“Bagaimana bisa suhunya setinggi ini?”
Orang tua itu cepat-cepat mengeluarkan buku catatan hitam dari pelukannya, namun saat ini buku itu memancarkan panas menyengat dengan aliran hitam yang mengumpul tak mau menghilang.
Bzz! Suhu buku itu tiba-tiba melonjak membuat orang tua itu kesakitan, secara refleks melemparkan buku tersebut.
Hanya dalam waktu singkat, tangan tua itu sudah mengalami luka bakar parah dengan gelembung putih bermunculan di mana-mana.
Dengan konstitusi Penyihir dan perlindungan Mantra bakat-nya, dia masih bisa terluka seperti ini!
“Wuuwu……”
“Oh Beru Sebam Yang Agung, Engkaulah penguasa neraka, kekasih kekuatan primordial, penguasa nafsu rakus, semua keinginan untuk melahap gemetar di hadapan-Mu...”
“Ilusi semakin padat, sementara suara yang seolah mendendangkan dan memuji-muji bergema di seluruh ruang makam.”
“Pemandangan seperti ini pernah dilihat Reilin sebelumnya, dia segera waspada. Sedangkan kakek dan cucu itu hanya bisa bersembunyi di sudut dengan wajah penuh penyesalan, tak tahu harus berbuat apa.”
“Sruuut! Seberkas sinar hitam seperti bayangan semu melesat dari buku catatan, langsung menyatu dengan Rune batu di peti mati.”
“Setelah sinar itu menghilang, buku catatan itu seolah telah menyelesaikan misinya, terbakar otomatis menjadi abu hitam.”
“Rune batu tiba-tiba memancarkan kilauan meteor, helai-helai cahaya menyambung ke mayat Bintang Fajar.”
“Cahaya bagai kilatan petir memindai seluruh ruang makam – di dalamnya, Bintang Fajar telah membuka matanya, kembali ke dunia!”
“Aku... aku... aku ini Illygost? Atau Magister Besar Gogoer??”
“Tidak! Aku Beru Sebam! Sang Raja Rakus, Beru Sebam!!!”
“Mata Penyihir itu awalnya tampak bingung, lalu segera berbinar. Domain Bintang Fajar yang dahsyat menghempas, membuat kakek dan cucu itu terjengkang di lantai.”
“Bintang Fajar! Leluhur Bintang Fajar!!!” Wajah orang tua itu dipenuhi ekstase, hendak berkata sesuatu. Tapi mayat yang setengah bangkit itu menunjukkan kilas amarah.
“Sinar merah darah menyambar, Penyihir tua itu lenyap seketika.”
“Hm! Tambahan yang bagus! Tampaknya masih keturunan langsung dari tubuh ini!” Cahaya merah darah di mata Penyihir Bintang Fajar ini semakin terang, ia mengusap perutnya dengan puas lalu mengalihkan pandangan ke remaja itu.
“Ah…” Kejadian sebelumnya seketika membuat remaja itu di ambang kehancuran, mulutnya terbuka tapi hanya suara lemah yang keluar, seluruh tubuhnya tak bisa bergerak sama sekali.
Namun pandangan sang Bintang Fajar tidak berlama-lama padanya, melainkan langsung menyapu ke belakangnya.
“Ha…” Dengan desah panjang yang melankolis, sosok Reilin menyembul keluar dari celah bayangan.
“Penyihir Bintang Fajar?! Kau anak itu dari dulu!!!”
Dari jasad dalam peti mati, terdengar suara penuh keheranan yang dibalut kebencian bergigi-gigi.
“Benar! Aku! Tubuh bayangan proyeksi Beru Sebam!” Reilin dengan terbuka mengakui identitasnya.
Di tubuhnya terdapat Rune Kerakusan milik lawan, mustahil untuk menyembunyikannya.
Hingga kini, ia sudah hampir memahami seluruh kejadian yang terjadi.
Di era kuno, tubuh bayangan Beru Sebam tewas, sisa jasadnya membentuk banyak Rune Kerakusan yang menjadi benih koordinat untuk invasi ke Dunia Penyihir di kemudian hari.
Penyihir yang memperoleh Rune Kerakusan akan mengalami kesadaran nafsu makan mengerikan akibat kontaminasi nafsu kerakusan, realm mereka pun melesat cepat. Tubuh mereka yang terkontaminasi energi kerakusan menjadi target pengambilalihan tubuh terbaik bagi Beru Sebam!
"Penyihir yang dikubur di sini juga beruntung mendapatkan sebuah fragmen, dan mengandalkannya untuk break through ke tingkat Bintang Fajar. Tapi sepertinya dia akhirnya menyadari sesuatu yang salah, sehingga menyegel dirinya sendiri di sini, mengisolasi pengintaian Beru Sebam."
"Namun sangat disayangkan, buku catatan pribadinya yang selalu dibawa, dalam waktu yang lama terkontaminasi, bahkan menjadi tempat menampung sebagian pecahan jiwa."
"Setelah waktu yang sangat panjang, keturunannya terbujuk oleh buku catatan itu untuk membuka peti mati, melepaskan tubuh bayangan ini."
"Tak kusangka, kau sudah promosi ke Bintang Fajar!"
Penyihir yang dipossessi Beru Sebam terlihat sangat berwibawa, setiap gerak-geriknya penuh dengan kewibawaan Bintang Fajar. Di belakangnya bahkan muncul ilusi iblis raksasa yang samar-samar menyerupai sosok penguasa neraka itu.
"Bagaimana kau akan mengganti kerugianku yang terakhir kali?"
Agak anehnya, tubuh bayangan ini tidak hanya tidak menuntut, malah terkesan ingin melakukan mediasi.
Tapi ekspresi Reilin semakin aneh. Dia langsung mendekati tubuh bayangan itu, matanya tanpa ampun menatap tajam: "Kau pikir aku bodoh?"
Begitu kata-kata ini keluar, tubuh bayangan itu langsung berubah wajah!
Suara Reilin terus bergema: "Saat ini, kamu bahkan bukan tubuh bayangan, hanya fragmen jiwa yang tersisa ditambah kekuatan proyeksi! Apalagi, partikel inti Penyihir Bintang Fajar ini telah kembali ke Astral bersama musnahnya jiwa. Meskipun tubuh ini masih terkontaminasi oleh kekuatan nafsu makan dan merupakan bahan tubuh bayangan yang berkualitas, tapi dengan hanya mengandalkan Tubuh Bintang Fajar, berapa banyak kekuatan yang bisa kamu keluarkan?"
Bzzzt!
Sekeliling tiba-tiba gelap, seolah telah menembus lapisan tanah dan tiba di permukaan. Cahaya perak membanjiri langit yang dipenuhi bintang-bintang.
Domain Bintang Fajar yang sesungguhnya turun! Domain tubuh bayangan Beru Sebam langsung tercerai-berai saat bersentuhan dengan domain Reilin, terlihat sangat rapuh.
Melihat pemandangan ini, wajah tubuh bayangan itu menjadi pucat, sementara Reilin diam-diam menarik napas lega.
Dugaan sebelumnya memang terbukti benar.
Meskipun saat itu dia bisa menghentikan orang tua itu, tapi tidak bisa menyelesaikan masalah penyihir di dalamnya. Lebih baik membiarkan krisis ini meledak dan menyelesaikannya sekali lagi - ini lebih sesuai dengan gaya khasnya.
Lagipula sejak sebelumnya, dia sudah bermusuhan dengan penguasa ini. Tentu tidak bisa membiarkannya bebas berkembang.
Meski ini hanya proyeksi tubuh bayangan, jika dibiarkan keluar dan terus mengisi energinya, suatu hari pasti akan tumbuh menjadi ancaman besar yang sulit dikendalikan!
Reilin tentu tak bisa membiarkannya. Membiarkan tubuh bayangan ini juga bukan pilihan. Satu-satunya cara adalah memusnahkannya saat berada di titik terlemah.
“Kau……” Rambut tubuh bayangan Beru Sebam tiba-tiba mengembang tegak, menunjukkan derajat kemarahan yang meluap-luap.
“Matilah kau!” Tanpa peduli amarah lawan, Reilin langsung bertindak nekat. Energi mengerikan berkumpul di tangannya membentuk api merah darah yang berubah menjadi ular api raksasa membungkus sang musuh.
Gemeretak! Di bawah suhu mengerikan, peti batu langsung berubah menjadi debu. Wajah Reilin tetap tenang menatap pusat kobaran api.
Seberkas cahaya hitam muncul perlahan membesar, menyerap seluruh api seperti air yang disedot.
Setelah api menghilang, terlihat Beru Sebam membuka mulut lebar-lebar melahap seluruh nyala api.
Lebih anehnya, setelah menelan api itu aura tubuh Beru Sebam jelas-jelas semakin kuat.
“Konstitusi Penyerap Energi! Pemahamanmu tentang Kekuatan Kerakusan sudah mencapai tingkat aturan alam semesta!”
Reilin bertepuk tangan, wajahnya sama sekali tak menunjukkan keterkejutan. Dengan tingkat tubuh asli lawan, pencapaian ini memang hal sepele.
“Sayangnya fondasimu terlalu lemah. Berapa banyak energi yang bisa kau serap?”
Ucapan Reilin berikutnya benar-benar membuat wajah Beru Sebam berubah pucat.
Setiap kekuatan penyerapan pasti memiliki batas maksimum. Kehilangan partikel inti khas Penyihir Bintang Fajar membuat batas ini semakin rendah. Reilin memanfaatkan kelemahan ini untuk melancarkan serangan mematikan.
"Jika bukan karena kekuatan lawan yang sekarang lemah, tidak akan pernah ada kesempatan sebaik ini di masa depan."
Braak! Api yang bergelora seperti ombak melahap lawan, sementara wajah Beru Sebam menunjukkan kewaspadaan. Alih-alih terus melahap, dia memunculkan ribuan tentakel hitam dari tubuhnya untuk membungkus seluruh badan.
Saat tentakel hitam bersentuhan dengan api merah darah, langsung meleleh dengan suara ssshh! Kedua serangan saling menetralkan dan perlahan melemah.
"Taring Melahap!"
Taring hitam yang seolah meleleh dalam kekosongan terus bermunculan di sekitar tubuh Reilin, ditahan oleh perisai merah bergambar ukiran Ular Raksasa Komo'in.
"Jelas, berapa kali lagi kau bisa mempertahankan serangan seperti ini?"
Taring hitam raksasa menggores permukaan perisai, meninggalkan alur dalam dan percikan api besar. Namun ekspresi Reilin semakin penuh keyakinan.
"Kau..."
Beru Sebam yang terbungkus tentakel hitam baru mengucap satu kata, langsung diselimuti lebih banyak api merah darah...
"Apa... yang terjadi?"
Pemuda yang tergeletak di tanah menyaksikan pertempuran layaknya mitos kuno. Akhirnya, penyihir berambut hitam yang muncul tiba-tiba itu berdiri di antara bintang-bintang bagai Dewa turun ke bumi, mengarahkan api merah darah untuk melahap monster dalam peti mati.
Setelah waktu yang lama, cahaya bintang yang gemilang baru menghilang. Penyihir berambut hitam itu muncul di hadapannya, wajahnya terlihat lelah namun penuh sukacita.
"Kamu bernama Bru?"
Setelah menyegel Rune Kerakusan lainnya, Reilin tersenyum puas.
Tentu saja dia tidak akan meninggalkan kesadaran lawannya. Jika menghadapi entitas level 7 ke atas dengan cara biasa, pasti akan tenggelam dalam tipu muslihat tak berujung mereka. Hanya kontaminasi radiasi yang tak terdeteksi saja sudah cukup merepotkan. Penyihir tua dan leluhur mereka adalah contoh terbaik.
Namun Rune Kerakusan ini memiliki nilai penelitian yang sangat tinggi, bahkan merupakan perwujudan aturan tertentu!
Kekuatan aturan! Inilah kriteria pembeda antara Level Enam dan level 7. Hanya dengan menguasai sepenuhnya kekuatan suatu aturan, seseorang bisa dipromosikan ke realm di atas Matahari Terbit. Karena itu Reilin tanpa ragu menyimpan Rune Kerakusan untuk dipelajari lebih lanjut.
Meski saat ini tingkat pengetahuannya masih terlihat rendah, suatu hari nanti pasti akan mencapai pemahaman itu.
"Ya! Saya Bru, Tuan!"
Bru muda segera membungkuk hormat. Penyihir Bintang Fajar! Sosok yang dihormati di seluruh Benua Tengah!
