【Dua: Tengah malam begini tidak tidur, berisik saja!】
Meski terhalang "layar" Kitab Bumi, tetap terasa ketidakpuasan Pahlawan Wanita Feiyan. Pasti saat ini ia sedang duduk di meja dengan jubah longgar, malas-malasan memeriksa pesan dengan wajah kesal.
Di sisi lain, Chu Yuanzhen secara instingtif merasa sikap Li Miaozhen kurang tepat. Bagaimanapun, hubungan Nomor Tiga Xu Ci-Jiu dengan Li Miaozhen belum sampai tahap bisa saling menggoda atau mengkritik sembarangan.
Apalagi Li Miaozhen masih menumpang di Kediaman Xu. Tapi sifatnya yang terlalu berbau dunia dan kebiasaan bertindak sesuka hati membuatnya kurang matang dalam pergaulan.
【Empat: Hei, Master Hengyuan tidak merespons...】
Setelah menunggu beberapa saat, Hengyuan No.6 tetap tak membalas. Mengingat sebelumnya Hengyuan pernah menyebut ada penyergapan di sekitar Yangsheng Tang, mereka langsung menyadari ada yang tidak beres.
Xu Qi'an menulis: 【Hengyuan dalam masalah. Ia terlibat kasus besar. Kaisar Yuanjing memburunya bukan hanya untuk balas dendam, tapi mungkin untuk menutupi kejahatan dengan menghabisi saksi.】
【Terlibat kasus besar, menghabisi saksi, ini terkait Kaisar Yuanjing?!】
Anggota Tian Di Hui terkejut, tidak memahami mengapa Nomor Tiga membuat penilaian seperti itu dan mengucapkan kata-kata semacam ini.
Chu Yuanzhen mengirim pesan: 【Nomor Tiga, sebenarnya apa yang terjadi dengan Hengyuan? Apakah kamu menemukan sesuatu?】
Pertanyaannya mewakili kebingungan semua anggota Tian Di Hui. Tak ada yang berbicara - wanita pejuang yang temperamental, si pemakan kulit gelap, Nomor Satu yang berstatus tinggi, serta Taois Kim Lien yang mengintip layar - semua menunggu penjelasan Nomor Tiga.
【3: Tidak bisa dijelaskan dalam beberapa kata. Yang mendesak sekarang adalah pergi ke Yangsheng Tang di Kota Luar untuk memeriksa situasi.】
【2: Baik!】
Segera, Xu Qi'an meletakkan Kitab Bumi, mengambil jubah dan mengenakannya, berkata: "Aku harus keluar sebentar, ikutlah denganku."
Zhong Li menganggukkan kepala, bangkit dari dipan kecil, mengenakan sepatu bordir seperti sandal, mengikuti dia keluar.
Derai hujan memukul genting, berdesir mengalir melalui sudut atap. Saat kilat menyambar, terlihat seperti tirai mutiara yang terombang-ambing; diterpa angin dingin, beterbangan seperti kelopak bunga hancur.
Di paviliun, genangan air dangkal terbentuk. Tetesan hujan kasar menghantam, memercikkan kabut air.
Menghirup udara lembab, Xu Qi'an melihat di seberang paviliun Li Miaozhen berdiri diam di bawah bubungan atap, mengenakan jubah Tao bulu.
Pandangan mereka bertemu. Tanpa banyak bicara, Li Miaozhen melemparkan pedang terbang yang melayang di atas paviliun. Ketiganya melompat dan menginjakkan kaki di pedang itu.
“Santo Perempuan Sekte Langit merapal mantra dengan satu tangan, pedang terbang mengeluarkan suara 'syuut', menerobos tirai hujan, melesat menembus awan.”
“Terbang di atas ibukota, bagi mereka tidak akan ada masalah selama Kepala Divisi membiarkan.”
“Tak lama kemudian, mereka melewati Kota Dalam dan tiba di Kota Luar. Li Miaozhen mengerahkan tenaga di ujung kaki, menekan ujung pedang ke bawah, lalu menyambar ke arah tembok selatan.”
“Li Miaozhen tidak gegabah mendarat. Ia berputar-putar di ketinggian rendah sebentar lalu bertanya: 'Bagaimana?'”
“Aman untuk sementara.”
Xu Qi'an menjawab.
“Dia belum menangkap permusuhan. Entah para penyergap di sekeliling berhasil mengendalikan diri tanpa mengangkat kepala, atau mereka sudah pergi.”
“Li Miaozhen menganalisis dengan serius: 'Mereka mungkin menyembunyikan diri, bisa jadi sudah memasang jaring langit-langit menunggu kedatangan kita.'”
“Xu Qi'an mengerutkan kening: 'Kemungkinan itu tidak bisa disingkirkan. Kaisar Yuanjing tahu kita sekutu Hengyuan. Taktik mengelilingi titik untuk memukul bala bantuan harus diwaspadai.'”
“'Mengelilingi titik untuk memukul bala bantuan?'”
“Li Miaozhen berkomentar kagum: 'Ungkapan yang brilian, layaknya dirimu. Maka kamu yang memimpin. Adamantium Tak Terkalahkanmu bahkan sulit ditembus oleh 'kesadaran' ahli bela diri pangkat empat.'”
“Xu Qi'an mengangguk halus setuju: 'Kamu jaga formasi di atas untukku.'”
“Setelah menganalisis, mereka saling bertukar senyum.”
“Tiba-tiba mereka mendengar Zhong Li berbisik: 'Di bawah tidak ada penyergapan, tidak ada petarung...'”
“Ekspresi Xu Qi'an dan Li Miaozhen langsung kaku.”
“Hampir lupa Zhong Li adalah ahli sihir yang menguasai teknik pengamatan qi. Ah, semua karena kelemahan yang biasa ditunjukkannya, meninggalkan kesan mendalam padaku...” Xu Qi'an berpikir dalam hati.
Li Miaozhen juga berpikir demikian. Dia berhenti berputar-putar dan mendarat di tengah hujan. Permukaan jalan yang berlubang dan tak terurus, rumah-rumah rendah di kedua sisi terlihat sepi dan lapuk dalam guyuran air.
Yangsheng Tang, pintu gerbangnya terkunci rapat.
Xu Qi'an menyipitkan matanya, mengamati sekeliling. Saat hendak berkata "Tidak ada tanda pertempuran", Zhong Li dan Li Miaozhen serentak berseru: "Ada yang mati."
Hatinya terasa berat.
Ketiganya melompati tembok dan memasuki area Yangsheng Tang.
Paviliun yang dipenuhi rumput liar gelap gulita. Rintik hujan menghantam kretak-kretak. Di ruang timur, cahaya senja redup temaram menyembul dari jendela.
Mereka berjalan mendekat. Di dalam ruangan terlihat ranjang kayu sederhana dengan jenazah tertutup kain putih bertubuh kurus.
Sekilas Xu Qi'an tahu itu bukan Hengyuan, tapi ini tak membuatnya lega.
Seorang staf administrasi tua duduk di samping jenazah, kepala tertunduk lesu. Wajah keriputnya dipenuhi kesedihan dan kepasrahan.
Xu Qi'an sering berkunjung ke Yangsheng Tang dan mengenal pria tua bermarga Li ini. Seorang jompo yang masih sehat, ditempatkan bekerja di sini.
“Lao Li, apa yang terjadi?”
Xu Qi'an sengaja membuat suara langkah yang nyaring untuk menarik perhatian Lao Li, namun orang tua itu tetap terkejut, seluruh tubuhnya gemetar jelas-jelas, sepertinya baru saja mengalami teror.
"Xu... Xu Yinluo..."
Melihat Xu Qi'an, mata keruh staf administrasi tua itu memancarkan cahaya harapan.
Dia langsung berseri-seri, bangkit dengan gemetar, dan berkata dengan penuh semangat: "Mengapa Xu Yinluo datang ke sini?"
Xu Qi'an menggenggam tangannya, mengulang pertanyaan: "Apa yang terjadi?"
Mendengar ini, staf administrasi tua itu kembali bersemangat: "Sore tadi, tetangga datang memberi tahu bahwa ada orang luar mencari Master Hengyuan sambil membawa gambarnya."
"Aku menyuruh Master Hengyuan menghindar. Saat senja, sekelompok orang misterius menerobos masuk ke Yangsheng Tang. Karena tidak menemukan Master Hengyuan, mereka menanyaiku beberapa hal tentang dia lalu pergi."
"Tak disangka, setelah gelap mereka kembali lagi. Mereka membawa paksa para lansia dan anak-anak Yangsheng Tang ke pintu gerbang, mengancam bahwa jika Master Hengyuan tidak kembali, mereka akan membunuh satu orang setiap seperempat jam..."
Staf administrasi tua itu mengalirkan air mata: "Lao Zhang sial, lehernya digorok oleh gerombolan itu. Saat sekarat dia menderita sekali, berguling-guling di tanah sambil darahnya menyembur kemana-mana."
"Akhirnya Master Hengyuan kembali. Mereka langsung menangkapnya dan pergi entah kemana. Entah sekarang Master Hengyuan masih hidup atau sudah tewas, aku pun tak tahu..."
Wajah Li Miaozhen sudah pucat pasi.
“Apa kau melihat jelas wajah orang-orang itu?” Xu Qi'an bertanya.
“Mereka memakai jubah hitam, mengenakan topeng, wajahnya tak terlihat,” jawab staf administrasi tua dengan suara sedih.
Mata-mata Pangeran Huai!
Xu Qi'an dan Li Miaozhen saling pandang. Karena sudah menduga sebelumnya, mereka tidak terkejut, lebih banyak kemarahan.
Tak perlu diragukan lagi, jika Hengyuan tidak muncul, semua orang di Yangsheng Tang pasti sudah dibantai.
“Kita semua meremehkan kekejaman mata-mata Pangeran Huai,” bisik Xu Qi'an.
Sekawanan bangsat berhati dingin.
Seburuk apa pun, nyawa manusia tak boleh dianggap seperti rerumputan, seenaknya dibunuh. Apalagi ini seorang lansia yang tak punya keluarga.
“Aku akan habisi mereka semua.”
Li Miaozhen mengeluarkan suara dari sela giginya: “Guruku pernah berkata, orang yang tak menghargai nyawa, nyawanya pun tak perlu dihargai.”
Xu Qi'an terdiam sejenak, lalu berkata: “Yang lain baik-baik saja? Hmm, anak di pekarangan belakang itu...”
Staf administrasi tua mengangguk: “Mereka semua agak trauma, tapi tidak apa-apa. Tidur semalam pasti pulih.”
Pasti akan ada duka dan kesedihan di kemudian hari, hanya saja tak pernah ada yang peduli pada perasaan janda, duda, yatim piatu, dan lansia tanpa keluarga ini.
“Malam ini kita menginap di sini. Kau yang sudah sepuh ini, pulanglah dulu beristirahat.”
Xu Qi'an mengantar staf tua itu kembali ke kamarnya, lalu kembali ke aula timur. Zhong Li dan Li Miaozhen berdiri di dalam aula, suasana sunyi senyap menyelimuti.
Situasi saat ini sangat buruk.
Hengyuan dibawa pergi oleh mata-mata Pangeran Huai, nasibnya hampir pasti suram.
【Pusaka legendaris Sekte Bumi, Fragmen Kitab Bumi jatuh ke tangan Kaisar Yuanjing. Kaisar Yuanjing diketahui berkolusi dengan siluman Sekte Bumi...】
【Bahkan, mereka mungkin mengorek informasi anggota internal Tian Di Hui dari Hengyuan. Tentu Hengyuan takkan mengaku, tapi Sekte Bumi punya cara untuk memaksanya bicara, misalnya dengan memanggil arwah lewat pembunuhan.】
【Begitu status Xu Qi'an sebagai Pemegang Fragmen Kitab Bumi terbongkar, Pemimpin Sekte Bumi akan tersadar: ahli kuat misterius di Chu itu tak lain adalah Xu Qi'an.】
【Kaisar Yuanjing 80% akan menduga benda segel terkait Buddha di bawah Danau Sangpo ada pada Xu Qi'an.】
【Dalam kedipan mata, tekanan datang menghantam.】
【Xu Qi'an mengusap mukanya, bersuara berat: "Miaozhen, beri tahu mereka Hengyuan dibawa pergi, nasibnya tak jelas. Fragmen Kitab Bumi juga direbut Kaisar Yuanjing."】
【Li Miaozhen mengangguk, mengeluarkan fragmen jade, menyampaikan kabar ini ke anggota Tian Di Hui lewat pesan.】
【Empat: Ternyata situasi berkembang ke arah terburuk.】
【Chu Yuanzhen berkomentar dengan nada getir.】
【Lima: Lalu apa yang harus kita lakukan sekarang?】
【Bahkan Lina yang tak terlalu cerdas pun merasakan situasi ini rumit.】
【Tak ada yang menjawab. Saat ini nasib Hengyuan pun tak diketahui, apalagi lawan mereka adalah sang kaisar.】
【Dalam kasus pembantaian Kota Chu dulu, lawannya juga kaisar. Tapi saat itu "sekutu" kita ada para pejabat sipil-militer, Kepala Divisi, Zhao Shou dari Akademi Yunlu.】
【Situasinya berbeda. Waktu itu bisa dibilang kita mengendarai gelombang besar. Yuanjing-lah yang melawan arus, makalah kalah.】
【Kali ini, hanya ada Tian Di Hui.】
Dalam kesenyapan yang menyesakkan, Taois Kim Lien tiba-tiba mengirim pesan: 【Daozhang telah merasakan dengan saksama, ternyata fragmen Kitab Bumi Hengyuan berada di dekat kalian.】
Mata Xu Qi'an tiba-tiba bersinar terang.
Taois Kim Lien tidak menyebut "kalian" merujuk siapa, tetapi Xu Qi'an tahu itu adalah mereka.
Benar, hatiku kacau, meremehkan Master Hengyuan. Karena dia bertekad menukar nyawanya demi keselamatan orang-orang Yangsheng Tang, tentu tidak mungkin membawa fragmen Kitab Bumi... Xu Qi'an segera menatap Santo Perempuan Sekte Langit:
"Miaozhen!"
Li Miaozhen membuka kantong harum di pinggangnya, melepaskan aliran asap kehijauan yang berdesir halus, menyebar dengan Yangsheng Tang sebagai pusat untuk mencari fragmen Kitab Bumi.
Setelah waktu sebatang dupa, seberkas asap kehijauan membawa cermin kembali, meletakkannya perlahan di meja. Asap itu meliuk-liuk di depan Li Miaozhen seolah ingin dipuji.
"Besok kau akan mendapat aura yin dua kali lipat."
Li Miaozhen membuat janji, lalu membuka kantong harumnya, membuka mulut dan mengeluarkan deritan tanpa suara.
Tak lama kemudian, aliran asap kehijauan terpanggil pulang, berhamburan masuk ke dalam kantong harum.
"Hengyuan membuang fragmen Kitab Bumi di semak belukar tepi jalan, tidak jauh dari Yangsheng Tang," kata Santo Perempuan Sekte Langit sambil mengirim pesan ke pemegang fragmen lainnya.
Taois Kim Lien mengirim pesan: 【Bagus. Para anggota, daozhang rasa kita harus berdiskusi lebih lanjut.】
【Satu: Sudah lama menunggu.】
Nomor Satu segera membalas. Jelas, dia terus memantau perkembangan situasi.
Chu Yuanzhen kemudian mengirim pesan:【Nomor Tiga, karena ini adalah temuanmu, apa sebenarnya yang terjadi, bukankah sudah waktunya memberitahu kami.】
Xu Qi'an merangkai kata-kata beberapa saat, menggunakan jari sebagai pena, menulis:【Masih ingatkah saat Master Hengyuan menerobos masuk Kediaman Pangeran Pingyuan dan membunuh Pangeran Pingyuan? Saat itu, akulah yang menyelamatkannya.】
Peristiwa ini terjadi tahun lalu, sebelum kasus Pelanggaran Suci di Danau Sangpo, tentu semua orang masih ingat.
【Empat：Apakah tindakan Kaisar Yuanjing terhadap Hengyuan kali ini terkait dengan insiden ini?】
Li Miaozhen menengadah dengan wajah tercengang, melirik ke arah Xu Qi'an.
【Tiga：Dari saluran rahasia, kudapat informasi bahwa sindikasi perdagangan manusia yang dikendalikan Pangeran Pingyuan sebenarnya membuktikan kesetiaan kepada Kaisar Yuanjing.】
【Satu：Tak mungkin!】
Nomor Satu langsung membantah perkataannya, tiga kata singkat itu penuh ketegasan.
【Empat：Aku, meski tidak menyukai Kaisar Yuanjing, tapi juga tidak merasa beliau akan menjadi dalang sindikasi perdagangan manusia. Tidak ada alasan untuk melakukan hal keji seperti ini.】
Seorang kaisar itu makhluk seperti apa?
Orang yang berada di puncak kekuasaan pengadilan, siapa lagi yang memiliki kekuasaan lebih besar darinya? Tidak ada. Kepala Divisi mungkin lebih kuat, tetapi dalam hal kekuasaan, harus diakui bahwa kaisar memegang kekuasaan terbesar.
Bukan hanya rakyat biasa, bahkan para pangeran pun, kaisar memiliki hak menentukan hidup-mati mereka.
Naga Sembilan-Lima yang terhormat, perlu melakukan perdagangan manusia?
Aku tahu ini sulit dipercaya, seperti Ma Yun harus mencuri gerobak listrik untuk mempertahankan kehormatan hidup... Xu Qi'an menggerutu dalam hati.
Ia melanjutkan pesan: 【Saudara Chu, kau kaum terpelajar, tapi pola pikirmu masih kurang tajam. Kaisar Yuanjing melakukan ini pasti ada alasannya.】
【Sembilan: Alasan apa?】
Kali ini Taois Kim Lien yang pertama bertanya, rupanya dia juga penasaran.
【Tiga：Saya tidak tahu detail rahasia dalamnya, tapi saya tahu sindikasi perdagangan manusia rutin mengirim kelompok orang hidup ke istana. Proses ini sudah berlangsung selama entah berapa lama, untuk sementara tidak bisa dikonfirmasi, tapi pasti sudah bertahun-tahun lamanya.】
Dia tidak berhenti, terus menulis pesan:
【Pangeran Pingyuan mengira sudah menggenggam senjata Kaisar Yuanjing, ambisinya mengembang, ingin mendapatkan kekuasaan dan status yang lebih besar. Dengan bekerja sama Kelompok Liang, dia membunuh Putri Mahkota Pingyang.
【Dalam penyelidikan ini, Kaisar Yuanjing tahu segalanya tapi memilih melindungi Pangeran Pingyuan. Sampai sang pangeran tidak tahu menahan diri, menarik perhatian Wei Yuan. Demi menutupi kasus ini, kaisar menciptakan cara: meminjam kasus Putri Pingyang untuk membantai Pangeran Pingyuan.】
Li Miaozhen tiba-tiba menengadah, sorot mata indahnya membulat lebar, ekspresi terkejut yang ekstrem di wajahnya menandakan dia telah menebak apa yang akan terjadi selanjutnya.
【Satu: Maksudmu, Hengyuan telah menjadi alat di tangan Yang Mulia, membunuh Pangeran Pingyuan?】
Kecuali Lina, tingkat kecerdasan anggota Tian Di Hui berada di atas rata-rata.
Tentu saja, kekuatan tempur Lina juga di atas standar - Sang Penguasa Kecil Nanjiang yang mampu mengangkat gunung dan menguasai dunia.
【Empat: Jadi, target mata-mata Pangeran Huai terhadap Hengyuan kali ini adalah upaya Kaisar Yuanjing menutupi kejahatan? Tidak masuk akal, jika ingin menghabisi saksi, kenapa tidak dilakukan sejak dulu? Untuk apa menunggu sampai sekarang?】
【Tiga: Tidak, kamu salah. Menghabisi saksi juga harus melihat waktu dan kebutuhan. Coba pikirkan, siapa Hengyuan? Hanya seorang Biksu Beladiri dari Kuil Qinglong. Dalam kasus Putri Pingyang, dia hanyalah bidak catur yang tidak berarti. Apakah perlu menghabisi bidak yang tidak tahu rahasia dalam?】
【Empat: Tapi sekarang, Kaisar Yuanjing merasa perlu untuk menghabisi saksi.】 Chu Yuanzhen mengirim pesan.
【Tiga: Benar. Lalu apa alasan yang membuat Kaisar Yuanjing memutuskan untuk menghabisi saksi? Mari kita pikirkan, apa yang baru saja dilakukan Master Hengyuan belakangan ini.】
Menghalangi pasukan penjaga istana, menjaga biji teratai di Jianzhou!
Anggota Tian Di Hui kaget bukan main.
【Tiga: Master Hengyuan terlalu dekat dengan kalian, juga dengan Saudara Tertuaku. Siapa Saudara Tertuaku? Dia adalah pelayan setia Wei Yuan. Tidak ada kasus yang tidak bisa dia selesaikan.
【Dalam kasus pembantaian Kota Chu, Kaisar Yuanjing sebenarnya telah membocorkan banyak hal. Kini, ketika melihat Master Hengyuan bergaul dengan kalian, dia khawatir dan menjadi waspada, lalu memutuskan untuk menghabisi saksi.
【Alasan pembunuhan ini, menurut tebakanku, adalah karena Master Hengyuan mungkin menemukan petunjuk penting saat mencari jejak adik seperguruannya Heng Hui. Dia sendiri mungkin tidak menyadarinya, tapi Kaisar Yuanjing takut informasi itu bocor.】
【Satu：Ada benarnya yang kamu katakan, tapi aku masih punya dua keraguan. Pertama, mengapa Yang Mulia diam-diam menjarah rakyat di kota. Kedua, penjaga istana sangat ketat, semua pergerakan tercatat. Kekuatan di istana rumit yang saling berkaitan, ada mata-mata dari berbagai faksi, ada Kepala Divisi, Guru Negara, Wei Yuan, dan berbagai partai...
【Sekali-kali bukan karena Yang Mulia ingin menyelundupkan orang masuk, apalagi dalam jumlah populasi tertentu.】
Singkatnya, saluran pengangkutannya tidak wajar... Xu Qi'an mengerutkan kening.
Saat itu, Lina berkata melalui pesan: 【Ini gampang, tinggal gali terowongan rahasia.】
Gadis bodoh ini langsung tepat sasaran...
Grup Obrolan Kitab Bumi mendadak senyap.
Kalau memang terowongan rahasia, pasti Pangeran Pingyuan tahu. Tapi Pangeran Pingyuan sudah tewas, siapa lagi yang tahu? Pimpinan kecil di sindikasi perdagangan manusia? Kalau begitu, Tuan Wei... Wei Yuan, kau sungguh mengerikan... Ah, belum tentu juga, terowongan rahasia pasti sangat rahasia, mana mungkin Pangeran Pingyuan memberitahu bawahannya... Xu Qi'an memijit pelipisnya, lalu mengirim pesan:
【Yang harus kita pikirkan sekarang bukan rahasia Kaisar Yuanjing, tapi bagaimana dengan Master Hengyuan?】
Tak ada yang menjawab, karena semua merasa tidak ada solusi.
Dalam suasana senyap, Taois Kim Lien mengirim pesan: 【Pertama cari tahu dimana dia. Mengenai keselamatannya, jangan terlalu khawatir. Hengyuan tidak akan mati.】
Atas dasar apa kau yakin sekali?
Seluruh anggota Grup Obrolan Kitab Bumi, dalam hati menggerutu.
【Sembilan：Ini menyangkut rahasia Hengyuan. Tanpa izinnya, saya tidak bisa membocorkannya. Tapi saya bisa memberitahu kalian, itulah alasan saya memilihnya sebagai Pemegang Fragmen Kitab Bumi.
【Tentu saja, kita tetap harus mencarinya. Tidak ada masalah sekarang bukan berarti akan aman di masa depan.】
Jika demikian, saya tidak perlu khawatir tentang terbongkarnya identitas dalam waktu dekat, dan tidak perlu membawa keluarga meninggalkan ibukota... Xu Qi'an merasa lega, ia mengirim pesan:
【Serahkan bagian ini kepada Saudara Tertua saya. Penjaga Malam bertugas patroli, catatan keluar-masuk mata-mata Pangeran Huai hari ini bisa dilacak.】
Taois Kim Lien menambahkan: 【Cari cara memancing keluar mata-mata Pangeran Huai, bunuh mereka di luar kota, biar Miaozhen memanggil arwah untuk interogasi.】
Setelah berdiskusi beberapa hal lagi, Tian Di Hui mengakhiri rapat panjang ini.
……
Saat fajar menyingsing, Li Miaozhen dan Xu Qi'an kembali ke Kota Dalam. Yang terakhir pergi ke kantor Penjaga Malam, meminta Song Tingfeng dan Zhu Guangxiao memeriksa catatan keluar-masuk Kota Dalam dan Kota Kekaisaran kemarin.
Mereka sepakat untuk mendengarkan musik di gedung kesenian besok, barulah meninggalkan kantor Penjaga Malam.
Xu Qi'an menunggangi kuda betina kesayangannya, derap-derap kembali ke kediaman. Kemudian pergi sendirian, berganti pakaian dan wajah di rumah bordil, berkeliling beberapa kali sebelum akhirnya tiba di paviliun janda Nan Zhi.
Mengetuk pintu lama, tak ada jawaban.
Setelah mengetuk lebih lama lagi, akhirnya terdengar derap langkah di dalam paviliun.
"Creeek!"
Gerbang paviliun terbuka, sang Permaisuri dengan wajah polos, rambut berantakan, dan mata mengantuk berdiri di balik ambang pintu.
“Mengejutkan pintu selarut ini, apa di paviliun ada pezina?” Xu Qi'an berkata sambil mencibir.
Permaisuri melototinya.
Xu Qi'an melangkah masuk gerbang paviliun, tiba-tiba tertarik oleh pancaran vitalitas lemah. Matanya terbelalak memandang akuarium di halaman.
Air dalam akuarium jernih, di dasarnya mengendap lumpur tipis. Sepotong kecil akar teratai setengah terkubur dalam lumpur, tumbuh akar-akar halus.
Ia... benar-benar hidup!
……
