"Ya!"
Sesuai kehendak Reilin, terompet tanduk sapi di tangannya segera terbungkus lapisan cahaya, lalu perlahan berubah menjadi debu.
Gambar dan karakter dalam jumlah besar muncul di pikiran Reilin, terus direkam dan dianalisis oleh Chip.
Kemudian, cangkang merah muda itu pun mengalami nasib yang sama.
Setelah proses ini selesai, Reilin melihat dua folder baru di dalam Chip, wajahnya menunjukkan ekspresi puas.
Di sisi lain, si kecil tampak agak sedih melihat tumpukan debu di lantai.
Materi pembelajaran lengkap seperti itu, bahkan harus meminta ahli untuk mengukir semua informasi ke media penyimpanan, benar-benar menghabiskan banyak waktu, tenaga, bahkan kekayaannya!
【Ding! Telah tercatat folder data 'Jalan Ritual', 'Teknik Jiwa Binatang' (terdapat kerusakan)!】
Peringatan Chip juga sampai, Rei Lin cukup memahami hal ini. Bagaimanapun, toko kecil seperti ini tidak mungkin menyimpan konten yang terlalu mendalam.
Sebenarnya, ketika melihat isinya langsung mengarah ke Bintang Fajar, dia sudah sedikit terkejut.
Di Dunia Penyihir, metode meditasi tingkat tinggi empat lapisan yang utuh juga sangat langka. Untuk skala toko sekecil ini, ini sudah hampir termasuk kategori 'harta pusaka toko'.
"Data di sini sepertinya masih kurang lengkap?" Tentu saja, di permukaan Rei Lin tetap menunjukkan ketidakpuasan dengan mengerutkan alis, membuat si kecil gemetar ketakutan.
"Tuan! Tuan! Dua buah data ini saya transportasikan dari Benua Hei'er, setiap buah telah melewati inspeksi tanah suci, sangat lengkap, bisa dilatih hingga tingkat Bintang Fajar, benar-benar asli!"
Si kecil segera membela diri.
"Bintang Fajar? Tampaknya penamaan tingkat kekuatan atas di Dunia Api Penyiksaan masih mengikuti gaya Dunia Penyihir ya?"
Rei Lin mengangguk, lalu bertanya lagi: "Lalu teknik rahasia setelah Bintang Fajar? Dari mana bisa didapatkan?"
Begitu pertanyaan ini diajukan, wajah manusia kecil itu langsung berkerut: "Ini... Tuan... Hal-hal setelah realm Bintang Fajar merupakan Rahasia Tingkat Atas di semua ras, bahkan data ini pun saya dapatkan dengan risiko besar..."
Melihat ekspresi Reilin yang tampak sedikit muram, si manusia kecil itu segera berteriak.
"Tunggu! Tuan! Saya ingat! Di tanah suci di Benua Haire, kota suci keturunan darah ular sepuluh ribu, pasti ada yang Tuan cari! Dan sebagai darah leluhur ras Setan Putih, Tuan pasti bisa masuk ke kota suci tanpa hambatan!"
"Keturunan darah ular sepuluh ribu? Kota suci?" Sebutan ini membuat hati Reilin berdebar, sekaligus menyadari bahwa tempat itu pastilah markas utama Ibu Ular Sepuluh Ribu.
Meski ingin menanyakan informasi, Reilin tahu dirinya tak boleh menunjukkan ketidaktahuan tentang kota suci. Jika tidak, pasti akan mencurigakan. Membunuh untuk dibungkam justru akan memicu penjagaan, masalah yang lebih besar.
"Kota suci terlalu jauh bagiku! Ada cara lain?"
Mata Reilin menyipit menatap manusia kecil di hadapannya.
"Sungguh maaf! Benar-benar tidak ada!" Wajah manusia kecil itu memelas. Reilin membenarkan perkataannya dan tak memaksakan lebih lanjut.
Kemudian Reilin mulai merampok toko miliknya. Karena nyawanya berada di tangan Reilin, si manusia kecil tak berani melawan.
"Oh? Peta detail Benua Haire. Meski sangat sederhana, lumayan bagus!"
“Ini... Jiwa binatang Gudorik? Bahkan jiwa makhluk level Bintang Fajar bisa dikumpulkan? Meski masih fase remaja, tapi cukup untuk digunakan!”
“Lagi, ini! Itu! Semua keluarkan!” Dari pandangan Reilin, hampir semua barang bagus di toko kecil ini telah dia gali.
“Tu... Tuan!” Kali ini suara lawannya sudah terdengar tersedu-sedu.
Makhluk itu memandang koleksi eksklusifnya yang sudah menyusut drastis dengan perasaan hancur, menyesal tidak menolak Reilin sejak awal.
Melihat reaksinya, Reilin justru merasa geli: “Kau kira aku siapa? Akan membeli tanpa membayar? Apa aku tidak takut kau akan menghubungi pasukan penjaga atau Pelindung? Lagipula, peraturan Pelabuhan Iyas sudah kupelajari baik-baik!”
Ucapan Reilin justru membuat si kecil semakin gemetar: “Tuan yang terhormat! Hamba sama sekali tidak bermaksud begitu...”
“Sudah! Sudah! Ambil saja ini!” Reilin melemparkan kantong mutiara merah muda ke hadapan si kecil.
Mata uang umum di Dunia Api Penyiksaan tentu bukan batu sihir atau Batu Astral, dan Reilin tentu tidak akan mengekspos diri dengan mengeluarkannya.
Karena seluruh dunia neraka ini tidak memiliki kesatuan sistem, di setiap wilayah penguasa terdapat mata uang dan sistem pengukuran berbeda. Dalam perdagangan jarak jauh, sistem barter masih menjadi bentuk yang sangat populer.
Saat berada di kapal Geer, Reilin juga menggunakan kemampuannya untuk mengumpulkan banyak benda dari laut dalam. Meski hanya iseng, dengan bantuan Chip dan kekuatan jiwanya, dia menemukan banyak barang bagus. Geer langsung panik setelah menemukan hal ini, dan dengan menyerahkan sejumlah besar mutiara merah muda ini, dia membeli sebagian besar barang yang ada di tangan Reilin.
Reilin juga senang melepas barangnya untuk ditukar dengan alat tukar umum di dunia ini.
Mutiara merah muda jenis ini sangat populer di daerah ini dan bernilai sangat tinggi. Sekantong kecil cukup untuk membeli semua barang di toko ini.
"Ter... terima kasih Tuan! Oh! Tuan! Engkaulah bintang di langit, kesayangan para Maha Kuasa! Kebesaran dan ketulusanmu, keadilan dan kejujuranmu akan dipuji di seluruh Multiverse..."
Melihat Reilin benar-benar ingin melakukan transaksi adil alih-alih memaksa, si pedagang hampir menangis terharu.
Bahkan nyanyian pujian langsung keluar dari mulutnya, membuat Reilin merinding sekujur tubuh.
"Cukup! Cukup! Transaksi kita selesai! Aku pergi dulu!"
Tidak tahan dengan suara nyanyiannya, terutama yang diperkuat energi spiritual yang lebih mengerikan dari polusi suara, Reilin langsung mengambil barangnya dan pergi.
Blek! Blek!
Setelah dia pergi, dua cangkang kerang raksasa di luar toko langsung menutup rapat, bergerak cepat dan terjun ke laut di sampingnya, menyemburkan percikan air besar.
“Huh! Toko si tua pincang kenapa hari ini tutup begitu cepat?”
Beberapa ras lain yang lewat terlihat sangat terkejut: "Bukankah dia suka mengorek rahasia pelanggan sebagai hiburan? Bahkan pernah berhasil membuat gurita air asin gila karena ketakutan..."
Tiba-tiba, mereka sepertinya teringat sesuatu, memandang Reilin yang baru saja keluar dari toko dengan tatapan penuh hormat, lalu menyusup ke kerumunan orang dan menghilang tanpa jejak.
"Sepertinya toko ini cukup terkenal di daerah sini? Meskipun reputasinya tidak baik!"
Reilin menggelengkan kepala dengan sedikit frustasi, lalu berjalan lebih jauh ke dalam pelabuhan.
Kini dia sudah yakin bahwa Ibu Ular Sepuluh Ribu adalah Penguasa Tertinggi Benua Haire, namun cara menyembunyikan diri bahkan memutus belenggu darah leluhur masih perlu dipikirkan matang.
Yang pertama harus dilakukan adalah menetap di Pelabuhan Iyas.
Lagipula, peraturan jam malam di sini sangat ketat. Jika tidak memiliki bukti tempat tinggal sebelum malam tiba, kemungkinan besar akan diusir paksa.
Tapi setelah memberikan mutiara merah muda, semua masalah ini langsung teratasi.
Ketika malam tiba, Reilin sudah berdiri di balkon bilik mewah penginapan, memandangi titik-titik cahaya di Pelabuhan Iyas, menara suar di kejauhan dan permukaan laut yang gelap gulita.
Di dekat area pelabuhan, berbagai bayangan warna-warni bermunculan, dipenuhi kilauan yang memesona.
“Sungguh pelabuhan yang makmur dan indah...” Namun di mata Reilin terpancar kedalaman tertentu, ia menghela napas pelan.
Setelah menutup tirai, Reilin berbaring setengah di sofa empuk sambil mulai merenung dengan mata terpejam.
Karena harus mematahkan belenggu darah leluhur, Ibu Ular Sepuluh Ribu adalah rintangan mutlak yang harus dilewati. Keberadaannya di Benua Hitam justru menjadi keberuntungan.
"Teknik penyamaran ku ditambah ilusi darah dari Topeng Tanpa Mimpi, jika dilakukan pemindaian jiwa skala besar, tetap ada peluang besar untuk lolos. Bahkan selama tidak bertatap muka langsung, mungkin aku bisa menyusup ke Kota Suci Ular Sepuluh Ribu di Benua Hitam..."
Kilatan cahaya khusus muncul di mata Reilin.
Makhluk tingkat aturan sekalipun mustahil melakukan pemindaian jiwa instan ke seluruh benua, apalagi memeriksa setiap tanda vital. Kecuali mencapai realm tingkat sembilan yang mahakuasa dan mahatahu.
Dengan darah Ular setan putih bersisik yang menyelimutinya, Benua Hitam bagaikan taman bermain pribadi bagi Reilin.
Penelitian mendalam tentang darah leluhur memberinya keyakinan: bahkan kerabat Ular setan putih bersisik pun takkan bisa mengenalinya.
Kecuali muncul makhluk tingkat aturan atau raja dalam spesies Ular setan putih bersisik - mustahil terjadi karena Ibu Ular Sepuluh Ribu pasti akan menghalangi.
“Sepertinya, petualangan masuk ke Benua Haire adalah keharusan! Penampilanku juga harus diubah!”
Reilin masih berpenampilan asli saat di kapal Geer, tetapi setelah tiba di Pelabuhan Iyas, seluruh tubuhnya diselimuti jubah.
Untuk menyusup ke Benua Haire, demi mekanisme pengaman, dia mempersiapkan perubahan penampilan lagi.
"Topeng Tanpa Mimpi harus ditambahkan lapisan penyamaran. Di Benua Haire pasti ada keturunan campuran Ular setan putih bersisik. Cukup menyesuaikan dengan mereka..."
Setelah merenung, Reilin menatap patung burung raksasa abu-abu di pegunungan melalui jendela, wajahnya terlihat suram.
"Apa makna keberadaan burung najis ini?"
Reilin sangat bingung dengan fenomena pelabuhan di tepi Benua Haire yang secara aneh memuja burung najis.
Bagaimanapun, implikasi yang terkandung di sini sangat menarik untuk dikaji.
