Sorot mata Reilin berkilauan, memancarkan cahaya kebijaksanaan dari pupilnya.
"Bagi para penyihir tinggi yang sudah kehilangan harapan untuk maju, satu-satunya yang menjadi perhatian mereka adalah bagaimana mempertahankan kemakmuran keluarga dan organisasi mereka!"
"Untuk itu, mereka tidak segan memonopoli ilmu pengetahuan tingkat tinggi tentang kemajuan penyihir, sepenuhnya memutus jalan peningkatan bagi penyihir pengelana di luar. Bahkan di dalam akademi sekalipun, promosi calon magang tingkat tiga dikontrol ketat..."
Masalah penguncian pengetahuan seperti ini, dengan perspektif Reilin yang berasal dari dunia berbeda, tentu sudah lama ditembusnya.
“Tetapi bagi para penguasa itu, Reilin saat ini seperti semut. Sekalipun mereka melihat melalui dirinya, sama sekali tidak ada cara untuk melawan.”
“Lagipula, Reilin sekarang hanyalah calon magang tingkat tiga, bahkan belum menjadi Penyihir Resmi!”
“Pasti ada metode dan pengalaman tentang cara naik ke tingkat Penyihir level satu di Akademi Blackbone Forest. Tapi sayangnya, ini mungkin bukan sesuatu yang bisa kudapatkan dengan mudah! Namun sayang, ini sudah menjadi rencana yang paling mungkin kulakukan...”
Reilin menatap jauh ke tirai hujan, perlahan tenggelam dalam perenungan.
Setelah insiden berbahaya saat promosi ke calon magang tingkat tiga sebelumnya, Reilin sudah mulai merasa takut. Tanpa persiapan lengkap dan data yang memadai, dia sama sekali tidak berani mencoba menembus level Penyihir Resmi.
Bagi para penyihir, promosi dari calon magang ke Penyihir Resmi level satu bisa dibilang langkah paling kritis. Sama sekali tidak boleh ada kesalahan.
Tapi Reilin sama sekali tidak bisa menemukan data tentang hal ini di pasaran. Selain itu, satu-satunya cara mendapatkan informasi ini adalah dari para Penyihir Resmi.
Namun kekuatan Penyihir Resmi jauh melampaui calon magang tingkat tiga. Belum lagi medan pertahanan yang terus-menerus menyelimuti tubuh mereka seperti yang diamati Chip sebelumnya. Reilin saat ini masih belum bisa menembusnya. Mengambil data dan intelijen tentang promosi dari tangan seorang Penyihir Resmi? Tingkat kesulitannya benar-benar di luar batas kemampuan Reilin. Hanya orang gila yang akan melakukan ini.
Dan dari semua situasi yang Reilin ketahui, memperoleh pengetahuan dan sumber daya untuk promosi ke Penyihir Resmi melalui akademi adalah metode paling aman.
“Berdasarkan informasi yang baru saja dibocorkan Mentor Gofatte, meski agak berbahaya, ini adalah kesempatan terbaik untuk mendapatkan pengetahuan dan sumber daya tersebut!”
Reilin memandang badai di luar, tiba-tiba bulat tekadnya.
Meski ia sangat menghargai nyawanya, dalam kondisi jalan buntu, ia bisa mengerahkan keberanian untuk bertarung!!!
Saat ini adalah usia emasnya untuk naik ke Penyihir Resmi. Jika melewatkan kesempatan ini, bahkan jika kelak mendapatkan pengetahuan dan sumber daya peningkatan, tubuh tuanya mungkin takkan sanggup menopang upayanya mencapai Penyihir Level 1.
Lagipula, ini bukan tanpa persiapan. Setidaknya, melalui deduksi pribadi dan kalkulasi Chip, ada kemungkinan lebih dari 90% Akademi Blackbone Forest ingin ia menyelesaikan misi berbahaya, bukan mengirimnya ke kematian!!! Ini cukup untuk dipertaruhkan!!!
“Sekali ini saja!!! Jika tak bisa mencapai puncak menikmati kemilau fajar, biarkan aku membusuk menjadi lumpur di tanah!!!”
Reilin menatap badai, sorot mata menyala-nyala bagai kilat.
……
Tiga hari kemudian, pinggiran Black Forest.
Hutan di sekitar Akademi Blackbone Forest kini telah hancur separuh. Tanah penuh lubang dan bekas hantaman. Tak jauh, beberapa area putih dipenuhi arang bekas bakar. Dari ini saja, bisa dibayangkan betapa dahsyatnya pertempuran yang dialami akademi ini!
“Bisa-bisanya menjadi seperti ini…” Reilin mengendarai kuda besar dengan cepat, merasa bersyukur atas keputusannya untuk pergi tanpa ragu dulu.
Setelah pertempuran besar, bahkan topografi sekitar Black Bone Forest hancur lebih dari separuh. Jika Reilin tetap di sini, dia sama sekali tidak yakin bisa menyelamatkan nyawanya.
Setelah berjalan sekitar belasan menit di sepanjang jalan, sebuah pemakaman besar muncul dalam pandangan Reilin.
Ini adalah pintu masuk Blackbone Forest Academy di permukaan tanah—sebuah taman batu nisan raksasa. Namun saat ini, sebagian besar nisan telah roboh, banyak lubang makam digali hingga menampakkan lorong-lorong gelap di dalamnya. Di dinding batu dan lapisan tanah sekitar, terdapat banyak bekas sihir yang mengerikan. Di depan mata Reilin, peringatan dari Chip terus berbunyi, menunjukkan tingkat radiasi tinggi di sekitar bekas-bekas tersebut.
“Setiap makam kecil di sini sebenarnya adalah pintu masuk pribadi mentor Blackbone Forest Academy. Bisa-bisanya hancur seperti ini...”
Meski sudah tahu bahwa akademi ini pasti akan mengalami kerugian besar, pemandangan menyedihkan ini tetap membuat Reilin merinding.
BANG!!!
Reilin menyepak batu penghalang dengan acuh, lalu tiba di depan makam raksasa berbentuk kastil di pusat area.
Ini adalah gerbang utama Blackbone Forest Academy, sekaligus jalur umum bagi semua murid.
"Permukaan kastil penuh retakan, bagian paling atas bahkan sudah runtuh sebagian. Sisanya tampak goyah, membuat Reilin khawatir. Seolah hanya dengan sentuhan jarinya, makam berbentuk kastil ini akan ambruk total."
"Berhenti! Pendatang, jika kau tidak bisa menunjukkan bukti identitas, aku akan membuatmu tahu arti bayaran darah!!!"
"Dua patung batu di depan gerbang sudah rusak total. Patung kadal bersayap dan anjing berkepala dua sebelumnya juga hilang tak berbekas. Saat Reilin hendak masuk, suara seperti gesekan logam terdengar."
"Bersamaan dengan suara itu, bayangan hitam raksasa merayap turun dari puncak kastil Greyrock. Makhluk ini jelas dua kepala lebih tinggi dari manusia normal, tangannya panjang sampai menyentuh kaki, merangkak dengan gesit di permukaan kastil batu abu-abu besar."
"Meski permukaan makam kastil dipenuhi retakan, panjatan bayangan hitam ini sama sekali tidak menggoyahkan struktur. Jelas bangunan Akademi Blackbone Forest tidak selemah penampilannya."
"Braaak!! Bayangan hitam tiba-tiba melompat, siluet raksasanya menutupi tanah dan membayangi Reilin sepenuhnya."
"Boom!!! Bayangan itu menghunjam tanah, menyemburkan debu ke segala arah."
"Reilin menyipitkan mata, akhirnya melihat wujud utuh bayangan itu - seekor monster raksasa mirip gorila. Seluruh tubuhnya tertutup lapisan batu abu-abu, kedua tangannya langsung menjejak ke tanah."
“Ding! Menemukan makhluk bioenergi tinggi, mencocokkan dengan basis data, diidentifikasi sebagai Gorila Batu!” Suara Chip juga terdengar tepat pada waktunya.
Gorila Batu, juga merupakan makhluk dunia penyihir, kekuatan tempurnya setara dengan Penyihir Resmi biasa.
“Aku merasakan gelombang benda pusaka darimu, keluarkan!!!”
Gorila Batu melirik Reilin, lalu mengendus tubuh Reilin dengan hidung besarnya. Saat gorila mendekat, bau busuk yang sangat menyengat menyebar. Reilin berusaha keras menahan keinginan untuk mengerutkan kening.
“Benda pusaka?”
Reilin hanya berpikir sebentar, lalu segera mengeluarkan lempengan besi merah yang didapat saat menerima tugas dari tasnya.
“Oh yang ini!!!”
Gorila Batu mengambil lempengan itu dan menelannya bulat-bulat seolah memakan makanan lezat, bahkan sempat menutup mata untuk menikmati rasanya.
“Murid Blackbone Forest Academy yang dulu menerima tugas keluar!”
Setelah belasan detik, mata besar gorila itu terbuka. “Hei anak muda, masuklah!!!”
“Terimalah persembahanku!” Reilin membungkuk hormat kepada gorila itu, lalu meletakkan seikat buah mirip pisang di tanah.
“Pisang Belalai! Enak... enak!!!” Gorila itu mengangguk, mengambil semua buah dan langsung menyobek satu untuk dimakan.
“Aku ingin bertanya, di mana dua penjaga sebelumnya?”
Reilin melihat gorila batu ini makan dengan lahap, baru berhati-hati bertanya.
"Sudah mati!" Kata gorila tanpa menoleh, membuat Reilin menghela nafas dalam hati.
Ini hasil yang sudah dia duga sebelumnya. Dua penjaga patung batu itu jelas merupakan garis pertahanan utama akademi, posisi yang paling rentan gugur saat serangan terjadi.
Setelah memberi hormat sekali lagi, Reilin melangkah masuk melalui gerbang Blackbone Forest Academy.
Cahaya remang-remang, tangga berputar ke bawah, semuanya masih sama seperti saat Reilin meninggalkan akademi dulu.
Tapi entah mengapa, mungkin karena promosi ke calon magang tingkat tiga dan peningkatan kekuatan spiritual, Reilin bisa melihat goresan-goresan di dinding dan permukaan batu bata, beberapa noda darah, bahkan suara tangisan arwah yang samar di telinganya.
Bagi Reilin yang telah melakukan banyak eksperimen spiritual di Kota Malam Abadi, suara seperti ini mustahil salah dengar.
Jumlah murid yang dijumpai di sepanjang jalan jelas berkurang, Reilin perkirakan belum mencapai separuh jumlah sebelumnya di Blackbone Forest Academy. Bahkan di zona-zona ramai seperti Zona Transaksi dan Area Tugas terlihat sepi, menyiratkan kesuraman.
Di depan konter Area Tugas, Reilin menyerahkan bola kristal rekaman dan sepotong sisik Mankester Giant Snake.
"Saya datang untuk menyerahkan tugas!!!"
"Baik, silakan tunggu sebentar!" Petugas konter Area Tugas sudah berganti, kali ini seorang gadis berbintik-bintik di wajah yang terlihat masih Magang Tingkat Kedua.
Sambil menunggu, Reilin pun melirik sekeliling dengan bosan.
Meskipun jumlah pengunjung di Area Tugas jauh berkurang dibanding sebelumnya, jumlah tugas yang terpampang di dinding justru bertambah banyak. Semua imbalan mengalami peningkatan signifikan. Menurut perkiraan Reilin, untuk tugas dengan tingkat kesulitan yang sama seperti sebelumnya, imbalannya kini meningkat hampir dua kali lipat!!!
Fenomena yang jelas tidak normal ini membuat sorot mata Reilin berkilat tajam.
"Rei... Reilin!!!" Suara parau dan serak menggema dari belakang Reilin.
Reilin menoleh dan melihat sosok manusia gemuk terbungkus kain hitam, mengeluarkan bau busuk seperti selokan yang langsung menusuk hidung.
"Kamu... Nis!!!" Mata Reilin membelalak.
Wajah ini sangat membekas dalam ingatannya, bahkan ada rekamannya di Chip.
"Kau masih ingat aku!" Suara Nis bergetar penuh emosi. Gelombang energi bocor dari tubuhnya, dan menurut deteksi Chip, levelnya sudah mencapai Magang Tingkat Kedua.
