Di bawah tekanan Viscount Jackson, beberapa magang penyihir lain akhirnya menyetujui permintaan itu.
Bagaimanapun mereka telah tinggal lama di wilayahnya, dan sang viscount sendiri adalah ksatria besar. Para murid lain pun merasa tidak enak untuk menolak.
Tapi ada pengecualian. Murid berhidung merah anggur yang pernah Reilin temui sebelumnya, langsung menolak undangan walikota tanpa ragu.
Akhirnya, Jackson menatap Reilin: “Bagaimana dengan Anda, Tuan Reilin?”
Terhadap Reilin, Jackson menyimpan kecurigaan. Kebetulan waktu kedatangannya membuatnya menduga murid ini adalah utusan kerajaan.
Sayangnya sejak tiba, Reilin lebih banyak menghabiskan waktunya di dalam manor, jarang keluar, dan tidak ada penyihir yang datang menuntut balas. Seolah ia benar-benar datang untuk mengasingkan diri.
"Jika bukan karena sebelumnya sudah mempublikasikan tugas investigasi Hutan Layu, Viscount Jackson mungkin sudah kehilangan harapannya sepenuhnya."
"Bagaimanapun juga ini harus diselesaikan, membentuk tim untuk masuk bersama juga ide yang baik!"
Reilin berpikir dalam hati, sementara di permukaan berpura-pura ragu-ragu: "Saya sedang fokus mempelajari Farmasi belakangan ini, sangat sibuk, beberapa eksperimen sudah mencapai tahap kritis..."
"Mohon Tuan menyisihkan waktu!" Viscount Jackson tiba-tiba berkata: "Saya tahu Tuan Reilin baru-baru ini membeli Daun Ungu Hof dalam jumlah besar, bahan ini cukup langka, kota lain juga tidak punya stok banyak. Gudang kota masih punya satu gudang penuh. Asalkan Tuan Reilin setuju bergabung, saya bersedia menambahkannya sebagai imbalan!"
"Daun Ungu Hof?" Mata Reilin berbinar, tak menyangka ada keuntungan tambahan. Ini mungkin batas maksimal Jackson. Dengan wajah "berjuang" lama, akhirnya Reilin menyetujui.
Setelah itu, beberapa murid merundingkan waktu konkret, lalu masing-masing buru-buru pergi, mungkin untuk mempersiapkan diri.
Terhadap kelompok murid yang hanya ingin pensiun dan hidup nyaman ini, Reilin tidak berharap banyak akan kemampuan tempur mereka.
"Tapi setidaknya mereka masih murid, pasti bisa memakai sihir dasar kan!" Reilin menghibur diri dalam hati.
Saat itu, Mei Er Fei Le yang baru saja berpamitan mendekati Reilin dengan wajah cemas: "Anak muda, saat sampai di Hutan Layu nanti, kau harus melindungi saya!"
“Tuan! Anda adalah calon magang tingkat tiga! Sementara saya hanya tingkat dua!” Reilin membelalakkan matanya.
“Ah… Sudah tua, model sihir yang kuingat pun hampir terlupakan. Kau tahu, membangun model sihir itu pekerjaan rumit. Jika strukturnya salah, ledakan sihir bisa menghancurkan tubuhku!” Melfelor mengeluarkan ekspresi pasrah.
“Kau! Sudah berapa lama tidak menggunakan sihir?” Reilin tiba-tiba mendapat firasat buruk.
“Mungkin tiga atau empat puluh tahun? Kau tahu, aku selalu menganggap diri sebagai seorang sarjana!” Melfelor menjawab polos.
“Sial!” Reilin tiba-tiba merasa menyesal.
Subuh dua hari kemudian, gerbang Kota Malam Abadi terbuka lebar. Sekelompok penjaga baja keluar mengawal beberapa orang yang dengan cepat meninggalkan area gerbang.
“Tak kusangka Tuan Viscount ikut bersama kita!” Melfelor terlihat gembira. Kehadiran ksatria besar di sampingnya memberi jaminan keselamatan ekstra.
Di sampingnya, Jackson mengenakan zirah baja hitam dengan helm yang bisa menutupi seluruh wajahnya kapan saja.
“Persiapanmu bagaimana?” Reilin menyelinap bertanya di telinga Melfelor saat ada kesempatan.
“Dua hari ini aku mempelajari model sihir secara intensif. Akhirnya bisa menggunakan dua!” jawab Melfelor berbisik.
“Baguslah!” Sebelumnya percakapan mereka lebih banyak bercanda. Reilin tetap tak percaya si licik tua ini tidak punya kartu as penyelamat diri.
“Dunia penyihir bukanlah tempat yang damai. Tanpa beberapa kemampuan, Mel Feiler pasti sudah hancur lebur, mana mungkin masih bisa melompat-lompat sebagai sarjana besar?”
“Tapi, bahkan Pasukan Besi Hitam sudah dikerahkan? Sepertinya ada dua regu, total dua puluh orang!”
“Tentu saja, ini adalah pasukan elit dari kediaman walikota!” Mel Feiler menjawab sambil lalu. Sebenarnya dia dan Reilin sama-sama tahu, di dalam hutan layu, dua regu Pasukan Besi Hitam ini hanya punya satu peran: umpan!
Hutan Malam terletak tidak jauh dari Kota Malam Abadi. Pasukan besar ini berjalan sekitar setengah jam lebih sebelum mencapai pinggiran hutan.
“Bahaya di sini jauh lebih kecil dibanding hutan sekitar Black Bone Forest. Setidaknya, orang biasa bisa keluar masuk dengan leluasa asal berhati-hati, untuk memetik bahan herbal semacam itu!”
Reilin berjalan di tengah pasukan, melihat dua penjaga di depan membuka jalan, sambil pikirannya melayang-layang.
Sepanjang perjalanan, Reilin merasakan vitalitas Hutan Malam yang semakin berkurang. Meski musim semi, hutan ini terasa kurang berenergi.
Selain itu, setiap orang merasa tubuh mereka agak berat, seolah ada bayangan yang menyelimuti hati, menciptakan perasaan tertekan.
Reilin melihat sekeliling. Permukaan ranting-ranting pohon mulai menunjukkan gejala kekeringan, terutama di bagian bawah tunas muda yang muncul warna kuning samar.
“Meski wilayah layu belum menyebar ke sini, tapi pertanda sudah ada!” Reilin menghela nafas.
“Di sini benar-benar berbeda! Keluargaku dulu adalah pemburu, setiap tahun di waktu seperti ini, hutan selalu dipenuhi berbagai hewan liar, ditambah sayuran dan tanaman obat segar……”
Di samping, bisik-bisik beberapa penjaga masuk ke telinga Reilin.
“Chip! Apakah ada perubahan pada udara sekitar?”
“Memindai, mencocokkan basis data! Kesimpulan: Konsentrasi oksigen turun 3,7%, kandungan nitrogen naik, muncul gas inert tak dikenal yang menyusun sekitar 1,2% total dan terus meningkat!”
Chip memberikan umpan balik.
“Apakah gas inert ini yang menjadi biang keladi peristiwa layu ini?” Reilin mengusap dagunya, memerintahkan Chip untuk mulai menganalisis komposisi gas misterius tersebut.
“Hati-hati! Kita sudah memasuki wilayah layu!” Teriakan Viscount Jackson terdengar dari depan barisan.
Reilin menepuk-nepuk baju kulitnya yang di dalamnya masih menyembunyikan jubah abu-abu tanpa lambang Blackbone Forest Academy, membentuk dua lapis pertahanan.
Bagi magang penyihir, mereka kekurangan metode pertahanan efektif dan tahan lama seperti penyihir resmi. Seringkali, kemenangan ditentukan oleh apakah mantra mereka berhasil mengenai lawan.
“Mantra instan, ramuan sihir, objek termutasi, semuanya merupakan pendongkrak signifikan bagi kekuatan tempur magang!”
Reilin merogoh kantong kulit di pinggangnya, mengeluarkan sebuah tabung reaksi yang digenggam erat.
Di Ngarai Brey, dia telah memperbarui persediaan bahan dan membuat banyak ramuan peledak untuk dikonsumsi dalam misi ini.
Seiring pergerakan barisan, lingkungan sekitar mulai menunjukkan perubahan nyata.
Tanah retak, tumbuhan layu, seluruh hutan memancarkan aura kematian.
Reilin meraih ranting kering di tangannya, matanya berkilau samar, "Sudah kehilangan semua kelembapan, bahkan..."
Tangannya sedikit menekan, ranting itu segera berubah menjadi serbuk putih yang berhamburan dari celah jarinya.
"Struktur internalnya pun sudah hancur total!" Hati Reilin terasa berat, kekuatan semacam ini benar-benar di luar perkiraan.
"Ke mana kita harus pergi?" Jackson bertanya pada Merfiler di sebelahnya.
"Pusat! Hanya dengan mencapai pusat wilayah kering kerontang ini, sihirku bisa bekerja!" Wajah Merfiler tegang sambil memasang benda mirip kaca mata di hidungnya.
Tumpukan daun kering yang tebal mengeras di tanah, mengeluarkan bunyi renyah saat diinjak.
"Peringatan! Peringatan! Makhluk berbahaya terdeteksi di depan!" Peringatan Chip tiba-tiba berbunyi, persis ketika Reilin sedang mencari alasan untuk mengingatkan.
Shuush!! Daun-daun kuning beterbangan tiba-tiba, bayangan hitam menyergap dengan cepat.
Bayangan itu bergerak kilat, mulut bertaring putih menganga, lidah merah menjulur seperti kilat.
Suss! Lidah itu melilit pinggang prajurit terdepan, menariknya dengan gerakan memutar. Praakk! Tombak prajurit itu jatuh ke tanah.
"Awas!" Teriakan peringatan Viscount Jackson baru terdengar sekarang.
“Aaa！！！” Teriakan menyakitkan segera terdengar. Prajurit yang baru saja diseret lidah itu telah terpotong menjadi dua bagian di mulut bayangan hitam, darah merah segar dan organ dalam berceceran di tanah.
“Sialan!” Viscount Jackson menggeram keras, menghunus pedang lebar di pinggangnya dan mulai bergulat dengan bayangan hitam itu.
“Slowdown Spell!” Dengan mantra yang dikumandangkan, magang penyihir di sisi lain akhirnya bertindak. Pemilik toko pakaian berambut merah mengangkat tangan, memancarkan sinar kuning kehijauan yang berubah menjadi cincin dan jatuh di tubuh bayangan itu.
Ssssttt!!! Desis lidah monster bergema. Kecepatan bayangan hitam akhirnya melambat, memperlihatkan wujud aslinya kepada semua orang.
Tubuh berwarna kuning tanah dengan empat kaki, lidah menjulur seperti ular, dan tanduk kecil di dahi.
“Bukannya sudah membunuh satu? Kok masih ada?” Reilin bingung, tapi segera mengaktifkan Chip-nya.
“Ding! Makhluk tak dikenal. Kekuatan:5.5 Kelincahan:4(6-7) Konstitusi:5 Spirit:3 Kesamaan dengan Kadal Biru 67.4%, Kesamaan dengan Mans Earth Snake 45.8%”
“Makhluk yang sangat tangguh. Hanya spirit yang agak rendah, hampir tak ada kelemahan jelas. Jumlahnya tak diketahui, pantas Jackson tak bisa menanganinya sendirian!”
Tapi dengan efek mantra perlambatan, kecepatan kadal monster ini turun drastis. Setelah pertarungan singkat, Viscount Jackson mengaum: “Arc Light Kill!”
Dari pedang panjang, semburan cahaya terang membentuk bilah tajam yang melesat melewati leher kadal.
"Jurus rahasia Ksatria! Sama sifatnya dengan 'Tebasan Salib' milikku, sepertinya Jackson bertarung dengan cukup mudah, bahkan tanpa mengaktifkan teknik rahasia Ksatria!"
BANG!!! Keduanya saling berpapasan, kadal raksasa itu masih melanjutkan derapannya beberapa langkah sebelum tubuhnya berhenti dengan gemuruh.
Sreeet!! Sisik kuning kehijauan berjatuhan, di bagian leher kadal muncul celah yang mengucurkan darah merah pekat dalam jumlah besar.
"Lihatlah!" teriak seorang murid tiba-tiba.
Setelah kadal mati, tubuhnya mulai mengerut perlahan, sisik-sisik terus rontok, darahnya menguap cepat. Hanya dalam beberapa menit, yang tersisa hanyalah kerangka putih dan beberapa sisik.
