Reilin berusaha memalingkan kepala, rasa sakit tajam langsung menyambar di bahunya.
“Subjek terkena serangan panah! Perhatian! Perhatian! Mata panah mengandung bakteri konsentrasi tinggi, disarankan subjek segera melakukan pembersihan!”
“Sial!!!” Reilin segera mencabut mata panah itu, mengeluarkan pisau perak dari sakunya, dengan gigitan keras memotong lingkaran daging di sekitar luka.
Cepat mengambil tabung ramuan hijau dari kantong pinggang, menuangkan setengahnya ke luka dan setengah lagi diminum, baru lega setelah mendengar suara Chip "Terkendali!".
Saat Reilin terkena panah, Doris juga tersambar kilat hingga terlempar ke belakang.
Pada saat ini, Doris yang seluruh tubuhnya hangus hitam, sayapnya patah lebih dari separuh, satu tangannya hilang, dan pergelangan kakinya masih terikat oleh Tangan Bayangan, intensitas hidupnya telah turun ke tingkat berbahaya, setiap saat bisa mati.
"Balas dendam!! Balas dendam!!!" Doris bergumam tak sadar, tiba-tiba matanya berkilat dingin, lalu menggigit keras kaki kanannya sendiri hingga putus.
Crap!! Sebuah paha terlempar, Tangan Bayangan yang selalu melilit pergelangan kaki juga cepat menghilang.
"Mati bersama!!!"
Seluruh tubuh Doris mengembang, benjolan di wajahnya bergetar hebat, kecepatannya tiba-tiba tiga kali lipat lebih cepat dari sebelumnya, menerjang ke arah Reilin.
"Sial!!!" Reilin menutupi bahunya sambil mundur cepat, melempar tabung terakhir ramuan peledak.
BOOM!!! Ledakan dahsyat menggema.
Api merah dan nanah hijau terus saling menjalin, memancarkan cahaya kehijauan yang suram.
Reilin terjatuh dan berguling beberapa putaran, akhirnya keluar dari jangkauan ledakan.
Saat ini tanah di sekeliling dipenuhi tulang hijau dan daging berlendir yang terlihat sangat menjijikkan.
"Hah?" Reilin melihat anggota tubuh hijau yang jatuh ke tanah kemudian cepat muncul cairan kuning mengelilingi, terus menggerogoti tanah sekitarnya. Wajahnya langsung berubah pucat, buru-buru memeriksa tubuhnya sendiri.
Beberapa tetes nanah kuning tanpa disadari telah menggerogoti baju kulit, membuat beberapa luka di tubuhnya. Area sekitar luka berwarna kekuningan dan mulai kehilangan sensasi.
“Subjek terkontaminasi bakteri tak dikenal tahap kedua, telah memasuki fase mutasi dan pembelahan sel cepat. Segera ambil tindakan!!”
“Chip! Deteksi luka! Susun rencana penanganan!!”
“Tugas dibangun! Proses deteksi berlangsung...”
“Ding! Berdasarkan perbandingan basis data, pengobatan membutuhkan: bulu burung kepala manusia 30 gram, tinta merah muda 500 ml, batu kelapa hijau 50 gram...”
Chip menampilkan daftar panjang bahan-bahan tersebut.
“Darimana aku punya waktu membeli ini? Chip, berikan metode penanggulangan darurat!” wajah Reilin muram.
“Pembakaran dengan api dapat efektif mengurangi kecepatan mutasi bakteri!” Chip memberikan usulan.
“Api?” Reilin merobek pakaiannya, menyalakan ranting pohon, dan mendekatkan nyala api kuning ke lukanya.
Sizzle!!! Suara daging terbakar menyertai aroma gosong. Wajah Reilin berkerut kesakitan.
Beberapa menit kemudian, Chip memberi notifikasi efektif. Reilin melemparkan obor dan terjatuh sambil terengah-engah, keringat dingin terus menetes.
“Musuh kali ini sangat berbahaya!!! Resistensi tinggi terhadap serangan fisik dan api, kecepatan tinggi, plus serangan beracun. Sepertinya khusus dipersiapkan untukku. Kalau bukan karena Chip, mungkin...”
“Cairan tubuh Doris yang terkontaminasi bakteri panah sebelumnya menyebabkan polusi sekunder, bahkan tidak terhitung oleh Chip, membuat Reilin yang diperkirakan hanya terluka ringan berakhir dengan kemenangan yang memilukan.”
“Dan semua persediaan ramuan ledakan sudah habis! Harus menyiapkan bahan baku lagi!”
Dalam beberapa pertempuran terakhir, Reilin selalu mengandalkan ramuan untuk mengalahkan musuh, tapi konsumsinya besar - hampir seribu batu sihir sudah terbuang.
Untungnya dia bisa meracik ramuan ledakan sendiri, kalau tidak biayanya akan lebih tinggi lagi.
“Api hanya menahan penyebaran bakteri sementara, untuk menyembuhkan total harus beli bahan!” Reilin memandang lukanya yang hangus, mengerutkan dahi sambil meneguk ramuan stamina, lalu berjalan menuju Kota Batu Abu-abu.
Keributan sebesar ini pasti sudah terdeteksi oleh kediaman bangsawan, sebentar lagi pasukan besar akan datang.
Menahan sakit, Reilin menyusup ke Kota Batu Abu-abu untuk mengambil petinya, meninggalkan dua kuda, mencuri kuda coklat besar di luar kota, lalu melarikan diri semalaman menuju pasar penyihir di peta.
Urusan seperti panggilan bangsawan kota sudah sepenuhnya dilempar ke belakang kepala.
……
Dua minggu kemudian, di jalan Provinsi Walkeran, seekor kuda coklat besar membawa dua peti sambil menggendong pria berjubah hitam yang terengah-engah, melesat di jalan raya.
“Chip! Tampilkan statusku sekarang!” Tubuh Reilin bergoyang mengikuti gerakan kuda, hatinya berbisik.
“Reilin*Farrell Magang Tingkat Kedua、Ksatria Resmi Kekuatan：1.3（2.5） Kelincahan：1.5（2.7） Konstitusi Fisik：1.0（3.0） Mental：4.1（4.4） Mana：4.0 Status：Terinfeksi bakteri tak dikenal，dalam kondisi lemah！”
“Meski cepat menekan bakteri，tapi setelah belasan hari tubuhku masih melemah，hanya batas maksimum mental yang sedikit meningkat，mungkin hasil dari meditasi terus-menerus！”
Reilin melihat data dirinya，tersenyum getir.
Sekarang penampilannya telah berubah，dari wajah dingin tentara bayaran menjadi pria Barat berambut pirang bermata biru yang tampan，tapi wajahnya pucat karena kehilangan darah.
“Chip！Tampilkan peta！” Reilin mengamati peta yang telah menjadi sangat detail setelah mengumpulkan beberapa informasi.
“Menurut intel Biji，di sekitar sini ada lokasi perkumpulan Penyihir，seharusnya bisa membeli bahan untuk menyembuhkan infeksi！”
Berdasarkan uji coba dan spekulasi selama lebih dari setengah bulan，Reilin yakin pihak lawan hanya mengirim Doris，kemungkinan karena perang resmi dengan Black Bone Forest，tidak ada yang peduli lagi pada magang tingkat dua sepertinya - kabar baik.
“Sekalian cari tahu situasi terbaru Black Bone Forest！” Reilin memutuskan，meninggalkan jalan raya dan menyiapkan tenda serta rak kayu dari koper untuk berkemah.
“Daerah sekitar agak sepi！Tapi wajar，Penyihir selalu menghindari orang biasa，apalagi radiasi yang dibawa tubuh Penyihir bukanlah hal yang bisa ditahan manusia biasa！”
Reilin menyebarkan bubuk putih di sekitar tenda yang bisa mengusir serangga biasa dan binatang buas, memasang panci besi, menuangkan air sungai ke dalamnya, lalu menyalakan api unggun.
Saat air sungai mulai mendidih, Reilin keluar dari hutan dan melempar jamur matsutake serta beberapa jenis jamur lainnya ke dalam panci.
Beberapa saat kemudian, setelah menambahkan bumbu dan beberapa potong dendeng, aroma makanan lezat segera menyebar.
Reilin mengisi mangkuknya sendiri dengan kuah berwarna putih yang terasa hangat dan nyaman di mulut.
Reilin menghela napas lega, "Memang makanan panas lebih enak. Aku sudah hampir muntah melihat roti kering dan dendeng asin."
Bunga liar bermekaran di sekelilingnya, disertai kicauan burung tak dikenal yang mirip suara burung lark.
"Andai tidak ada luka, ini akan sempurna!" Reilin menghabiskan sup dagingnya lalu membuka kerah bajunya.
Di bawah pakaiannya, tampak otot yang menghitam seperti arang terbakar, dikelilingi bulu halus hitam seperti rambut yang membuat merinding.
"Di sana, bunuh dia!!"
Suara gemerisik dari semak membuat alis Reilin berkerut. Teriakan yang semakin dekat memberinya firasat masalah akan datang.
Rumput terbelah di kedua sisi saat seorang pria kekar melindungi gadis bangsawan muncul dari semak.
Pria itu terkejut melihat Reilin, tak menyangka ada orang berkemah di sini, lalu tersenyum pahit: "Sepertinya kami akan menyeretmu dalam masalah ini!"
"Di sana, jangan biarkan dia kabur!" Sekelompok prajurit berbaju kulit lengkap dengan senjata seperti pedang dan tombak mengejar dari belakang. Pemimpinnya mengenakan zirah berbentuk cincin perak yang terlihat sangat indah.
"Dari penampilan mereka, ini bukan pasukan bayaran atau petualang. Kemungkinan besar pasukan pribadi bangsawan, lebih merepotkan!" Reilin mengerutkan kening.
Menurut deteksi Chip, pria besar ini jelas terluka tapi masih memiliki kekuatan setara ksatria cadangan.
Sedangkan pasukan pengejar, pemimpinnya jelas level ksatria, sementara prajurit biasa di belakangnya hanyalah orang-orang dengan fisik sedikit lebih kuat.
"Siapa kau?" Tanya kepala pasukan pada Reilin.
"Aku hanya pelancong tak bersalah. Lanjutkan saja, jangan pedulikan aku. Hari ini aku tidak melihat apa-apa!" Reilin terus meminum sup dagingnya.
Sikap tenang ini jelas membuat kepala pasukan pribadi ragu-ragu. Di sisi lain, pria besar dan gadis itu tetap berdiri di tempat.
"Tolong selamatkan kami! Aku adalah pewaris Viscount Burotte. Jika kau mau membantu, aku akan selalu mengingat kebaikanmu dan persahabatan wilayah Burotte selamanya!"
Gadis itu memiliki sepasang mata biru yang memikat. Ekspresi memohon di wajahnya mungkin akan membuat kebanyakan pemuda bangsawan langsung bersemangat berjuang demi keadilan.
"Nona Lanling, Tuan hanya mengundang kalian kembali. Tolong jangan melawan!" Kata kepala pasukan pada gadis itu.
"Cacing licik dan mesum itu! Dia meracuni ayahku dan mengincar tanah keluarganya. Aku lebih baik mati daripada kembali!"
Gadis itu menceritakan semuanya, sesekali melirik diam-diam ke arah Reilin. Meski gerakannya tersembunyi, Reilin tetap menyadarinya.
“Sepertinya dia ahli waris bangsawan yang gagal dalam perebutan kekuasaan, sengaja memancing konflik untuk menarikku ke dalam masalah?” Reilin menggelengkan kepala.
“Tuan tidak melakukan hal yang kau tuduhkan! Mengenai warisan wilayah Viscount, itu sudah diputuskan melalui sidang dewan bangsawan!”
Pemimpin pasukan berkata keras.
“Aku punya bukti!” gadis itu menggeram.
“Cepat bawa nona kembali!” Pemimpin pasukan tak berniat menjelaskan lebih lanjut.
Beberapa milisi mengayunkan pedang mereka. Si pria kekar mengaum, melindungi gadis bangsawan itu.
Kemampuan pria kekar itu jelas baik. Meski terluka, dia berhasil menyebabkan lima orang milisi tewas dan terluka.
Setelah beberapa milisi memenggal kepala pria itu dan mengikat gadis bangsawan yang menjerit-jerit, pemimpin milisi yang sejak tadi waspada terhadap gerakan Reilin baru menunjukkan tatapan bingung.
“Sepertinya aku yang mengganggu! Ayo pergi!”
Sang pemimpin berbalik badan hendak meninggalkan tempat.
