"Eksekusi!"
Dengan perintah itu, penyihir yang terbungkus kabut hijau langsung bergerak lebih dulu.
"Setelah serangkaian mantra, dia langsung melayang di udara sementara asap hijau terus mengepul dari seluruh tubuhnya."
"Huh! Semua asap hijau zamrud membentuk pusaran angin dan langsung menyerang cabang yang berada dalam pandangan Reilin."
"Byur! Asap hijau ini tampaknya memiliki sifat korosif yang sangat kuat."
"Beberapa murid yang sedang keluar langsung berubah menjadi kerangka putih dalam jeritan setelah terbungkus asap, bahkan tanah di sekitarnya menjadi lembek dan berlumpur seperti terkikis menjadi rawa."
"Bahkan cahaya gaib sihir pertahanan yang dipasang di cabang itu terus bergetar di bawah pengaruh korosif asap hijau, seolah akan runtuh setiap saat."
"Siapa yang berani? Berani-beraninya menyerang cabang Menara Cincin Sembilan?!"
"Suara marah-terkejut terdengar dari dalam cabang, lalu siluet manusia berbaju zirah hitam melayang ke udara."
"Bunuh!" teriak siluet hitam itu dingin. Asap hitam dalam jumlah masif muncul dari bawah tanah, membentuk tengkorak yang terbang menuju asap hijau.
"Hehehe..." Penyihir dalam asap hijau tertawa aneh. Di bawah kendalinya, asap hijau membentuk kalajengking hijau zamrud yang bertabrakan dengan tengkorak.
"Boom!"
"Byur!"
"Seperti angin topan level 10 yang melanda area itu, gelombang kejut langsung menyebar ke segala arah."
"Kekuatan penghancur yang masif langsung melucuti satu lapisan dari bagian atas bangunan cabang."
“Inikah kekuatan penyihir yang memenuhi standar promosi?” Reilin mengamati gerakan penyihir di udara dengan sorot mata berbinar aneh.
Di bawah kendali asap hijau penyihir, pertempuran udara mulai bergeser ke satu sisi.
“Saatnya kita tampil!” Tikus setengah manusia menjilat bibirnya.
“Pemula! Jangan sampai gemetar ketakutan! Jika kau mengganggu misi, akulah yang pertama membunuhmu!”
Ular kobra juga mengintimidasi dari samping.
“Jika kau menghalangiku, yang mati pasti kau!”
Reilin yang berperan sebagai Blood Hand terkikik aneh, sebotol ramuan meledak membentuk membran merah di tubuhnya.
“Asap hijau Raksasa adalah sihir area paling mematikan, mampu memberikan kerusakan mantra mengerikan pada semua target dalam jangkauan!”
Penyihir tua bermasker seolah menjelaskan pada Reilin.
“Waspadalah, meski Raksasa telah mengalihkan pemimpin terkuat mereka, sisa anggota tim penegak hukum tetap berbahaya...”
“Hmm... anak-anak penyihir putih, sejak lama aku ingin membelah dada mereka, mencicipi rasa jantung mereka...”
Seorang penyihir hitam seperti zombie menjilat bibirnya, berubah menjadi angin hitam yang menerobos masuk ke bagian formasi sihir defensif yang sudah rusak.
Hush!
"Sepertinya gerakannya menjadi sinyal, kemudian belasan siluet cahaya berwarna-warni dengan gelombang sihir kuat langsung menerobos masuk ke cabang Menara Cincin Sembilan."
"Tidak baik! Ini jebakan, cepat beri tahu komandan..."
Seorang Penyihir Putih yang berdiri di dekat pintu melihat belasan Penyihir hitam yang menerjang, wajahnya langsung pucat bahkan suaranya menjadi terdistorsi.
"Haha... Bos Raksasa mungkin sulit membunuh pemimpin kalian, tapi menahan dia pasti tidak masalah! Meski sekarang dia sadar ada yang salah, tetap tidak bisa menyelamatkan kalian..."
Penyihir tua itu tertawa terbahak-bahak sambil melemparkan dua bola logam perak ke dekat cabang.
Byur!
Bola logam perak meledak seperti bom, gelombang ledakan terus menyebar disertai getaran sihir yang mengguncang sekeliling, udara berdistorsi samar bahkan partikel elemen mulai tidak stabil.
Bzzzt... Suara gangguan gelombang elektromagnetik bergema di seluruh cabang.
"Sial! Bom Getaran Elemen!! Mereka bahkan punya barang semacam ini!"
Para Penyihir Putih berwajah pucat dan mundur serempak.
"Nah! Sekarang sihir komunikasi apapun tidak bisa dikirim, beberapa sihir terkait ruang juga diblokir. Kawan-kawan, nikmati pembantaian ini! Tapi hanya 5 menit..."
Penyihir tua itu melambaikan tangan.
"Ledakan Jiwa!"
Byur! Sebuah entitas jiwa semi-transparan tiba-tiba muncul di sekitar Penyihir Putih dan langsung meledak!
“Gelombang yang khusus menarget jiwa menyebar. Penyihir Putih ini mundur beberapa langkah, darah halus mengalir dari mata, hidung, dan telinganya.
Namun tepat di saat Penyihir Putih mundur, seekor larva semi-transparan muncul dari distorsi kosong tadi, langsung menerjang ke wajah Penyihir Putih.
Krak! Perisai petir tiba-tiba muncul membungkus tubuh Penyihir Putih itu.
Puff! Pertahanan berbentuk petir itu seperti kertas di hadapan larva, langsung tertembus. Larva semi-transparan seperti kristal itu masuk ke mulut penyihir.
"Er..." Wajah Penyihir Putih membiru seperti terong besar, kedua tangan mencengkeram lehernya sambil terjatuh.
"Hehe, biasanya tidak bisa seenaknya menggunakan sihir dan mengumpulkan jiwa! Seperti biasa, jiwa-jiwa yang dikumpulkan di medan perang serahkan padaku, aku akan bayar mahal!"
Penyihir tua itu menyorotkan kilau perak dari tangannya, mengeluarkan bola kristal dari dalam jubah, mendekati Penyihir Putih yang sudah tak berdaya sambil terus bergumam.
Seiring mantra sihir penyihir tua itu, mata Penyihir Putih semakin sayu. Siluet manusia samar-samar mulai ditarik keluar dari tubuh penyihir.
"Penyihir tua gila ini! Berani-beraninya mengumpulkan jiwa langsung di medan perang!"
Reilin memandang sikap penyihir tua yang tak peduli sekitarnya itu, tiba-tiba mulai menyesali keputusannya sendiri.
Tapi saat ini, dia hanya sedikit melirik ke arah penyihir, lalu menaburkan serbuk merah di kedua tangannya.
“Tangan Merah Darah!”
Saat mantra diucapkan, tangan Reilin tiba-tiba memancarkan lapisan warna darah, telapak tangan menjadi jenjang, kuku tumbuh memanjang dan meruncing dengan kilau transparan.
Ini adalah mantra tingkat satu dari Kitab Ular Raksasa yang telah direkam Chip ke laut kesadaran Reilin.
Meskipun daya serang mantra tingkat satu ini agak rendah, daya hancurnya baru sekitar 20 derajat, namun setelah ditambah bonus elementalisasi, cukup untuk melawan Penyihir biasa.
Reilin saat ini dalam status penyamaran, beberapa sihir dan bakat yang terlalu mencolok tidak bisa digunakan.
Namun, dia sudah mempersiapkan satu set mantra lain yang cukup untuk diaktifkan dalam situasi seperti ini.
"Mendeteksi penyesuaian halus di posisi telapak tangan subjek, peningkatan kekuatan lengan, dilengkapi efek racun!" Notifikasi Chip muncul saat itu.
Melihat para Tuan Penyihir di sekitarnya telah menemukan lawan masing-masing, Rei tersenyum santai sebelum menyambut seorang Penyihir Putih yang berlari ke arahnya.
Splash!
“Jari-jari jenjang namun penuh bahaya menyobek kosong, menciptakan riak fluktuasi energi di udara bagai permukaan danau yang terbelah.”
“Bayangan Reilin silih berganti, seluruh dirinya seakan menjelma menjadi bayangan merah yang bergerak musnah di arena, meninggalkan jejak bayangan semu.”
“Kalian ini siapa sebenarnya? Dari organisasi mana?”
"Lawan yang dipilih Reilin adalah seorang pria paruh baya berbaju jubah putih longgar, namun suara yang keluar dari tenggorokannya terdengar sangat tua."
Sebagai jawaban, Reilin langsung menyambar dengan cakar keras!
Byur!
Tangan kanan Reilin menyambar, langsung menggores beberapa bekas di tubuh penyihir di hadapannya.
Jubah putih standar Penyihir Resmi terkoyak seperti kertas di hadapan Tangan Merah Darah Reilin, meninggalkan lubang yang sangat besar.
"Perisai Elemen!" teriak penyihir paruh baya itu.
Partikel energi kuning kecokelatan terus berkumpul, membeku menjadi zirah kuning tipis yang menyelubungi seluruh tubuhnya. Bahkan kepalanya terlindungi helm, hanya menyisakan sepasang mata berkilau yang masih terbuka.
"Aku tanya sekali lagi, siapa yang menyuruh kalian? Penyihir Hitam!" Penyihir paruh baya itu terus mundur, tangannya menyelinap ke dalam lubang lengan jubah.
"Terlalu banyak bicara!"
Reilin kembali menerjang, cakar merah darahnya meninggalkan goresan di zirah kuning.
"Percuma!" geram penyihir itu. Partikel elemen kuning kecokelatan terus diserapnya ke zirah, memperbaiki kerusakan dengan cepat.
"Mantra Bakat lawan telah terekam dalam pindaian, memulai eksperimen parameter simulasi, menghitung titik terlemah!"
Suara umpan balik Chip bergema. Di depan Reilin terproyeksikan hologram 3D manusia berzirah dengan beberapa area zirah jelas ditandai merah, menandakan zona rentan.
Saat Reilin menyerang, penyihir paruh baya itu juga mengeluarkan gulungan sihir dari dalam jubahnya, memancarkan fluktuasi energi yang hebat dari gulungan tersebut.
"Gulungan sihir kekuatan besar? Jangan biarkan dia mengaktifkannya!" Pupil Reilin menyempit, tiba-tiba mengeluarkan jeritan melengking.
"Ssss..." Suara ini sangat mirip desisan ular berbisa, sangat tidak enak didengar, membuat bulu kuduk merinding.
Saat gelombang suara melanda penyihir paruh baya itu, wajahnya menunjukkan ekspresi kosong, gerakannya membuka gulungan sihir tiba-tiba melambat.
"Di sini!" Reilin menginjakkan langkah aneh, kecepatannya melonjak drastis, melintasi jarak belasan meter, tiba-tiba muncul di depan penyihir paruh baya.
Tangan kanannya yang berwarna merah darah semakin cemerlang, mencengkeram area tiga inci di atas perut zirah sang penyihir.
Cakaran pertama! Zirah berwarna kuning tanah terkoyak membentuk lubang sebesar kepalan tangan, serpihan zirah berhamburan.
Cakaran kedua! Sihir pertahanan bawaan sang penyihir paruh baya langsung diretas oleh Reilin.
"Tidak! Mohon ampuni aku, tawanan penyihir memiliki nilai tinggi!"
Penyihir Putih ini jelas terbiasa hidup dalam kemewahan, tanpa keberanian bertarung mati-matian, langsung bersujud di hadapan Reilin.
Tapi wajah Reilin dingin bagai es abadi, tangan kanannya kembali menyambar, menghancurkan kepala penyihir paruh baya seperti memecahkan semangka.
Byur!
Cairan otak putih dan darah menyiprat ke tangan Reilin, terlihat semakin mempesona dan merah menyala.
“Tidak menyangka ada hasil tak terduga!”
Reilin mengambil gulungan sihir dari tangan penyihir itu, wajahnya berseri-seri.
“Gulungan sihir yang bagus, fluktuasi energinya juga kuat, sepertinya termasuk level atas di antara mantra tingkat satu! Harganya pasti setara banyak batu sihir...”
Tiba-tiba, teriakan kesakitan di samping menarik perhatian Reilin.
