Setelah merampas semua barang dari tubuh Nomor 5, Reilin menatap masker hitam di tangannya dengan ekspresi serius.
"Kendali Chip tidak akan bertahan lama. Begitu efek obat habis, operator belakang akan segera mendapat kabar..."
Bubuk obat racikannya hanya memiliki efek sekali pakai untuk Starfall Worm. Saat efeknya habis, serangga-serangga ini mungkin akan membocorkan semua informasi sebelumnya ke ruang kendali pusat.
Ini tak bisa Reilin tolerir. Begitu teringat penyihir Bintang Fajar yang bersembunyi di balik layar, tubuhnya menggigil.
Syukurlah! Pihak lawan hingga saat ini belum mengetahui identitasnya. Asalkan bukti dihancurkan dengan bersih, belum tentu mereka bisa menemukannya.
Memikirkan hal ini, sepercik api hijau jatuh di atas topeng dan membakar semakin besar.
Dari permukaan topeng bahkan terdengar suara retakan yang sangat halus. Tanpa bantuan Chip, fondasinya mustahil dikenali.
Setelah memastikan semua Starfall Insect telah dimusnahkan, Reilin kembali membakar lokasi hingga menjadi abu, lalu pergi sambil menyeringai dingin.
……
Reilin mundur sangat tepat waktu, sehingga tidak melihat ekspresi gila Leo saat tiba di lokasi.
Dengan sangat hati-hati ia menghindari area yang mungkin diawasi Penyihir. Bahkan tidak menggunakan kapal udara, melainkan melakukan perjalanan darat sendirian, rela melewati beberapa zona berbahaya.
Ketika tiba di area aman di luar wilayah kekuatan Blue Mountain City, serangkaian perubahan di tubuh keluarga Ockhardt telah menyebar ke sini.
Melihat berita tentang lockdown Blue Mountain City, blokade jaringan kapal udara, bahkan perburuan besar-besaran terhadap Penyihir - Reilin pun merasa lega telah mundur lebih awal.
Ia sama sekali tidak peduli dengan kegilaan keluarga Ockhardt, bahkan tidak berniat menyebarkan informasi.
Meski mengungkap rahasia Starfall Insect mungkin akan menghancurkan keluarga Ockhardt, tapi ini tidak memberi banyak keuntungan bagi Reilin.
Rahasia ini tetap menjadi alat tawar yang berharga di tangannya.
Bahkan, Reilin sangat menantikan apa yang akan diberikan Raja Gunung Biru sebagai "uang tutup mulut" setelah dia mencapai realm Penyihir Bintang Fajar.
Tentu saja, sebelum promosi ke level Bintang Fajar, mengancamnya dengan hal semacam ini sama saja dengan bunuh diri!
Karena tidak menggunakan kapal udara, perjalanan pulang Reilin terasa sangat panjang.
Bahkan untuk berhati-hati, dia memutar jalan jauh sebelum menyelinap kembali ke wilayah kekuasaannya.
Baru setelah masuk ke Menara Penyihir dan mendengar suara mekanis roh menara, Reilin benar-benar rileks.
Secangkir kopi panas terletak di meja, aroma manisnya yang pekat terus menyebar.
Reilin duduk tanpa ekspresi, jarinya mengetuk meja secara ritmis.
Setelah kembali ke tempat aman, merefleksikan tindakannya selama ini dan membuat daftar rinci masalah serta pencapaian adalah kebiasaan Reilin yang membuatnya bisa bertahan di dunia penyihir yang penuh intrik.
Perjalanan ini memberinya hasil luar biasa yang bisa mengejutkan Penyihir Terkristalisasi, tapi juga membuatnya bermusuhan dengan kekuatan berbahaya yang bisa berujung pada kematian instan.
Kemarahan Penyihir Bintang Fajar mengerikan - jika ketahuan, bukan hanya dirinya, bahkan keluarga dan temannya akan bernasib buruk.
“Semua petunjuk sudah kuputus, yang pergi ke rumah lelang hanyalah ‘Si Tangan Berdarah’, sedangkan di transaksi pribadi aku bahkan menggunakan wajah palsu dan menghancurkan bukti setelahnya. Hampir mustahil untuk melacakku dari sana!”
Reilin sangat yakin dengan caranya sendiri dan teknologi penyamaran Chip.
“Sihir ramalan semacam itu pada dasarnya tidak akurat, apalagi terhadap Penyihir Tingkat Tinggi yang sudah kebal, ditambah efek perlindungan Menara Penyihir...”
Justru aspek inilah yang paling dikhawatirkan Reilin.
Jejak duniawi mungkin tidak ada, tapi jika ditambah sihir yang misterius, efeknya bisa sangat mengerikan.
Terutama sihir ramalan ini yang hampir tak masuk akal. Kecuali levelmu jauh di atas lawan, seorang penyihir bisa mengetahui segalanya tentangmu asal membayar harganya!
“Untungnya! Penyihir ramalan sendiri sudah langka. Untuk meramalku yang memiliki Menara Penyihir sebagai tameng dan kekuatan pencairan tingkat tiga, penyihir biasa mustahil melakukannya. Bahkan Penyihir Bintang Fajar spesialis ramalan harus membayar harga mahal!”
Dengan dukungan basis data Chip dan praktik langsung menggunakan Koin Takdir, pemahaman Reilin tentang sihir ramalan jauh melampaui penyihir biasa.
“Padahal Raja Gunung Biru sendiri bukanlah penyihir ramalan. Meminta seorang Penyihir Ramalan yang telah mencapai pangkat Bintang Fajar untuk membayar harga setinggi ini mustahil dilakukan dalam waktu singkat... Aku harus segera mencapai kristalisasi, dan jika bisa menunda sampai aku promosi ke Bintang Fajar, itu akan lebih baik...”
Meramalkan pencairan tingkat tiga dan kristalisasi memerlukan harga yang berbeda. Yang harus Reilin lakukan adalah meningkatkan kekuatannya sekuat mungkin agar lawan tidak bisa meramalkan pergerakannya secara akurat.
Radiasi energi yang dahsyat mampu mengganggu segala ramalan!
Bahkan jika Reilin berhasil mencapai realm Bintang Fajar selama periode ini dan menjadi Penyihir Bintang Fajar, semua ini hanyalah masalah sepele.
Tidak ada penyihir yang mau bermusuhan dengan sesama Penyihir Bintang Fajar demi membela yang lain.
Begitu Reilin mencapai Bintang Fajar, dia bahkan bisa memeras Raja Gunung Biru menggunakan kasus serbuk bintang, dan sang raja terpaksa menelan pil pahit itu.
“Lalu Vance dan Keluarga Nonolifa, ini tidak perlu terlalu dikhawatirkan!”
Reilin teringat Vance yang tewas di tangannya. Ketua keluarga Nonolifa ini, karena ulah Jessira yang terus mengganggu, terdeteksi oleh Koin Takdir Reilin dan akhirnya menjadi Kapten Detasemen Logistik pribadinya, mati dalam keadaan sangat memalukan.
Bahkan saat ajalnya, dia tidak tahu siapa lawannya, apalagi Keluarga Nonolifa.
“Ubur-ubur berlian, Batu Astral!”
Reilin mengusap dagunya, merenung, "Harta berharga seperti ini muncul bersamaan di keluarga kecil, sangat tidak normal! Mungkin, Pike bisa disuruh mengawasi mereka..."
Bagi Reilin sekarang, keluarga yang hanya memiliki Penyihir Pencairan sama sekali bukan masalah.
Bahkan jika Fansi belum mati, dengan kekuatan yang Reilin kumpulkan selama lebih dari satu abad, tanpa perlu turun tangan sendiri, bawahannya saja sudah cukup untuk menghancurkan mereka.
Ketua keluarga kecil yang tiba-tiba mengalami kemajuan pesat; ditambah memiliki harta berharga, membuat Reilin curiga mereka menemukan harta karun atau mewarisi semacam warisan.
Di Benua Tengah, dengan jumlah penyihir sepuluh kali lipat lebih banyak, berbagai reruntuhan dan warisan terus bermunculan. Hampir setiap hari ada orang beruntung di dunia penyihir yang mendapatkan peninggalan leluhur, bahkan bisa langsung bangkit!
"Tidak! Keluarga Nonolifa belum tahu aku pelakunya, mengirim Pike terlalu mencolok!"
Bukan karena Reilin takut balas dendam mereka, tapi khawatir keluarga Okkeht juga membuat hubungan, itu akan berbahaya.
"Tanasha! Pergi ke wilayah Sungai Hitam, awasi diam-diam keluarga Nonolifa itu. Laporkan setiap gerak-gerik mereka padaku!"
Reilin berpikir sejenak, lalu berbicara pada tanda teknik rahasia.
"Siap, Tuan!"
Dari balik tanda teknik rahasia, terdengar suara hormat Tanasha.
"Perlahan-lahan wanita ini juga mulai menjauh dari lingkaran Tanah Terlupakan, sepenuh hati memihak Reilin, menjadi kekuatan terkuat yang dimiliki Reilin saat ini."
"Seorang Penyihir Terkristalisasi sudah lebih dari cukup untuk memusnahkan Keluarga Nonolifa sebelumnya, apalagi sekadar pengawasan biasa."
"Semua ini merepotkan, lalu berikutnya adalah hasil rampasan!"
Setelah mematikan tanda teknik rahasia, Reilin menghela napas panjang, mengibaskan tangan, beberapa benda langsung muncul di atas meja.
Dalam kotak ungu, dua batu hitam berukuran besar dan kecil terbaring diam, permukaannya sesekali memancarkan kilau biru pucat.
Inilah tujuan utama perjalanan Reilin kali ini - Batu Astral!
Yang besar berasal dari hadiah Leo, sebesar telur puyuh, sedangkan yang kecil dirampas langsung dari Fans, sebesar kuku jari.
Untuk eksperimen awal Gerbang Astral, sebenarnya batu Fans saja sudah cukup lama digunakan. Tapi bagi Reilin, jumlah ini masih jauh dari cukup! Sumber daya strategis tingkat tinggi seperti ini tak mungkin ditimbun berlebihan, bagaimanapun tidak akan merugi.
Bahkan setelah mencapai tingkat Bintang Fajar, kebutuhan Batu Astral untuk membangun Gerbang Astral saja sudah membuat Reilin pusing. Jadi sampai saat ini, meski cukup, semakin banyak semakin baik.
"Dengan semua ini, perjalanan kali ini sudah terbayar!"
Reilin mengusap dagunya, memandangi benda-benda lain di atas meja.
Pertama yang terlihat adalah patung kristal berwarna merah muda yang memancarkan kilau gemerlap, dengan kekerasan yang tak tertembus, seolah seluruhnya terbuat dari berlian.
Ini adalah Ubur-ubur Berlian, sumber daya langka yang sudah punah sejak zaman kuno, cukup untuk meningkatkan probabilitas Penyihir Pencairan menembus kristalisasi lebih dari 30%!
Meskipun beberapa barang lainnya tidak sebanding dengan Ubur-ubur Berlian ini, semuanya tetap merupakan sumber daya yang sangat langka. Jika digabungkan, cukup meningkatkan probabilitas breakthrough sekitar 10-20%.
Ditambah dengan Formasi Sihir Defensif yang telah dioptimalkan, tampaknya peluang promosi Fens kali ini cukup besar.
Sayangnya, semua ini sekarang jatuh ke tangan Reilin.
Bahkan, dalam barang ruang milik Fens dan Nomor 5, Reilin menemukan banyak intisari batu sihir bernilai hingga ratusan juta, ditambah berbagai bahan berlimpah yang membuat kantongnya kembali penuh.
"Aku merasa atmosfer belakangan ini agak tidak biasa. Lebih baik aku tetap di Menara Penyihir dan fokus menembus bottleneck kristalisasi..."
Memikirkan pengalaman selama perjalanan ini, wajah Reilin berubah muram.
Baik itu Cincin Ouroboros maupun Kota Gunung Biru kali ini, semuanya dipenuhi tekanan yang mencekam, seolah "pertempuran" besar akan segera datang.
