"Tampaknya kau sudah mendapatkan banyak informasi. Coba ceritakan!"
Reilin sama sekali tidak heran. Seberapapun mereka berusaha menyembunyikannya, atmosfer akademi sebelum perang besar pasti berbeda dari biasanya. Hilangnya sejumlah besar bibit penyihir pasti akan menarik perhatian.
Lagipula, hasrat akademi untuk menutupi juga tampaknya tidak terlalu kuat. Bagaimanapun, perang akan bergantung pada Penyihir Resmi, sedangkan murid-murid seperti mereka memang tidak bisa membantu banyak.
Yang akhirnya tertinggal pasti sekelompok bahan peledak dengan bakat terburuk dan level terendah.
"Hilongsi sudah membersihkan sarang manusia hewan dan makhluk lain di sekitar akademi. Khususnya manusia hewan, semuanya dikenakan sihir dan diubah menjadi zombie. Jiwa mereka akan terkurung selamanya dalam tubuh untuk menderita..."
Reilin mengangguk halus. Tampaknya area sekitar akademi untuk sementara aman.
"Bagaimana dengan bibit penyihir lainnya?"
"Sangat rumit! Menurut informasi yang saya dapat dari saudari-saudari lain, murid-murid berbakat istimewa seperti Cui Site dan Xia Pa'er akhir-akhir ini pergi dari akademi dengan berbagai alasan. Sepertinya tidak lama lagi kabar ini akan tersebar... Bagaimana denganmu?"
“Senior saya, Merlin, telah meninggalkan akademi selama beberapa bulan! Dan tidak lama lagi, saya juga akan mengambil misi dan pergi!”
Reilin mengatakan informasi yang didengarnya dengan tenang, membuat wajah Ni Lan semakin pucat.
“Bagaimana denganmu? Ada rencana apa?” Reilin akhirnya bertanya.
“Saya berencana pulang ke keluarga. Kau tahu, meskipun keluarga Weilitel kami tidak begitu terkenal, kami punya kekuatan untuk mempertahankan diri. Mau ikut bersama?” Ni Lan jelas ingin merekrut talenta Reilin untuk keluarganya.
“Tidak! Saya punya rencana sendiri!” Reilin menolak dengan senyuman. Setelah bergabung dengan keluarga, selain terkendala kontrak, rahasianya yang terlalu banyak juga tidak cocok dengan kehadiran orang di sekitarnya.
Cahaya di mata Ni Lan langsung meredup. Reilin juga tahu hubungan mereka sudah bisa dikatakan berakhir. Lagipula semua orang hanya mencari kesenangan, sekarang saat bencana datang masing-masing lari – itu hal yang wajar.
“Ada satu hal lagi yang perlu kuminta bantuanmu!” Reilin mengeluarkan kotak kayu hitam dan meletakkannya di atas meja makan.
“Apa itu?” Ni Lan tersenyum dengan dipaksa.
Dengan santai membuka kotak kayu hitam, tabung-tabung ramuan yang tertata rapi di dalamnya membuat mata Ni Lan silau.
“Ini…” Mata indah Ni Lan memancarkan ekspresi terkejut.
“Ramuan yang kukumpulkan, tolong jualkan untukku!” Reilin menyilangkan jari-jarinya, wajahnya tetap tenang.
Ini tentu hanya sebagian kecil dari ramuan yang diam-diam dia buat. Bisa dikatakan sebagai tabungan selama setahun, total harganya mencapai ratusan batu sihir.
“Membiarkan Nilan yang menjual, di satu sisi karena Reilin tidak ingin mencolok, di sisi lain, sebagai bentuk kompensasi.”
“Lagipula di dalam hati Reilin masih tersisa sedikit mental pria superior, saat putus harus memberikan biaya perpisahan. Dalam proses alih tangan ini, biarkan Nilan mengambil kesempatan untuk mendapat keuntungan.”
“Tidak masalah! Sekarang di pasar berbagai bahan baku dan model sihr sedang mengalami penurunan harga besar-besaran, hanya ramuan jadi dan barang terkutuk rendah yang harganya terus melambung!” Mata Nilan berbinar.
Ini fenomena normal. Saat perang datang, model sihr dan bahan baku lainnya tidak bisa langsung diubah menjadi kekuatan, tentu harganya turun. Sedangkan barang-barang yang bisa langsung meningkatkan kekuatan menjadi incaran.
“Bantu saya jual semua ramuan itu, kemudian beri saya 300 batu sihr!” Reilin menyeruput cokelat panas di meja.
Ekspresi Nilan terlihat kompleks: “Tentu saja, sebenarnya keluarga saya bisa mengambil alih kargo ini! Masih ada lagi? Saya bisa beri tahu keluarga untuk memberimu harga yang memuaskan...”
“Ini sudah akumulasi satu tahun saya! Kau juga tahu, saya masih perlu menukar ramuan untuk sumber daya. Kalau bukan karena kondisi pasar yang baik, tidak akan saya keluarkan semua!” Ekspresi Reilin sangat tulus.
“Baik! Akan saya proses secepatnya!” Nilan mengangguk paham. Di matanya, dengan kemampuan Reilin yang terus menjual ramuan, mengumpulkan stok segini sudah batas maksimal.
Karena sama-sama memiliki beban pikiran, makan malam berdua setelahnya terasa hambar.
"Setelah semuanya selesai, Ni Lan buru-buru berpamitan dengan Reilin. Reilin juga menyuruh orang menyampaikan beberapa pesan kepada kenalannya, tidak secara langsung, hanya memberikan sedikit petunjuk. Apakah mereka bisa memahami atau tidak, itu tergantung diri mereka sendiri."
Ni Lan bertindak cepat. Keesokan harinya, ia menyerahkan sekantong kecil batu sihir ke tangan Reilin.
Reilin berpikir, lebih baik menghabiskan semua batu sihir ini selagi masih di akademi. Lagipula di luar belum tentu ada pameran dagang, dan sumber daya di luar mungkin tidak selengkap di dalam akademi.
Untuk perjalanan kali ini yang mungkin akan memakan waktu lama, Reilin sudah merencanakan promosi di luar. Ia mempersiapkan bahan ramuan aktivasi dan membeli semua model sihir yang diperlukan. Sedangkan pengetahuan yang dibutuhkan untuk murid tingkat tiga sudah lama tersimpan di Chip-nya.
Namun pengetahuan yang diajarkan akademi hanya sampai di sini. Mengenai promosi ke Penyihir Resmi dan disiplin ilmu dasar Penyihir tingkat satu, akademi menyembunyikannya rapat-rapat. Hanya murid tingkat tiga yang telah menandatangani kontrak yang berhak mengaksesnya.
Reilin pertama-tama pergi ke area transaksi sihir.
"Mau apa?" Perempuan tua di balik konter bersikap lebih kasar. Tapi suasana hati Reilin justru baik. Ia sudah tahu bahwa para murid tingkat tiga di seberang ini adalah mereka yang gagal naik ke Penyihir Resmi, lalu menandatangani kontrak dengan akademi untuk tetap tinggal melakukan layanan dasar. Karena batasan kontrak, mereka tidak bisa kabur dan rentan terkena imbas dalam pertempuran sengit - wajar saja sikap mereka buruk!
"Model sihir dasar aliran kegelapan, kecuali Bayangan Tangan, saya ambil semuanya!" Reilin bersikap sangat percaya diri.
Wanita tua di balik konter memandang Reilin dengan terkejut, karena murid kelas dua yang memiliki uang sebanyak ini cukup langka.
"Total tiga belas, seratus tiga puluh batu sihir!"
"Dan model mantra dasar ilmu transformasi bentuk!"
"Itu jadi seratus empat puluh batu!" Suara wanita dari balik konter terdengar.
Reilin mengangguk, menuangkan tumpukan batu sihir ke atas konter. Wanita itu menghitung, menyimpan batu sihir, lalu menyerahkan empat belas buku kulit kambing. Setiap buku setebal bata, ditumpuk tingginya hampir menyamai Reilin.
"Sepertinya perlu membeli beberapa kuda lagi!"
Reilin menyewa beberapa pelayan untuk mengirim buku model mantra ke kamarnya, lalu menuju ke area transaksi.
Saat ini area transaksi termasuk salah satu tempat yang masih ramai di akademi.
Jumlah murid yang datang meningkat, bahkan mulai muncul banyak barang berkualitas tinggi yang menarik kerumunan murid.
"Ternyata para murid tidak sepenuhnya tidak menyadari!" Reilin merenung dalam hati.
Seperti di hutan saat bencana besar mendekat, hanya sedikit hewan yang merasakan bahaya dan kabur lebih dulu. Meski hewan lain tidak merasakan ancaman, tapi melihat sebagian kabur, mereka pun ikut mengikuti.
"Tapi tetap belum ada barang termagis yang muncul!" Reilin agak kecewa. Ia selalu ingin memiliki barang termagis, tapi barang itu memang langka dan harganya selangit. Setiap kali muncul pasti diambil Penyihir Resmi, kadang yang tidak diminati penyihir langsung direbut habis-habisan oleh murid kelas tiga, sama sekali tidak menyisakan kesempatan untuk Reilin.
“Pembuatan item magis terubah melibatkan alkimia dan ilmu enchantment, keduanya adalah disiplin ilmu yang luas dan mendalam. Saya saja masih merasa waktu tidak cukup untuk fokus pada ilmu farmasi!”
Reilin tersenyum pahit, bahkan Chip pun memiliki batas kapasitas komputasi. Berdasarkan eksplorasinya sebelumnya, hanya dengan terus meningkatkan level jiwanya, Chip bisa ditingkatkan.
“Setelah mencapai tingkat tiga murid, jika benar-benar tidak ada cara lain, saya akan mencoba mempelajari ilmu enchantment sendiri untuk mencoba membuat item magis terubah!”
Tanpa item magis terubah, barang-barang lain di lapak sama sekali tidak menarik perhatian Reilin.
Tapi masih ada beberapa fenomena aneh, misalnya lapak ramuan jadi dikerumuni banyak orang, penjualan panah dan baju kulit juga lumayan, sedangkan lapak bahan baku terlihat sepi.
Dengan familiar, Reilin menuju toko ramuan milik Uth.
Saat ini banyak murid di dalam toko yang langsung membeli ramuan yang mereka lihat, menunjukkan sikap yang sangat royal.
Uth sibuk sampai berkeringat, bahkan mempekerjakan beberapa murid sebagai asisten. Ini jarang terlihat sebelumnya.
Reilin memperhatikan rak-rak ramuan jadi yang kosong dengan cepat, banyak bagian yang sudah bertanda "Habis".
Melihat Reilin, mata Uth berbinar. Dia memanggil seorang murid untuk menggantikannya, lalu khusus melayani Reilin.
“Hai! Reilin sayang, pagi ini aku mendengar kicau burung lark, sudah tahu pasti ada kabar baik. Bagaimana? Berapa banyak ramuan yang kau bawa? Semua bisa kunaikkan 10% harganya!” Uth menyambut dengan antusias, memandang Reilin seperti melihat batu sihir.
“Maaf!” Reilin mengangkat tangan, “Aku sibuk mengerjakan tugas akhir-akhir ini, jarang membuat ramuan!”
“Itu kabar yang menyedihkan!” Uth menghela napas, “Kamu tidak tahu betapa panasnya pasar sekarang!”
“Baiklah! Aku datang untuk membeli bahan!” kata Reilin sambil menyerahkan daftar ke Uth.
Uth menerimanya, wajahnya berubah pucat melihat nama dan jumlah bahan yang bertumpuk, keringat mengucur deras.
“Bahan baku sebanyak ini! Mari lihat, kristal putih, akar wisteria ungu, cakar hantu... Kau ingin membuat Ramuan Aktivasi?” Si Gendut langsung bertanya.
“Ya! Benar! Untuk persiapan promosi. Jika kau punya Ramuan Aktivasi jadi, aku bisa langsung membelinya, harganya terserah!”
Reilin berkata santai. Resep Ramuan Aktivasi ada di perpustakaan, banyak yang sudah melihatnya, wajar jika si Gendut mengenalinya.
Di belakang bahan Ramuan Aktivasi, Reilin menambahkan banyak bahan umum untuk Ramuan Biru dan Air Mata Maria. Adapun bahan utama yang sudah punah ratusan tahun di dunia penyihir, sama sekali tidak ditulisnya.
“Pembuatan Ramuan Aktivasi sangat rumit, tingkat keberhasilannya rendah, permintaan tinggi. Begitu ada langsung ludes, mana mungkin ada stok!” Uth menggeleng.
“Para apoteker seperti kalian beruntung, bisa membuat ramuan sendiri. Dulu saat masih murid kelas dua, untuk mendapatkan satu botol Ramuan Aktivasi, betapa menderitanya aku!”
