Reilin memandangi Bosain yang tergeletak di tanah, tapi tidak merasa puas sama sekali.
“Kau adalah lawan yang terhormat! Kekuatan, perlengkapan, dan strategimu sangat hebat. Kalau bukan karena aku menyembunyikan kekuatan sejati, objek termutasimu kehabisan energi lebih dulu, dan beberapa benda penyelamat sudah kau habiskan, hasil pertarungan hari ini mungkin benar-benar bisa terbalik...”
Ini adalah ucapan tulus dari Reilin.
Andai saja dia tidak terus berpura-pura lemah, membiarkan Bosain menghabiskan energi objek termutasi "Cahaya Perak", dan secara kebetulan membuat Bosain menghabiskan kartu trufnya, mungkin hasil pertarungan hari ini benar-benar akan berbeda.
Tapi pada akhirnya, Bosain tetap kalah dari Reilin, bahkan nyawanya pun tak bisa ditentukan sendiri.
Peristiwa ini langsung menjadi peringatan bagi Reilin.
Di dunia penyihir, berbagai talenta terus bermunculan dengan kartu truf tak terhitung jumlahnya. Ke depan, lebih baik tetap menjaga profil rendah jika tidak perlu.
Selain itu, setiap tambahan satu kartu truf akan meningkatkan harapan bertahan hidup di masa depan.
“Ayahku pasti akan menemukanmu, kau akan mati dengan mengeri...” Bosain baru setengah bicara tiba-tiba matanya melotot.
Puff!!! Kilau perak menyambar, lengan Reilin mengibas, separuh lidah Bosain langsung terputus jatuh.
“Bagi murid, selama masih bisa melafalkan mantra, itu menandakan bahaya masih ada!”
Reilin memandang Bosain yang hampir pingsan dengan tenang, “Meski menurut perhitunganku, kekuatan spiritual dan manna-mu sudah habis, tetap harus diwaspadai!”
“Ikatan!!!”
Reilin melantunkan beberapa suku kata, langsung memanggil rantai bayangan yang mengikat tubuh Bosain yang sudah kehilangan anggota gerak.
Bosain memandang Reilin yang masih bisa menggunakan mantra, sorot matanya benar-benar pudar.
Fakta bahwa Reilin masih bisa menggunakan mantra membuktikan kekuatan spiritual dan manna-nya masih melebihi Bosain, padahal Bosain sendiri sudah mencapai standar kekuatan spiritual untuk promosi menjadi Penyihir Resmi!!!
“Satu pengaman tampaknya belum cukup!”
Reilin mengerutkan kening, mengulurkan jari-jari panjangnya yang pucat, menyentuh dahi Bosain.
Bzzz!!!
Simbol hitam terdistorsi yang aneh langsung terbentuk di ujung jari Reilin, menembus tubuh Bosain dan menyatu di dahinya.
Mata Bosain terbalik, tubuhnya kejang, langsung pingsan tak sadarkan diri.
“Selesai!”
Reilin berdiri, menepuk tangan, wajahnya dipancari kerinduan yang tak terucapkan.
“Sekarang, tinggal warisan Penyihir Besar Merah yang tersisa...”
Cahaya pertahanan Liontin Bintang Jatuh terus menyelimuti tubuh Reilin. Dengan kewaspadaan penuh, Reilin melintasi reruntuhan rak-rak buku, mendekati meja tua di tengah ruangan.
Di atas meja, tersusun rapi sebuah kotak hitam dengan pola ramping di permukaannya, seolah terbuat dari ular-ular kecil yang saling melilit.
"Aktifkan mode pertahanan Liontin Bintang Jatuh, fokus ke posisi: tangan kanan!"
Sesuai perintah Reilin, aura abu-abu di tubuhnya berputar, menipis di area lain dan terkonsentrasi di tangan kanan hingga membentuk lapisan zirah tebal.
Reilin mengeratkan gigi dan mengulurkan tangan kanannya untuk membuka kotak hitam.
Klik!!! Saat penutup hitam terbuka, tak ada yang terjadi - bertolak belakang dengan perkiraan Reilin.
Di dalam kotak tersimpan buku hitam tebal yang diletakkan di atas sutera merah, menciptakan kesan mewah.
Saat Reilin mengambil buku itu, suara "krak!" bergema di perpustakaan yang sunyi.
"Sialan!"
Reilin memandang lesu pada tulisan di dasar kotak yang terbuka setelah buku diangkat.
Di dasar kotak, tertulis dengan huruf kaligrafi Bahasa Byron kuno: "Pewaris! Setelah kau mengambil 'Kitab Ular Raksasa', seluruh dimensi rahasia akan menghancurkan diri dalam tiga jam pasir!!!"
Tulisan berwarna darah itu terlihat sangat kontras.
"Apa sebenarnya yang direncanakan Penyihir Besar Merah ini?"
Pikiran Reilin berputar cepat. Tiga jam pasir cukup untuk mencari jalan keluar, bahkan merampas taman di awal sebelum pergi.
"Tidak! Ini terlalu mudah. Pasti ada jebakan!!!"
Reilin buru-buru membalik halaman Kitab Ular Raksasa.
"Chip! Rekam data!"
"Buku ini sangat tebal dengan tulisan yang rapat dan beberapa bagian menggunakan kode rahasia. Bagi orang biasa, mungkin tidak bisa menyelesaikan bahkan prolog dalam waktu tiga jam pasir."
"Tapi Reilin berbeda. Ia membalik-balik Kitab Ular Raksasa dengan gila, mata bersinar biru sementara Chip terus merekam data."
"Dalam waktu kurang dari setengah jam pasir, Reilin telah menyelesaikan seluruh isi Kitab Ular Raksasa."
"Chip! Bagaimana hasilnya?"
"Mengorganisir informasi... Menghapus 34.8% informasi tidak berguna, memperoleh konten asli Kitab Ular Raksasa!!!"
"Menemukan 667 catatan perjalanan, 78 data eksperimen, 12 templat sihir level 1, dan 3 templat sihir level 2!"
"Chip dengan cepat mentransfer informasi terintegrasi ke pikiran Reilin."
"Tidak ada!!! Tidak ada data metode meditasi tingkat tinggi!!!!" Reilin menemukan poin krusial.
"Menurut arwah jahat Roman, Penyihir Besar Merah jelas meninggalkan metode meditasi tingkat tinggi!!! Hasil ini sangat berharga bagi murid biasa bahkan penyihir resmi, tapi tanpa metode meditasi tinggi tetap gagal!"
"Peringatan!!! Peringatan!!! Area subjek dalam kondisi energi tidak stabil. Perkiraan keruntuhan dalam 15 menit 45 detik. Hitungan mundur..."
"Chip menampilkan peringatan merah yang terus berkedip di depan Reilin."
"Chip, pindai perpustakaan!!!"
"Ekspresi tegas muncul di wajah Reilin saat mulai menggunakan berbagai cara untuk mendeteksi kompartemen rahasia."
"Lima menit berlalu, wajah Reilin semakin pucat."
“Saya perkirakan butuh lima menit untuk keluar, artinya waktu yang tersisa untuk pencarian hanya kurang dari enam menit! Harus mundur sebelum itu!!!”
Meski sangat ingin mendapatkan metode meditasi tingkat tinggi, Reilin lebih menghargai nyawanya sendiri.
“Meja tidak masalah! Kursi tidak masalah! Lukisan, lukisan!!!”
Reilin mengarahkan pandangannya ke lukisan yang paling mencurigakan.
Di seluruh permukaan lukisan, selain gambar semacam lambang Ouroboros berbentuk ular yang menggigit ekornya sendiri, tidak ada apa-apa lagi.
“Hah!?”
Pada saat itu, Reilin merasakan benda kecil di sakunya memancarkan aliran panas.
Reilin merogoh dan mengeluarkan cincin kuningan biasa dari sakunya.
Cincin ini terlihat sangat biasa, dengan beberapa kerusakan dan noda karat di permukaannya. Terdapat simbol mirip huruf "K" yang sepertinya merupakan tanda organisasi tertentu.
“Ini... cincin yang didapat dari reruntuhan Roman!” Reilin teringat asal-usul cincin ini.
Saat menjelajahi laboratorium Penyihir Besar Merah di Kota Malam Abadi, dia menemukan kerangka Roman si arwah jahat di depan pintu. Cincin ini ditemukan di kerangka tersebut.
Ternyata Roman si arwah jahat tidak hanya mendapatkan informasi, tetapi juga dengan licik menyembunyikan beberapa pesan dari Reilin.
Reilin menggosok cincin kuningan di tangannya.
Semakin dekat dengan lukisan, cincin ini memancarkan panas yang semakin kuat. Simbol "K" di permukaannya juga menyala terang.
Krak!! Krak!!
Di bagian bawah lukisan minyak, sepotong cat jatuh dan memperlihatkan celah yang persis cocok dengan simbol di cincin.
Reilin menekan cincin ke celah tersebut!!! Bang!!! Kedua bagian menyatu sempurna, gelombang energi aneh mulai menyebar.
Ssshhh!!!
Ular hitam rune di lukisan itu seolah hidup, mata merah menyala mengejar ekornya sendiri, berputar cepat mengelilingi pusat lukisan.
Ular hitam berputar semakin cepat hingga berubah menjadi lubang berpendar cahaya hitam.
Di dalam lubang itu terdapat ruang seukuran lemari kecil dengan sangkar petir merah darah di dalamnya!!!
Reilin mengeratkan gigi, melihat waktu yang terus berkurang, langsung mengulurkan tangannya.
Bruk!!!
Di dalam kepala Reilin, suara tua tiba-tiba muncul.
"Tes dimulai, gambarkan formasi sihir ini dalam 30 detik!!!" Bayangan mantra kuning pucat langsung muncul di depan mata Reilin.
"Masih ada tes?!" Reilin benar-benar merasa Penyihir Besar Merah ini seorang psikopat.
Saat dimensi rahasia hampir runtuh, masih meminta penerus mengerjakan soal ujian!
Bahkan untuk membangun model sihir paling dasar pun butuh beberapa jam, 30 detik? Ini jelas mengolok-olok!!!
"Chip! Segera pindai dan analisis!!! Kerahkan semua kapasitas komputasi!!!"
Sesuai perintah Reilin, cahaya biru terang tiba-tiba memancar dari matanya - manifestasi eksternal dari pengerahan maksimal daya komputasi Chip.
"Tugas dibangun, mulai analisis..." Chip dengan setia menjalankan perintah, segera melemparkan formasi sihir yang telah disusun ke dalam pikiran Reilin.
"Konstruksi berhasil, uji selanjutnya: susun formasi sihir ini dalam 30 detik!" Kali ini formasi berwarna biru.
Reilin menggerakkan matanya, melanjutkan penggunaan Chip untuk memecahkan masalah.
Lalu yang ketiga, formasi sihir hitam. Kapasitas komputasi kali ini melebihi perkiraan Reilin. Ia baru menyelesaikan formasi tepat sebelum hitungan 30 detik.
"Apa sudah bisa selesai?"
Setelah menyelesaikan formasi ketiga, Reilin berpikir dalam hati.
Tapi tiba-tiba, formasi kuning, biru, dan hitam di pikirannya menyatu.
Krak!!! Ketiga formasi menyatu menjadi formasi sihir merah darah yang dipenuhi simbol misterius.
Sssst!!! Kilat merah darah di balik lukisan seolah tertarik, langsung masuk ke tubuh Reilin.
"Penerusku! Harus berani dan bijaksana, cerdik dan penuh kebijaksanaan. Hanya dengan begitu bisa melepaskan belenggu darah..."
Suara tua itu kembali terdengar di pikiran Reilin.
Bersamaan dengan itu, terdengar notifikasi Chip: "Antarmuka data kekuatan spiritual terdeteksi. Izinkan transmisi?"
"Izinkan!!!"
Seketika, Reilin merasa otaknya dipenuhi data masif, persis seperti saat pertama kali mendapat metode meditasi di akademi.
Aliran informasi besar terus mengalir ke pikirannya, diserap dan diintegrasikan oleh Chip.
