Bruuk!
Beberapa bayangan manusia terpaksa keluar dari mode siluman, tubuh mereka penuh jejak pembekuan.
"Bagaimana kau bisa mendeteksi kami?" Pemimpinnya adalah Kolay, wajahnya dipenuhi ekspresi ketidakpercayaan.
"Mayat tak perlu tahu apapun!"
Belati Setan merah darah muncul di tangan Reilin, memberikannya aura jahat yang khas.
Sruuut!
Seluruh tubuhnya berubah menjadi bayangan semu, menerjang para pembunuh itu.
"Sial..." Merasakan efek lambat dari pembekuan, wajah Kolay berkerut marah. Secara samar, dia mulai tahu siapa yang mengkhianati mereka.
Akhirnya, yang terlihat hanyalah kilatan cahaya merah darah yang menyilaukan.
Puff! Puff! Puff!
Dengan hambatan badai es dan penglihatan yang terhalang, Reilin langsung menghabisi beberapa pembunuh tersebut.
Musuh yang mengalami kerusakan parah akibat badai es akhirnya mengibarkan bendera putih.
Reilin sudah malas mengurusi bawahan yang ikut merampok dan mengikat tawanan, matanya tertuju pada notifikasi Chip-nya:
【Ding! Subjek telah melakukan amplifikasi Pisau Darah Setan! Kelincahan +0.3!】
"0.3? Bagus! Jika dikonversi ke kekuatan spiritual, mungkin bahkan tidak mencapai 0.0001!"
Reilin cukup puas. Nilai mentalnya sekarang terlalu tinggi, peningkatan kecil seperti ini sudah dianggap remeh. Pandangannya beralih ke kelemahan utamanya.
Dengan kemampuan Pisau Darah Setan, ia yakin bisa menyempurnakan semua data hingga mencapai keberadaan sempurna!
Meskipun hanya sempurna di bawah level 10.
Data terkininya: 【Reilin*Fau Ras: Manusia Penyihir level 8 Kekuatan:3.5 Kelincahan:3.3 Konstitusi:4.5 Mental:8 Status:Sehat Bakat:Kuat, Berpengetahuan Luas
Slot mantra: slot mantra level tiga(2), slot mantra level dua(4), slot mantra level satu(???), slot mantra tingkat nol(???)】
"Tuan! Semua perlawanan sisa sudah ditumpas!"
Karen pun menghampiri Reilin.
"Bagus! Sampaikan pesan ke Kuil Pembunuhan: niat baik mereka sudah kuterima!"
Senyum kepuasan mengembang di wajah Reilin.
……
Di dalam perkemahan sementara utama Reilin di Pulau Faolan.
“Tuan! Ada armada tak dikenal mendekat!” Yakob yang sedang berpatroli tiba-tiba mendengar laporan panik dari bawahannya.
“Apa? Perompak? Tingkatkan kewaspadaan!”
Ekspresi Yakob menjadi serius. Di perairan lepas, perompak adalah makhluk yang tak pernah punah. Mereka seperti serigala lapar yang rakus, menyerang kapal dan pelabuhan mana pun yang menjanjikan kekayaan.
Lonceng tembaga berdentang cepat. Para budak segera berlindung di pondok atas perintah Pengawal, sisa Pengawal lainnya menghunus senjata dan waspada mengawasi bayangan layar di kejauhan.
Namun kemudian, bahkan Yakob pun ternganga tak bisa berkata-kata untuk waktu yang lama.
Besar! Sangat besar! Tiga kapal raksasa dengan siluet manusia yang berjejal membuat mulut Yakob terasa pahit: "Jumlah seperti ini mungkin cukup untuk menguasai seluruh Pulau Faolan. Apakah ini tiga kelompok perompak legendaris?"
“Saatnya membuktikan kesetiaan pada keluarga!”
Fau menggenggam erat senjatanya dan berseru keras.
“Hidup Fau!” “Hidup!” Teriakan prajurit bergema namun penuh ketakutan. Beberapa Pengawal bahkan mulai mencari jalan mundur - tak semua orang bisa siap mati. Ancaman MATI bisa memicu banyak hal.
Tiga kapal mendekat tanpa ragu. Tapi anehnya, tak ada bendera perompak - malah seperti tiga kapal dagang besar?
“Kapal dagang, mana mungkin?” Yakob merasa pikirannya mulai kewalahan.
Di saat yang sama, sosok manusia terbang dari geladak kapal, menukik ke arahnya seperti elang jantan.
“Terbang! Penyihir tingkat menengah! Mungkinkah...”
Wajah Yakob berganti-ganti ekspresi sebelum akhirnya dipenuhi harap dan kegirangan: “Tuan Muda!!! Tuan Muda telah kembali!!”
Dalam aliran udara yang terlepas, sosok Reilin langsung mendarap di depan Yakob, “Urusan perkemahan kau tangani dengan baik!”
Dari ketinggian, ia memandang sekilas perkemahan itu. Rupanya rencananya dijalankan persis, bahkan sudah memiliki bentuk dasar yang memadai untuk diisi penduduk dan budak, mendukung rencana dagangnya.
“Terima kasih pujiannya! Sebenarnya itu berkat para budak yang bekerja keras setiap hari, sayang jumlahnya masih kurang...” Yakob menekan tangan kanan ke dada sambil membungkuk hormat.
“Jangan khawatir soal budak, aku bawa banyak... plus kejutan lain! Siapkan anggota untuk penyambutan!”
Senyum tipis mengembang di wajah Reilin. Nyala api raksasa melesat dari tangannya membentuk sinyal jelas.
Tiga kapal perlahan bergerak. Perahu-perahu kecil berjatuhan seperti semut berbaris rapat mendayung ke darat.
“Tiga kapal ini...” pupil mata Yakob melebar.
“Haha... Itu kapal-kapal Perkumpulan Dagang Rod. Aku melakukan transaksi dengan mereka, membeli budak dan gula mentah dalam jumlah besar...”
Reilin melihat bayangan perahu yang sangat padat, namun alisnya mengerut.
"Di sini!" Tangannya menunjuk ke area pantai tertentu, "Kita perlu membangun pelabuhan baru, sebelumnya personel kurang, tapi sekarang tidak jadi masalah lagi..."
Melihat budak-budak yang terus berdatangan, keranjang-keranjang gula mentah, bahkan bahan bangunan lain yang terus diangkut ke darat, Yakob mengepalkan tangannya hingga wajahnya memerah.
Meski tidak tahu bagaimana tuan muda misterius ini mendapatkan semua ini, itu bukan urusannya, bukan? Sebagai bawahan, cukup menjalankan perintah atasan dengan baik!
Dari skala persiapan Reilin saja, sudah jelas dia berencana melakukan sesuatu besar di sini!
"Yakob! Atur budak-budak yang baru datang, pisahkan tempat tinggal pria dan wanita, tingkatkan pengawasan, jangan sampai ada keributan!"
Rencana awal Reilin memang sangat luas, bahkan menyisakan area kosong khusus, sehingga menerima ratusan budak ini sama sekali tidak masalah.
Selain pekerja kasar yang masih sibuk, banyak budak dengan wajah bingung bahkan kurus kering digiring masuk ke perkemahan berpagar dari tunggul pohon runcing.
Di sana, Nunukel - mandor budak yang sebelumnya ditunjuk Reilin - sudah memimpin budak-budak lama mengangkat panci-panci sup ikan laut yang direbus hingga lembek untuk disajikan pada pendatang baru.
Melihat Reilin, Nunukel langsung terjatuh di depannya, mencium tanah di kakinya: "Tuan yang mulia! Nunukel memberi salam padamu!"
“Kudengar kamu mengelola budak dengan baik, bagus!”
Reilin mengangguk. Saat ini, lawan bicaranya telah berganti pakaian linen yang membuatnya sedikit terlihat seperti rakyat jelata. Sebilah cambuk kulit tergantung di pinggangnya dengan banyak bekas pakai, menunjukkan benda ini sering digunakan. Pakaian dan cambuk ini mewakili peningkatan kekuasaan dan statusnya.
“Teruskan kerja bagus! Nanti akan kubatalkan kontrak perbudakanmu dan menjadikanmu warga merdeka, bahkan memberimu sebidang tanah!”
Terhadap mereka yang menyerah, Reilin selalu tidak pelit memberi penghargaan besar. Ini juga bisa dijadikan contoh teladan.
“Oh! Tuan yang agung! Kupuji-Mu! Kemurahan hati-Mu seluas samudera!”
Nunukel kembali bersujud sampai menyentuh tanah.
“Tuan, seluruh kargo telah diserahterimakan, total 275 budak, 100 pikul gula mentah! Serta perlengkapan hidup lainnya. Ini catatan pembukuan...”
Seorang petugas berbaju sutra dengan garis emas di ujung lengan mendekati Reilin.
“Hm! Jumlahnya cocok!” Hanya dengan sekilas melihat, Reilin tahu tak ada kecurangan dalam catatan ini. Sebenarnya mereka pun tidak berani, karena pihak ini merupakan saluran penjualan barang curian di balik perompak barbar.
Mereka cukup memahami kengerian yang dimiliki Reilin.
Lagipula, seberapa pun mereka berusaha memalsukan, mustahil lolos dari pengamatan mata Reilin.
Setelah memeriksa pembukuan, Reilin dengan sigil menandatangani dan mencapnya dengan cincin berbentuk unik di tangannya.
Belati dan Tengkorak! Lambang Pasukan Bajak Laut Scarlet Tiger!
Bagian atas cincin rubi ini bisa dibuka, di dalamnya terdapat cap bajak laut yang eksklusif milik Reilin! Ini juga merupakan izin masuk kota untuk berkomunikasi dengan kelompok bajak laut barbar.
"Baik, Anda sudah membayar uang muka sebelumnya. Transaksi ini berhasil diselesaikan, kerja sama yang menyenangkan!"
Pemimpin baru lega setelah melihat Reilin menandatangani, senyum tulus merekah di wajahnya.
"Kerja sama yang menyenangkan!" Pandangan Reilin terlihat melayang, sepertinya pikirannya sudah beralih ke hal lain.
Sebelumnya, setelah berangkat dari Pelabuhan Bajak Laut, Reilin menghancurkan beberapa kelompok bajak laut yang ingin mengambil keuntungan, membangun kewibawaan kuat sebelum akhirnya bergabung dengan Isabelle dan yang lain di lokasi yang sudah ditentukan.
Berkat beberapa "pertempuran" besar dan tawanan, saat bersatu kembali dengan sepupunya, pasukan bajak laut Reilin telah bertransformasi menjadi kekuatan besar dengan 3 kapal perang dan hampir 200 anak buah!
Meski banyak bajak laut yang masih berkesan seperti Kumpulan orang tak berguna, ada juga bakat-bakat terpendam. Bahkan jika memasukkan Reilin ke dalam hitungan, kelompok baru ini pantas menyandang gelar yang terkuat di bawah tiga besar bajak laut, bahkan memiliki modal untuk melancarkan Tantangan ke kelompok besar!
Hal selanjutnya tidak perlu dijelaskan lagi.
Melalui intelijen dari guild pencuri dan suku barbar, Reilin membawa pasukannya langsung melakukan Serangan Mendadak terhadap beberapa kapal dagang keluarga Louis, membunuh semua awak kapal. Sedangkan kargo, sebagian besar dijual ke Serikat Dagang Rod melalui saluran perompak barbar, ditukar dengan budak dan sumber daya dalam jumlah besar.
Setelah mengalami beberapa pertempuran, para bajak laut membutuhkan waktu beristirahat. Reilin menyerahkan komando kepada sepupunya Isabelle sebagai kapten sementara, dengan Hulk, Si Mata Satu, Raksasa, Karen, dan Ronald sebagai asisten. Ia sendiri kembali ke wilayah kekuasaan keluarganya.
