Untuk mendapatkan lebih banyak darah Makhluk Kuno, Reilin telah melakukan banyak eksperimen, namun sayangnya tak satu pun berhasil.
"Hasil terbaik adalah mendapatkan esensi yang memiliki aura darah leluhur Makhluk Kuno tertentu, sama seperti yang dimiliki Reilin."
Bagi penyihir biasa, benda ini mungkin merupakan harta karun, tapi bagi Reilin jelas jauh tidak memadai.
"Ding! Berdasarkan 124 eksperimen aktual dan 9.718 simulasi, konsentrasi darah leluhur subjek tidak mencukupi untuk operasi pemurnian mendalam. Direkomendasikan mencari darah makhluk dengan kekuatan setara Penyihir tingkat tiga atau lebih tinggi untuk pemurnian darah..."
Chip segera memberikan jawaban.
"Ternyata..." Reilin sebenarnya sudah menduga hasil ini, yang ternyata selaras dengan kesimpulan Chip.
Setelah waktu yang sangat panjang, darah purba pada spesies ajaib di Pantai Selatan telah menipis hingga hampir hilang. Andai bukan karena kemampuan luar biasa Chip, Reilin bahkan tidak bisa memurnikan darah kotor yang masih menyisakan aura ini.
Untuk mendapatkan darah leluhur murni, harus diambil dari makhluk-makhluk yang lebih kuat.
Menurut Chip, batas kekuatan optimal adalah tingkat tiga.
Artinya, hanya dengan mendapatkan darah dalam jumlah besar dari makhluk setara Penyihir tingkat tiga, Chip mungkin bisa memurnikan darah Makhluk Kuno yang sempurna.
“Hanya saja... makhluk kuat yang kekuatannya setara dengan penyihir tingkat tiga?” Reilin menyeringai getir: “Mungkin dengan sekali embusan napas mereka, aku langsung mati? Seperti terakhir kali ketika mendapatkan Ular Hitam Holar yang aslinya berlevel di atas penyihir tingkat tiga, tapi kebetulan mengalami degenerasi hingga level murid - itu benar-benar keberuntungan langka, bagaikan kue jatuh dari langit!”
Darah ular raksasa Komo'in yang dimiliki Reilin berasal dari pemurnian Ular Hitam Holar di Taman Diren sebelumnya.
Sedangkan Ular Hitam Holar sendiri adalah makhluk tangguh yang saat dewasa bisa mencapai kekuatan setara penyihir tingkat tiga!
Menurut pengamatan Reilin waktu itu, Ular Hitam Holar tersebut jelas sudah dewasa. Tapi karena segel wilayah rahasia, kelaparan berkepanjangan, mungkin juga ada metode lain yang diatur Penyihir Besar Merah, menyebabkan ular itu terus mengalami degenerasi dalam hibernasi, hingga akhirnya tragis dihabisi sekelompok calon magang tingkat tiga.
Ini jelas hadiah yang ditinggalkan Penyihir Besar Merah untuk penerusnya, merupakan persiapan yang disengaja, bukan kebetulan semata.
Padahal Penyihir Besar Merah sendiri adalah ahli sihir darah level empat - perbandingannya dengan Reilin yang sekarang masih ahli sihir level satu bagaikan matahari dan kunang-kunang.
“Hal seperti ini hanya bergantung pada keberuntungan, paling-paling kedepannya perlu lebih waspada. Untuk sementara tak perlu dipikirkan lagi!”
Reilin secara refleks melirik bilah statusnya.
“Reilin*Farel Ahli Sihir Tingkat Satu Darah Leluhur: Ular Raksasa Komo'in Kekuatan:7.1 Kelincahan:6.7 Konstitusi:8.5 Mental:58.9 Manna:58 (Manna ditentukan oleh sinkronisasi kekuatan spiritual) Progres Elementalisasi Mental:70%
Status: Sehat”
Selama lebih dari setahun ini, dia terus mempertahankan transaksi dengan penyihir tua itu. Dengan jiwa-jiwa yang telah diproses dari penyihir tua tersebut, dia memperoleh sejumlah besar ramuan kekuatan spiritual kuno - Air Mata Maria!
Didorong oleh kekuatan ramuan kuno, kekuatan spiritual Reilin melesat dengan pesat.
Meski sudah lama berada di Taman Empat Musim, Reilin juga memperoleh beberapa resep ramuan kekuatan spiritual yang berguna bagi Penyihir Resmi melalui pertukaran.
Namun setelah membandingkan, dia menyadari semua ramuan ini tidak ada yang bisa menandingi efektivitas ramuan kuno.
Dengan bantuan ramuan kuno, kekuatan spiritual Reilin menembus batas dengan kecepatan yang mencengangkan, seolah tidak ada bottleneck sama sekali.
Tapi sekarang, dia harus setiap hari menggunakan teknik transformasi untuk menyamarkan fluktuasi energi mentalnya yang masif, serta hidup menyendiri dan menghindari wilayah para Penyihir Tingkat Dua agar tidak ketahuan.
Bahkan sekarang, teknik transformasi yang telah berulang kali disempurnakan Chip pun mulai kesulitan menyamarkannya.
Reilin pun langsung kabur ke Kota Tak Pernah Malam setiap kali ada liburan, sebisa mungkin menghindari acara-acara sosial.
Dan, setelah kekuatan spiritual mencapai tingkat tertentu, Reilin kembali menggunakan kristal partikel energi gelap yang dikumpulkan untuk mendorong progres elementalisasinya hingga 70%!
Namun, setelah elementalisasi kekuatan spiritualnya mencapai 70%, Chip memberi tahu Reilin bahwa tubuh dan mentalnya telah mengembangkan resistensi terhadap kristal ini. Ke depannya, kecuali menemukan sumber daya yang lebih berharga untuk meningkatkan elementalisasi, dia hanya bisa mengandalkan meditasi dan waktu untuk perlahan meningkat.
"Ramuan kuno, pantas disebut sebagai ramuan eksklusif para Penyihir Kuno!"
Ekspresi puas terpancar dari mata Reilin, "Transaksi dengan penyihir tua itu harus terus berjalan. Selain itu, mencari metode baru untuk menyamarkan kekuatan spiritual juga menjadi prioritas..."
Sebenarnya, untuk mengumpulkan jiwa-jiwa, paling tepat menggunakan orang kepercayaan sendiri, dan lebih baik lagi budak yang telah diberi stempel jiwa agar bisa menjaga rahasia dengan sempurna.
Sayangnya, langkah persiapan bahan baku Maria's Tears membutuhkan penyihir berlevel setidaknya Level 1 yang ahli dalam penelitian jiwa.
Dengan pemahaman Reilin saat ini tentang kekuatan spiritual dan jiwa, dia hanya bisa mengontrol budak berstatus calon magang tingkat tiga dengan stempel jiwa. Mustahil baginya memperbudak Penyihir Resmi.
Selain itu, penyihir tua itu juga telah mengucapkan sumpah di bawah Mata Pengadilan, sehingga untuk sementara bisa dipercaya.
“Tapi, jumlah roh yang diberikan penyihir tua itu belakangan mulai berkurang. Saat beberapa transaksi terakhir, dia terlihat tidak fokus, bahkan tidak menghadiri kegiatan organisasi Penyihir Hitam. Sepertinya ada urusan sangat penting. Besok lebih baik aku periksa, jangan sampai ada masalah…”
Keanehan yang ditunjukkan sekutu ini akhir-akhir ini membuat Reilin khawatir.
“Tuan! Makan malam sudah siap!”
Saat Reilin sedang menikmati pelayanan pelayan wanita dan merenung, bisikan Damion terdengar di telinganya.
“Baik! Aku segera datang!”
Reilin membuka matanya, kegelapan di pupilnya semakin dalam…
Keesokan harinya, setelah beristirahat dan bersantai sepanjang malam, dengan semangat yang segar dan seluruh tubuh terbungkus jubah hitam hingga wajahnya tertutup, Reilin mengunjungi toko kelontong penyihir tua itu.
“Apa yang terjadi denganmu?”
Begitu melihat kondisi penyihir tua itu, alis Reilin langsung berkerut.
Dulu, penampilan penyihir tua itu seperti mayat hidup. Kini, aura kematian dan pembusukan di tubuhnya semakin jelas. Seluruh tubuhnya mirip mumi kering yang baru keluar dari makam kuno. Bahkan fluktuasi kekuatan spiritualnya menunjukkan penurunan halus.
Kondisi ini langsung memicu kewaspadaan Reilin.
Bagi para penyihir, luka fisik masih bisa diatasi. Tapi jika fluktuasi kekuatan spiritual mulai melemah, itu langsung berarti penurunan kekuatan.
Penyihir tua ini masih sekutu Reilin. Dia tidak ingin pasokannya tiba-tiba terputus suatu saat.
“Tidak apa! Eksperimen terbaru sudah mencapai tahap paling kritis!” Tubuh penyihir tua itu telah merosot hingga batas maksimal, bahkan berbicara pun harus terengah-engah beberapa kali, namun cahaya di matanya semakin terang, seolah hendak membara.
Sorot mata fanatik seperti ini, Reilin hanya pernah melihatnya pada orang gila dan penderita gangguan jiwa di kehidupan sebelumnya.
“Sebaiknya jangan sembunyikan apapun dariku, ingat kita adalah sekutu. Bukankah kerjasama selama setahun lebih ini sangat menyenangkan?”
Tentu saja Reilin tidak percaya pada kata-kata basa-basi penyihir tua itu.
“Saat waktunya tiba, pasti akan kuberitahu...”
Senyum misterius mengembang di wajah penyihir tua: “Selain itu, teknologi penyembunyian kekuatan spiritual yang kau minta kutemukan sebelumnya, sudah ketemu...”
“Apa? Benarkah?” Kabar tak terduga ini membuat senyum tipis mengembang di wajah Reilin.
Sebelumnya dia diam-diam mencari materi terkait ini, bahkan menghadiri beberapa pasar Penyihir hitam dan pertukaran organisasi, sayangnya nihil.
Awalnya meminta bantuan penyihir tua itu hanyalah berharap satu dari sejuta kemungkinan, tak disangka benar-benar mendapat kejutan.
“Ini adalah materi tentang kompresi kekuatan spiritual, lihat dulu!” Penyihir tua itu menyodorkan sehelai daun hijau kepada Reilin.
Reilin menerimanya, menempelkan daun itu di keningnya.
Sensasi sejuk terus memancar dari daun itu, menembus tempurung kepala Reilin, merambat jauh ke dalam pikiran.
“Antarmuka data kekuatan spiritual terdeteksi, terima?” Chip menampilkan kotak informasi.
“Terima!” Dengan perintah Reilin, aliran informasi besar langsung menembus pikiran Reilin dan terus direkam serta dianalisis oleh Chip.
“Secara garis besar, kompresi kekuatan spiritual adalah dengan terus menumpuk energi mental untuk menghasilkan frekuensi dan fluktuasi berbeda, sehingga bisa menyamarkan kekuatan spiritual diri sendiri……”
Setelah sekilas membaca isinya, Reilin menunjukkan ekspresi puas.
“Materi ini sangat berguna bagiku, tapi sepertinya hanya setengah. Mana sisanya? Keluarkan! Apa yang kau inginkan untuk pertukaran? Batu sihir? Ramuan? Sumber daya? Silakan sebutkan!”
Reilin bertindak sangat royal.
“Hehehe… Bagian pertama materi ini saja sudah bisa membuat semua Penyihir Level 1 tak mendeteksi penyamaranmu. Jika ditambah bagian kedua, bahkan Penyihir Tingkat Dua pun mungkin tak bisa mendeteksi fluktuasi energi mentalmu… Meski kau pasti mampu membayar, aku ingin mengubah metode transaksi…” Penyihir tua itu tertawa dengan suara seperti burung hantu malam.
“Metode transaksi seperti apa?” Reilin mengerutkan alis dengan firasat buruk.
“Bagian pertama ini akan kuberikan gratis! Sebagai hadiah untuk sekutu sejati!” Penyihir tua itu bersikap dermawan, “Untuk bagian sisanya, aku butuh kau melakukan sesuatu untukku sekali!”
Jelas penyihir tua ini menggunakan materi lanjutan sebagai umpan untuk membuat Reilin memenuhi tuntutannya.
“Aku perlu detail situasinya!”
Reilin tidak menolak, tapi juga tidak langsung menyetujui.
“Hehe… Tenang, aku tidak akan memintamu menghadapi Penyihir Tingkat Dua atau semacamnya, hanya ingin kamu menemani saya menjelajahi reruntuhan saja……”
Penyihir tua itu mengungkapkan tujuan sebenarnya.
“Jelajahi reruntuhan? Reruntuhan apa?” Reilin bertanya penasaran.
“Reruntuhan sekte Penyembah Jiwa Kuno!”
