Hebrew melirik Reilin.
“Saya bisa menahan tiga Bintang Fajar. Sisanya satu serahkan pada Yang Mulia Reilin, tidak masalah kan? Lagipula Tuan pernah membunuh pemburu iblis Ganlier, Bintang Fajar yang kuat! Saya juga menantikan Tuan membuka jalan, bahkan mempercepat pertempuran untuk membantu yang lain!”
“Tidak masalah!” Reilin mengusap hidungnya.
Hebrew ini rupanya termasuk yang terkemuka di realm Bintang Fajar, bisa menanggung serangan tiga Bintang Fajar sekaligus. Pantas saja ahli-ahli sihir kuno Bintang Fajar lain begitu menghormatinya.
“Hah…” Setelah menyelesaikan pembagian tugas, Hebrew kembali menghela nafas, nada suaranya penuh penyesalan.
“Sebenarnya, jika Guru Reilin masih ada saat ini, kita bisa memiliki keuntungan besar! Sayangnya upaya penyelamatan sudah terlambat, dan ini harus kamu lakukan sendiri. Kami hanya bisa memberikan dukungan logistik!”
“Sudah cukup baik dengan adanya ini!” Reilin segera menyatakan sikap.
Operasi penyelamatan kekuatan tempur Bintang Fajar yang menyangkut fondasi organisasi, mustahil melibatkan pihak luar. Itu akan dianggap sebagai upaya perebutan kekuasaan.
Bagaimana jika Hebrew sengaja melakukan sabotase, menyebabkan tiga Ahli Sihir Bintang Fajar seperti Gilbert tewas di dunia lain? Cincin Ouroboros bahkan tidak sempat menangis.
Meski kemungkinannya kecil, tetap harus diwaspadai.
Karena itu Hebrew dan kawan-kawan juga perlu menghindari kecurigaan.
“Baik! Kita segera berangkat ke Pegunungan Kristal. Kali ini kita harus menguasai seluruh reruntuhan Bulan Sabit Merah Darah!”
Hebrew menggerakkan tangannya dengan penuh semangat. Sorot mata lapar terpancar dari para Ahli Sihir Bintang Fajar lainnya.
……
Ini adalah markas para penyihir.
Menara deteksi dan lapisan perisai bertebaran di mana-mana. Boneka baja berwujud mengerik dan binatang bio-mekanis berjejal, laras senjata dingin berdampingan dengan taring tajam.
Sesekali, kekuatan spiritual penyihir patroli menyapu area - kebanyakan level tiga. Terkadang terasa fluktuasi energi kristalisasi, bahkan jarang muncul kehendak mengerikan tingkat Bintang Fajar yang membuat binatang bio-mekanis paling ganas pun mengibaskan ekor ketakutan, mengeluarkan suara Wuuwu.
"Kami tidak tahu lokasi pasti kemunculan reruntuhan, tapi ada total 13 lokasi yang sangat memungkinkan. Lima di antaranya berada di tangan kami, sisanya di pihak lawan. Ini adalah salah satu markas mereka, dijaga oleh Bowhunter Borik dan Ocean Giant Sebel..."
Di atas markas yang dijaga ketat ini, sosok Reilin dan Philip muncul.
"Konjungsi matahari-bulan-bintang, dan waktu munculnya Busur Okel sudah semakin dekat!"
Kilau magis berkedip di mata Reilin. Dengan bantuan Chip, perhitungannya tentang pergerakan orbit bintang bahkan melebihi banyak astrolog terkenal di daratan.
Di sudut kanan bawah antarmuka proyeksi Chip, ditampilkan dengan jelas waktu kritis: 1 jam 24 menit!
Ironisnya, Hebrew dan kawanan masih mengira reruntuhan akan muncul dalam 1-2 hari ini, sibuk merebut markas-markas.
Menentukan lokasi kemunculan reruntuhan adalah studi akademis yang membutuhkan kapasitas komputasi besar. Bahkan Jupiter's Thunder dan Hebrew hanya bisa menghitung 13 lokasi ini.
Tapi Reilin yakin kemungkinan kemunculan reruntuhan di markas yang menjadi tugasnya ini lebih dari 80%!
Ini tentu berkat kemampuan komputasi mengerikan Chip, tapi juga karena Hebrew membuka semua data setelah Reilin bergabung. Mungkin Hebrew tidak menyangka ada keanehan seperti Reilin yang bisa menghitung waktu dan lokasi spesifik.
Rahasia tentang Chip ini tentu tidak akan diungkap Reilin. Diam-diam dia mengambil tugas ke markas ini, lalu melihat Hebrew membagikan misi serangan lainnya.
“Akan dimulai!” Philip menatap jam saku di tangannya.
Reilin menoleh melihat Ahli Sihir Serigala Angin ini. Menurut perhitungannya, Pintu Masuk reruntuhan akan segera muncul di sini, dan Philip kemungkinan akan menjadi penyihir pertama yang masuk bersamanya.
"Dengan kehadirannya, orang-orang seperti Hiberia pasti akan segera tertarik datang. Setidaknya ini menghilangkan kekhawatiranku bertarung sendirian..."
Reilin berpikir jernih. Selain adanya klausul larangan menyerang sekutu dalam kontrak sebelumnya, mustahil baginya menelan reruntuhan sebesar ini sendirian.
Cukup baginya merebut keunggulan serangan pertama, lalu membiarkan Hiberia dan kawan-kawan menanggung sebagian tekanan dari Petir Jupiter.
"Dimulai" yang disebut Philip sebelumnya merujuk pada waktu serangan besar yang telah mereka sepakati.
Sebelum Penyihir Bulan Perak dari Petir Jupiter berhasil ditahan, tak ada satu pun yang berani memulai serangan terlebih dahulu.
Braak!!!
Tiba-tiba, fluktuasi energi kacau datang dari tempat tak jauh di sana.
Samar-samar, Reilin melihat bayangan samar singa emas berkepala tiga muncul, menjerat penyihir lain dengan pola petir di tubuhnya.
"Inikah kekuatan Level Lima?"
Reilin menatap bayangan singa emas itu dengan ekspresi terpana.
Inilah Ahli Sihir Bulan Gemilang Level Lima - pewaris Jalan Darah Leluhur yang memberinya pencerahan tak tertandingi.
“Ini adalah tubuh bayangan Tuan Wade 'Singa Emas'!” Perkataan Philip yang penuh kekaguman di sampingnya membuat Reilin membelalakkan matanya.
“Apa?” Jarinya gemetar menunjuk sosok singa berbulu emas yang menyemburkan api, es, dan petir dari berbagai kepalanya, “Ini cuma tubuh bayangan? Lalu sekuat apa tubuh aslinya?”
“Ahli Sihir sejatinya lebih unggul dari Penyihir!” Philip tampak sangat bangga: “Tuan Wade adalah salah satu pilar Aliansi Organisasi Darah Leluhur kami. Bahkan Penyihir Matahari Fajar sekalipun waspada terhadap tubuh aslinya. Untuk menghadapi Penyihir Bulan Perak, cukup dengan tubuh bayangan saja...”
Saat berbicara, Reilin melihat bayangan samar singa berkepala tiga menghembuskan aura yang membentuk sangkar besi beraliran listrik, menyeret Penyihir Bulan Perak lawan masuk ke dalam celah dimensi.
“Sial! Kalian hati-hati! Pasti masih ada kartu truf lain mereka!”
Saat celah ruang tertutup, suara penuh kegeraman bergema di pegunungan kristal.
Markas mereka di bawah telah terbangun oleh fluktuasi energi dahsyat sebelumnya, kini langsung gempar oleh kemunculan dua fluktuasi Bintang Fajar yang kuat.
“Untuk mengalihkan musuh, kita harus diekspos. Ini konsekuensi yang tak terhindarkan!”
Philip menghela napas, “Saatnya kita bertindak!”
“Tentu saja!” Reilin mengangguk, lalu menyaksikan bayangan serigala angin kuno sebesar gunung muncul dari belakang Philip.
Serigala raksasa berwarna hijau ini memiliki bulu seperti duri yang tegak berdiri dengan kilauan logam, kedua matanya memancarkan cahaya haus darah. Di sekeliling tubuhnya, badai besar melingkar membentuk bentuk baju zirah yang aneh.
"Sihir Level Empat——Badai Pemusnahan Besar!"
Suara Philip berat. Menggunakan jurus pamungkas Bintang Fajar langsung di Benua Tengah adalah tindakan yang terlalu berisiko baginya, tapi sihir Level Empat biasa jelas tidak termasuk dalam larangan tersebut.
Seiring teriakannya, bayangan samar serigala angin kuno raksasa itu mulai mengarahkan moncongnya ke langit dan melolong: "Auuu......"
Lolongan purba yang melankolis itu menusuk udara, menggema hingga jauh. Partikel elemen angin dalam jumlah masif tiba-tiba berkumpul dan mengamuk, udara berpusar membentuk badai dahsyat.
Badai Pemusnahan! Badai yang dulu pernah dibangkitkan Reilin di Ngarai Besar Laut Barat dan memusnahkan tubuh bayangan Raja Gunung Biru itu, kini muncul kembali di sini dengan skala yang jauh lebih besar.
"Hentikan!" Suara panik terdengar, dua meteor cahaya menyambar mendekat.
"Hahaha... Terlambat..." Philip tertawa histeris sambil mengerahkan Badai Pemusnahan untuk menggiling markas di bawahnya tanpa ampun.
Wuuwu... Angin menderu. Di hadapan badai yang mampu memusnahkan semua makhluk di bawah level Bintang Fajar, markas yang dijaga ketat itu tak lebih dari lelucon.
Ribuan boneka dan makhluk biohancur menjadi debu, diikuti para Penyihir dalam jumlah besar, lalu bangunan-bangunan bertuliskan rune...
"Hentikan mereka, jangan biarkan mereka menyelamatkan orang!"
Phillip dan Reilin berhasil menahan dua Penyihir Bintang Fajar, membuat mereka tak sempat memberikan bantuan.
Tak lama setelah badai hitam berlalu, bekas markas kini telah rata dengan tanah, bahkan permukaan tanah tererosi beberapa lapisan.
Di hadapan Bintang Fajar, taktik mengerahkan pasukan besar hanyalah lelucon belaka!
"Kalian..." Dua sosok bayangan muncul, memandang penuh amarah ke arah Reilin dan Phillip.
Di hadapan Reilin muncul seorang Kurcaci dengan busur kayu raksasa di punggung, dan seorang pria kekar setinggi tiga meter dengan kulit berwarna biru lautan.
Tekanan dahsyat bagai bintang memancar dari kedua sosok ini.
"Pemanah Borik! Raksasa Laut Sabel!" Phillip di samping tersenyum, memperlihatkan taring tajamnya. "Aku ambil si pemanah, serahkan raksasa laut itu padamu!"
Kurcaci pembawa busur itu mencemooh, dikelilingi pusaran angin hijau zamrud - ternyata seorang Penyihir Bintang Fajar spesialis partikel elemen angin, hal yang sejak lama membuat Phillip jengkel.
"Tidak masalah!"
Reilin melangkah beberapa meter ke samping, menghadang raksasa biru tersebut.
"Ganti medan perang, bagaimana?" Phillip menantang si Kurcaci pemanah, bayangan serigala memperlihatkan deretan taring mengerikan.
"Hmph!" Kurcaci itu mendengus keras sambil melepas busur kayu besar dari punggungnya.
Krak! Ruang kosong retak di antara kedua orang itu, membentuk celah besar. Riak ruang bagai tirai yang tersibak, seketika menghilangkan bayangan Philip dan Borik.
"Kita tidak perlu ganti tempat, selesaikan di sini saja!"
Reilin menatap pria kekar di depannya, tiba-tiba tertawa pendek sambil berkata.
Karena daya rusak Penyihir Bintang Fajar yang begitu dahsyat, umumnya mereka sengaja memasuki celah dunia saat bertarung untuk menghindari kerusakan besar pada dunia utama.
Ucapan Reilin langsung membuat raksasa laut Beser berubah raut wajahnya.
Penyihir Bintang Fajar yang berani bertindak seperti ini, kalau bukan orang gila, pasti memiliki keyakinan mutlak akan kendali dirinya. Jelas-jelas, ahli sihir muda ini adalah jenis kedua!
