【Satu: Kau sudah bergegas menghadapi Sekte Wu Shen untuk penyelesaian? Bagaimana kondisi Wu Shen, apa kau terluka?】
Menyangkut masalah politik, reaksi Huaiqing lebih cepat dari yang lain, langsung membalas pertama.
Selain itu, dia tidak memiliki konsep jelas tentang kekuatan Setengah Langkah Menuju Dewata Ilmu Bela Diri, hanya merasa tindakan Xu Qi'an terlalu impulsif. Tanpa mengajak anggota lain atau bahkan Shenshu untuk membantu, nekat mencari masalah dengan Sekte Wu Shen.
【Tujuh: Yang penting Setengah Langkah Menuju Dewata Ilmu Bela Diri kulitnya tebal dan tidak akan mati.】
Sejak tiba di Nanjiang dua hari lalu, Li Lingsu yang tidak ikut Ye Ji kembali ke ibukota dan memilih tinggal sementara di wilayah kekuasaan kaum yao, langsung menjawab duluan.
Sebagai tamu kehormatan Negeri Sepuluh Ribu Makhluk Gaib, kaum yao menjamunya dengan anggur dan daging lezat, bahkan perempuan rubah cantik menampilkan tarian. Saokong minum hingga mabuk, turun panggung menari bersama para perempuan rubah.
Yang terpenting, meski bersenang-senang, ginjalnya tidak akan terbebani karena sebagai tamu VIP dia memiliki inisiatif penuh.
Tentu saja para perempuan rubah ingin menemani tidurnya, tapi Li Lingsu menolak tegas.
Bersenang-senang boleh, tapi jangan bermaksud tidur denganku.
Kalau di rumah sendiri lain cerita, kekasih cantiknya yang mengincar ketampanannya pasti sudah mulai usil.
Singkatnya, di Nanjiang seseorang bisa hidup dalam kemabukan tanpa harus menopang tembok untuk berjalan, sungguh indah.
【Dua: Mati saja!】
Li Miaozhen menggerutu dengan penuh kutukan.
Dia baru saja kembali dari luar negeri setelah menempuh perjalanan 10.000 li, berencana mencari Xu Ningyan besok pagi, tapi ternyata dia sudah pergi ke Kota Gunung Jing?
Miaozhen memang berkarakter keras ya... Nanti aku juga akan menulis "surat persahabatan" untukmu... Xu Qi'an berpikir dalam hati sambil menggunakan jarinya sebagai pena untuk mengirim pesan:
【Aku sudah merebut seluruh tiga kerajaan timur laut, Yang Mulia. Baginda bisa segera mengirim pasukan untuk mengambil alih wilayah Sekte Wu Shen.】
Di ibukota yang jauh, di kamar tidur kekaisaran, Huaiqing tiba-tiba duduk terkejut menatap permukaan cermin kecil batu giok.
Sudah ditaklukkan?!
Begitu cepatnya?
Sejak zaman kuno, Sekte Wu Shen telah menguasai timur laut dengan sejarah lebih panjang dari Dinasti Feng. Didukung oleh kekuatan kategori super dan kavaleri tak terkalahkan, mereka bersama bangsa siluman utara menjadi duri dalam daging bagi kekaisaran.
Tapi dalam semalam, Sekte Wu Shen lenyap begitu saja?
【Satu: Ada apa ini? Bukankah Wu Shen seharusnya melindungi sektenya?】
Xu Qi'an segera membeberkan detail kejadian di Grup Obrolan Kitab Bumi.
Dia tidak menganalisis dampak perubahan situasi setelah perlindungan Wu Shen terhadap para dukun, atau keuntungan yang akan diperoleh Dinasti Feng. Karena dia yakin, kecuali Lina, IQ semua anggota Tian Di Hui berada di atas rata-rata.
Tidak perlu dijelaskan lagi.
Dia hanya menjelaskan satu hal: tentang cara Wu Shen menyelamatkan para dukun dengan menampung mereka dalam tubuhnya.
【3: Kategori super sepertinya harus menampung metode kultivator sistem mereka sendiri. Saat menyelamatkan tengkorak Shenshu, tiga Bodhisattva pernah menyatu ke dalam tubuh Buddha.】
【9: Sekte Wu Shen dipaksa olehmu untuk mengorbankan pion demi melindungi ratu.】
Taois Kim Lien muncul memberikan komentar.
【8: Bagaimana keadaan penyegelan Wu Shen?】
Asuro mengirim pesan bertanya.
Bola mata besar di pergelangan tangan Xu Qi'an menyala berkilauan. Dia muncul di altar, berada di antara patung Cendekiawan Konfusian dan patung Wu Shen.
Patung bertudung mahkota duri itu, kedua matanya perlahan mengeluarkan kabut hitam, menatapnya tanpa emosi.
Lihat apa? Kau tetap tak bisa mengalahkanku... Xu Qi'an mengabaikan tatapan Wu Shen, mengamati patung Cendekiawan Konfusian.
Patung kategori super manusia paling berjasa namun berumur pendek ini telah dipenuhi retakan seperti jaring laba-laba, seolah akan hancur menjadi serbuk ditiup angin.
【3: Paling lama tiga bulan, penyegelan Cendekiawan Konfusian akan lenyap.】
Waktu kedatangan bencana besar tak berubah: akhir tahun!
Tiga bulan... Anggota Tian Di Hui merasa hatinya berat, perasaan bahaya dan kecemasan kembali menggelora.
Sebelumnya mereka tak tahu kebenaran bencana besar, masih menyimpan secuil harapan. Berpikir meski takdir tak bisa diubah, dengan kemampuan tingkat mereka masih punya jalan mundur.
Jika Sembilan Provinsi tak bisa ditinggali, berlayarlah.
Langit bumi luas, ke mana tidak bisa pergi?
Tapi kini mereka tahu, target kategori super adalah merebut pencerahan ilahi dan menjadi kehendak dunia Sembilan Provinsi. Ini berbeda sama sekali.
Sisa-sisa mata-mata Kekaisaran Feng seperti mereka, sepertinya tak akan selamat ke mana pun mereka lari.
Langit dan bumi seluas ini tak menyisakan tempat berlindung.
【Sembilan: Jika bencana besar tak teratasi, semua makhluk hidup di dunia akan lenyap tak berbekas.】
【Enam: Amitabba, semua makhluk menderita.】
Sedangkan Taois Teratai Emas yang menempuh jalan kebajikan, Li Miaozhen, serta Master Hengyuan yang berhati welas asih, justru tak memikirkan keselamatan diri sendiri melainkan nasib rakyat jelata.
Teratai Emas, Hengyuan, dan Miaozhen adalah yang paling berbahaya. Mereka akan melakukan manuver mengorbankan diri untuk menjawab ujian... Tidak, aku tidak boleh menancapkan bendera untuk mereka, dosa dosa... Xu Qi'an buru-buru mengusir pikiran ini dari otaknya.
Di antara anggota lain seperti Putra Suci, Chu Yuanzhen, Asuro, dan sebagainya, ada yang lebih mengandalkan logika atau kurang memiliki kesadaran untuk mempersembahkan diri bagi rakyat jelata.
【Tujuh: Benar sampai tingkatan gelombang besar yang tak bisa dibendung, pasti Xu Ningyan akan mati ya.】
Saat itu, Putra Suci mengeluarkan perasaan campur aduk dalam grup.
Untuk sementara tak ada yang berbicara.
Ah, rupanya mereka juga menancapkan bendera untukku dalam hati... Xu Qi'an menyampaikan pesan:
【Aku bertemu seorang kenalan di Sekte Wu Shen, Putra Suci, itu kekasih cantikmu Dongfang Wanqing.】
【empat：Selamat Putra Suci。】
Chu Yuanzhen buru-buru maju ke depan dan bersuara, meredakan suasana mencekam.
【Dua：Selamat, Kakak Sepurguruan。】
【Delapan：Selamat!】
【Sembilan：Selamat!】
Anggota lainnya turut memberikan ucapan selamat.
Di Nanjiang yang jauh, ekspresi Li Lingsu perlahan mengeras. Perempuan rubah yang sedang menari anggun di balai tiba-tiba kehilangan daya tariknya.
"Biarin aku istirahat sebentar, stamina sudah hampir habis. Xu Ningyan sialan..." gumam Li Lingsu dalam hati sambil mengirim pesan:
【Kak Rong bersama para dukun menyatu ke dalam tubuh Wu Shen?】
Mulutnya menggerutu, tapi hatinya tetap merindukan simpanannya.
【Tiga: Hm!】
Xu Qi'an membalas dengan singkat.
Mengakhiri grup chat, Xu Qi'an ditransmisikan ke sisi Dongfang Wanqing.
Wanita itu menegang seperti menghadapi musuh berat.
"Ikut aku kembali ke ibukota. Li Lingsu sedang menantimu di sana." Xu Qi'an menatapnya dengan datar:
"Tentu saja, kau juga bisa memilih kembali ke Kabupaten Donghai."
Ekspresi dan nada suaranya sangat tenang, bahkan bisa dibilang dingin. Dongfang Wanqing justru merasa lega.
Ia menyadari di hadapan tokoh legendaris ini, dirinya tak beda dengan makhluk rendahan. Jika pria itu ingin membunuhnya, ia takkan bertahan sampai sekarang apalagi diajak bicara.
Dia memberiku toleransi karena hubungannya dengan Kekasih Li... Dongfang Wanqing membungkuk memberi hormat:
"Terima kasih, Xu Yinluo."
……
Istana Kekaisaran, Ruang Studi Kaisar.
Wang Zhenwen mengenakan seragam resmi berwarna kirmizi dan topi jabatan, wajah muram saat menaiki tangga menuju ruang studi.
Di sampingnya berdiri Wei Yuan dengan jubah panjang biru tua yang megah, pelipis beruban dan wajah tampan nan dingin.
Setelah rapat ditutup kemarin, Wang Zhenwen hanya beristirahat sebentar di rumah selama satu shichen, lalu kembali menyelami tugas resmi yang menumpuk.
Namun semangat Wang Zhenwen tetap berkobar. Pada tingkatnya ini, di rumahnya tersimpan banyak ramuan ajaib dari Sitianjian. Selama bukan penyakit yang menandai ajal mendekat, kondisi fisiknya tak perlu dikhawatirkan.
Wang Zhenwen telah melewati gerbang hidup-mati sekali. Menurut ahli sihir Sitianjian, mereka yang selamat dari maut seperti ini tak perlu khawatir tentang kesehatan tubuhnya setidaknya selama sepuluh tahun.
“Panggilan di tengah malam, pasti ada Peristiwa Besar lagi...” Wang Zhenwen dengan ekspresi penuh kekhidmatan, hanya berharap kasus ini tidak terlalu buruk.
Ia melirik Wei Yuan di sampingnya, menemukan raut wajah orang ini sama-sama tegang.
Di masa genting, sedemikian sedikit saja gangguan akan membuat keberanian mereka tegang.
Melewati ambang ruang studi kekaisaran, Wang Zhenwen menyapu pandangannya dan melihat Zhao Shou sudah duduk tegak di kursi.
Datangnya cukup cepat juga!
Memang, bagi Konfusianisme, menerima panggilan cukup membaca:
"Aku berada di ruang studi kekaisaran."
Langsung bisa tiba seketika.
Wang Zhenwen dan Wei Yuan berjalan ke bawah singgasana, memberi hormat kepada Sang Ratu yang diterangi cahaya lilin:
"Yang Mulia!"
Di istana kekaisaran saat ini, tiga pejabat yang paling dipercaya dan diandalkan oleh Sang Ratu adalah Wei Yuan, Zhao Shou, dan Wang Zhenwen.
Beredar kabar di istana bahwa sekta Akademi Yunlu yang diwakili Zhao Shou sengaja dibesarkan Sang Ratu sebagai penyeimbang klik Wang dan klik Wei.
Karena itu, setiap kali terjadi Peristiwa Besar, ketiga orang ini pasti berkumpul.
"Silakan duduk, dua menteri terkasih."
Huaiqing mengangguk, memerintahkan kasim untuk menyediakan kursi.
Setelah Wang Zhenwen duduk, ia melirik Zhao Shou. Melihat wajahnya tetap tenang dan alisnya tidak mengerut, hatinya pun lega.
Bukan berarti rubah tua ini polos sehingga mudah terbaca, tapi selama tidak terkait persaingan faksi, Zhao Shou takkan menyembunyikan pikirannya saat menghadapi masalah.
Seperti saat Buddha menyerang Negeri Lei, situasi genting membuat alis ketiganya berkerut sepanjang malam.
Tiba-tiba, ia melihat senyum tipis muncul di wajah Huaiqing yang berkata:
"Xu Qi'an (Gong Perak) baru saja menyelesaikan penghukuman di Kota Gunung Jing malam ini."
Wang Zhenwen tersadar, mengelus jenggotnya sambil tertawa:
"Memang sudah waktunya. Sekte Wu Shen terus-menerus memanipulasi istana dan Xu Qi'an. Kini kultivasinya sempurna, saatnya membuat mereka membayar harga."
"Saru'an Agu si tokoh besar itu pasti menderita. Hmm, Yang Mulia berencana mengirim pasukan ke Sekte Wu Shen?"
Jika demikian, sebenarnya lebih baik memaksa Sekte Wu Shen berdamai. Merebut wilayah, populasi, dan logistik tanpa mengorbankan pasukan.
Jika mereka menolak, baru kerahkan senjata.
Huaiqing menggelengkan kepala:
"Zhen bukan ingin menyerang Sekte Wu Shen. Malam ini zhen memanggil tiga menteri untuk membahas pengambilalihan tiga kerajaan Yan, Kang, dan Jing."
Pengambilalihan... Wang Zhenwen mendongakkan kepala. Matanya yang kemerahan menatap tajam ke arah Huaiqing.
"Sebelum bencana besar tiba, takkan ada lagi dukun di sembilan provinsi."
"Di timur laut tidak ada lagi Sekte Wu Shen."
Huaiqing menyampaikan kabar yang membuat orang terpaku membeku dengan nada datar.
"Di sembilan provinsi tak ada lagi dukun, di sembilan provinsi tak ada lagi dukun..."
Wang Zhenwen bergumam pelan, wajah pejabat yang telah berpengalaman puluhan tahun di lautan birokrasi ini menunjukkan perubahan ekspresi yang tak sesuai dengan pengalaman dan statusnya.
Sejak berdirinya Kekaisaran Feng, bangsa siluman dan Sekte Wu Shen bagai paku di mata dataran Zhongyuan, setiap tiga lima tahun selalu datang menjarah ke perbatasan, membiarkan makhluk hidup terinjak-injak.
Bagi generasi demi generasi kaum terpelajar, menaklukkan siluman dan menghukum Wu Shen adalah pencapaian abadi.
Dan pencapaian abadi itu, di generasinya, telah terwujud.
Wang Zhenwen teringat sesuatu, lalu menoleh tajam ke arah Wei Yuan.
Wei Yuan duduk tanpa ekspresi, perlahan menoleh ke arah timur laut, membeku dalam waktu lama.
Empat puluh tahun lalu, pasukan Sekte Wu Shen merebut tiga provinsi timur laut, membantai ratusan li, meninggalkan tanah tak berpenghuni. Seluruh keluarga Kepala Prefektur Yuzhou tewas di bawah kuda besi, hanya menyisakan seorang anak yang bersembunyi di sumur kering berisi mayat busuk selama beberapa hari.
Itulah Wei Yuan.
Puluhan tahun ia jarang menyebut dendam keluarga, karena tahu memusnahkan Sekte Wu Shen adalah hal yang hampir mustahil.
Bahkan cendekiawan Konfusian pun tak mampu melakukannya di masanya, siapa lagi yang bisa?
Tapi kini, Sekte Wu Shen telah lenyap. Tiga kerajaan Yan, Kang, dan Jing juga akan terpental tak berbekas.
Xu Qi'an yang telah melakukan ini.
Dan dia adalah hasil didikan Wei Yuan sendiri.
“Siklus sebab dan akibat.”
Menarik napas dalam-dalam, Wei Yuan menahan emosi, lalu tersenyum:
“Apakah Yang Mulia memanggil kami bertiga ke sini untuk membahas cara mengambil alih tiga kerajaan?”
Huaiqing mengangguk halus:
“Wilayah tiga kerajaan sangat luas, bisa ditanami dan diburu, kekayaan alam melimpah. Setelah diambil alih, Feng akan sepenuhnya menyelesaikan masalah bahan makanan, dan penempatan penganut Buddha Mahayana juga bisa direncanakan.
“Ini tidak bisa diselesaikan dalam sehari, tapi kita masih punya waktu tiga bulan.
“Namun, meski banyak urusan bisa ditunda, penaklukan tiga kerajaan ini harus segera kuumumkan ke seluruh dunia untuk menyatukan nasib dan memperkuat kemampuan ekonomi Feng.”
Wang Zhenwen langsung berkata:
“Urusan ini tidak perlu merepotkan Xu Qi'an (Gong Perak). Cukup kirim beberapa ahli dengan pasukan perbatasan tiga provinsi untuk menanganinya.”
Kini jumlah ahli Feng sangat banyak, perkataan Lao Wang ini diucapkan dengan tulang punggung yang kokoh.
Huaiqing mengangguk:
“Detailnya masih perlu dibahas.”
……
Xu Qi'an melemparkan Dongfang Wanqing ke halaman rumah Shengzi, meninggalkan pesan untuk para wanita cantik:
“Atas permintaan Li Lingsu, aku membantu mencari kekasih hatinya. Mulai sekarang kalian saudarinya, harus rukun, jangan membuat saudaraku Li Lingsu seribet.”
Perkataan Xu Qi'an (Gong Perak) tentu tidak ada yang berani membantah. Para wanita semua bersikap ramah.
Bahkan mereka tersenyum manis bertanya di mana Li Lingsu, tak sabar ingin berbagi kegembiraan ini dengan Kekasih Li.
Sungguh harmonis... Xu Qi'an merasa sangat terhibur melihatnya.
"Berpikir dalam hati, Putra Suci oh Putra Suci, gong perak ini hanya bisa membantumu sampai di sini."
Kembali ke Kediaman Xu, melihat Lin'an terlalu lelah bekerja hingga tertidur pulas, tidak mengganggunya. Duduk di sisi meja tulis, merenungkan apa yang harus dilakukan dalam tiga bulan ini.
Waktu tiga bulan ini sangat krusial.
"Peribahasa kuno berkata: Sedia payung sebelum hujan, segala sesuatu yang direncanakan akan berhasil, yang tak direncanakan akan gagal.
"Pertama adalah Wilayah Barat. Dengan keberadaan Shenshu dan diriku, sebelum bencana besar tiba, Buddha seharusnya tidak akan menelan Negeri Lei. Bahkan jika k datang, dua Setengah Langkah Menuju Dewata Ilmu Bela Diri cukup untuk mengusir kembali kategori super.
"Seperti diduga, k akan menunggu Wu Shen dan Gu Shen melepaskan segel. Saat itu, beberapa kategori super yang melahap Zhongyuan pasti akan bersatu menghabisi kami. Sedangkan k akan menunggu sampai setelah melahap Zhongyuan, lalu bersaing dengan kategori super lain untuk pencerahan ilahi.
"Di Sekte Wu Shen, sebagian besar dukun telah menyatu dengan Wu Shen, artinya wilayahku secara sukarela diserahkan. Harapannya Huaiqing bisa segera mengintegrasikan tiga kerajaan untuk memperkuat nasib. Semakin kuat nasib, semakin besar keuntungannya.
"Sayangnya, aku tidak tahu cara menggunakan nasib ini. Kepala Divisi yang tidak bisa diandalkan ini pun entah bisa dihubungi atau tidak.
"Suku Gu dari Nanjiang harus segera pindah ke Zhongyuan. Begitu Gu Shen muncul, mereka semua akan bermetamorfosis menjadi gu. Begitu para pemimpin ini berubah, mereka akan langsung menjadi binatang gu siap pakai.
"Huang sama seperti Gu Shen, jangan beri kesempatan untuk kembangkan kekuatan. Harapannya rubah berekor sembilan bisa segera menyelesaikan masalah keturunan Dewa-Iblis, menghilangkan risiko besar."
Setelah semua aspek tersusun rapi, Xu Qi'an kembali ke masalah inti:
Naik level menjadi Dewa Perang!
Mengenai hal ini, dia punya dua cara: Pertama, mempelajari literatur Sitianjian untuk melihat apakah Kepala Divisi meninggalkan petunjuk.
Kedua, mengumpulkan semua ahli untuk brainstorming membahas cara naik ke level Dewa Perang.
Tidak perlu memikul segalanya sendiri, harus tahu memanfaatkan sumber daya manusia secara wajar.
Baik para Kekaisaran Feng maupun suku gu, semuanya adalah individu cerdas luar biasa. Hm, ayah Lina yaitu Longtu tidak termasuk.
Setelah mendapat pencerahan, dia menggosok pelipisnya. Alih-alih naik ke ranjang, dia menghilang di sisi meja tulis.
Sesaat kemudian, dia muncul di kamar Nan Zhi.
