"Tapi! Lumayan juga!"
Setelah berkeliling, Reilin mengangguk sedikit.
Meski sempit, tanpa perabotan, banyak bagian dalam ruangan menumpuk debu tebal, di Kota Suci dengan harga tanah selangit, properti seperti ini pun sewanya selangit setiap bulan!
Sekarang bisa tinggal gratis, apa lagi yang kurang?
Yang lebih memuaskan Reilin, tempat ini adalah aset keluarga Viscount Steward, bahkan Thomas sudah mendaftarkannya khusus.
Dengan jaminan mereka, bahkan selama beberapa operasi penggeledahan kota besar nanti, tempat ini akan tetap kokoh seperti Gunung Tai.
Terhadap tindakan yang telah dilakukannya sendiri, Reilin sangat menyadari bahwa Kota Suci ini akan mengalami gejolak dalam beberapa waktu ke depan. Tanpa pelindung yang kuat, bahkan sekadar menghadapi pemeriksaan saja akan sangat merepotkan.
Jika tidak demikian, bukannya Reilin tidak memiliki harta benda yang cukup bernilai, lalu mengapa harus tinggal di sini?
Keengganan untuk menyinggung perasaan pihak lain adalah satu aspek, aspek lainnya adalah menggunakan reputasi keluarga Steward sebagai tameng untuk melindungi dirinya sendiri.
Adapun rencana yang dilancarkan dan akhirnya terbongkar, konsekuensi mengerikan yang akan menimpa keluarga Steward yang terlibat, terutama Thomas, sama sekali tidak masuk dalam pertimbangan Reilin.
Terhadap tindakannya hari ini, Reilin telah memikirkannya matang-matang.
Sebenarnya, setelah menyaksikan ketertarikan kakak-beradik Agnis terhadap kakak-beradik Belinda hari ini, Reilin sudah memiliki ide ini.
Setelah membawanya masuk ke Kota Suci, nilai guna kakak-beradik Belinda hampir habis terkonsumsi. Selanjutnya yang ada hanyalah masalah!
Di dunia Hukum Rimba tanpa aturan ini, memiliki kekuatan lemah namun disertai kecantikan, itulah masalah terbesar!
Situasinya sangat jelas: di satu sisi mempertahankan hubungan dengan kakak-beradik Belinda dan membuat marah kakak-beradik Agnis beserta keluarga Steward di belakang mereka, di sisi lain melepaskan hubungan dan mendapatkan pengampunan serta perlindungan mereka. Bagi Reilin, ini sama sekali bukan pilihan yang sulit.
Saat kekuatan diri sendiri masih lemah, tidak memilih berhibernasi namun nekol menonjolkan diri, itu bukanlah penulis yang membuka 'jari emas', melainkan sedang mencari MATI!
Meskipun kekuatan Reilin tidak bisa dibilang rendah, di Dunia Api Penyiksaan, terutama di Kota Suci ini, tetap merupakan sosok yang akan MATI begitu terekspos!
Ya! Dia bisa menunjukkan kekuatan, mempermalukan Thomas habis-habisan, kemudian Aegnis, lalu menginjak-injak keluarga Stewart untuk naik pamor, menggemparkan seluruh Kota Suci! Kejayaannya tak tertandingi sejenak!
Lalu, asal-usulnya segera mencurigakan. Ibu Ular Sepuluh Ribu melihat: "Bukankah ini bocah yang kucari? Berani-berannya muncul di depan mataku, seperti pengiriman ke pintu!" Langsung girang bukan main! Maka Reilin tamat riwayatnya!
Akar permasalahannya ternyata hanya karena dua perempuan? Apakah ini sepadan?
Bahkan, hubungan Reilin dengan saudari Belinda pun bukanlah ikatan emosional yang dibina, hanya sekadar hubungan partner yang dijalin di perjalanan. Paling-paling hanya berupa rasa simpati samar Belinda dan beberapa candaannya, tapi harus mempertaruhkan nyawa hingga kehilangan segalanya! Sungguh tidak adil!
Saat Kutukan Ular Sepuluh Ribu merasuk dan kematian semakin mendekat, masih sibuk berebut cinta. Ini sudah melampaui kebodohan biasa.
"Saat ini yang kubutuhkan adalah menyembunyikan diri sebaik mungkin. Berkonflik dengan keluarga Stewart yang penguasa lokal jelas sangat tidak bijak... Apalagi hanya demi dua perempuan..."
Reilin menggelengkan kepala.
Dibandingkan langsung bentrok dengan Thomas yang akhirnya memicu eskalasi konflik dan membongkar identitas, Reilin hanya memilih skenario dengan dampak minimal dan keuntungan terbesar untuk dijalankan.
“Tapi, apakah Thomas tidak menyadari bahwa musuh terbesarnya dalam mendapatkan saudari Belinda bukanlah aku, melainkan kakaknya sendiri——Egnes!”
Reilin mengelus dagunya, senyum menggoda mengembang di sudut bibirnya.
Dengan kehadiran Egnes yang mengawasi dengan penuh kewaspadaan, rencana Thomas bahkan belum dimulai sudah bisa dipastikan akan gagal secara memalukan!
Ketika Reilin akhirnya berhasil menghancurkan belenggu darah leluhur, saat itulah Thomas akan membayar dengan darah atas penghinaan hari ini!
Jika dipikir-pikir, menitipkan saudari Belinda kepada perempuan Egnes untuk sementara waktu sebagai imbalan izin masuk kota dan jaminan keamanan yang langka, sepertinya bukan hal yang sulit diterima.
Dibandingkan semua ini, masih banyak hal lain yang harus dia selesaikan.
Tanpa menyapa tetangga yang menunjukkan ekspresi iri secara samar, Reilin langsung menutup pintu.
Apartemen kecil dua lantai dengan pekarangan berpagar ini benar-benar sesuai dengan ekspektasi Reilin.
Wajah Reilin semakin berseri saat melihat petak bunga kecil di dalam pagar.
“Bagus! Sangat memuaskan! Selanjutnya, jika tidak ada yang mengganggu, itu akan sempurna. Sayangnya mustahil...”
Reilin menghela napas sambil menatap telapak tangannya.
Di bawah sorotan cahaya, pembuluh darah hijau kebiruan tampak jelas bahkan terasa vitalitas yang terus berkurang, membuat tubuhnya terasa lemas.
“Kondisi seperti ini...” Reilin tersenyum pahit: “Chip!”
【Ding! Perhitungan data vitalitas subjek sedang dilakukan... Hasil selesai! Di lingkungan Kota Suci, kemampuan menggerogoti Kutukan Ular Sepuluh Ribu akan mengalami amplifikasi. Vitalitas subjek diprediksi: Tiga tahun dua bulan!】
“Meski telah menyegel kemampuan Kutukan Ular Sepuluh Ribu dalam menyerap darah leluhur dan jiwa, namun aliran vitalitas tetap tak terhindarkan... Menembus belenggu yang dipasang oleh eksistensi level 8 pada kutukan ini benar-benar terlalu sulit...”
Mata Reilin memancarkan kepasrahan. Bagaimanapun dia merencanakan dengan matang dan penuh pertimbangan, efek segel yang dipicu Ibu Ular Sepuluh Ribu bisa mengembalikannya ke titik nol dalam sekejap.
Inilah perbedaan yang muncul dari kekuatan mutlak. Reilin yang selalu menyukai tindakan mengalahkan yang lemah, paling membenci situasi dimana dia harus menantang yang lebih kuat.
Dalam kondisi bisa mendapat keuntungan dengan aman, masih suka mengambil risiko dan bermain api - mereka semua orang gila!
“Syukurlah, setelah beberapa kali, jiwa sejati level purnama dan perangkap yang kusiapkan sebelumnya masih memberiku kesempatan untuk melawan! Hah... Hah...”
Reilin batuk dua kali, lalu masuk ke dalam apartemen.
Setelah menghabiskan hampir seharian, Reilin memeriksa setiap sudut apartemen tua ini, bahkan diam-diam mengganti formula sihir pertahanan dengan miliknya sendiri.
Untuk properti keluarga ini, kalau dikatakan tidak ada alat pengawasan atau deteksi di dalamnya, Reilin lebih baik MATI daripada percaya.
Di bawah pengawasan Chip pada tingkat atom, serta sorotan ahli legendaris formasi Reilin sendiri, beberapa jebakan kecil tidak bisa bersembunyi.
Tentu saja, Reilin tidak memilih untuk langsung membongkar dan merusak hubungan dengan keluarga Stewart. Sebaliknya, dia memasang lapisan Segel baru di perimeter perangkat tersebut, membuat lawan mengira area ini masih dalam kendali, padahal tidak ada satu pun tindakannya yang bocor.
Saat malam tiba, tembok halaman telah dipenuhi Rune abu-abu yang perlahan memudar.
"Meskipun ini lapisan perisai sementara, tapi cukup untuk menghadapi tetangga sekitar!"
Reilin bergumam pelan sambil memasuki ruangan tertutup tanpa jendela.
Kayu lapuk mengeluarkan bau menyengat, debu menutupi lantai. Ruangan yang gelap ini terasa sangat muram.
Sebuah Formasi Ritual Persembahan dengan pola Rune burung raksasa di tengahnya telah dipersiapkan oleh Reilin.
Aliran tipis kekuatan keabu-abuan terus mengalir di atasnya, membuat Rune burung itu seolah hendak mengepakkan sayap.
"Oh Penguasa Kekacauan Agung! Sayap Fluktuasi Energi! Kehendak Bebas Dimensi! Yang Mulia Burung Najis! Pelaku ritual-Mu memohon perhatian-Mu!"
Ledakan kehendak menyembur dari Reilin, mencapai kekuatan jiwa sejati level purnama, langsung menyambungkan Formasi Ritual ke suatu entitas.
"Raja Kemorin! Kau bahkan sudah menyusup ke Kota Suci! Bagus! Sangat bagus! LUAR BIASA!"
"Dari seberang, burung najis mengirimkan gelombang kegembiraan, tetapi tidak menurunkan tubuh bayangan. Bagaimanapun, ini sudah menjadi taman belakang Ibu Ular Sepuluh Ribu yang pengawasannya sangat ketat."
"Sebenarnya, jika Reilin ketahuan melakukan ritual persembahan kepada burung najis, bukan hanya dirinya yang akan langsung diburu mati, bahkan Thomas pun takkan luput dari tanggung jawab."
"Kota Suci di Benua Hel! Hanya boleh memiliki satu penguasa tertinggi! Yaitu Ibu Ular Sepeluh Ribu! Bahkan sekutu seperti Mata Pengadilan pun tak boleh menjangkau ke sini, apalagi burung najis semacam itu."
"Karena itu, kegembiraan burung najis saat melihat Reilin berhasil menyusup ke belakang musuh bisa dimaklumi."
"'Oh Penguasa Agung nan Perkasa, hamba memohon turunkanlah kekuatan kekacauan untuk menyelimuti seluruh kondisi apartemen ini, agar hamba terbebas dari pengawasan Ibu Ular Sepuluh Ribu!'"
"Reilin berdoa dengan tulus, tapi tak mempersembahkan korban apa pun."
"'Tentu saja! Sebagai hadiah karena kau membawa kekuatan kekacauan ke Kota Suci! Jika kau bersedia menyembahku dengan tulus, di masa depan kau pasti akan menjadi tangan kananku! Ritual Level Enam!'"
"Suara lengkingan halus terdengar, lalu lingkaran abu-abu mulai merambat di lantai dan dinding, segera menyelimuti seluruh apartemen."
"Segalanya berlangsung diam-diam bagai hujan musim semi yang membasahi tanpa suara, bahkan tanpa memancarkan fluktuasi energi atau cahaya aneh sekalipun."
"Melihat cahaya dalam Formasi Sihir Defensif semakin meredup, mata Reilin justru memancarkan kilatan sinar yang berbeda."
"Kali ini dia tidak mempersembahkan korban apa pun, tapi burung najis sangat murah hati membantunya menutupi keberadaannya, menurunkan kekuatan dalam jumlah besar, jelas tidak berniat baik."
Bahkan, pihak lawan mungkin juga belum menyerah untuk mencemarnya sepenuhnya dengan kekuatan kekacauan mereka sendiri, hingga akhirnya menjadikannya bawahan mereka.
Hanya saja, saat ini kedua belah pihak, karena memiliki musuh bersama yaitu Ibu Ular Sepuluh Ribu, baru bisa disatukan dengan terpaksa.
Begitu terjadi perbedaan pendapat di masa depan, sangat mungkin mereka akan langsung menjadi musuh.
"Tampaknya! Penyusupanku yang berhasil kali ini membuat mereka sangat bersemangat!"
Reilin tersenyum dingin: "Sayangnya, rencana selanjutnya sudah tidak ada hubungannya dengan mereka. Aku juga tidak akan mencari mereka lagi! Semua rencana burung najis pasti akan gagal total!"
