"Sebelum meninggalkan istana, bawahan melakukan tindakan yang mungkin berlebihan. Saya menyuruh kasim muda yang dikirim Yang Mulia untuk mengawasi..."
Xu Qi'an menceritakan secara detail "skenario" yang diajarkannya kepada kasim muda tersebut kepada Wei Yuan.
Melihat Wei Yuan tenggelam dalam pikiran, Xu Qi'an buru-buru berkata: "Bawahan bertindak tanpa izin, mohon Tuan Wei menganalisisnya."
Mendengar ini, Wei Yuan tersenyum dan mengangguk halus: "Meskipun bertindak sendiri, tapi dilakukan dengan baik. Yang Mulia pencemburu, ahli dalam keseimbangan. Kata-katamu ini akan membuatnya curiga pada Selir Chen."
"Sehingga memikirkan ulang seluruh kasus Selir Fu, mempertimbangkan untung rugi berbagai pihak, dan keseimbangan yang selama ini dipertahankannya."
Xu Qi'an masih ragu, berkata dengan nada kurang percaya diri: "Apa Yang Mulia tidak akan menyadarinya? Atau kasim muda itu mengaku pada Yang Mulia tentang uang perak dan pesan dariku?"
"Pernyataanmu tidak ada kecerobohan kecil, semua adalah fakta yang terjadi." Wei Yuan tertawa:
"Untuk masalah kedua, mengaku pada Yang Mulia hanya akan membuka aib dirinya sendiri menerima suap. Siapa yang mau mengangkat batu untuk menghantam kakinya sendiri? Orang yang bekerja di kamar tidur kekaisaran pasti tidak terlalu bodoh."
"Hehe, semua ini sudah kupahami..." Xu Qi'an menghela nafas kagum: "Kebijaksanaan Tuan Wei sungguh luar biasa, bawahan sangat menghormati."
Wei Yuan menatapnya dalam-dalam, lalu menggelengkan kepala sambil tersenyum.
Kemudian, dengan perasaan yang cukup santai, dia kembali ke ruang teh. Sendiri menuangkan dua cangkir teh sambil berkata: "Kau telah mencapai tahap Penyulingan Roh. Jangan berhenti memurnikan jiwa hingga gua luar biasa di pelipis terasa bengkak. Saat itu kau bisa mulai memurnikan fisik lebih awal."
Gua luar biasa... Oh oh, pelipis.
Xu Qi'an tertegun sejenak baru tersadar. Yang dimaksud 'gua luar biasa' adalah pelipis. Di dunia ini tidak ada istilah 'pelipis'.
'Gua Luar Biasa' terdengar jauh lebih megah dan berkelas... Xu Qi'an sendiri juga tidak suka sebutan 'pelipis' karena terkesan seperti kata kerja.
“Mendengar pembicaraan ini, Xu Qi'an tahu manuver yang barusan dilakukannya menghasilkan umpan balik positif. Tuan Wei sedang dalam mood baik dan berniat menghadiahi bawahannya yang berjasa ini.
Perbuatan yang terlihat seperti "minta hukuman" tapi sebenarnya pamer prestasi itu langsung ketahuan oleh Wei Yuan. Tapi atasan memang selalu menyukai bawahan yang tahu menyangga dirinya setinggi langit.
Bahkan seorang bijaksana luar biasa seperti Wei Yuan pun tidak terkecuali.
Seandainya barusan Xu Qi'an bilang: "Tuan Wei, sialan, aku lagi-lagi bikin prestasi gemilang, hahaha..."
Umpan balik yang didapat pasti akan berbeda 180 derajat. Bisa-bisa Wei Yuan malah mengkritiknya, menasehati agar tidak sombong dan tetap menjaga ketenangan.
“Latihan fisik?” Xu Qi'an balik bertanya.
“Melatih fisik adalah konten utama pada masa Penyulingan Esensi, tidak lain adalah olahraga aerobik + anaerobik, terus menerus menembus batas kemampuan fisik. Setiap tiga hari harus meminta tabib untuk merelaksasi otot dan melancarkan darah, meredakan kelelahan otot. Selain itu juga harus terus-menerus makan daging-dagingan dan obat herbal penghangat.”
“Xu Qi'an 'menghabiskan' seratus kati perak dalam setahun, hampir setara dengan pendapatan paman kedua selama setengah tahun.”
“Setelah mencapai Penyulingan Roh, metode latihan Penyulingan Esensi jelas sudah tidak berlaku lagi. Xu Qi'an tidak tahu cara melatih fisiknya.”
“Dulu pernah kukatakan padamu, sistem bela diri tidak terbentuk dalam semalam. Ini adalah hasil eksplorasi dan penyempurnaan terus-menerus oleh para pendahulu, hingga terciptalah sembilan tingkatan prajurit seperti sekarang.”
Wei Yuan menyeruput teh, semakin larut dalam pembicaraan: “Awalnya teknik Kulit Tembaga-Tulang Besi ditempa dengan pukulan tongkat dan gada, seperti palu pandai besi yang menempa bijih besi menjadi besi murni. Proses ini sangat panjang, dan karena sering mengenai bagian vital, dasar yang tidak kuat bisa berujung pada kematian mendadak.”
Tuan Wei, bagian vital yang kau sebutkan... itu maksudnya yang saya pikirkan? Hmm... ayam kabur telur pecah?!
“Kemudian seseorang menciptakan terapi mandi herbal, menggunakan bahan-bahan langit dan bumi sebagai bahan utama. Orang direbus dalam kuali besar, sambil melakukan teknik pernapasan untuk melawan suhu tinggi dan menyerap khasiat obat, sehingga mencapai tingkat Kulit Tembaga-Tulang Besi.”
“Tingkat kematiannya bagaimana?” tanya Xu Qi'an.
“Risikonya juga besar, kadang kalau direbus terlalu lama, orangnya malah matang.” Wei Yuan menjawab.
“……”
Xu Qi'an tiba-tiba membayangkan dirinya duduk di dalam kuali besar dengan air mendidih, sementara Chu Caiwei yang ahli farmakologi terus menambahkan bumbu: adas manis, kacang panjang, kayu manis, daun bawang...
Xu Linyin berdiri di samping, air liur menetes dari sudut mulutnya.
"Ada cara yang lebih aman?" Ia menelan ludah diam-diam.
"Seiring munculnya generasi jenius demi generasi, akhirnya terciptalah metode kultivasi pertama yang berbasis latihan qi dengan tempur tubuh sebagai pelengkap. Inti metode ini adalah teknik sirkulasi energi khusus untuk memurnikan tubuh dari dalam ke luar, lalu dikombinasikan dengan pukulan atau perebusan sehingga risikonya jauh berkurang."
Wei Yuan membentangkan kertas xuan, menulis tiga karakter "Hunyuan Gong" dengan kuas, berkata:
"Teknik tertinggi di kantor Penjaga Malam bernama Hunyuan Gong. Setiap Gong Emas menggunakan metode ini. Heh, kalau dilempar ke dunia, pasti memicu badai darah."
Xu Qi'an sekali lagi menyadari keuntungan bergabung dengan Wei Yuan sebagai Penjaga Malam - di sini ada teknik puncak, sumber daya mewah yang tak terjangkau para pengembara dunia, tapi bisa ia raih dengan mudah.
Termasuk gambar meditasi itu, juga barang kelas atas.
Kemampuannya mencapai tahap Penyulingan Roh secepat ini, selain karena bakat luar biasa, juga tak lepas dari sumber daya yang diberikan Wei Yuan.
"Sistem prajurit benar-benar profesi pekerja kasar ya. Dilihat dari pengetahuan modern, Tingkat Sembilan Penyulingan Esensi juga disebut Level Pekerja Kasar, Delapan- adalah latihan qigong sambil bekerja kasar, Tujuh- bekerja kasar dengan begadang mati-matian, Enam- lebih ekstrim, langsung mode menghancurkan batu besar dengan dada..." Xu Qi'an menghela nafas dan bertanya:
"Tuan Wei, adakah metode aliran qi untuk mencapai Kulit Tembaga-Tulang Besi tanpa harus direbus atau dipukul pentung?"
"Ada!"
Jawaban Wei Yuan di luar dugaan Xu Qi'an. Awalnya dia senang, lalu mencoba bertanya: "Di dalam mimpi?"
... Wei Yuan memandangnya beberapa detik dalam diam, lalu berkata lembut: "Aliran Buddha punya metode serupa. Ada yang bilang, tingkat Kulit Tembaga-Tulang Besi prajurit adalah evolusi dari tingkat Adamantium aliran Buddha."
"Ada juga yang mengatakan Buddha merujuk sistem prajurit, lalu membuka jalan baru dalam sistem Buddha yang disebut Biksu Beladiri."
Artinya sistem Biksu Beladiri punya metode mencapai Kulit Tembaga-Tulang Besi tanpa direbus. Ini mudah, nanti pakai strategi pada Enam Nomor, dapatkan secara gratis darinya... Senyum polos tanpa sadar muncul di wajah Xu Qi'an.
……
Kamar tidur kekaisaran.
Kaisar Yuanjing duduk bersila di ranjang, mata terpejam mengatur pernapasan. Di sudut ranjang membakar sebatang cendana, asap kehijauan membentuk garis lurus.
Seorang kasim tua berdiri di samping dengan sikap merendah, tidak mengeluarkan suara sedikitpun.
Tiba-tiba terdengar langkah kaki dari luar. Seorang kasim muda berhenti di depan kamar tidur kekaisaran.
"Melihat Kaisar Yuanjing yang semakin larut, kasim tua melangkah kecil ke pintu sambil menurunkan suara: 'Ada urusan apa?'"
"Ayah angkat, Pemimpin Sekte mengutus Taois dari Kuil Lingbao untuk menjemput Yang Mulia." Kasim itu berbisik.
Kasim tua jelas terkejut, mencubit jarinya menghitung waktu. Dalam hati ia tahu hari ini memang tepat - beberapa hari setiap bulan ini adalah masa Guru Negara mengalami ketidaknyamanan fisik, menjalani retret spiritual.
Bahkan Yang Mulia pun tak boleh mengganggu, hanya bisa bermeditasi di kamar tidur kekaisaran.
"Tahu, mundurlah."
Setelah mengusir kasim muda, kasim tua kembali perlahan ke sisi ranjang: "Yang Mulia..."
Kaisar Yuanjing membuka matanya.
Kasim tua berkata: "Guru Negara mengutus orang untuk menjemput, mengundur Yang Mulia bertapa bersama."
Ekspresi terkejut sekelebat di wajah Kaisar Yuanjing, lalu mata yang selama ini bagai sumur tak berombak itu tiba-tiba memancarkan sinar terang yang belum pernah ada sebelumnya.
"Siapkan tandu, segera berangkat!"
Setiap bulan Guru Negara akan menderita siksaan api karma, tujuh emosi dan enam keinginan berkecamuk tak henti. Karena itu di hari-hari ini ia memilih menyepi, tak seorang pun diizinkan masuk Kuil Lingbao.
Tapi Kaisar Yuanjing tahu: Jika suatu hari Guru Negara bersedia melakukan dual cultivation dengannya, pasti di hari-hari inilah.
Kaisar Yuanjing telah lama menunggu hari ini. Meski kini rambut hitamnya tumbuh kembali, fisiknya kuat bagai pria paruh baya, namun ia tetap tak bisa mencapai keabadian.
Jika ingin melangkah lebih jauh, satu-satunya cara adalah dual cultivation dengan Guru Negara, merampas energi spiritualnya. Hanya demikian ia bisa hidup sepuluh ribu tahun, menjadi kaisar abadi Kekaisaran Feng.
“Meninggalkan kamar tidur kekaisaran, naik ke tandu naga, Kaisar Yuanjing terus mendesak sepanjang perjalanan. Tak lama kemudian, mereka tiba di Kuil Lingbao.”
“Namun saat melihat Guru Negara perempuan itu, dengan kecewa ia mendapati bahwa sang wanita benar-benar hanya mengundangnya untuk bersila dan mengatur pernapasan, persis seperti rutinitas latihan sebelumnya.”
“Seorang wanita dengan butir sinabar di antara alis dan paras sempurna bagai lukisan itu bersila di atas bantal meditasi, suaranya lembut menggoda: "Yang Mulia silakan duduk."”
“Rambut hitam berkilauannya disanggul dengan mahkota teratai, menonjolkan wajah putih mulus nan mempesona, bersih sempurna tanpa sehelai rambut terurai.”
“Kaisar Yuanjing tak mau menyerah, bersuara berat: "Jika Guru Negara tak sudi melakukan dual cultivation dengan zhen, untuk apa memaksakan diri mengundangku di saat seperti ini."”
“Nuo Yuhui memejamkan mata, berkata datar: "Bulan ini tidak terkena sengatan api karma, daozhang telah berjanji mengajarkan teknik keabadian pada Yang Mulia. Tentu harus menepati janji tanpa kelalaian seharipun."”
“Kaisar Yuanjing terdiam sejenak, lalu duduk di bantal meditasinya. Tanpa segera memejamkan mata untuk mengatur napas, ia berkata:”
“"Guru Negara, bahan-bahan pil rejuvenasi sudah disiapkan. Besok akan hamba kirimkan ke Kuil Lingbao."”
“Nuo Yuhui membuka matanya, memandangi Kaisar Yuanjing, lalu tiba-tiba menghela nafas: "Rambut Yang Mulia telah tumbuh kembali, setelah bertahun-tahun bertapa hingga kebal penyakit. Tak perlu lagi membuat Pil Dewa Empat Musim."”
“Kaisar Yuanjing mengabaikannya, memejamkan mata untuk memulai latihan pernapasan.”
“Setiap tahun Kaisar Yuanjing menyuling empat tungku pil agung, masing-masing disempurnakan pada ekuinoks musim semi, titik balik matahari musim panas, ekuinoks musim gugur, dan titik balik matahari musim dingin.”
"Setiap tungku pil agung bernilai tak ternilai harganya, setara dengan pajak tiga tahun sebuah kabupaten, itupun harus dari daerah makmur."
"Selain empat tungku pil agung, ada pula tiga puluh enam tungku pil kecil. Pengeluaran perak yang dikeluarkan sungguh mengejutkan."
"Perak dan liang ini tidak diambil dari kas Kementerian Keuangan, melainkan dari kas pribadi Kaisar Yuanjing sendiri. Adapun asal muasal perak di kas pribadi kaisar ini, seluruh istana tahu tapi pura-pura tidak tahu."
"Setelah selesai berdiskusi tentang Jalan Suci dengan Guru Negara, matahari sudah terbenam di ufuk barat."
"Kaisar Yuanjing yang sedang kesal kembali ke kamar tidur kekaisaran dengan wajah muram. Teringat kasus Selir Fu yang belum tuntas, ia berkata dengan nada tidak sabar:"
"'Dàbàn, suruh kabinet menyusun maklumat kekaisaran. Kasus Selir Fu sudah terlalu lama ditunda, kini sudah sepuluh hari. Perintahkan tiga pengadilan untuk memberikan hasil dalam dua hari.'"
"Hasil yang dimaksud adalah 'apakah Permaisuri bersalah atau tidak'."
"'Siap, Yang Mulia.'"
"Kasim tua itu ragu sejenak, lalu berbisik: 'Hari ini Xu Qi'an kembali datang ke istana.'"
"Kaisar Yuanjing mengerutkan alisnya, 'Untuk apa dia kembali? Besok kau kirim orang ke kantor Penjaga Malam untuk menarik kembali medali emasnya.'"
"Permaisuri sudah mengaku, kasus Selir Fu hampir bisa ditutup. Xiao Tongluo itu tidak perlu lagi datang ke istana."
"Kasim tua itu menganggukkan kepala, bertanya halus: 'Apakah hari ini masih perlu memanggil hamba untuk interogasi?'"
"Kaisar Yuanjing berpikir sejenak, lalu mengangguk perlahan: 'Panggil!'"
"Kasim tua itu meninggalkan kamar tidur kekaisaran. Tak sampai seperempat jam, ia kembali dengan seorang kasim muda yang bertugas mengawasi Xu Qi'an."
"Kasim muda itu menundukkan kepala, membungkukkan pinggang, berdiri dengan patuh."
Kaisar Yuanjing duduk di belakang meja tulis, memandang dengan superior ke arah kasim muda, "Apa yang diperiksa Xu Qi'an di istana hari ini?"
