Apakah orang tua ini adalah ahli sihir liar yang disebutkan Qian You?
Sepertinya dia tahu Zhong Li juga seorang ahli sihir, maka pasti dia tahu Zhong Li dari Sitianjian. Lagipula ahli sihir liar langka seperti panda, mustahil ada dua orang sekaligus di sekitar Xiangcheng.
Xu Qi'an berpikir dalam hati.
"Pemilik makam ini tidak biasa, hehe, melihat sesuatu yang tidak seharusnya dilihat akan berbahaya. Ini adalah pelajaran yang kudapat selama bertahun-tahun menjarah makam. Kalian ahli sihir Sitianjian tidak sudi melakukan pekerjaan seperti ini, jadi kurang pengalaman." Gongyang Su tertawa.
Ahli sihir Sitianjian?!
Anggota Hou Tu Bang menatap Zhong Li dengan wajah terkejut, seolah baru tersadar.
Rupanya dia menyembunyikan kemampuan, ternyata dia ahli sihir Sitianjian... Memang orang yang pendiam seringkali menjadi inti kelompok.
Ketua Bangsakit bergumam dalam hati.
Dia melirik Xu Qi'an, semakin yakin orang ini berstatus paling rendah.
Pertama, identitas prajurit sulit menjadi inti dalam tim seperti ini. Kedua, saat membunuh makhluk jahat tadi, perannya hanya sebagai perisai.
Dengan jelas menunjukkan fungsinya.
"Hmm-hmm." Zhong Li menganggukkan kepala, menunjukkan dia sudah mengerti.
"Dia sama sekali tidak akan menggunakan sihir apa pun, tidak akan terlibat dalam pertarungan apa pun. Ini adalah kesimpulan dari pengalaman seorang peramal yang matang."
Chu Yuanzhen tetap senyap, pandangannya terkadang mengamati Xu Qi'an, terkadang memeriksa Taois Kim Lien.
Xu Ningyan sangat aneh, dia sama sekali tidak sesederhana penampilannya.
Tiga kali sampai di ruang samping ini, hanya ada dua kemungkinan: entah Xu Ningyan sengaja, atau ada alasan khusus yang membuatnya terus kembali ke tempat ini.
"Rahasia apa yang tersembunyi pada Xu Ningyan... Hiss, Nomor Tiga berkaitan dengan semburan energi suci Akademi Yunlu. Nomor Tiga adalah murid Konfusianisme. Tapi sepupunya, masih menyimpan rahasia lain... Daozhang, kau benar-benar pandai menyembunyikan hal ini."
……
Dengan perasaan berat, mereka memasuki ruang samping. Di ujung ruangan terdapat koridor yang menuju kedalaman lokasi yang tak diketahui.
"Kalau, kalau begitu... Daozhang mau berjalan di depan? Saya ini masih anak-anak." Xu Qi'an berdiri di mulut koridor, menatap kegelapan di depan dengan ragu.
"Apakah kau merasakan bahaya?" Taois Kim Lien menjadi serius.
Tidak, cuma agak pengecut. Ini mengingatkanku pada trauma masa kecil saat menonton film horor... Xu Qi'an menjawab dalam hati, menarik napas dalam-dalam lalu masuk ke koridor sambil membawa obor.
Koridor itu panjang dan sempit. Di kedua sisi tebing batu terdapat bekas pahatan buatan manusia, disinari cahaya jingga.
Derap langkah mereka bergema dalam kesunyian koridor. Tak ada yang berbicara, semakin menegaskan ketegangan di hati semua orang.
Di ujung koridor terdapat pintu batu besar yang masih tertutup rapat, belum ada yang mengunjungi.
Xu Qi'an berhenti di depan pintu batu, kedua telapak tangan menekan daun pintu. Ia mencoba mengerahkan tenaga namun tidak sepenuhnya, setelah beberapa detik hening tanpa peringatan dari indra ketuhanan.
Menarik kembali tangannya lalu mengangguk pada Taois Kim Lien: "Tidak ada bahaya, hmm, setidaknya aku tidak merasakannya."
"Buka pintunya," kata Taois Kim Lien.
Braak!
Dengan suara gesekan berat yang kasar, pintu batu perlahan terbuka ke belakang.
Cahaya obor hanya mampu menerangi area sejauh beberapa zhang, semakin ke dalam cahaya itu dimangsa kegelapan.
Xu Qi'an melihat obor meredup sebentar, buru-buru berkata: "Tunggu dulu, di dalam tidak ada udara."
Lalu memerintahkan Zhong Li: "Ada pil penawar racun? Bagikan ke saudara-saudara dari Kelompok Houtu."
Gongsun Xiu yang jubah putihnya kotor berkata: "Tidak perlu sungkan, kami sudah meminum pil penawar racun."
Setelah menunggu seperempat jam di luar, Xu Qi'an melangkahkan setengah kakinya ke dalam ruang makam. Tanpa peringatan bahaya maupun obor yang meredup, ia lega:
"Aku yang memimpin, kalian ikut di belakang. Ingat, jangan melakukan hal yang tidak perlu."
Anggota Kelompok Houtu mengangguk dengan kuat.
Sampai saat ini, tidak hanya Ketua yang sakit-sakitan, bahkan anggota biasa pun menyadari status rendah Xu Qi'an.
Memimpin penjelajahan, menjadi perisai di garis depan.
Prajurit, memang selalu sekasar ini.
"Aksi manuverku kali ini benar-benar memamerkan sorotan. Kontribusiku yang terbesar, bahkan Daozhang dan yang lain harus mengandalkan diriku..." Bibir Xu Qi'an sedikit terangkat.
Di saat yang sama, Xu Qi'an teringat detail-detail kecil yang sebelumnya luput dari perhatiannya.
"Ternyata Taois Kim Lien memang sisa jiwa. Aku baru ingat, saat kasus Pelanggaran Suci di Danau Sangpo, kami menyusup ke Kediaman Pangeran Pingyuan dan bertemu Heng Hui yang dirasuki Shenshu. Saat itu, manuver Daozhang adalah... langsung menyambar dengan jiwa."
"Waktu itu 'tingkat pengetahuanku' masih rendah, jadi tidak merasa ada yang aneh. Tapi kalau diingat sekarang, sangat mencurigakan. Di mana benda pusakanya? Sihirnya? Pil Emasnya?"
"Menyambar langsung dengan jiwa itu seperti melepas celana, lalu mengadu senjata daging melawan senjata besi. Murni mencari kematian."
"Tapi jika Daozhang memang sisa jiwa, semua bisa dijelaskan. Bahkan kecenderungannya menyukai kucing pun masuk akal - toh baik tubuh manusia maupun kucing bukan miliknya sendiri."
"Tapi bisakah sisa jiwa bertahan selama ini? Memang pantas disebut aliran Tao sebagai ahli dalam urusan hantu."
Meski pikirannya berkecamuk, Xu Qi'an tidak melupakan potensi bahaya yang mungkin mengintai di sekeliling.
Saat memasuki makam utama, lima obor berhasil mengusir sebagian besar kegelapan. Perlahan-lahan, pemandangan dalam ruang makam mulai terungkap di depan mata mereka.
Makam utama memiliki ruang yang sangat luas. Jika diibaratkan kamar, posisi Xu Qi'an dan yang lain saat ini berada di area foyer. Namun bahkan foyer ini saja sudah memberi kesan seolah memasuki Kuil.
"Tiang yang memerlukan beberapa orang untuk memeluk menyangga kubah yang tak terlihat ketinggiannya. Jarak dinding di kedua sisi diperkirakan awal mencapai dua puluh zhang (60 meter), artinya lebar makam utama ini adalah dua puluh zhang."
"Kedalaman belum diketahui, masih perlu eksplorasi."
"Menurut tata letak makam, bagian tengah pasti berisi peti mati sang penguasa. Saya usul jangan langsung ke sana. Mari jelajahi sepanjang dinding untuk memperkirakan ukuran pola makam sekaligus mencari informasi berharga."
Ketua Kelompok Si Sakit mendekati Taois Kim Lien dan mengajukan saran.
Pencuri makam kawakan... Tapi pemimpinnya kan saya? Kenapa tidak berdiskusi dengan saya? Xu Qi'an bergumam dalam hati.
"Masuk akal." Taois Kim Lien mengangguk halus.
Xu Qi'an memimpin rombongan mulai menjelajah ke kiri, bergerak hati-hati hingga menemukan lukisan dinding raksasa.
Sebelum ada tulisan, lukisan dinding merupakan satu-satunya cara mencatat peristiwa. Bahkan kini tradisi 'mencatat dengan lukisan dinding' masih populer.
Xu Qi'an dan Chu Yuanzhen berposisi depan-belakang, mengangkat obor tinggi-tinggi untuk menerangi lukisan dinding.
Isi lukisan: Seekor ular raksasa mengerikan memasuki kota manusia. Saat melingkar, tubuhnya lebih tinggi dari tembok kota. Pupilnya memancarkan cahaya merah transparan yang mengerikan dan menyeramkan.
Tiba-tiba seorang biksu Tao menginjak pedang terbang turun dari langit dan membunuh ular raksasa itu.
Kaisar kota itu memimpin para menteri menyambut biksu Tao, bersujud menyentuhkan kepala ke tanah. Sang biksu tetap berdiri di atas pedang terbang yang melayang di udara, memandang rendah ke arah kaisar dan para menteri di bawahnya.
"Ular sebesar ini, dari kaum yao?" Hengyuan mengerutkan kening.
Chu Yuanzhen menggelengkan kepala, menandakan ketidaktahuannya. Meski sering berkelana, sejak Penanda Waktu Penumpasan Makhluk Gaib, siluman besar mulai langka. Dalam Pertempuran Shanhaiguan dua puluh tahun lalu memang ada kemunculan kaum yao, tapi saat itu Chu Yuanzhen masih anak-anak.
Adapun Xu Qi'an... mereka semua menatap Taois Kim Lien bersama-sama.
"Memang ada beberapa siluman berbakat luar biasa dengan tubuh raksasa. Tapi tidak sampai sebesar ini. Lagipula, jika kalian tahu siluman pangkat lima akan mengkristalkan inti iblis, takkan mengira ular di lukisan dinding ini sebagai siluman."
Taois Teratai Emas menyatukan tangan di belakang punggung, memancarkan aura pertapa yang telah mencapai pencerahan.
Ketiganya memiliki pemikiran berbeda.
Xu Qi'an berpikir: Ternyata siluman pangkat lima memadatkan inti iblis. Dari perkataan daozhang, apakah tubuh akan mengecil setelah inti terkristal? Atau jalan kultivasi siluman bukanlah pertumbuhan fisik?
Chu Yuanzhen merenung: Bila bukan siluman, lalu ular apa ini? Hatinya mulai berspekulasi.
Pikiran Hengyuan lebih sederhana: Ular ini tak terkalahkannya, siluman yang tak bisa ditaklukkan ajaran Buddha untuk sementara.
Taois Kim Lien tak bertele-tele: "Tubuh raksasa bukan hal baik. Meski meningkatkan kekuatan, juga membuka banyak celah. Di dunia ini, yang terkenal dengan ukuran raksasa dan kekuatan dahsyat adalah dewa dan iblis zaman purba."
“Tapi di era ketika dewa dan iblis purba masih aktif, manusia masih berada di zaman primitif, dalam masa kesukuan. Jadi, ular di lukisan dinding ini seharusnya adalah keturunan darah dewa dan iblis purba, bukan entitas ilahi yang sebenarnya.”
Chu Yuanzhen mengangguk pelan, perkataan Daozhang sesuai dengan pemikirannya.
“Meski demikian, kemampuan pendeta ini membunuh ular besar menunjukkan kekuatan yang luar biasa.” Juara ujian kerajaan Chu berkata.
Seluruh dinding bagaikan gulungan lukisan, sambil berbincang mereka terus berjalan menyusuri narasi visual tersebut.
Kaisar membangun panggung tinggi sebagai bentuk penghormatan, memimpin para pejabat sipil-militer melakukan ritual penghormatan kepada sang pendeta.
“Bukankah ini persis seperti lukisan dinding yang kita lihat sebelumnya.” Xu Qi'an berkomentar.
Adegan para menteri menyembah panggung tinggi itu identik dengan lukisan di luar.
Konten lukisan berikutnya membuat semua orang terkejut - sang pendeta berkabur wajahnya menyabetkan pedang membunuh kaisar, lalu mengenakan jubah naga dan mahkota, melakukan kudeta.
Ini perkembangan plot macam apa ini... Xu Qi'an terpaku membeku.
Chu Yuanzhen membuka mulut lalu menutupnya lagi, sama-sama terperangah oleh tindakan sang pendeta.
Alis Taois Kim Lien berkerut rapat.
Master Hengyuan mengerutkan kening: “Seorang yang bijaksana seharusnya tidak terikat kekuasaan. Apa makna menjadi kaisar baginya?”
Begitu ucapannya selesai, Xu Qi'an dan Chu Yuanzhen secara serempak mendengus sinis.
Dengan kompak mereka saling bertukar senyum, menyadari bahwa lawan bicaranya juga teringat pada Kaisar Yuanjing.
Selanjutnya, konten yang digambarkan dalam lukisan dinding berubah menjadi perang. Pasukan baja hitam dan pasukan baja putih bertempur sengit. Di belakang pasukan baja putih berdiri kaisar setinggi raksasa——Daozhang yang merebut tahta.
Area belakang pasukan baja hitam kosong melompong.
Pasukan kaisar berhasil memadamkan pemberontakan, namun sepertinya dia tidak berniat menjadi penguasa yang baik.
Kaisar mengangkat singgasana tinggi-tinggi, di pangkuannya duduk wanita telanjang, dikelilingi oleh perempuan-perempuan yang juga tak berbusana.
Semakin ke belakang, jumlah pria dan wanita semakin banyak, berpasangan tanpa hitungan.
"Bukankah ini lukisan dinding yang kita lihat di luar tadi?" kata Xu Qi'an, merasa ucapan ini begitu familiar.
Lukisan dinding ini sama dengan yang di luar, hanya tanpa diagram aliran qi dan meridian... Apakah pesan yang ingin disampaikan adalah bahwa sang kaisar kemudian kecanduan dual cultivation, menjadi pemuja fanatik teknik dual cultivation Tao, lalu berubah menjadi tiran yang hidung belang?
Tidak, dia sendiri adalah seorang Daozhang yang merebut tahta menjadi kaisar!
Berbagai pikiran melintas di otak Xu Qi'an, lalu dia mendengar Chu Yuanzhen berbisik: "Daozhang, kaisar ini memiliki ikatan erat dengan aliran dual cultivation Tao."
Yang sebenarnya ingin dia katakan: mungkinkah Daozhang ini adalah Nenek Moyang pendiri aliran tersebut?
Juara ujian kerajaan Chu memang cukup cerdas. Aku juga berpikir begitu... Xu Qi'an mengangguk sambil menatap Taois Kim Lien.
"Entah." Jawaban Taois Kim Lien singkat dan padat.
Mereka terus berjalan perlahan, mengamati lukisan dinding demi lukisan dinding.
"Mungkin Yang Maha Kuasa juga tak tahan melihat kelakuan kaisar yang bebal. Suatu hari tiba-tiba awan hitam berkumpul, petir menyambar membunuhnya. Sang Kaisar meninggal dunia."
"Daozhang merebut tahta, hidup dalam kemewahan tak terkendali, lalu Yang Maha Kuasa menurunkan petir untuk menghukumnya... Ini terlalu mirip cerita rumah bordil." Ketua Kelompok Sakit menggelengkan kepala, memberikan penilaian.
Makna "terlalu rumah bordil" mirip dengan "teatrikal". Di zaman ini, pertunjukan opera umumnya memang diadakan di rumah bordil.
Wajah anggota Tian Di Hui terlihat sangat aneh, karena mereka teringat pada banyak hal lain.
Xu Qi'an memulai analisis dari sudut logika: "Aneh, ada beberapa hal yang tidak konsisten."
Teratai Emas dan Chu Yuanzhen dkk tahu Xu Qi'an memiliki bakat luar biasa dalam penyelidikan kasus. Mereka menahan pikiran yang melantur dan mulai menyimak perkataannya.
"Jika pemilik makam ini adalah kaisar dalam lukisan dinding, yaitu sang pendeta Tao, maka lukisan ini sangat aneh." Xu Qi'an bersuara berat:
"Bahkan Yang Mulia Kaisar Feng yang bijaksana dan perkasa pun tahu cara merevisi sejarah epos untuk menutupi noda. Tapi lukisan dinding ini ditelanjangi bulat di sini, apakah ini sindiran?"
Yang Mulia yang bijaksana merevisi catatan sejarah untuk menutupi aibnya... Xu Ningyan benar-benar hati-hati. Bahkan dalam situasi seperti ini, tak meninggalkan celah "ketidaksopanan" sebagai senjata.
Chu Yuanzhen berpikir dalam hati.
"Petir membunuhnya, jadi makam ini pasti dibangun oleh pejabat atau keturunan. Bukankah wajar jika mereka mengkritiknya?" kata Hengyuan.
"Master, Anda mungkin akan membangun makam untuk musuh, tapi orang lain belum tentu." Xu Qi'an menggelengkan kepala, berkata:
"Jika keturunan membencinya, maka tidak akan membangun makam megah seperti ini. Sebaliknya, tidak akan melukis mural semacam ini. Kecuali konten mural itu benar-benar akurat."
Semua mengangguk, menerima penjelasannya. Chu Yuanzhen bersuara berat: "Dengan kekuatan daoshi, petir biasa takkan bisa membunuhnya. Apakah petir ini punya makna lain?"
Saat itu, Taois Kim Lien berbicara, kata demi kata dengan suara berat: "Itu adalah Tian Jie (Ujian Langit)."
"Tian Jie?"
Mendengar ini, Xu Qi'an dan lainnya menatap Taois Kim Lien—sebuah kosakata asing bagi mereka.
Taois Kim Lien mengangguk perlahan: "Dalam sistem Tao, Tingkat Dua disebut 'Du Jie (Melewati Ujian)'. Jika berhasil, bisa menjadi Tingkat Satu Xian Darat. Hehe, ini jauh melampaui Kutukan Langit dari Peramal Sitianjian. Pemimpin Sekte Manusia generasi sebelumnya hancur lebur dalam Tian Jie."
Ternyata Tingkat Dua Tao disebut "Du Jie", Tingkat Satu disebut "Xian Darat". Anggota Tian Di Hui dengan antusias mencatatnya.
Xu Qi'an menepuk kepalanya sendiri: "Aku ingat! Daozhang pernah bilang, Pemimpin Sekte Bumi terkutuk itu gagal Du Jie sehingga dikendalikan energi jahat dan menjadi siluman."
Setelah membunuh Zilian dulu, Taois Kim Lien menyusup ke kamar Xu Qi'an malam itu, melakukan percakapan transparan dengannya.
"Artinya, kaisar ini adalah Tao Tingkat Dua, bahkan puncak Tingkat Dua—hanya selangkah lagi menuju Xian Darat." Kata Chu Yuanzhen.
Taois Kim Lien tiba-tiba lega, "Mati karena tribulasi langit, tubuh hancur lebur. Makam ini seharusnya adalah makam simbolis. Tidak akan ada bahaya besar."
Yang lain juga lega. Xu Qi'an berkomentar santai, "Daozhang, penilaian yang terlalu yakin sering mendatangkan akibat sebaliknya."
Biksu Taois ini, jangan sembarangan menanam bendera.
Di bawah pimpinan Xu Qi'an, mereka tiba di sisi lain makam utama. Kecewa menemukan tidak ada lukisan dinding.
Eksplorasi sekitar makam utama berakhir di sini. Xu Qi'an membawa obor, mengajak semua berputar ke area sentral. Terlihat koridor hitam lebar.
Koridor ini lurus menuju panggung tinggi di tengah. Di kedua sisi terdapat kolam dangkal dengan air keruh.
"Di kedua sisi ada lilin-lilin..."
Xu Qi'an menggerakkan obor. Cahaya jingga menyinari tepi koridor. Setiap sepuluh langkah berdiri kandil setinggi manusia, berjajar hingga panggung tinggi.
Di atas kandil terdapat lilin yang belum habis terbakar. Merah seperti darah namun jernih, bagaikan rubi.
"Ini sepertiga lemak dari naga merah Laut Timur. Satu lilin ini bisa menyala puluhan tahun tak padam." Taois Kim Lien mengendus, mengenali material lilin.
Sambil berbicara, Xu Qi'an dan Chu Yuanzhen menyalakan lilin-lilin. Cahaya api membara sunyi, memberi lebih banyak penerangan pada makam utama yang luas.
Xu Qi'an menyuruh orang-orang memperhatikan kolam di kedua sisi untuk mengantisipasi makhluk jahat yang mungkin bersembunyi di air, sambil menyalakan kandil di tepi koridor.
Obor tidak bisa berlangsung lama dan akhirnya akan padam. Kita harus mencari sumber pencahayaan lain sebelum habis terbakar.
Mendekati panggung tinggi, tiba-tiba Xu Qi'an berhenti. Di tangga menuju panggung, berjejer dua baris penjaga yang memandang tamu tak diundang ini dengan tatapan dingin.
"Bangsat, bikin Laozi kaget..." Gerutu Xu Qi'an sambil mendekat. Ia menyandarkan telinga, memastikan tidak ada detak jantung, lalu mengamati mumi-mumi ini.
"Ini cuma mumi. Jangan sembarangan menyentuh. Ikuti di belakangku."
Setelah memberi peringatan, ia menapaki 99 anak tangga dan mencapai panggung tinggi.
Pemandangan pertama yang terlihat di panggung adalah peti mati perunggu raksasa di tengah, dengan empat siluet tinggi menjulang di empat penjuru.
Siluet-siluet itu memegang senjata beragam, berdiri kokoh tanpa suara selama ribuan tahun debu zaman.
Taois Kim Lien melirik peti perunggu, lalu mengalihkan pandangan ke tepi panggung untuk mengamati mumi terdekat.
Mumi ini mengenakan zirah sisik ikan, menggenggam Palu Adamantium-Ungu, dengan topeng tembaga yang hanya menyisakan celah mata.
Zirah sisik ikan itu dihubungkan dengan benang merah. Setiap sisiknya terukir runa aneh yang memancarkan aura jahat sekaligus keindahan.
“Ini sepertinya karya Tao?” Chu Yuanzhen juga mengamati mumi itu, tapi mumi yang dia lihat sedang memegang pedang perunggu berkarat dengan kedua tangan.
Setelah memeriksa empat mumi dan mengamati zirah di tubuh mereka, Taois Kim Lien bergumam pelan:
“Memang ada jejak Tao, tapi mengenai runa kuno ini, aku hanya bisa berspekulasi. Yang di barat menguasai Logam, sementara utara, selatan, dan timur masing-masing menguasai Api, Air, dan Kayu.”
“Bagaimana dengan Tanah?” tanya Xu Qi'an.
Taois Kim Lien tidak menjawab, melainkan memandang peti mati perunggu di tengah ruangan.
“Bagian tengah menguasai Tanah!” Chu Yuanzhen berbisik: “Apa arti tata letak seperti ini?”
“Apakah ini tentang reinkarnasi?” Ahli sihir liar Gongyang Su menatap Zhong Li.
Zhong Li menganggukkan kepala: “Segala sesuatu di alam semesta adalah perwujudan Lima Elemen. Orang kuno percaya bahwa jika mayat dikubur dalam makam di tanah, lalu memasang Formasi Lima Elemen di dalamnya, suatu hari sang mati akan terlahir kembali dari tanah.”
Semua mendengarkan dengan penuh minat, tapi tiba-tiba Xu Qi'an merasakan dingin di tulang punggung:
“Ini tidak benar, Daozhang. Bukankah kau bilang kematian karena tribulasi langit akan membuat seseorang lenyap tak berbekas? Lalu bagaimana bisa reinkarnasi? Apa gunanya Formasi Lima Elemen ini?”
Taois Kim Lien tertegun sejenak, lalu pupil matanya menyempit sambil bersuara berat: “Ayo pergi. Eksplorasi makam utama sudah cukup. Tak perlu berlama-lama.”
Xu Qi'an mengangguk hendak memerintahkan mundur, tiba-tiba terdengar suara mendesah dari peti perunggu:
“Akhirnya kau datang...”
Sejuk merayap dari tulang leher, menyergap kulit kepala. Xu Qi'an menelan ludah dengan suara "grok", lalu menoleh tajam ke arah orang-orang. Tapi ia mendapati wajah mereka serius tanpa kepanikan.
Taois Kim Lien menyadari perubahan ekspresi Xu Qi'an. "Ada apa?" tanyanya.
"Aku dengar di dalam peti mati..." Bibir Xu Qi'an bergetar, kata-katanya terpatah dari celah gigi:
"A-DA-OR-ANG-BE-RBI-CA-RA."
Dingin menusuk tulang ekor semua orang. Kulit kepala mereka langsung merinding.
Zhong Li gemetar hebat, hampir menjatuhkan Lina dari punggungnya.
Wajah Chu Yuanzhen pucat pasi. Suaranya rendah tapi mendesak: "Pergi, cepat tinggalkan ruang utama ini..."
Saat itu juga, naluri bertahan hidup semua orang menyala. Tanpa omong kosong, mereka berbalik dan lari.
Zak!
Tiba-tiba suara gesekan berat dan kasar menggema dari belakang.
Itu adalah bunyi peti mati perunggu yang terbuka.
