adukan sendiri ke beliau!"
"Tao! Coba kau sentuh anak buahku! Jika hari ini kau bisa melewati ambang pintu ini, Laozi bukan Li Yuchun!"
"Li! Kau benar-benar gila hari ini. Apa kau sadar omonganmu sendiri?"
Pertengkaran dua gong perak mengganggu tembaga dan staf administratif di ruang samping. Song Tingfeng, Zhu Guangxiao, serta tembaga yang dibawa Tao Man berjongkok di halaman sambil makan kacang goreng, mendengar teriakan di dalam.
"Hei, apa latar belakang rekan kalian itu?" Seorang tembaga menepuk paha Song Tingfeng dengan sarung pedang.
Song Tingfeng menjawab: "Biasa saja."
"Lalu kenapa Komandan Jiang Gong Emas memanggil namanya langsung?" Para tembaga tak percaya, pasti ada keistimewaan pada orang seperti ini.
Song Tingfeng berpikir sejenak, memberikan penjelasan "wajar": "Dia tidur dengan gadis di Jiaofangsi (Lembaga Pelatihan Musik) tanpa bayar."
Semua tak percaya, memandang Zhu Guangxiao yang mengangguk.
Sekarang mereka percaya.
"Bagaimana bisa gratis?" Para tembaga terkejut, ingin tahu rahasianya. Gratisan adalah kebahagiaan abadi manusia sejak zaman purba.
"Tidak bisa bilang, aku janji merahasiakannya." Song Tingfeng menggelengkan kepala, lalu menambahkan: "Dia kasih kami satu liang perak sebagai uang tutup mulut."
"Satu liang perak ya? Ini!"
Song Tingfeng menerimanya, menyimpannya di dada, lalu menggeleng: "Satu liang kurang, harus tambah."
Memberi satu liang lagi.
"Cepat cerita." Para tembaga menatapnya penuh harap.
"Karena kami yang mentraktir." Song Tingfeng tertawa terbahak-bahak.
"Hajar dia!"
Song Tingfeng dijepret beberapa tembaga ke tanah, peraknya dirampas kembali.
Mengenai identitas samaran Yang Ling, Xu Qi'an pernah mentraktir dua rekannya di Gedung Gui Yue sebagai uang tutup mulut.
“Sebenarnya di mata Song Tingfeng dan Zhu Guangxiao, tidur dengan Fuxiang-lah yang membuat orang iri dan benci. Soal bakat puisi, puisi klasik omong kosong itu buat apa?”
Prajurit kasar tidak peduli bagus atau tidaknya puisimu.
……
Jiang Lüzhong duduk di ruang utama, memeriksa data registrasi dan dokumen Xu Qi'an. Baru tahu ternyata dia adalah Kuàishǒu dari Kabupaten Changle yang menonjol dalam kasus perak pajak dulu.
“Kasus pembunuhan Pangeran Pingyuan adalah tanggung jawabku. Meski Tuan Wei telah menahan tekanan dari berbagai pihak di istana, aku tidak boleh lengah. Ini bisa membuat Tuan Wei meragukan kemampuanku.” Jiang Lüzhong spontan mengetuk meja dengan jari, merenung:
“Orang ini ahli dalam penangkapan dan penyelidikan, tepat yang kubutuhkan. Selain itu, hubungan dekatnya dengan ahli sihir Sitianjian memungkinkanku membeli alat ritual melalui dia untuk mempersenjatai bawahan.”
Pangeran Pingyuan pantas mati, tapi kasus harus tetap diselesaikan. Keberhasilan akan menjadi prestasi. Xu Qi'an bisa memecahkan kasus perak pajak hanya dengan dokumen kasus, menunjukkan kemampuannya yang luar biasa. Ini adalah kelebihan pertama Xu Qi'an.
Kelebihan kedua: Alkemis Sitianjian yang berbaju putih meremehkan petarung. Selain suplai rutin genta tembaga, mereka pelit menjual alat ritual lain. Saat melihat alkemis putih itu begitu hormat pada Xu Qi'an, dan tahu persahabatannya dengan alkemis level 6, Jiang pun berniat merekrutnya.
Sebuah alat ritual berkualitas tinggi tidak hanya membutuhkan sentuhan Ahli Formasi, tapi juga keterampilan penempaan dari alkemis.
Saat itu, Tao Gong Perak masuk dengan langkah besar seperti meteor, wajahnya dipenuhi amarah. Ia mengepalkan tangan dan berkata, "Boss, Li Yuchun mengusirku kembali."
"Diusir kembali?" Mata elang Jiang Lüzhong langsung menyipit tajam. Aura menggentarkan yang dipancarkannya membuat Tao Man tak berani menatap, hanya menundukkan kepala.
"Apa yang terjadi?" Jiang Jin bersuara berat.
"Dia menolak memberi orang. Dia bilang jika Anda ingin orang, Anda harus datang sendiri ke tempatnya," Tao Man melapor jujur.
Amarahnya memuncak karena perlakuan Li Yuchun. Andai bukan karena peraturan kantor yang melarang perkelahian antar Penjaga Malam di luar arena latihan, Tao Man pasti sudah membuat Li Yuchun merasakan kerasnya tinjunya.
"Baik, saya yang akan datang sendiri," ucap Jiang Jin dengan datar tanpa ekspresi.
Di sisi lain, Li Yuchun yang mendatangi Balik Senapan Sakti milik Yang Yan tak menemui orang. Setelah bertanya kepada staf administratif di ruang samping, ia tahu Yang Jin sedang minum teh bersama Tuan Wei di Paviliun Haoqi.
Wei Yuan memiliki dua anak angkat: Nan Gong Qianrou yang diakui se-kantor lebih cantik dari gadis mana pun, dan Yang Yan yang "tidak bisa diatur".
Li Yuchun segera menuju Paviliun Haoqi. Setelah menyampaikan ada urusan penting kepada penjaga, ia diizinkan naik. Dengan langkah cepat, Chun Ge menapaki tujuh lantai.
Melihat postur Yang Yan yang kaku seperti batu dengan dudukannya yang tak pernah berubah selama ribuan tahun, Chun Ge menarik napas lega. "Komandan Yang, bawahan punya laporan penting!"
Yang Yan mengangguk tipis, tatapannya tenang namun menusuk. "Laporkan."
"Jiang Jinluo ingin merekrut orang," kata Chun Ge dengan sedikit emosi.
Wei Yuan dan Nangong Qianrou menoleh ke arahnya.
Yang Yan bertanya, "Rekrut orang?"
"Ya," jawab Li Yuchun, "Merekrut Tongluo Xu Qi'an."
Alis tebal Yang Yan terangkat saat menatap Wei Yuan, "Ayah angkat."
Wei Yuan tersenyum kecut, "Itu urusan kalian berdua."
Yang Yan segera berdiri dan cepat-cepat meninggalkan Haolou.
Li Yuchun memberi hormat kepada Wei Yuan dan Nangong Qianrou sebelum menyusul.
"Entah kenapa si Jiang tiba-tiba mengirim orang ke Balai Angin Musim Semi hari ini untuk mengambil orang, sangat arogan," jelas Li Yuchun singkat.
Dia menambahkan, "Xu Qi'an punya kualifikasi A+, kita tidak bisa menyerahkannya begitu saja."
Yang Yan diam seribu bahasa.
Langkahnya semakin cepat, sikapnya tegas: Tongluo berkualifikasi A+ harus dipertahankan.
Siapapun yang berani merekrut, akan ia hancurkan otaknya.
Dua Jinluo bertemu di depan Balai Angin Musim Semi. Jiang Lüzhong terkejut sejenak, matanya menyipit membuat garis ekor ikan di sudut mata semakin jelas.
"Jinluo Yang, bisakah Xu Qi'an dialihkan ke bawahanku?"
Yang Yan tidak menjawab, hanya menggeleng.
Tidak setuju... Demi seorang Tongluo... Sorot mata Jiang Lüzhong berkedip, "Heh," senyumnya tanpa kehangatan, "Bagaimana jika aku tetap memaksa?"
Yang Yan bersuara berat, "Ikuti prosedur."
"Baik!"
Prosedur apa? Tentu saja berkelahi.
"Ini peraturan yang ditetapkan Wei Yuan. Baik gong emas, perak, atau tembaga, jika ada konflik, selesaikan dengan kekerasan. Tapi harus di lapangan latihan kantor, tidak boleh berkelahi sembunyi-sembunyi."
"Daripada saling siasat diam-diam sampai saling bunuh, lebih baik bertarung terbuka dengan pertempuran berdarah."
"Prajurit harus murni, semangat tidak boleh ditekan."
"Dua gong emas berebut seorang gong tembaga kecil akan bertarung di lapangan latihan. Kabar ini menyebar cepat."
"Aduh, menjengkelkan. Aku hanya ingin menjadi pria tampan yang tenang..." Mendengar kabar tersebut, Xu Qi'an bersama rekan sejawat bergegas ke lapangan latihan menyaksikan keributan.
