Setelah MATI, mayat Kent langsung mengembang dan kembali ke bentuk ular raksasa puluhan ribu meter.
Sedangkan jiwa sejati maya tiba-tiba muncul, seolah menerima tarikan dimensi Astral untuk menjadi pulau mengambang abadi.
"Mau kabur?"
Reilin tersenyum dingin, kekuatan mengerikan mengunci sekeliling. Rantai besi merah tua langsung membelit jiwa sejatinyadan memasukkannya ke dalam bola kristal hitam di tangan Reilin.
"Jiwa petarung Level Lima, juga bahan utama untuk roh binatang Level Lima!" Reilin bergumam sambil menyimpan bola kristalnya. Air terjun darah segera disedot dari tubuh ular raksasa, membentuk kristal merah berkilau yang jatuh ke tangan Reilin.
"Bahan untuk Cap Mimpi juga sudah terkumpul!"
Reilin menghadap mayat Ular setan putih bersisik yang besar. Setelah sebagian besar darahnya disedot, mayat itu terlihat mengerut tapi tetap sebesar gunung.
"Simpan!" Fluktuasi energi ruang berkedip, mayat ular raksasa pun menghilang. Meski tanpa darah, mayat ular Level Lima ini tetap bernilai tinggi.
"Selanjutnya, giliran kalian!"
Reilin memandang sekeliling. Para bangsawan setan putih yang menyaksikan ketua keluarga mereka dibunuh dengan mudah, sementara mereka sendiri keracunan bunga ular, sudah sepenuhnya putus asa.
“Energi darah terlalu tidak murni, sungguh membuatku kecewa!”
Tangan Reilin bergerak cepat, pisau cahaya merah darah muncul di udara, langsung memenggal ular putih raksasa yang sebelumnya tergeletak lemas di tanah. Bahan-bahan dikumpulkan, hanya menyisakan Belinda dan beberapa keturunan campuran lainnya.
Sebuah Formasi Ritual Persembahan abu-abu raksasa juga dipasang oleh Reilin, mengumpulkan sisa bahan yang tidak dia butuhkan.
“Cuit! Cuit!”
Bayangan samar burung abu-abu raksasa muncul, api abu-abu dalam jumlah besar langsung menyerap semua korban persembahan ini.
“Kau luar biasa! Tidak hanya membunuh tubuh bayangan Ibu Ular Sepuluh Ribu, tapi juga mempersembahkan ribuan keturunan darah ular-ular itu. Aku sangat puas!”
Kekuatan kekacauan dalam jumlah besar turun menghampiri. Jika Reilin mau, level Ritualisnya bisa langsung naik ke Level Lima kapan saja, tapi Reilin sama sekali tidak berniat melakukannya.
Bagaimanapun juga, setelah mencapai Level Empat, seseorang harus terus menerus menerima cap Sang Maha Kuasa di tubuhnya - hal yang sama sekali tidak bisa diterima oleh Reilin.
Karena itu, dia memilih untuk mengkristalkan semua kekuatan kekacauan ini dan menyimpannya.
Setelah itu, Reilin menerobos masuk ke rumah megah lawannya, merampas semua harta karun dan literatur sebelum pergi dengan puas.
……
“Sudah selesai? Ternyata orang kuat itu adalah pengikut Burung Najis! Level Ritualisnya pasti sudah mencapai Level Lima atau lebih...”
Baru setelah Reilin pergi cukup lama, Belinda berjuang bangkit dan memandangi Lembah Sungai Putih yang kini menjadi reruntuhan.
“Saat ini, hanya beberapa keturunan campuran yang masih selamat, bahkan karena jebakan dan bunga ular mabuk sebelumnya miliknya, mereka sama sekali tidak memiliki kekuatan dan hanya bisa pasrah.”
“Melihat pandangan Belinda mendatang, orang-orang ini segera menunjukkan tatapan memohon.”
“Hehe… keluarga!”
Belinda menggelengkan kepala, meskipun sudah membalaskan dendam, tetap merasa ada yang kurang.
Dengan kehilangan semangat, dia langsung berdiri dan pergi, lalu di pintu lembah bertemu dua orang yang mengejutkannya.
“Kenapa kalian datang? Keterlaluan!”
“Kakak!” Sophia berteriak sambil terkapar ke dalam pelukannya.
“Aku dan Kakak Nick sangat khawatir padamu! Kakak… wuuwu…” Mata Sophia langsung memerah, sementara Belinda sambil menghibur Sophia melirik tajam ke Reilin.
“Hehe…” Melihat kedua saudari yang berpelukan, Reilin hanya tersenyum dan mengusap hidungnya.
Saat ini, dia diam-diam telah menarik kembali Boneka Bayangan. Dengan kekuatan Level Lima-nya, menyembunyikan diri dari sekumpulan orang kuat Level Empat dan Lima semudah membalikkan telapak tangan, apalagi melakukan gerakan licik di depan gadis kecil.
“Bagaimana? Masalahnya sudah selesai?”
“Sudah!” Belinda menoleh memandang Lembah Baihetan yang sudah hancur berantakan, menepuk kepala Sophia: “Ayo pergi! Tidak perlu kembali ke sini lagi…”
“Ya! Baik!” Sophia mengangguk dengan wajah bersemangat, sepertinya kenangannya di sini juga tidak menyenangkan.
……
Di padang rumput yang bergelombang, sesekali terlihat jalur ular raksasa, serta bekas ganti kulit dan sisik berukuran besar.
Bulan purnama di udara memancarkan cahaya ungu yang terlihat sangat jahat.
Nyala api unggun oranye berkedip-kedip di salah satu bagian padang rumput, memancarkan kehangatan, dikelilingi beberapa tenda sederhana.
"Di Dataran Ular Sepuluh Ribu terdapat banyak keturunan darah Ibu Penguasa, juga ular raksasa keturunan campuran. Kita harus berhati-hati dan menjauhi jalur ular..."
Belinda menatap Reilin dalam-dalam: "Dan jangan sembarangan bertindak, karena garis darah ular-ular raksasa ini bisa ditelusuri ke berbagai keluarga besar..."
Di antara keturunan Ibu Ular Sepuluh Ribu, bahkan dalam klan Ular setan putih bersisik, terdapat banyak keluarga. Yang paling elit adalah puluhan keluarga besar berdarah murni, di mana hampir semua anggotanya adalah Setan putih berdarah murni.
Keluarga Belinda hanyalah cabang terpencil dengan darah leluhur yang tidak murni. Seluruh klan hanya memiliki ayahnya sebagai orang kuat berdarah murni. Obsesi seumur hidupnya adalah memurnikan garis keturunan keluarga, bahkan dengan melakukan berbagai kejahatan yang meninggalkan luka mendalam di masa kecil Belinda.
Tentu, Segalanya telah berlalu. Namun perkataan Belinda sekarang seolah mengandung pesan peringatan tersirat.
“Mengerti!” Reilin tersenyum sangat ramah, menyerahkan daging panggang yang sudah matang di tangannya. Minyak panas masih mengepul dengan asap.
“Terima kasih…” Belinda menerimanya, lalu memberikan makanan itu kepada Sophia. Matanya menyipit seperti bulan sabit saat melihat Sophia dengan hati-hati menyobek kecil-kecil makanan dan memasukkannya ke mulut, cahaya lembut berkilau di wajahnya.
“Menemukan sesuatu?”
Di dalam hati, Reilin punya pemikiran berbeda: “Tentu! Meski aku menggunakan Sophia sebagai saksi ketidakhadiran, waktu kemunculan yang terlalu kebetulan ini pasti mencurigakan. Tapi hanya sebatas kecurigaan saja...”
Belinda jelas bukan orang bodoh. Paling-paling dia menduga Reilin adalah pertapa yang menyembunyikan kekuatan karena memeluk kepercayaan burung najis, tapi takkan pernah menghubungkannya dengan Penyihir yang diburu itu.
“Bahkan, beberapa kali aku bertindak bisa dibilang untuk kebaikannya. Pasti meski dia menemukan sesuatu, takkan bocorkan...”
Reilin yakin. Dari sebelumnya, dia sudah melihat karakter Belinda yang memiliki ketergantungan patologis pada sesama jenis.
Apalagi kali ini, dia mempercayakan adiknya padanya. Ini membuktikan dia sudah menganggap Reilin sebagai orang dalam sepenuhnya.
Dalam kondisi seperti ini, kemungkinan Belinda mengkhianati Reilin sangat kecil. Lagipula, dia juga tidak tahu identitas akhir Reilin.
“Tapi tetap perlu tambahkan mekanisme pengaman!” Reilin mengusap dagunya. Bagaimanapun, Kumbang Debu Bintang yang ditanamkannya di tubuh Belinda belum ditarik kembali.
Baik itu Dataran Ular 10.000 maupun Kota Suci setelahnya, dia perlu mencari pemandu. Seperti dalam perjalanan lintas dimensi kali ini, tanpa peta Hutan Mimpi yang disediakan pihak lawan, mungkin Reilin masih akan berkeliaran di sekitar garis pantai dan membutuhkan waktu lebih dari setahun untuk mencapai Dataran Ular 10.000.
Tentu saja ini tidak bisa diterima oleh Reilin yang sedang dikejar waktu.
"Silakan kalian makan dulu, aku akan beristirahat!" Setelah melahap makanannya dengan cepat, Reilin berpamitan secara elegan kepada saudari Belinda sebelum masuk ke tendanya.
Secara lahiriah, dia hanya bersandar di hamparan kain lembut sambil beristirahat dengan mata terpejam, namun diam-diam terus berkomunikasi dengan Chip.
"Chip! Apakah semua data yang terkumpul kali ini sudah diatur?"
Yang ditanyakan Reilin tentu adalah barang-barang yang dikumpulkan dari keluarga Belinda. Setelah membunuh ketua keluarga mereka, Reilin langsung menyerbu kediaman mereka untuk menjarah - bukan hanya harta dan sumber daya, berbagai buku juga menjadi prioritas utama.
Semua materi ini akhirnya diserahkan ke Chip untuk diorganisir secara terpusat.
Entah ekspresi apa yang akan dibuat Belinda jika tahu bahwa pencuri yang merampas seluruh keluarganya kini sedang asyik membolak-balik koleksi eksklusif keluarganya.
Lagipula sebelumnya dia hanya memiliki dugaan samar, bahkan dalam hati masih secara bawah sadar menolak ide ini.
【Ding! Pengumpulan dan pengorganisasian telah selesai! Total: 34 dokumen kertas! 13 dokumen kulit binatang! 142 konten penyimpanan kekuatan spiritual! Semua telah terdigitalisasi!】
Chip memberikan umpan balik yang setia.
【Terkategorikan: Sistem kekuatan:16 bagian Geografi dan budaya:24 bagian Katalog bahan:9 bagian Sisanya berupa silsilah keluarga dan kategori campuran……】
Dengan kemampuan Chip, data-data ini dapat segera dipindai dan diklasifikasikan, akhirnya membentuk perpustakaan lengkap untuk ditelaah Reilin.
"Hmm! Tampilkan konten tentang Beast Tamer Level Lima! Khususnya bagian formasi sihir untuk menyegel jiwa binatang!"
Perintah Reilin.
【Persiapan materi terkait selesai, ditransmisikan ke Area Memori Subjek!】
Bersamaan dengan suara Chip, Reilin merasakan tambahan memori tentang pelatihan Beast Tamer level lebih tinggi yang terasa familiar, seolah hasil hafalan sendiri.
"Pelatihan Beast Tamer Level Lima fokus pada fondasi jiwa sejati. Harus menghancurkan sisa kesadaran dalam jiwa binatang Level Lima, serta formasi penyegel Level Lima. Pemanfaatan jiwa binatang untuk amplifikasi juga membutuhkan presisi lebih..."
Reilin mencerna perbedaan antara Beast Tamer Level Lima dengan level sebelumnya. Pengetahuan tentang kekuatan di atas Level Lima di Dunia Api Penyiksaan dijaga ketat. Di Pelabuhan Iyath, Reilin hanya berhasil mengumpulkan materi hingga Level Empat, sementara level di atasnya termasuk barang terlarang.
Namun keluarga Belinda berasal dari Klan Setan Putih yang memiliki sejarah panjang dan petarung Level Lima, sehingga dokumentasi ini cukup komprehensif.
"Teori sudah dikuasai, jiwa binatang ada di tangan. Tinggal praktiknya saja..."
