“Tentu! Markas Singgasana Api di Duzer hancur! Bahkan sang Singgasana Api sendiri yang setingkat Level Enam Matahari Terbit hilang jejak. Peristiwa sebesar ini mana mungkin tidak saya baca?”
Ekspresi Ofa menunjukkan kepahitan.
Di Benua Tengah belakangan ini, peristiwa terbesar adalah serangan ke markas Singgasana Api. Tidak! Bukan hanya akhir-akhir ini! Kekuatan Tahta Level Enam mengalami pukulan berat, ini adalah kejadian yang belum pernah terjadi selama ribuan tahun!
Kabar tentang kondisi Singgasana Api sendiri yang terluka parah bahkan hilang jejak, semakin membuat para Ahli Sihir Bulan Perak seperti Ofa merinding.
"Tahta Level Enam! Itu bukan hanya promosi ke tingkat Matahari Terbit, tetapi juga awal menyentuh keberadaan kekuatan aturan!"
"Bahkan dengan amplifikasi energi darah yang dimiliki Ofa dan kawan-kawan, yang mengubah ruang Bintang Dajar menjadi benteng perang raksasa, menghadapi entitas seperti ini hanya bisa mempertahankan diri saja!"
"Tapi lihat Reilin, dia tidak hanya menghancurkan dan menjarah Kota Duzer milik Singgasana Api, tetapi juga membuat lawannya menghilang tanpa jejak, hidup-mati tak diketahui. Kekuatan dan cara mengerikan seperti ini semakin meningkatkan kewaspadaan dan ketakutan Ofa dan kawan-kawan."
"Yang Mulia Reilin kali ini benar-benar..."
"Bahkan Ofa, penguasa sejati tertinggi Aliansi Darah, terkejut oleh keberanian dan kekuatan Reilin. Dia bersama Jeffrey, Wade dan lainnya awalnya mengira Reilin hanya ingin menyerang kekuatan di bawah panji Singgasana Api sebagai balas dendam, tapi tak menyangka target utamanya justru Sang Singgasana Api sendiri!"
"Yang paling crucial, tampaknya dia berhasil!"
"Keteguhan hati seperti itu, ditambah kekuatan mengerikan yang ditunjukkan oleh kesuksesan ini, bahkan membuat Ofa gemetar ketakutan."
"Saya mendapat kabar, di luar sana mereka tidak hanya memasukkan darah leluhur Level Lima Reilin ke dalam warisan darah terkuat Aliansi Darah, tetapi juga menempatkannya di posisi pertama Penyihir Bulan Perak, menyebutnya sebagai kebangkitan Ahli Sihir Darah!"
Jeffrey juga terlihat agak bingung.
"Tentang Reilin, saya pikir sudah cukup memahaminya, tapi ternyata performa sebelumnya masih merupakan hal-hal permukaan yang tampak."
"Tapi, prestasi Yang Mulia Reilin telah menjadi bentuk intimidasi bagi banyak orang!"
Ofa menengok ke sekeliling, senyum muncul di sudut bibirnya: "Sepertinya, kali ini Yang Mulia Bivis juga tidak akan datang. Kabar baik!"
Dapat menghindari pertikaian internal juga merupakan hal yang sangat menyenangkan baginya.
"Setelah mengetahui prestasi tempur Reilin, beranikah dia datang? Kami hanya berjaga-jaga, dan menghindari fitnahan orang lain saja!"
Jeffrey mengangkat mata putihnya.
Bahkan ia pun harus mengakui, cara Reilin membuatnya sedikit takut. Kau berani menghina aku! Aku langsung menyerbu ke markasmu! Tidak mencari anak buah, langsung membunuh dalangnya! Satu per satu kuhabisi, bahkan jika lawannya adalah Takhta Raja sekalipun!
Praktik yang melanggar semua aturan ini seharusnya mendapat penolakan kolektif. Namun ketika lawan memiliki kekuatan yang setara, ini berubah menjadi deterensi yang dahsyat.
Setidaknya Bivis sangat paham, jika ia berani melakukan gerakan licik, atau bahkan jika bukan dia yang melakukannya, selama Reilin mengira itu ulahnya, ia akan langsung menyerbu dan membunuhnya. Nasihat Ofa maupun Jeffrey tak akan berguna.
Apalagi bersekutu dengan ahli sihir lain? Tidakkah lihat Singgasana Api saja sudah dibunuh, atau setidaknya terluka parah? Masakan Bivis mengira kekuatan gabungan mereka bisa menyaingi Ahli Sihir Level Enemg Takhta Raja Matahari Terbit?
"Sebenarnya ini juga kabar baik!" Ofa menunjukkan senyum tipis: "Setidaknya... sekarang Yang Mulia Reilin bahkan dinobatkan sebagai tak terkalahkan di bawah Matahari Terbit, ahli sihir paling potensial mencapai Level Enam! Bagi kita, dengan kekuatan deterensi seperti ini, situasi di Benua Tengah akan jauh lebih baik..."
“Tak terkalahkan di bawah Matahari Terbit?” Pada saat itu, sosok seseorang muncul di depan Ofa dan Jeffrey. Suara yang sangat familiar itu membuat wajah Ofa dan yang lain langsung berubah pucat.
“Yang Mulia Reilin...?” Jeffrey menatap Reilin yang tiba-tiba muncul, hatinya masih dipenuhi rasa was-was.
Dia dan Ofa adalah Ahli Sihir setara bulan purnama! Bahkan dalam kondisi pengawasan penuh, segala sesuatu di sekitar termasuk aliran partikel energi di udara tidak bisa lolos dari sensor mereka. Namun Reilin bisa menyusup ke belakang mereka dengan mudah.
Bukankah ini berarti jika Reilin berniat, dia bahkan bisa menyergap ahli sihir mana pun di tempat ini?
Baru sekarang Jeffrey benar-benar menyadari bahwa Reilin memang berbeda dari sebelumnya. Sekarang dia benar-benar harapan para Ahli Sihir Darah! Ahli sihir tak terkalahkan di bawah Matahari Terbit!
Namun, penampilan Reilin saat ini masih membuat Jeffrey bingung.
Reilin mengenakan jubah penyihir warna Darkin. Seluruh auranya seolah terkunci rapat, membuat Jeffrey tidak bisa mengukur kedalamannya. Terutama di area wajahnya yang kini tertutup topeng hitam aneh yang menyembunyikan separuh wajahnya.
“Ini...”
Ofa yang pertama kali bertanya.
“Oh!” Reilin mengusap topeng di wajahnya. “Cuma bekas luka kecil yang tersisa.”
Daripada ditutup-tutupi yang malah menimbulkan kecurigaan, Reilin lebih memilih mengakuinya langsung.
“Hm! Kengerian Takhta Raja Matahari Terbit Level Enam, memang sulit ditahan!” Ofa mengangguk setuju, mengingat lawannya adalah Takhta Raksasa Level Enam. Meskipun Reilin sangat hebat, mustahil tidak terluka.
Berkat pengarahan menyesatkan Reilin dan asumsi spontan Ofa, luka di wajah Reilin langsung dikaitkan dengan efek samping bentrokan dengan Singgasana Api.
“Selain itu, Yang Mulia berdua, sudah lama tidak bertemu!” Senyum menggoda yang jahat mengembang di bibir Reilin sambil membungkuk hormat, “Selama ketiduranku, berkat perawatan kalian terhadap Fleur dan Cincin Ouroboros, aku sungguh berterima kasih!”
“Ah, tidak! Tindakan Yang Mulia Reilin menghancurkan Kota Duzer dan melukai Singgasana Api telah menjadi berkah besar bagi Ahli Sihir Darah tertindas. Ini hanyalah hal kecil!”
Ofa dan Jeffrey menjawab dengan wajah serius. Bagaimanapun, mendapat persahabatan ahli sihir tak terkalahkan di bawah Matahari Terbit adalah investasi menguntungkan bagi mereka.
“Tak perlu kata-kata terima kasih. Semoga persahabatan kita abadi!” Reilin tersenyum. Dia paham betul keinginan kedua ahli sihir ini.
“Tentu! Ikatan kita seperti saudara!” Ofa dan Jeffrey yang sudah berpengalaman, bersama Reilin yang terlatih, saling melempar pujian berlebihan namun menghindari inti pembicaraan.
Melihat sikap Reilin yang tenang, bahkan seolah tidak peduli dengan Fleur yang sedang melahirkan di bawah, Ofa diam-diam mengumpat 'rubah tua', namun akhirnya memulai pertanyaan: "Bagaimana hasil perjalanan Yang Mulia Reilin kali ini? Singgasana Api..."
Bagi mereka, tentu saja hidup-mati Singgasana Api adalah prioritas utama. Kabar dari luar mana bisa seakurat penuturan langsung dari Reilin sendiri?
Selain itu, hidup-mati Singgasana Api dan pengukuran kekuatan tempur Reilin memiliki pengaruh tak terucapkan terhadap perubahan situasi Benua Tengah selanjutnya, membuat mereka tak mungkin tidak peduli.
"Sedih untuk mengakuinya!"
Reilin tersenyum 'malu-malu', "Walau saya dan beberapa teman sevisi berhasil menggempur Kota Duzer, bahkan menyerbu Dunia Api dan melukai parah Singgasana Api, saya gagal membuatnya tewas!"
Meski hanya beberapa kalimat singkat, bahaya dan kengerian besar yang terkandung di dalamnya membuat Jeffrey dan lainnya tak bisa menahan keringat dingin.
Mendengar kabar bahwa Singgasana Api hanya terluka parah dan tidak tewas, Ofa merasa sedikit kecewa namun juga lega di dalam hati.
Jika Reilin benar-benar bisa membunuh Level Enam Matahari Terbit sekarang, dia pun tak tahu harus bersikap seperti apa menghadapinya.
"Tapi..."
Reilin sengaja berhenti sejenak, membuat Ofa dan Jeffrey kembali menegang.
“Meskipun kali ini kami tidak berhasil membunuh Singgasana Api, kami berhasil membuatnya terluka parah. Ia tidak hanya membutuhkan waktu pemulihan yang sangat lama, bahkan setelah sembuh, apakah ia bisa mempertahankan level enam masih sulit dipastikan……”
Sebelum Ofa dan Jeffrey bisa mencerna berita mengejutkan ini, Reilin melanjutkan: “Dan, apakah Singgasana Api akan terus memusuhi kita setelah ini juga perlu dipertimbangkan. Menurutku kemungkinannya sudah sangat kecil……”
Bom informasi yang dilemparkan Reilin bertubi-tubi membuat Ofa dan Jeffrey pusing tujuh keliling, sama sekali tidak mampu mencerna begitu banyak informasi.
Singgasana Api mungkin turun level? Dan setelah menderita kerugian sebesar ini, masih mau mencabut permusuhannya terhadap ahli sihir? Bagaimana mungkin?
Tapi melihat Reilin yang begitu yakin, Ofa dan Jeffrey terpaksa merenungkan kemungkinan-kemungkinan tersebut.
Reilin tersenyum. Dicurinya sebagian aturan api, tubuh yang terluka parah, dan yang paling parah adalah trauma perang di tingkat jiwa akibat pemisahan dan penyatuan kembali jiwa sejati.
Dengan segudang luka mengerikan yang menumpuk ini, jika Melinda (sekarang Singgasana Api) bisa pulih dalam beberapa ratus tahun saja, Reilin akan menganggapnya luar biasa.
Selain itu, mengingat kehendak Singgasana Api sebelumnya mungkin telah dihancurkan atau dimusnahkan oleh Melinda, apakah sikap pemusnahan terhadap Ahli Sihir Darah akan terus berlanjut juga sangat dipertanyakan.
Meskipun Reilin sebelumnya telah memperdaya mereka dengan kejam, mereka tetaplah "sekutu". Di tengah melemahnya kekuatan pihak lawan saat ini, yang lebih dibutuhkan adalah lingkungan yang stabil, bukan balas dendam yang tergesa-gesa.
Reilin yakin dengan kecerdikan licik Melinda si monster tua itu, pasti akan mudah memahami hal ini.
Oleh karena itu, hampir pasti bahwa kekuatan paling radikal dari Singgasana Api akan memilih untuk berhibernasi dengan rendah hati setelahnya.
Namun bagi Ofa dan Jeffrey, sikap keras kepala Singgasana Api serta perlakuan tanpa ampun terhadap Ahli Sihir telah tertanam dalam sumsum tulang mereka, mustahil untuk berubah dalam waktu singkat.
Melihat ekspresi mereka, Reilin tidak bisa menahan tawa kecil. Tiba-tiba, tangisan bayi bergema dari dalam kastil.
"Wuwaa! Wuwaa!"
Rintihan keras itu bergema secara misterius di seluruh kastil, menandakan keistimewaan anak ini.
