Informasi tentang dunia bawah tanah pernah Reilin baca di sebuah kitab kuno.
Menurut legenda, di Era Kuno Dunia Penyihir, permukaan tanah hanyalah bagian kecil. Sebelum mengalihkan pandangan ke dunia lain, target utama Penyihir Kuno selalu berada di bawah tanah!
Penyihir Kuno menguasai Kekuatan dahsyat yang bahkan membuat matahari dan bulan redup di hadapan mereka. Penduduk asli bawah tanah ditaklukkan, lapisan demi lapisan dunia bawah tanah dieksplorasi, memberikan sumber daya dan kekayaan tak terbatas!
Catatan sejarah menyebutkan ada tujuh lapisan dunia bawah tanah yang berhasil dikembangkan oleh Penyihir Kuno saat itu!
Konon semakin dalam lapisannya, semakin kuat ras bawah tanah yang muncul, bahkan sampai ada entitas mengerikan seperti Ibu Inti Bumi di lapisan terdalam!
Namun semua itu tak bisa menghentikan langkah Penyihir Kuno. Akhirnya, seluruh dunia bawah tanah tunduk di bawah kaki Penyihir Kuno, menjadi bagian dari kejayaan mereka!
Kemudian, Penyihir Kuno yang masih belum puas beralih ke dunia lain. Satu per satu Dimensi dan dunia takluk di hadapan mereka, sampai mereka bertemu dengan dunia alternatif yang sangat kuat itu!
"Setelah pertempuran besar yang dijuluki Perang Pamungkas, meskipun ada kabar bahwa dunia lawan juga tidak mendapat keuntungan apa pun, Dunia Penyihir pun mengalami kemunduran. Bahkan semua jalur penghubung ke bawah tanah hancur dalam perang, menjadikan dunia bawah tanah sebagai legenda belaka."
"Setidaknya, di seluruh Pantai Selatan, Reilin tidak pernah melihat ras bawah tanah atau mendengar tentang jalur-jalur serupa."
"Dari informasi yang terkumpul sebelumnya dan pemandangan yang kulihat, ini seharusnya adalah dunia bawah tanah. Yang belum diketahui adalah lapisan berapa! Tapi melihat tingkat bahaya makhluk-makhluk di sini, kemungkinan bukan dunia bawah tanah di bawah tiga lapisan. Kalau tidak, pasti sudah banyak kujumpai makhluk berenergi tinggi yang berbahaya. Kemungkinan besar ini masih lapisan satu atau dua..."
Reilin terus berpikir.
"Meski agak khawatir ini adalah gurun kematian, Reilin tetap melanjutkan perjalanan. Kemunculan Babi Kulit Abu-abu tadi memberinya keyakinan besar."
"Sepanjang perjalanan, Reilin juga membuat beberapa catatan tentang lingkungan sekitarnya."
"Lokasi Formasi Sihir Kuno, yang dinamai Reilin sebagai Bukit Batu Raksasa, memiliki tanda-tanda kehidupan paling lemah. Hampir tidak ada apa pun selain lumut dan sedikit serangga."
"Seiring perjalanan Reilin yang terus berlanjut, tanda-tanda kehidupan di sepanjang jalan mulai bertambah. Muncul burung-burung sejenis kelelawar."
"Di sini, sesekali terlihat Babi Kulit Abu-abu. Semakin ke luar, kemungkinan bertemu mereka semakin besar."
"Karena itu, Reilin yakin betul bahwa dirinya telah keluar dari zona terlarang kehidupan itu dan tiba di dunia luar."
“Ding! Terdeteksi fluktuasi energi! Perkiraan merupakan sisa gelombang pelepasan mantra tingkat nol! Arah: 15 derajat timur Jarak: 3213 meter!”
Pada saat ini, Chip tiba-tiba mengeluarkan suara peringatan.
“Hm?” Reilin bersemangat: “Akhirnya ada jejak aktivitas makhluk energi!”
Ia dengan cepat membereskan barang-barangnya, kemudian segera menuju lokasi sumber fluktuasi energi.
Meski saat ini tubuhnya masih memiliki luka serius, dan laut kesadarannya karena proses kristalisasi kekuatan spiritual dalam jumlah besar hanya bisa mengeluarkan kekuatan setara Penyihir Level 1, namun jarak seperti ini tidak menjadi masalah. Beberapa saat kemudian, ia tiba di lokasi.
Yang muncul dalam pandangan Reilin adalah pemandangan tiga pria dan dua wanita yang sedang berhadapan dengan seekor makhluk berenergi tinggi.
Kelima manusia bawah tanah ini memiliki formasi tim yang sangat standar – dua pemuda berbaju zirah kulit berada di depan sebagai perisai hidup, pedang besi raksasa mereka terus diayunkan dengan kekuatan setidaknya setara ksatria besar.
Sedangkan tiga orang lainnya mengenakan jubah abu-abu, mirip seragam magang penyihir dari Pantai Selatan namun dengan desain yang lebih kuno, memberikan kesan antik.
“Ada manusia! Itupun magang penyihir!” Hati Reilin dipenuhi sukacita.
Sedangkan yang berhadapan dengan mereka adalah makhluk raksasa mirip babi kulit abu-abu, ukurannya lebih besar belasan kali. Di bawah hidungnya tumbuh tiga pasang taring besar berbentuk bulan sabit, tubuhnya dipenuhi bulu kasar yang kaku dan dilapisi resin serta lumpur yang mengeras seperti zirah kereta perang. Mantra tingkat nol yang sebelumnya dilepaskan para murid hanya meninggalkan bekas hangus di permukaannya, bahkan tak mampu menembus pertahanan terluarnya.
"Huu...huu..." Dua aliran uap putih tebal menyembur dari hidung makhluk mirip babi ini. Kaki belakangnya mengais tanah, tiba-tiba ia melesat seperti lokomotif lepas rel menuju dua ksatria besar itu.
"Aah!"
Tanah bergetar. Seorang ksatria besar terpeleset, tubuhnya terlempar keras oleh hantaman babi hutan raksasa. Taringnya menyobek lubang besar di pinggangnya, darah mengalir seperti mata air yang terus memancar.
Melihat ini, ksatria besar lainnya berteriak ketakutan lalu mundur cepat, meninggalkan tiga Magang Penyihir dalam keadaan terbuka.
Babi hutan raksasa yang tak lagi dihalangi segera mengarahkan taringnya yang tajam ke tiga Magang Penyihir, matanya memancarkan kilau haus darah.
Dua murid perempuan itu mundur ketakutan. Bruk! Bruk! Kaki mereka tersandung sesuatu hingga terjatuh, wajah mereka dipenuhi keputusasaan.
Sedangkan murid laki-laki yang tersisa tampak lebih berani dan bersikap kesatria, secara spontan melindungi dua perempuan di belakangnya. Wajahnya menunjukkan keteguhan sambil meneriakkan sesuatu, lalu mengangkat tangan dan melepaskan bola api kecil yang tepat mengenai hidung babi hutan besar itu.
"Bubub!!!" Hidung babi hutan itu menghitam terbakar, tapi sama sekali tidak mengurangi kecepatan serangannya. Sebaliknya, tampaknya kemarahan akibat serangan murid laki-laki tadi justru membuat kecepatan babi hutan semakin bertambah.
Murid laki-laki itu tersenyum getir, lalu menoleh dan berbisik sesuatu kepada dua murid perempuan di belakangnya dengan ekspresi siap mengorbankan nyawa.
Huhuhu! Saat babi hutan semakin mendekat, ketiga murid itu bahkan bisa melihat pembuluh darah merah di mata dan pori-pori kasar di balik bulu babi itu dengan jelas.
Tentu yang paling sulit dilupakan adalah kilau dingin dari tiga pasang taring putih melengkung babi hutan itu!
"Ikatan Bayangan!"
Pada saat kritis ini, Reilin tiba-tiba bertindak. Beberapa tentakel bayangan merayap dari bawah tubuh babi hutan, berubah menjadi tangan-tangan raksasa yang mencengkeram kuat kuku depan babi itu!
Bruk!!! Seperti gempa berkekuatan sembilan skala Richter, babi hutan yang sedang berlari kencang itu menabrak tanah dengan suara dahsyat. Bahkan terdengar suara retakan tulang dari tubuhnya.
Kemudian, ketiga murid itu melihat seorang pemuda berbaju zirah kulit muncul dari belakang babi hutan yang roboh.
Beberapa tali bayangan hitam mengikat erat babi hutan besar sebelumnya tanpa meninggalkan celah sedikit pun.
"Kalian baik-baik saja?" Reilin menunjukkan senyum ramah.
Ketiga murid itu memandang Reilin dengan ekspresi terkejut, lalu berkata: "jfaiongnkmfsk……"
Senyum Reilin membeku, lalu ia menghela nafas: "Ternyata bukan bahasa umum benua!"
Bahasa yang ia gunakan sebelumnya adalah bahasa umum penyihir di seluruh Pantai Selatan, namun bahasa yang keluar dari mulut ketiga murid ini bukanlah dialek mana pun yang Reilin ketahui.
"Terdengar sedikit mirip dengan intonasi akhir Bahasa Media, tapi perubahan suara di tengah memiliki karakteristik Bahasa Dataran Tinggi……"
Reilin sama sekali tidak terkejut dengan perbedaan bahasa. Bagaimanapun juga, dunia bawah tanah telah terisolasi dari permukaan sejak era kuno. Justru aneh jika bahasanya masih sama.
"Halo! Aku seorang pengembara. Bisakah kalian memberitahu di mana ini?"
Reilin kemudian berganti bahasa, kali ini menggunakan Bahasa Byrun Kuno.
Bahasa Byrun Kuno membawa kekuatan misterius yang memiliki kekuatan aturan kosmis, mampu menggerakkan partikel energi di udara – dasar dari sihir.
Karena itu, Bahasa Byrun Kuno juga merupakan bahasa wajib bagi para penyihir!
Baik di permukaan maupun bawah tanah, Bahasa Byrun Kuno diturunkan langsung dari Penyihir Kuno tanpa sedikit pun perbedaan.
Benar, setelah mendengar Reilin berbicara menggunakan Bahasa Byron Kuno, ketiga murid itu segera menyadari. Akhirnya, murid laki-laki yang pertama berbicara: "Yang Mulia Tuan! Selamat datang! Ini adalah Dataran Uti di wilayah timur Dark Pole..."
Ia membungkuk hormat. Meski gerak-gerik Reilin agak mencurigakan dan bahasa awalnya sangat berbeda dengan bahasa mereka, tapi melihat cara Reilin dengan mudah menaklukkan Babi Raksasa Bergading Enam yang hampir memusnahkan mereka, jelas kekuatan Reilin jauh di atas mereka.
Ini adalah padang liar yang menganut Hukum Rimba! Jika Reilin tak menyukai mereka, membunuh mereka di sini pun tak ada yang peduli. Karena itu, sikap murid laki-laki ini sangat hormat.
"Wilayah timur Dark Pole?" Reilin mengerutkan kening. Chip langsung memindai seluruh database yang tersimpan, tapi tak menemukan satu pun referensi tentang ini.
"Kalian mungkin membutuhkan ini!" Reilin menunjuk ke ksatria besar yang terlempar tadi, lalu melemparkan sebotol ramuan hemostatik.
"Terima kasih!" Dua murid perempuan yang terjatuh itu pun bangkit. Salah satunya segera mengoleskan ramuan itu pada luka ksatria besar, sementara yang lain ragu sejenak sebelum akhirnya membungkuk hormat pada Reilin.
"Sssst!"
Saat itu, seekor ular raksasa yang terbentuk dari asap hitam merayap mendekat. Dari mulutnya keluar seorang ksatria besar berbaju zirah dalam keadaan pingsan.
"Ini juga rekan kalian, kan? Aku sekalian menariknya kembali!"
Reilin dengan santai menunjuk ke arah ksatria besar ini, sementara ketiga murid tersebut mundur beberapa langkah karena kaget melihat ular hitam besar yang tiba-tiba muncul.
"Penakut!" Reilin mendengar bisik murid perempuan tadi, tapi ia hanya tersenyum dingin.
Lalu bertanya: "Ngomong-ngomong! Kalian tahu di mana kota terdekat dan pasar penyihir?"
Ketiga magang penyihir ini saling pandang beberapa saat. Akhirnya murid laki-laki yang pertama, melihat Reilin tampak ramah, memberanikan diri maju: "Ko... kota terdekat dari sini adalah Kota Bert di barat, jaraknya satu setengah hari perjalanan. Kalau pasar penyihir? Tempat berkumpul Penyihir Resmi mungkin hanya ada di ibu kota wilayah timur Dark Extreme..."
