Memahami bahwa kakak Pangeranmu adalah seorang pezina... Xu Qi'an hanya menjawab sekilas, namun Putri salah mengira bahwa ia telah memecahkan kasus.
“Masih terlalu dini untuk menyimpulkan apakah Yang Mulia Pangeran bersalah atau tidak.” Xu Qi'an menggelengkan kepala.
Yang disebut mabuk lalu kehilangan kendali - pria yang terlalu banyak minum akan mudah terbawa emosi, melakukan hal-hal yang biasanya tidak berani. Jika benar seperti yang dijelaskan Lin'an, bahwa Pangeran selalu bekerja keras bagaikan berjalan di atas es tipis, semakin tertekan, semakin ganas ledakannya saat mabuk.
“Mengapa Putri beranggapan bahwa Pangeran Keempat dan Permaisuri yang menjebak Pangeran?” Pertanyaan Xu Qi'an ini selain ingin tahu gossip, juga untuk keperluan penyelidikan.
Pangeran Keempat adalah kakak kandung Huaiqing, sama-sama lahir dari Permaisuri. Lagipula Pangeran Keempat adalah anak sulung sah. Secara logika, seharusnya lebih berhak daripada kakak kandung Lin'an.
"Namun, karena peristiwa Perjuangan Akar Negara dua ratus tahun yang lalu masih tercatat dalam sejarah, menjadi catatan penting dalam hati kaum terpelajar Kekaisaran Feng, terdapat trauma psikologis terhadap konflik suksesi takhta."
"Jadi, Kaisar Yuanjing menetapkan anak sulung dari selir sebagai pangeran mahkota juga tidak masalah."
"'Permaisuri tentu ingin Pangeran Keempat menjadi putra mahkota. Menurutku, di antara semua kakak pangeran, hanya Pangeran Keempat dan Kakak Pangeran Mahkota yang paling peduli urusan negara. Kalau Pangeran Keempat tidak ingin jadi putra mahkota, mengapa begitu bersemangat?'"
"'Dalam situasi ada putra sulung resmi, Yang Mulia menetapkan anak sulung luar nikah memang kurang sesuai aturan.' Di hadapan Putri, Xu Qi'an tidak lagi menghindari kecurigaan."
"Pertanyaan-pertanyaan seperti ini, meski dilindungi lingkaran cahaya penyelidikan resmi, tetap sulit diajukan. Tapi di depan Putri, ia bisa berbicara leluasa."
"Kami semua sekutu sendiri."
"'Karena ibuku dulu paling disayang, juga paling cantik.' Putri mengangkat rahangnya dengan bangga, wajahnya indah bagai lukisan."
"Berdasarkan penglihatanku di upacara leluhur, Permaisuri jelas lebih unggul dari Selir Chen baik dalam aura maupun wajah. Meski sudah melewati usia puncak kecantikan wanita, pesona di matanya masih jauh melampaui kecantikan biasa... Seandainya Permaisuri 20 tahun lebih muda, penampilannya mungkin akan mengalahkan Lin'an dan Huaiqing..."
"Tapi soal disayang raja, bukan cuma bergantung pada penampilan. Banyak faktor lain seperti karakter, kecerdikan, atau teknik bertele-tele... Singkatnya, sangat rumit."
"Apakah Kaisar Yuanjing begitu tidak menyukai permaisuri? Mengangkat anak sulung luar nikah sebagai pangeran mahkota?"
Melihat Xu Qi'an merenung, Putri tiba-tiba waspada: "Menurutmu apakah di balik ini ada rekayasa diam-diam dari Huaiqing?"
Xu Qi'an menatap wajah berseri seperti bunga persik Putri Kedua, balik bertanya: "Bagaimana jika benar?"
Putri awalnya mengangkat alisnya bagai ayam betina pemberani, namun seketika lesu, wajahnya muram:
"Aku tetap harus mengakui, Huaiqing licik dan tak tahu malu..."
Ia merintih: "Aku tak bisa menandinginya."
Hmm, bisa mengakui dengan jujur dihadapanku bahwa tak mampu melawan rival abadi Huaiqing, berarti Putri semakin mempercayaiku... Xu Qi'an mengangguk halus, cukup puas.
Tiba-tiba hatinya berdebar, tahu ada aktivitas di Grup Obrolan Kitab Bumi.
"Paduka, hamba ke kamar kecil dulu." Xu Qi'an bangkit dan meninggalkan aula.
Kasim muda di luar melihatnya menuju kamar mandi, menghentikan langkah dan tak mengikuti.
Masuk ke WC, ia mengeluarkan cermin kecil batu giok dan memeriksa pesan.
【Enam: Taois Kim Lien, bisakah Anda memblokir anggota lain? Saya ingin bicara dengan Nomor Tiga.】
Hengyuan mencari saya untuk apa...
Anggota Tian Di Hui membaca pesan dari Nomor Enam dengan perasaan yang beragam. Dari komunikasi sebelumnya, beberapa telah menebak bahwa Nomor Tiga adalah sepupu Xu Qi'an yang gugur di Yunzhou.
Hanya Nomor Lima yang hatinya tenang bagai air, pikirannya jernih tanpa "gangguan" berlebihan.
Nomor Empat berpikir: Baru saja Xu Qi'an sang gembrekan tembaga gugur, Hengyuan langsung mencari Nomor Tiga untuk "diskusi rahasia". Rupanya dia juga sudah menebak identitas asli Nomor Tiga.
Li Miaozhen (Nomor Dua) merasa sedih membaca pesan ini. Mereka semua mengira Nomor Tiga adalah sepupu Xu Qi'an, padahal sebenarnya dia adalah sang empunya diri.
Dan dia... telah gugur di Yunzhou.
Tian Di Hui takkan pernah lagi memiliki Nomor Tiga.
Nomor Satu diam-diam memantau layar tanpa komentar. Nomor Lima sama sekali tak ambil pusing, sekilas membaca isi pesan lalu melempar Fragmen Kitab Bumi ke samping.
【Sembilan: Baik.】
Li Miaozhen tertegun sejenak sebelum tersadar: Tuan Taois Kim Lien mungkin akan menjelaskan hal ini secara privat kepada Nomor Enam.
Di Tian Di Hui, hanya Taois Kim Lien yang mengetahui identitas semua anggota.
Xu Qi'an menunggu beberapa detik sebelum cermin kecil batu giok menampilkan pesan Hengyuan:【Nomor Tiga, aku ingin bertemu Yang Mulia Xu untuk terakhir kalinya.】
"Mau ketemu ya ketemu saja, ngapain kirim pesan ke aku... Oh, Hengyuan belum tahu aku sudah hidup kembali..." Xu Qi'an merangkai kata-kata dengan hati-hati:
【Dia sudah hidup kembali. Jika ingin menemuinya, kunjungi kantor Penjaga Malam.】
Dari seberang datang keheningan yang terasa abadi, akhirnya muncul tiga kata:【Benarkah?】
Tiga kata singkat ini, Xu Qi'an bisa menggambarkan gejolak sukacita dan rasa tidak percaya Master Hengyuan. Setelah menahan begitu lama, baru bisa mengeluarkan tiga kata.
【Hmm.】
Balasan Xu Qi'an sama sederhana namun penuh makna.
【Pantas kau tak mau menemuiku, tadi aku bahkan sempat menyimpan dendam, dosa-dosa. Yang Mulia Xu adalah orang baik, orang baik pasti dapat karma baik, Amitabba, aku sangat gembira, sangat gembira.】
Saat ini, Xu Qi'an menceritakan proses "kebangkitan sepupu" secara ringkas kepada Master Hengyuan.
【Master, aku tak ingin statusku terbuka. Semoga jika kita bertemu di masa depan, bisa saling tersenyum.】
【Biksu ini paham.】
Hmm, kau boleh tersenyum ke Erlang, maaf Master, dulu aku tak punya pilihan, sekarang aku tak ingin mati sosial lagi.
Menyimpan Fragmen Kitab Bumi, kembali ke aula, Putri menggerutu: "Lama sekali."
"Tadi sedang memikirkan penyelidikan, sampai larut dalam pikiran," kata Xu Qi'an sembari menjelaskan, "Paduka, berikutnya aku akan memeriksa jenazah Selir Fu, Paduka ikut?"
Putri langsung berdiri: "Hmm-hmm."
……
Jenazah Selir Fu disimpan di Ruang Es istana. Dari gaya bertarung Kaisar Yuanjing, sebelum kasus terungkap jelas, Selir Fu sulit dimakamkan dengan tenang.
Xu Qi'an membawa medali emas, dipandu Putri dan kasim muda, tiba di Ruang Es. Kasim jaga mengantar mereka masuk.
Di dalam Ruang Es yang dingin, Fu Fei terbaring tenang di atas papan kayu dengan selimut putih menutupi tubuhnya.
Putri Kedua gemetar ringan, eratkan mantel bulu rubahnya.
"Putri, lebih baik kita menunggu di luar?" Xu Qi'an khawatir dia akan masuk angin, juga mempertimbangkan kemungkinan Putri belum pernah melihat jenazah.
Putri Kedua menggelengkan kepala dengan keras kepala, "Aku juga ingin terlibat, melakukan sesuatu untuk kakak Pangeran."
Xu Qi'an menyuruh kasim muda membuka selimut putih, lalu diam-diam menggenggam tangan halus sang Putri sambil menyalurkan Qi secara perlahan.
Tubuh Putri mendadak kaku, secara spontan berusaha melepaskan tangan seolah tersengat kalajengking.
Namun tangan besar yang kasar tapi hangat itu seperti berikat besi, menggenggam erat. Rasa malu membuncah dari dalam hatinya - sebagai Putri Kedua yang suci, kapan pernah tubuhnya dihina oleh laki-laki?
Kenapa dia berani... Putri merah padam marah campur kesal.
Tiba-tiba aliran hangat mengalir dari telapak tangan, menyusuri lengan putihnya, menghangatkan seluruh anggota badan hingga dinginnya Ruang Es lenyap.
Dia tak lagi merasa kedinginan, bahkan ingin malas-malasan meregangkan pinggang.
Suara rendah si "budak anjing" terdengar di telinganya: "Yang Mulia, jika Tuan Putri tetap bertahan di sini, bawahan terpaksa menggunakan cara ini."
"Meski penyelidikan ini penting, tapi tak ada artinya dibandingkan tubuh seribu keping emas Tuan Putri."
"Dia menggenggam tanganku untuk menghangatkan diri... Dibandingkan dengan tubuhku, penyelidikan kasus tak berarti apa-apa... Putri memang suka mendengar kata-kata manis, hatinya langsung tidak marah lagi, tapi tetap malu."
Dengan perasaan tidak tenang melihat dua kasim di depan, Putri meludah kecil pelan, lalu diam-diam mendekati Xu Qi'an. Menggunakan jubah lebar untuk menutupi pandangan, menyembunyikan tangan yang masih tergenggam.
Astaga, tangan Putri benar-benar lembut, licin, dan kenyal... pikir Xu Qi'an.
Untuk menggoda perempuan harus aktif, berani menyerang, sesekali merangsang. Lama-kelamaan akan meninggalkan kesan mendalam di hatinya.
Tentu saja ini hanya cocok untuk gadis polos. Jika lawan adalah mobil ber-kilometer tinggi dengan ban cadangan bergelantungan, tak cocok menggunakan trik ini.
Caranya sederhana: langsung tabrak lampu belakangnya dengan mobil mewah.
"Yang Mulia Xu, silakan lihat."
Kasim muda membuka kain putih, tak berani menatap jenazah Selir Fu terlalu lama, mundur ke samping.
Xu Qi'an melepaskan genggaman tangan Lin'an, mendekati jenazah dan mulai mengamati selir yang bernasib malang ini.
Perempuan cantik ini meski wajah pucat merusak penampilannya, tetap memiliki fitur wajah yang memikat. Mengenakan baju dalam putih, body-nya menggairahkan.
Xu Qi'an hendak membuka baju Selir Fu, tapi dihentikan kasim muda yang menggelengkan kepala panik: "Yang Mulia Xu, Tidak boleh..."
"Ternyata tetap tidak boleh... Aku masih ingin membedahnya..." Xu Qi'an sudah punya gambaran dalam hati, menatap kasim yang menjaga Ruang Es, berkata:
"Bawakan laporan resmi dan dokumen kasus untuk saya lihat."
Kasim itu segera pergi. Tidak lama kemudian, ia kembali membawa laporan dan menyerahkannya ke Xu Qi'an.
Tidak ada tanda-tanda pemerkosaan... Memar kehijauan di pergelangan tangan dan lengan akibat dicubit... Saat meninggal pakaian tidak rapi, menunjukkan tanda-tanda perobekan kekerasan... Rambut indahnya kusut saat meninggal, sesuai karakteristik perlawanan terhadap kekerasan...
Percobaan pemerkosaan, kematian akibat jatuh dari ketinggian... Xu Qi'an membuat penilaian awal.
Melanjutkan pemeriksaan, satu catatan tidak mencolok menarik perhatiannya:
Saat meninggal menghadap ke langit!
Hmm? Saat meninggal menghadap ke langit?
Biasanya, orang yang bunuh diri dengan melompat dari gedung akan menghadap ke tanah saat terjun. Adegan-adegan di drama TV dimana korban melompat sambil menghadap kerumunan dengan gaya wah, sebenarnya jarang terjadi.
Karena itu, mayat orang yang jatuh dari ketinggian biasanya telungkup menghadap tanah.
Tentu saja, jika jatuh dari gedung pencakar langit, pengaruh hambatan udara dan angin bisa membuat tubuh berputar saat jatuh.
Tapi menurut dokumen kasus, menara tempat Selir Fu jatuh hanya setinggi dua setengah lapisan. Jadi postur tubuh saat melompat biasanya akan sama dengan postur saat membentur tanah.
Apakah dia didorong turun oleh Pangeran?
Ini tidak konsisten dengan kesimpulan bahwa Selir Fu melompat karena tidak mau dinodai... Tidak masuk akal mendorong orang dari ketinggian, hmm, tapi tidak bisa mengesampingkan kemungkinan amuk akibat malu atau kecenderungan kekerasan saat mabuk.
"Begitu pikir Xu Qi'an, tangannya kembali meraih jenazah Selir Fu."
"Yang Mulia Xu!" Kasim muda menghalangi, memperingatkan, "Jangan ganggu jenazah Selir Fu."
Ini adalah wanita kaisar, meski sudah mati, jenazahnya tak boleh dihina oleh pejawat.
"Pergi sana bangsat!" Xu Qi'an menendangnya, "Laozi bertindak atas perintah kekaisaran. Ini nggak boleh disentuh, itu nggak boleh dipegang, ngomong apa si lu?"
"Bicara 'ayam' tanpa 'kandang' adalah prinsip dasar Xu Qi'an."
Kasim muda yang kena tendang tak berani bersuara lagi.
Xu Qi'an mengangkat tengkuk Selir Fu, meraba belakang kepalanya, lalu tangan menelusuri bahu, tulang punggung, hingga bokong. Karena empuk, dia harus mencubit beberapa kali untuk memeriksa tulang.
Menurut anatomi manusia, jatuh terlentang akan membuat kepala dan tulang belikat menyentuh tanah pertama, diikuti bokong yang paling menonjol.
Mengingat ini wanita kaisar, baju tak boleh dibuka. Xu Qi'an hanya bisa memeriksa kerusakan jaringan melalui rabaan.
"Memang jatuh terlentang..." konfirmasinya.
Ini mengesampingkan kemungkinan ada yang mengatur posisi jenazah pasca kematian.
"Ada penemuan apa?" Putri segera bertanya.
Xu Qi'an menjelaskan temuan dan analisisnya kepada Putri, sekaligus memperdengarkan pada kasim pengawas.
"Artinya, Selir Fu tidak bunuh diri dengan melompat?" Putri langsung menangkap intinya.
“Tidak terlalu bodoh juga……” Xu Qi'an mengagumi, “Putri sangat cerdas, bukan level orang biasa.”
Putri langsung tersenyum senang.
Meninggalkan Ruang Es, setelah membersihkan tangan dengan bantuan kasim, Xu Qi'an mengajak Lin'an pergi.
“Paduka, hari sudah sore. Mari kita hentikan investigasi hari ini, besok saya kembali lagi.” Xu Qi'an melirik jam matahari.
Jam Shen（15:15）.
Menurut sistem Kekaisaran Feng, setelah Titik Musim Semi, waktu pulang tugas adalah jam Shen. Setelah Titik Musim Gugur, waktu pulang adalah jam Shen.
Meski ritual musim semi telah lewat, tapi Titik Musim Semi belum tiba, jadi waktu pulang tetap jam Shen. Saat ini, waktu pulang sudah lewat seperempat jam.
Kaisar Yuanjing juga tidak memberi Laozi gaji lembur, waktunya pulang... Ia melambaikan tangan, berpamitan pada Lin'an.
……
Saat ini, Kaisar Yuanjing sedang duduk di kamar tidur kekaisaran mendalami kitab Tao, membacanya dengan penuh minat.
Dibanding memorial membosankan dan tugas pemerintahan yang tak ada habisnya, kitab Tao yang mengandung prinsip keabadian ini lebih membuat Kaisar Yuanjing terpesona dan kecanduan.
Apa yang paling memikat di dunia ini?
Kekuasaan!
Tapi umur manusia terbatas, hanya puluhan tahun. Meski menggenggam kekuasaan, menguasai empat lautan, lalu apa?
Akhirnya tetap akan dikalahkan waktu, menjadi segenggam debu.
Hanya keabadian yang paling didambakan. Karena ini berarti bisa selamanya menggenggam kekuasaan.
Kaisar Yuanjing meletakkan buku, memejamkan mata mengunyah dan merenungkan rahasia kitab. Lalu meneguk teh ginseng, menghembuskan napas perlahan.
Memanfaatkan kekosongan ini, kasim besar segera melaporkan: "Yang Mulia, Xu Qi'an telah meninggalkan istana."
Kaisar Yuanjing merenung sejenak, lalu berkata: "Apa yang dia lakukan di istana hari ini?"
Mengingat baru saja menunjuk Xu Qi'an sebagai pejabat utama, Kaisar tetap ingin memantau bagaimana Xiao Tongluo ini melakukan penyelidikan.
Kasim tua segera memanggil kasim muda dan membawanya masuk ke kamar tidur kekaisaran.
Kasim muda itu menundukkan kepala dan membungkukkan badan.
Dengan postur santai, Kaisar Yuanjing melirik kasim muda itu sekenanya: "Apa saja yang dilakukan Xu Qi'an? Adakah perkembangan dalam kasus ini?"
Kasim tua langsung menegaskan: "Jelaskan segalanya secara detail kepada Baginda."
……
