Para penyihir di balik Perisai Bumi tetap terlindungi berkat Mantra Bakat, bahkan serpihan batu yang terpental langsung terpantul tanpa meninggalkan luka.
“Cicit!” Menyadari serangannya tidak efektif, Monster Kabut Hitam akhirnya mengalihkan perhatian dari Mata Air Fantasi. Ratusan tentakel menjulur dari sekelilingnya mulai merayap mendekati tiga penyihir tersebut.
“Baik! Aku akan mengalihkannya! Kalian manfaatkan kesempatan ini untuk mengumpulkan Air Mata Fantasi!”
Kapten tim ini berteriak keras.
Kemudian, ketiga penyihir itu terus mundur sambil sesekali melepaskan sihir untuk memancing Monster Kabut Hitam menjauh dari posisi sebelumnya.
Sementara itu, dua anggota lain dalam tim mulai dengan cepat mengusir hewan-hewan lain. Setelah area sekitar Air Mata Fantasi sudah bersih dari makhluk hidup,
Blake mendekati mata air dan mulai melantunkan mantra misterius.
Gemuruh!
Saat suara mantra terus bergema di atas mata air, permukaan air putih susu mulai mengeluarkan gelembung-gelembung besar!
Braak! Sejumlah besar Air Mata Fantasi tersedot bagaimana ikan paus menyedot air, ditangkap oleh Blake di udara dan terus mengental hingga berubah menjadi kristal putih susu yang jatuh ke tangannya.
“Cepat! Aku hampir tidak bisa menahan Monster Kabut Hitam itu!”
Wajah kapten tim yang awalnya tersenyum melihat Blake dan anggota lain mulai mengumpulkan air, tiba-tiba berubah panik.
Menyadari "makanannya" sedang diambil orang asing, Monster Kabut Hitam yang tadinya mengejar kapten tadi mengeluarkan lolongan seperti tangisan bayi dan berbalik menuju mata air.
“Tahan dia! Beli waktu!” Mata kapten tim mulai memerah.
“Auuugh!!!”
Saat para anggota tim sedang kebingungan itu, tiba-tiba terdengar raungan makhluk dari langit.
Mendengar suara ini, semua Penyihir merasa dingin di hati. Makhluk Kabut Hitam yang sebelumnya malah berhenti bergerak, menampakkan mata kuning raksasanya yang waspada menatap ke angkasa.
Kemudian mereka melihat seekor Naga Terbang Beracun berukuran raksasa, 30% lebih besar dari ukuran normal, seluruh tubuhnya tertutup sisik hijau, sayap tipis bertulangnya mengepak di udara menciptakan aliran udara kuat setiap kali bergerak.
"Naga... Naga Terbang Beracun ini sepertinya..."
Kapten penyihir berkata dengan wajah kosong.
"Benar! Naga Terbang Beracun yang melampaui batas dunia penyihir, itu adalah tanda Penyihir itu! Kapten, kita dalam masalah besar!" Salah satu anggotanya berkata sambil tersenyum pahit, wajahnya menunjukkan bayangan keputusasaan.
"Hmm? Makhluk Kabut Hitam? Bagus! Aku butuh intinya..."
Suara muda terdengar dari punggung Naga Terbang Beracun, disusul fluktuasi energi mantra dahsyat yang Braak! menghujam ke seluruh area.
Anggota tim penyihir di bawah langsung merasakan gelombang kekuatan bak tsunami yang menyapu segala sesuatu, begitu perkasa sampai hampir tak bisa dilawan.
Makhluk Kabut Hitam yang semula masih bergulat dengan tiga penyihir ini segera meninggalkan lawan-lawannya. Kabut hitam di tubuhnya tiba-tiba mengental hampir separuh, ukurannya menyusut drastis namun tampak lebih padat. Dua mata kuningnya membelalak lebar, menatap tajam musuh baru ini, sementara mulutnya terus mengeluarkan raungan rendah.
Mengikuti suara orang tadi, sebuah telapak tangan hitam yang permukaannya menyala-nyala api hitam ganas muncul dari punggung Naga Terbang Beracun, meraih ke arah Makhluk Kabut Hitam!
Di sepanjang jalur telapak tangan hitam, ruang kosong terasa berfluktuasi energi samar.
Sebelum tangan raksasa itu tiba, angin kencang tiba-tiba berhembus di tanah. Kerikil kecil dan rumput kering beterbangan tersapu, membuka lapangan kosong.
Di tengah lapangan kosong itu, berdiri Makhluk Kabut Hitam.
"Kriiiik!" Monster itu mengaum ke langit, terus menyemburkan peluru kabut hitam dari mulutnya. Bom-bom kabut hitam ini seolah memiliki mata, meluncur dengan lintasan aneh di udara, secara presisi menghadang telapak tangan api hitam.
Byur! Byur! Byur! Byur!
Peluru kabut hitam meledak di permukaan tangan raksasa. Kabut hitam itu bahkan belum sempat berefek, sudah langsung terbakar habis oleh api, tak menyisakan jejak sedikitpun di telapak tangan.
Krak!
Serangan Makhluk Kabut Hitam ternyata sama sekali tak mampu memperlambat gerakan tangan api. Di bawah pandangan takjukkan rekan-rekan di sekeliling, telapak tangan api hitam itu langsung mencengkeram tubuh Makhluk Kabut Hitam.
“Wah! Wah!”
Api hitam yang berkobar-kobar seketika menyelimuti tubuh Mistik Kabut Hitam. Kabut hitam yang tak terhitung jumlahnya terus memudar dalam kobaran api, akhirnya terbakar menjadi uap air putih yang menguap perlahan.
Tubuh Mistik Kabut terus menyusut, dalam beberapa detik ukurannya tinggal separuh dari semula. Makhluk itu mengeluarkan raungan kesakitan, tentakel-tentakel di sekitar kabut hitam bergetar tak terkendali sambil berguling-guling di tanah. Sayangnya semua ini tak bisa menghentikan genggaman tangan besar.
Api hitam terus membakar dengan mantap dan konsisten di tubuh Mistik Kabut.
Setelah belasan detik, seluruh tubuh Mistik Kabut Hitam telah habis terbakar di bawah kobaran api hitam, hanya menyisakan benda mirip mutiara hitam di tempatnya.
Mutiara hitam ini permukaannya halus dan transparan, di dalamnya tampak kabut hitam kecil yang terus berubah bentuk.
Byur! Byur!
Naga Terbang Beracun di langit kini telah mendarat di lokasi. Dari punggungnya melompat turun seorang Penyihir pria yang sangat muda. Ia mendekati area bekas kobaran api dan menyimpan mutiara hitam itu di balik jubahnya.
"Naga Beracun raksasa, dan api hitam! Benar, pasti dia 'Si Api Hitam' Reilin dari Taman Empat Musim!"
Kapten pasukan itu menyunggingkan senyum getir. Sejak awal ia telah merasakan kehadiran kekuatan spiritual yang luar biasa besar, sarat energi elemen kegelapan, mengawasi setiap gerak-gerik mereka di medan perang.
Di bawah pengawasan kekuatan spiritual ini, bahkan untuk bergerak sedikit saja, dia harus mengeluarkan tenaga lebih banyak dari biasanya. Apalagi untuk melarikan diri atau melawan.
“Reilin Api Hitam? Bukankah itu orang dari akademi kita sebelumnya yang...”
Seorang anggota tim di samping menutup mulutnya, ekspresi wajahnya menunjukkan keterkejutan yang luar biasa.
Sebagai penyihir Blackbone Forest Academy, mereka tentu tahu tentang konflik antara jenius farmasi dengan Keluarga Lilitel yang berakhir dengan pengusiran dari akademi.
Meskipun ada rumor bahwa murid tersebut telah promosi menjadi Penyihir Resmi saat itu, mendengar dan menyaksikan langsung tetap merupakan dua hal yang berbeda.
Terlebih lagi, kekuatan yang ditunjukkan Reilin sekarang jauh melampaui tingkat penyihir baru, bahkan para senior seperti merekapun sulit menyainginya.
“Wilayah yang begitu luas, tapi justru kami yang bertemu dengannya. Keberuntungan macam apa ini...”
Kapten penyihir ini menggelengkan kepala, lalu cepat-cepat menghalangi beberapa rekannya, “Kalian pergi! Aku yang akan menahannya!”
“Kapten!” “Kapten!”
Beberapa anggota tim menunjukkan raut wajah yang dilema.
Blake malah maju beberapa langkah dan berdiri sejajar dengan sang kapten: “Jika ada yang harus tinggal, itu aku. Sebagai penyihir pengintai tim, kegagalanku mendeteksi musuh adalah kesalahan...”
Padahal, bagi Blake yang kekuatannya terbatas, menemukan Reilin adalah hal mustahil. Apalagi sistem pengintaian berbasis akarnya terutama efektif di darat, sama sekali tidak berguna terhadap musuh yang datang dari udara.
“Kapten!” Anggota tim lainnya sepertinya memiliki hubungan yang cukup baik dengan sang kapten, ragu-ragu sejenak. Salah satu dari mereka juga memilih untuk tetap tinggal.
Dua anggota lainnya saling berpandangan, tiba-tiba memancarkan partikel energi angin dari tubuh mereka. Dalam sekejap, mereka telah melesat puluhan meter dan mulai berlari secepat mungkin.
"Kenapa tiba-tiba aku merasa seperti jadi penjahat besar?" Di seberang, Reilin mengusap dagunya, tiba-tiba ingin tertawa.
Meskipun demikian, solidaritas para Penyihir Blackbone Forest Academy dalam situasi hidup-mati ini benar-benar di luar perkiraan Reilin.
Tapi bahkan para Penyihir hitam pun pasti punya satu dua teman, apalagi regu yang sudah lama bekerja sama. Tanpa kepercayaan, mungkin mereka sudah binasa sejak misi pertama.
“Penyihir Blackbone Forest Academy?”
Reilin memperhatikan jubah hitam yang sangat familiar di tubuh mereka. Beberapa tahun lalu, dia masih seorang murid biasa yang harus memberi hormat ketika melihat pakaian semacam ini.
Tapi sekarang, nyawa para Penyihir Resmi ini sepenuhnya berada di genggamannya.
Perasaan terbalik seperti ini terasa sangat aneh.
“Kalian mau menyerah sendiri atau harus kutangani?” Reilin bertanya dengan wajah datar dan suara dingin.
Begitu kata-kata ini terucap, situasi langsung mencapai titik tanpa kompromi.
“Serang dia! Sekarang!” Ekspresi tegas melintas di wajah sang kapten sebelum dia meneriakkan perintah.
Krak! Dua pedang panjang yang terbuat dari serpihan es tiba-tiba muncul di tangannya, menghujam keras ke arah Reilin!
Sementara di bawah kaki Blake, muncul ribuan tentakel yang bergerak-gerak merambat, membentuk bentuk palu raksasa di hadapannya.
Palu raksasa itu diangkat tinggi lalu dihempaskan dengan keras ke arah Reilin.
Penyihir terakhir itu menggunakan beberapa sihir bantuan pada rekan-rekannya, sekaligus memasang perisai batu raksasa di depan mereka.
"Kerja sama yang bagus! Sayangnya! Percuma saja!"
Reilin berkomentar dingin, tanpa banyak bergerak. Dari bayangannya tiba-tiba muncul ribuan tentakel kegelapan.
Tentakel bayangan itu seperti akar tanaman yang menutupi langit, hampir sepenuhnya menghalangi langit di area ini.
Dunia tiba-tiba diselimuti kegelapan.
"Domain Bayangan!"
Reilin berbisik lembut, lalu seluruh tubuhnya berubah menjadi siluet hitam yang menghilang di ruang kosong.
Byur! Byur!
Pisau es dan palu raksasa menghantam tanah kosong, meledakkan dua lubang besar di permukaan tanah dengan asap tipis mengepul di sekitarnya.
"Waspada pertahanan!" teriak sang kapten.
"Terlambat! Di dalam bayangan, aku ada di mana-mana!"
Kilatan hitam menyambar, sosok Reilin langsung muncul di dalam perisai batu.
