"Kakak Senior Kasha, kamu semakin cantik!"
Di Rawa Fosfor, markas besar Cincin Ouroboros tetap ramai seperti biasa dengan banyak Ahli Sihir Darah yang lalu lalang.
Di bawah patung Ular Raksasa Komo'in yang megah, Reilin langsung mengenali Kasha.
Dia tertawa terbahak-bahak sambil mendekat dan memeluk Kasha erat-erat, tangannya dengan lancang meraba-raba tubuh Kasha.
"Cukup! Cukup! Ini masih di jalan, bicara nanti setelah pulang!"
Nafas Kasha menjadi berat, namun ekspresi di wajahnya terlihat sangat kesal.
"Senior benar-benar jatuh ke tanganmu!"
"Haha..." Melihat senior yang sebelumnya terus membuatnya kesulitan berubah seperti ini, Reilin tertawa lebar dengan ekspresi bangga yang tak tersembunyikan.
Setelah merekonstruksi eksperimen darah leluhur organisasi Pasir Bergerak, pemahaman Reilin di bidang ini melesat pesat hingga mencapai level teratas di Benua Tengah.
Di bawah kendalinya dan bantuan Chip, sihir darah leluhur pelindungnya sudah lama dikembangkan.
Setelah melalui berbagai "uji coba praktis" dengan Kasha, penyihir perempuan ini akhirnya mengakui dengan enggan: bahkan jika semua penyihir perempuan Cincin Ouroboros menyerbu bersama, menggunakan semua teknik rahasia warisan leluhur, mereka tetap tidak akan mendapatkan benih kehidupan Reilin.
Reilin yang sudah terbuka pun menikmati semuanya tanpa batas, sementara Kasha dan yang lainnya mulai kewalahan menghadapinya.
……
Selimut sutra merah muda dipenuhi bekas-bekas pertemuan intim, seluruh ruangan terbungkus aroma harum yang pekat.
Reilin bertelanjang dada memperlihatkan otot-otot kekar yang berkilap, bersandar di sofa sambil menyimak penuturan Kasha di hadapannya.
"Penampilan Kasha terlihat cukup memprihatinkan, dengan bekas-bekas kekerasan di seluruh tubuhnya. Namun wajahnya memancarkan kepuasan. Gaun tipisnya sama sekali tidak bisa menutupi tubuhnya yang indah, malah memperlihatkan lebih banyak bagian."
"Meskipun terlihat menyedihkan, bagi penyihir perempuan ini hanyalah permainan yang cukup menggairahkan. Semuanya bisa pulih dalam hitungan menit."
"Contohnya Kasha saat ini, napasnya sama sekali tidak terengah-engah seperti sebelumnya, justru terlihat sangat tenang."
"Kecepatan promosimu, Reilin, bisa dianggap sebagai jenius terkemuka di Cincin Ouroboros. Hanya Robin yang bisa mengunggulimu!"
"Membahas urusan resmi, Reilin tidak lagi bersikap santai seperti sebelumnya. Ia mulai mendengarkan dengan serius."
"Senior Robin adalah tipe yang mengumpulkan pondasi kuat secara bertahap. Mana bisa aku dibandingkan?"
"Berbeda dengan pujian Kasha, Reilin hanya menggelengkan kepala sambil tersenyum tipis."
"Dia menghabiskan puluhan tahun untuk mencapai pencairan. Seharusnya kecepatan ini menimbulkan sensasi besar di Cincin Ouroboros, mengingat ini adalah ciri jenius darah leluhur tingkat tinggi."
"Tapi semua sorotan justru direbut oleh Robin."
"Hampir bersamaan dengan promosi Reilin ke tahap pencairan, Robin mengumumkan keberhasilannya mengkristalkan kekuatan spiritual dan masuk ke level Penyihir Terkristalisasi."
"Penyihir cair masih menjadi arus utama di Benua Tengah, tapi Penyihir Terkristalisasi sangat langka. Keduanya memiliki perbedaan besar baik dalam kekuatan maupun kesulitan breakthrough."
"Alhasil, sorotan yang seharusnya didapat Reilin sepenuhnya tertutupi oleh Robin."
“Di dalam hati, Reilin merasa lega karena Robin telah menarik banyak perhatian. Dia selalu lebih suka menikmati keuntungan diam-diam, ketimbang mencolok seperti ini.”
“Sekaligus, dia teringat simbol hitam di dahi Robin.”
“Sepertinya terobosan mereka memiliki hubungan erat dengan pengalaman di Wilayah Rahasia Pasir Bergerak.”
“Adipati Gilbert sepertinya tahu sedikit informasi, tapi tentu tidak akan memberitahu Reilin. Reilin hanya bisa menebak-nebak.”
“Kalian berdua benar-benar mesum!”
“Ekspresi Kasha terlihat muram dan kesal. Jelas baik Reilin maupun Robin mendapat banyak keuntungan dari ekspedisi terakhir, sementara dia pulang tangan kosong malah kehilangan banyak pimpinan keluarga.”
“Lebih sial lagi, tuduhan perburuan harus ditanggung bertiga.”
“Sudahlah! Sudah lebih dari seratus tahun. Seharusnya mereka sudah kehilangan kesabaran...”
“Dengan anggun, Reilin memeluk pinggang ramping Kasha dan mulai menghiburnya dengan lembut.”
“Ngomong-ngomong, soal Batu Astral yang kau sebut kemarin, bagaimana ceritanya?”
“Setelah berpelukan sebentar, Reilin akhirnya mengutarakan tujuan utama kedatangannya.”
“Dia selalu jelas membedakan antara urusan resmi dan kesenangan pribadi.”
“Kasha paham, hubungannya dengan adik tingkat jenius ini hanya ikatan remeh. Hanya kepentingan bersama yang bisa mengikatnya dengan kereta perang keluarganya, setidaknya dalam satu kubu. Karena itu, dia segera menjelaskan seluruh peristiwa tersebut.”
“Lelang?” Reilin mengerutkan alisnya setelah mendengar kabar ini.
“Ya!” Kasha tidak menepis tangan Reilin yang tanpa sadar mengganggu, hanya meliriknya kesal, "Di Kota Gunung Biru, ada lelang yang didirikan oleh seorang Penyihir Bintang Fajar!"
Seolah tahu Reilin belum paham, Kasha mulai menjelaskan dengan detail.
Rupanya, setelah penyihir mencapai realm Bintang Fajar, bahan dan sumber daya biasa sudah tak bisa memenuhi kebutuhan mereka. Yang dibutuhkan para Penyihir Bintang Fajar biasanya adalah benda langka dari era kuno bahkan yang sudah punah. Harta semacam ini jelas tak bisa dibeli dengan batu sihir, sehingga pertukaran barang melalui sistem barter menjadi metode utama.
Pendiri Kota Gunung Biru, Raja Gunung Biru, adalah seorang Penyihir Bintang Fajar netral. Keluarganya menguasai hampir setengah rumah lelang di wilayah ini.
Setiap belasan tahun, diadakan lelang megah di markas besar Kota Gunung Biru yang memamerkan berbagai harta karun, memikat banyak penyihir.
Di balik lelang tersebut, Yang Mulia Raja Gunung Biru juga secara pribadi menyelenggarakan acara pertukaran skala kecil.
Acara pertukaran eksklusif ini memiliki kriteria ketat. Penyihir tingkat tiga biasa sulit masuk, bahkan banyak Penyihir Bintang Fajar dari berbagai kekuatan menyusup mencari sumber daya yang dibutuhkan.
"Lelang Gunung Biru terbaru akan segera dimulai. Menurut informasi, ada yang ingin menjual Batu Astral sebesar kepalan tangan di lelang ini..."
Kasha menjelaskan semuanya dengan sangat jelas dan terperinci.
"Selain itu, bahkan jika Reilin pulang dengan tangan kosong dari lelang, kamu masih bisa mencoba peruntungan di acara pertukaran nanti. Dengan begitu banyak Penyihir Tingkat Tinggi, pasti ada yang menyimpan Batu Astral - tentu saja, asalkan kamu memiliki barang yang cukup menarik bagi mereka..."
"Kapan acara pertukaran dimulai? Bagaimana cara mendapatkan izin akses? Apakah ada persyaratan khusus?"
Jelas terlihat, Reilin mulai tertarik dengan acara pertukaran tersebut.
Dia memang memiliki banyak barang terkumpul yang perlu dijual atau ditukar menjadi batu sihir maupun bahan lainnya.
"Acara pertukaran akan dimulai setelah lelang besar berakhir. Semua Penyihir Tingkat Tinggi di wilayah Kota Gunung Biru yang memenuhi persyaratan akan diundang. Tenang saja, seluruh acara dilakukan dengan identitas tersembunyi tanpa konsekuensi apapun. Yang Mulia Raja Gunung Biru sendiri yang menjadi penjamin!"
Jaminan dari seorang Penyihir Bintang Fajar netral memiliki kredibilitas tinggi di seluruh Benua Tengah, membuat Reilin merasa cukup yakin.
Tampaknya masalah bahan yang selama ini mengganggunya mungkin bisa diselesaikan di Kota Gunung Biru.
Selain itu, setelah berhibernasi dalam kesederhanaan begitu lama, sudah saatnya untuk keluar menjelajah.
Dalam suasana hati yang gembira, Reilin menarik Kasha kembali ke dalam "pertempuran" baru...
"Tuan Marquis Reilin..."
"Selamat siang, Marquis Reilin!"
Saat berjalan di jalan markas besar, senyum Reilin tak pernah pudar. Ia sesekali menyapa Bangsawan Ahli Sihir yang lewat, atau sekadar mengangguk balik - sikap yang membuat para Ahli Sihir Darah rendah hati itu merasa sangat tersanjung.
Sekarang, di dalam Cincin Ouroboros, Reilin mulai cukup dikenal. Sebagai murid Gilbert dan bakatnya yang berhasil break through menjadi penyihir pencairan sebenarnya faktor sekunder. Yang membuatnya benar-benar terkenal adalah teknik perlindungan benih kehidupan miliknya.
Sejak melalui inspeksi dari para penyihir perempuan seperti Kasha dan Milantha, para 'orang gila' perempuan di dalam Cincin Ouroboros jarang mengganggu Reilin.
Jika hanya untuk kesenangan, keluarga mereka memiliki banyak pengasuh pria - yang kasar, yang lemah lembut, bahkan anak laki-laki imut dengan selera unik. Semua tersedia, tidak perlu mengusik Reilin.
Bahkan banyak ahli sihir pria mendatangi Reilin dengan menawarkan hadiah luar biasa besar, berharap memperoleh hasil penelitiannya.
Tentu saja, Reilin menolak dengan halus.
Belum lagi risiko hasil penelitian darah leluhurnya mungkin terbongkar melalui teknik ini, konsekuensi menyinggung banyak penyihir perempuan di Cincin Ouroboros saja sudah membuat Reilin ingin menghindar.
Menggunakan sendiri boleh, tapi jika dipublikasikan, itu sama dengan menantang semua penyihir perempuan Cincin Ouroboros. Reilin tidak sebodoh itu.
"Selamat siang! Yang Mulia Milantha!"
Dari kejauhan, Reilin melihat seorang kenalan dan segera menyapa.
"Oh Yang Mulia Reilin! Haha... Cuaca hari ini bagus sekali. Aku tiba-tiba ingat masih punya eksperimen penelitian, maaf tidak bisa menemani!"
Milantha tertawa kecut, mencari alasan dan segera pergi dengan cepat.
"Melihat bayangan punggung lawan yang sangat menggoda, Reilin menggosok-gosok jarinya, seolah mengingat kembali kenikmatan tubuh lawan di atas ranjang, senyum nakal tak sengaja mengembang di sudut bibirnya."
"Terakhir kali, dia benar-benar membuat lawannya menderita dengan sangat menyedihkan."
"Sekarang tampaknya Milantha juga mulai memiliki bayang-bayang ketakutan terhadapnya."
"Dengan langkah perlahan, dia sampai di depan villa Gilbert."
"Saat Reilin hendak mengetuk pintu, tiba-tiba pintu terbuka lebar. Seorang sosok keluar dari villa itu dan hampir bertabrakan dengan Reilin."
"Senior Robin!"
"Reilin mengamati Robin yang sekarang dengan seksama. Fluktuasi energi kristalisasi di tubuhnya sangat jelas, menunjukkan dia telah sepenuhnya menguasai pangkat ini. Selain itu, pembuluh darah di dahi Robin tampak lebih besar dan jelas, dengan tanda hitam yang memancarkan kilau misterius."
"Reilin!" Robin tersenyum kaku, otot wajahnya terlihat kaku seolah sudah lama tidak melakukan ekspresi ini.
"Aku ada urusan, duluan ya! Guru ada di dalam!"
"Setelah berbicara sebentar dengan Reilin, Robin segera pergi dengan tergesa-gesa."
"Melihat bayangan punggung Robin yang pergi, ekspresi kontemplatif muncul di wajah Reilin."
