"Resep ramuan kuno: Maria's Tears, percobaan simulasi sifat obat ke-1312933, mulai!"
Di tangan Reilin ada dua resep ramuan kuno dari Mentor Gofat, satu adalah Blue Potion yang telah menemukan bahan baru, mendorongnya mencapai level saat ini.
Sedangkan ramuan lainnya, Maria's Tears, tampaknya terkait dengan aspek spiritual, membuat Reilin waktu itu bingung.
Setelah melakukan banyak eksperimen observasi di Kota Malam Abadi, Reilin mengumpulkan banyak data tentang spiritual, sehingga memajukan analisis resep ramuan kuno ini.
Akhirnya, setelah mendapatkan Green Water, Chip berhasil menaklukkan rintangan terakhir Maria's Tears melalui perhitungan balik proses pembuatan ramuan Green Water.
Namun Reilin frustasi menemukan bahwa dalam proses pembuatan Maria's Tears yang ortodoks, ada beberapa langkah yang harus dilakukan oleh Penyihir Resmi.
Dan, di banyak tempat, juga membutuhkan kekuatan spiritual yang besar setara dengan level Penyihir Resmi untuk mendukung.
Situasi ini membuktikan dugaan Reilin sebelumnya benar, Maria's Tears ternyata adalah formula rahasia kekuatan spiritual yang digunakan oleh Penyihir Resmi kuno untuk diri mereka sendiri!!!
Dan keinginan Reilin untuk berhasil menyiapkan Maria's Tears menjadi semakin kuat.
Kekuatan spiritualnya sudah tidak bertambah sejak lama.
Tubuhnya telah mengembangkan resistensi obat yang parah terhadap Blue Potion tipe baru, bahkan meminum lebih banyak ramuan pun tidak bisa menambah kekuatan spiritualnya sedikit pun.
Sedangkan stimulasi kekuatan spiritual melalui metode meditasi standar, setelah mencoba meningkatkan kekuatan spiritual dengan ramuan, Reilin sama sekali tidak bisa menoleransi kecepatan yang sedikti seperti kura-kura ini.
Kekuatan spiritualnya saat ini masih kurang sedikit dari batas yang diperlukan untuk mencoba menjadi Penyihir Resmi.
Menurut perkiraan Chip dan kalkulasi Reilin sendiri, jika hanya mengandalkan meditasi untuk mencapai syarat tersebut, setidaknya masih membutuhkan waktu beberapa tahun!!!
Reilin sama sekali tidak bisa menunggu selama itu, karena itu penyiapan ramuan baru dan pengumpulan formula ramuan kuno lainnya telah menjadi pekerjaan yang terus dilakukan Reilin belakangan ini.
Formula ramuan kuno lainnya sebagian besar dikuasai oleh Penyihir Resmi, Reilin tidak memiliki cukup bahan langka untuk ditukar, juga tidak ingin menarik perhatian berlebihan.
Selain itu, dibandingkan harus menganalisis formula yang sama sekali asing, Maria's Tears yang sudah terpecahkan sebagian besar merupakan pilihan yang lebih baik.
Reilin dengan berani mengubah bagian-bagian dalam formula asli yang membutuhkan tangan Penyihir Resmi, menggantinya dengan prosedur yang hanya memerlukan keterampilan calon magang tingkat tiga.
Setelah puluhan ribu kali revisi dan jutaan simulasi eksperimen oleh Chip itu sendiri, eksperimen Reilin sekarang sudah sangat mendekati keberhasilan.
"Pertama, bahan dasar ramuan ini: satu arwah perempuan penuh dendam!"
Reilin mengambil bola pengikat arwah baru dari sisi meja eksperimen. Di dalam bola kristal itu, sosok wanita semi-transparan berbaju merah muda sedang memandang Reilin dengan tatapan penuh ketakutan.
Gelombang energi yang dipancarkan wanita ini jauh lebih lemah dibandingkan arwah jahat Roman sebelumnya, paling tinggi hanya setara standar murid tingkat satu.
Setelah kematian mayoritas murid di akademi, para penyintas yang tersisa memasuki era keemasan untuk perkembangan diri mereka.
Sumber daya yang sebelumnya dialokasikan untuk ribuan murid, sekarang sepenuhnya terbuka untuk kurang dari lima puluh murid yang tersisa.
Harga semua bahan dan Model Sihir mengalami penurunan drastis melebihi periode sebelum pertarungan berdarah, hampir seperti obral gila-gilaan.
Contohnya arwah jenis ini, yang sebelumnya merupakan komoditas langka di pasar - langsung habis terjual oleh murid-murid begitu muncul, dengan harga minimal lima ratus keping batu sihir.
Sekarang, Reilin hanya perlu mengunjungi konter akademi dan membeli arwah ini dengan harga kurang dari seratus keping batu sihir!!!
Tentu saja, ini juga bentuk penghargaan tidak langsung dari akademi kepada para penyintas!!!
Situasi ini akan terus berlanjut sampai kelompok murid berikutnya mulai diterima.
Namun, ide membeli dengan harga murah di sini lalu menjual dengan harga tinggi di luar, Reilin hanya memikirkannya sebentar sebelum membuangnya jauh-jauh. Akademi sudah lama melarang keras praktik semacam ini, dan konsekuensinya akan sangat serius jika ketahuan.
Reilin memanfaatkan kesempatan ini untuk menghabiskan sebagian besar tabungan batu sihirnya, membeli banyak sumber daya langka serta berbagai model sihir tingkat nol yang aneh-aneh.
Arwah perempuan yang terikat di dalam bola kristal itu memiliki rambut panjang keperakan, mata biru langit, bibir merah yang halus, pinggang ramping, dan paha jenjang - semuanya menunjukkan bahwa wanita ini pasti merupakan pemikat yang membuat pria tergila-gila sebelum kematiannya!!!
"Sayang sekali!"
Reilin menghela napas pelan, tangannya terus bergerak meneteskan cairan keperakan ke permukaan bola kristal.
Ini adalah "Ramuan Pelebur Roh" yang sengaja Reilin siapkan untuk menyiksa Roman dulu. Hanya dengan beberapa tetes, arwah jahat itu langsung akan meraung-raung berjam-jam dengan luka parah pada inti jiwanya.
Kini, sisa ramuan itu digunakan Reilin di sini.
"Aduh... sakit!!! Tolong... kumohon!!! Jangan..."
Rintihan arwah yang terputus-putus terus terdengar dari dalam bola kristal. Pria mana pun pasti akan ragu menghadapi permohonan pemikat seperti ini.
Tapi Reilin bahkan tidak mengernyitkan alis, terus melanjutkan aksinya.
Seiring semakin banyaknya Drip Ramuan Pelebur Roh, permohonan arwah perempuan itu semakin melemah. Bahkan gaun merahnya mulai mencair, memperlihatkan kulit halus yang ilusif namun menggoda.
"Masih ingin menggoda aku?" Melihat ini, Reilin menyunggingkan senyum sinis di sudut bibirnya.
"Arwah! Tunjukkan wujud aslimu yang buruk!" Reilin mengulurkan jarinya, mengeluarkan jarum panjang hitam di ujung jari.
Sreeett!!!
Jarum hitam itu menembus Bola Kristal, langsung menusuk dada arwah perempuan.
"Aaaa!!!" Teriakan mengerikan keluar dari arwah perempuan itu. Tubuhnya menjadi kabur, dan saat kembali jelas, arwah yang muncul di hadapan Reilin telah berubah wujud sepenuhnya.
Wajah penuh keriput dan sisik, dengan fitur wajah seperti diremas-remas. Kepala botak dengan beberapa helai rambut hijau terjuntai di sisi.
Mulutnya terbuka memperlihatkan gigi-gigi tajam yang terus mengatup. Lidah merah darahnya meneteskan nanah yang menjijikkan.
"Graaawhh!!!"
Mata merah arwah jahat perempuan itu menatap tajam Reilin, seolah ingin merobek dan melahapnya hidup-hidup.
"Penampilanmu sama buruknya dengan hatimu!"
Reilin mengejek, lalu menggambar simbol Mantra aneh...
Eksperimen berlangsung lebih dari sepuluh jam, baru mendekati akhir saat hari berikutnya.
Di dalam laboratorium.
Di pusat lingkaran pentagram yang memancarkan cahaya merah darah, terdapat sosok spiritual perempuan telanjang dengan tubuh yang berlekuk-lekuk dan wajah cantik, langsung diikat dengan rantai besi dan terkurung di dalam lingkaran sihir.
Meskipun penampakan hantu perempuan ini terlihat sangat samar seolah akan segera menghilang, ekspresi kebencian dan kegilaan sebelumnya telah berubah menjadi rasa malu.
Ditambah dengan ikatan rantai besi, semakin membangkitkan keinginan untuk menyiksa!
Reilin mengamati perempuan telanjang di hadapannya dengan ekspresi puas: "Bekerja semalaman, akhirnya semua energi negatif berhasil dihilangkan!"
"Terima kasih! Pemuda! Tapi bisakah kau melepaskanku dan memberikanku pakaian?"
Suara perempuan dalam lingkaran sihir itu merdu seperti kicau burung layang-layang.
"Kau bercanda? Aku bersusah payah menyelamatkanmu dari kebencian, bukan untuk mendapat ucapan terima kasih!"
Mendengar perkataan Reilin, hantu perempuan itu tiba-tiba merasakan firasat buruk.
Ekspresi iba, fanatisme, dan kontemplasi berganti-ganti di wajah Reilin, sebelum akhirnya menyatu menjadi satu ekspresi - ketidakacuhan! Ketidakacuhan terhadap segalanya!!!
……
Beberapa jam berlalu.
Saat ini, laboratorium dipenuhi hawa dingin yang menusuk.
Pada dinding-dinding sekeliling, terasa gema jeritan arwah penasaran.
Sosok spiritual perempuan di hadapan Reilin kini sudah tidak berbentuk manusia lagi.
"Langkah terakhir!" Reilin mengambil garpu kecil perak dan menancapkannya tepat di mata sosok spiritual perempuan itu.
“Plooey!!！”
Garpu perak yang terbuat dari bahan khusus berhasil menusuk langsung bola mata roh perempuan itu.
“Hek hek!!！” Roh perempuan itu menggeliat-geliat seperti binatang, tampaknya kehilangan lidah sehingga hanya bisa mengeluarkan suara kasar.
Setelah garpu menusuk bola mata, dua aliran air mata darah mulai mengalir perlahan dari wajah roh penuh dendam yang masih bisa dikenali.
“Inikah ramuan kuno——Maria's Tears?”
Reilin mengulurkan tangan dan menampung beberapa tetes cairan merah di telapaknya.
Sensasi dingin dan lengket menyebar di kulitnya.
“Roh adalah entitas imateri, tapi sekarang aku bisa benar-benar merasakan air mata mereka... Sungguh ajaib...”
Reilin berbisik sambil mengoleskan ramuan merah itu langsung ke matanya.
Braaaak!!!
Sensasi panas menyengat langsung menyerang, membuat kedua bola matanya berdenyut sakit.
MERAH!!! Seluruh pandangannya dipenuhi warna merah!!!
Suara perempuan tiba-tiba bergema di kepala Reilin, semakin keras dan semakin menggema, seolah terus membisikkan sesuatu.
Akhirnya Reilin hanya bisa memeluk kepala dan membenturkannya ke dinding berulang kali untuk meredakan gejala.
Notifikasi Chip terus bermunculan di hadapannya:
“Subjek terkena pengaruh tak dikenal, kekuatan spiritual mengalami peningkatan, saat ini 14,3...”
Di kolom status Reilin, angka yang mewakili Mental terus merangkak naik:
14.8
15.3
15.8
Data kekuatan spiritual terus meningkat sebelum akhirnya berhenti di angka 16,1.
“Hah... Akhirnya berlalu!”
Reilin menggosok-gosok pelipisnya dengan kasar sambil menarik napas dalam-dalam.
"Meski sakit, efek sampingnya tidak terlalu parah......"
Sebelum sempat menyelesaikan kalimatnya, Reilin tiba-tiba menyadari semua benda di sekitarnya tertutupi kabut tipis.
Sehelai ujung baju merah melintas cepat di sudut laboratorium.
Reilin ingin bergerak, tapi udara di sekitarnya terasa seperti pasta, setiap gerakan menjadi sangat sulit!
Akhirnya, pemilik ujung baju merah itu muncul di hadapan Reilin - hantu dendam itu!
Hantu itu kini memiliki tengkorak yang meleleh sebagian, tangan-tangan baru yang memanjang, telapak tangan putih dengan kuku hijau berbentuk kait sedang mencengkeram ke arah Reilin!
"Jika dalam kondisi normal! Serangan seperti ini!"
Wajah Reilin dipenuhi ketidakrelaan, namun cakar tajam tetap berhasil mengenai dadanya.
Sensasi dingin menyebar perlahan dari dada ke seluruh tubuhnya.
