“Selain urusan kuil, ada satu hal lagi terkait maksud kedatanganku...”
Mata Zuo Na menatap langsung ke Reilin, membuat Reilin merasakan kewaspadaan dalam hati: "Akhirnya datang juga?"
Ia sudah lama merasakan, seiring dengan semakin besarnya keuntungan dari dua perdagangannya, pada akhirnya akan menarik perhatian kekuatan yang lebih besar.
Dan pada saat ini, aliansi kepentingan yang dibangun sebelumnya untuk mempertahankan diri sudah tidak berguna sama sekali.
Sebenarnya, dalam hati Reilin juga ada rencana untuk mentransaksikan teknologinya.
Ia sudah lama menyadari, dalam aturan permainan dunia ini, dengan kekuatan yang dimilikinya sekarang, mustahil mempertahankan monopoli terlalu lama.
Bisa menikmati keuntungan besar selama satu tahun sudah cukup membuatnya terkejut.
Selain itu, bahkan untuk melepas teknologi, harus menemukan pelindung yang cukup kuat. Dari sisi ini, Gereja Kekayaan jelas merupakan pilihan tepat.
"Apakah tentang ikan kering dan gula putih?" Reilin langsung menyinggung intinya.
"Ya, dan juga kamu!" Mata Zuo Na berbinar: "Dibanding dua teknologi ini, penciptanya yang lebih layak kami perhatikan, karena kamu memiliki jari yang bisa mengubah batu menjadi emas!"
"Saya?!" Reilin menunjuk hidungnya sendiri, merasa agak konyol.
Tapi diam-diam, hatinya terus waspada dan menyesal. Tampaknya ia terlalu menonjol belakangan ini.
Sekarang mereka hanya tertarik pada otaknya, tapi bagaimana jika menemukan lebih banyak hal?
Memikirkan ini, Reilin segera mengambil keputusan: setelah menyelesaikan masalah Marquis Louis, ia harus menghilang dari pandangan publik untuk sementara waktu.
“Jika tidak, kalau-kalau menarik perhatian lebih banyak Dewa, masalahnya akan menjadi lebih besar.”
“Munculnya dua teknologi ini sebenarnya hanya kebetulan. Aku memang suka membaca buku, dalam situasi yang sangat tidak disengaja, mendapat inspirasi dari catatan pendahulu. Sekaligus berterima kasih pada ayahku yang membiarkan kekonyolanku, bahkan membelikan sekelompok budak pengrajin untukku……”
Ekspresi tulus Reilin tersenyum menjelaskan, tapi wajah Zuona jelas menampakkan ketidakpercayaan.
Tidak hanya itu, Reilin bahkan merasakan fluktuasi energi Manna, jelas sedang melakukan deteksi apakah dia berbicara jujur.
Gerakan semacam ini meski tersembunyi, mana mungkin bisa lolos dari pengamatannya?
Di dalam hati Reilin marah, tapi di permukaan tetap menjaga ekspresi tenang.
Ekspresi ini justru membuat Zuona bingung, merasakan umpan balik sihir ilahi, kebingungannya semakin menjadi.
“Mungkinkah yang dia katakan benar?”
Zuona agak kecewa, tapi tetap melanjutkan pembicaraan tentang dua komoditas dagang ini. Bagaimanapun juga, keuntungan ikan kering dan gula halus sungguh mengerikan. Jika tidak bisa ikut ambil bagian dalam dua aliran perdagangan yang memancarkan kilau Koin Emas ini, dia pasti akan kehilangan berkah Dewi Wojin, digantikan oleh pendeta koin lainnya.
“Dengan esensi Reilin dan regulasi dari Chip, menyembunyikan sesuatu dari seorang pendeta tinggi masih sangat mudah. Melihat wajah kecewa lawannya, Rei dalam hati tertawa geli, namun di luar tetap menjaga ekspresi serius: ‘Kalau begitu mari kita bahas masalah terkait dua perdagangan ini!’”
“Katakan! Berapa Koin Emas yang kau minta untuk mentransfer teknologinya?”
Zona yang sudah memulihkan perasaannya, dengan gerakan tangan penuh kesombongan orang kaya.
“Seluruh proses pemanggangan Yurisong, ditambah teknologi pengalengan, bahkan pengrajin ahli, semua paket untukmu, 100.000 Koin Emas Crowe!”
Bagi Rei, produk seperti Yurisong harus diproduksi massal - semakin besar penjualan semakin besar keuntungannya. Meski membutuhkan modal dan investasi besar, ini bukan teknologi tinggi yang sulit ditiru. Dalam beberapa tahun pasti akan ada tiruan, lebih baik dijual sekaligus.
“100.000 Koin Emas Crowee?!” Zona menggigit bibirnya.
Menurutnya, harga ini jelas terlalu tinggi. Tapi jika ditambah dengan sekelompok pengrajin ahli dan teknologi segel, sepertinya cukup sepadan.
Terutama teknologi penyegelan kendi tanah liat yang digunakan pihak lawan, Zona langsung melihat keunggulannya dalam menyimpan makanan jangka panjang. Bahkan tanpa Yurisong, ini cukup untuknya mendapat keuntungan.
Lalu soal investasi awal besar yang dibutuhkan industri ini? Hehe... Bagi Gereja Kekayaan, masalah yang bisa diselesaikan dengan uang bukanlah masalah!
“Harga ini benar-benar terlalu tinggi. Kecuali kau tambahkan teknologi pemurnian gula putih yang dimurnikan...”
"Meskipun dalam hati sebenarnya setuju dengan transaksi ini, di permukaan Zona tetap menunjukkan ekspresi getir, hampir seperti anak kecil yang hendak mengamuk di lantai."
"Bagaimana dengan teknologi pemurnian gula putih?"
Reilin merenung, teknologi ini berbeda dengan teknik pengolahan ikan kering. Karena menguasai beberapa langkah kunci, kerahasiaannya sangat tinggi.
Selain itu, tidak membutuhkan lini produksi besar atau investasi berat, menjadikannya bisnis yang bisa dijalankan dalam jangka panjang.
Sekarang hampir setengah pendapatan Keluarga Faolan berasal dari perdagangan gula putih ini, bagaikan tambang emas yang tak pernah habis!
Tentu saja, semakin besar keuntungan, semakin banyak hiu yang tertarik. Reilin sangat memahami prinsip ini.
"Bagaimana?" Zona yang jelas paham perbedaannya, matanya memancarkan sorot penuh harapan.
"Ini..."
Ekspresi Reilin tampak dilema, jarinya tanpa sadar mengetuk-ngetuk meja. Dentuman ritmis itu seakan membuat detak jantung Zona ikut tidak beraturan.
"Mengapa... Mengapa aku seperti ini?" Pipi Zona memerah, dalam hati ia mengingatkan diri sendiri.
Tiba-tiba pandangan lembut Reilin menyapanya: "Teknologi pemurnian gula putih bisa saja kami jual, tapi sebelumnya bisakah kita membahas tentang Kuil Kekayaan..."
"Kuil Kekayaan?"
“Ya! Misalnya... berapa banyak pendeta yang akan kalian kirim ke sini, berapa Paladin yang dimiliki...” Reilin tersenyum seperti rubah, membuat Zona merasa bertemu dengan iblis paling merepotkan dalam karirnya.
Beberapa saat kemudian, Zona yang terlihat linglung akhirnya berpamitan pergi.
“Mengenai proposalmu, aku perlu mempertimbangkannya baik-baik!” kata Zona sebagai ucapan perpisahan terakhir pada Reilin.
Memandangi sosok yang dikelilingi banyak pendeta dan Paladin, senyum tipis perlahan mengembang di bibir Reilin.
Sebenarnya, proposal yang diajukannya tidak rumit: Kuil Kekayaan akan membeli saham dalam bisnis terlebih dahulu, dengan transfer teknologi bertahap selama tiga tahun.
Tiga tahun ini sudah cukup bagi Keluarga Faolan untuk mengeruk keuntungan berlimpah.
Selain itu, dalam perjanjian, Reilin secara khusus menekankan satu klausul: 'Ketika Pulau Faolan diserang, Kuil Kekayaan wajib mengirim pendeta dan Paladin untuk bertempur bersama para pengawal!'
Ini sebenarnya meminta perlindungan kuil, meskipun hanya mengirim satu pendeta junior secara simbolis, itu sudah cukup.
Bagaimanapun, bahkan Marquis Louis pun tidak berani menyatakan perang pada Kuil Kekayaan, kecuali dia ingin bunuh diri.
Reilin sudah mencium gelagat bahaya, karenanya dia harus mengamankan sarangnya dengan mengikat gereja Kekayaan pada kereta perangnya - tindakan paling teraman.
"Tentu saja dia tidak akan berharap pihak lain memberikan perlindungan pada Harimau Merah (Hong), bahkan jika Marquis Louis bersedia gencatan senjata, Reilin pun tidak akan setuju."
"Tanpa musuh dan daging yang cukup, dari mana dia bisa memenuhi kebutuhan Belati Darah Setan dan meningkat dengan cepat?"
"Syarat ini tidak berat, aku yakin pada akhirnya pendeta Koin Emas ini tidak akan tahan terhadap godaan..."
Sorot mata Reilin terus berkedip: "Dan setelah Kuil Kekayaan berakar di sini, rencanaku mungkin bisa dimulai..."
Setelah kembali ke villanya, Reilin melambaikan tangan pada Saudari Claire yang penuh harap: "Untuk sementara tidak membutuhkan kalian, keluarlah dulu!"
"Perintah Tuan Muda!" Wajah Saudari Claire menunjukkan sedikit kekecewaan, tetapi tidak berani protes, mereka mundur dengan patuh dari kamar.
"Keluar!" Reilin menatap ambang jendela di samping yang sama sekali kosong, jendela tertutup rapat tanpa celah sedikitpun.
Perlahan-lahan, bayangan mulai muncul dari kegelapan, membentuk tubuh yang indah berlekuk.
Pemilik tubuh ini adalah seorang half-Drow elf berbaju ketat khas pembunuh dan pencuri, langsung bersujud: "Tuan!"
"Kemampuan silumanmu mungkin sudah setara dengan pembunuh level menengah!"
Di Dunia Para Dewa, level menengah umumnya merujuk pada profesional kuat di atas level 10, penilaian Reilin terhadap Karen sangat tinggi.
"Mungkin, setengah elf ini telah berlatih mati-matian setelah melepaskan status hina sebelumnya, sehingga mengalami kemajuan pesat."
"Sedangkan Karen saat ini memikul tanggung jawab sebagai penghubung antara Reilin dengan kelompok bajak laut Scarlet Tiger."
"Tuan, bulan ini kami telah merampok dua kapal dagang dari Kepulauan Blek, diprediksi menghasilkan lima ribu koin emas... Selain itu, Nona Isabelle sudah mulai sengaja membocorkan jejak kami sesuai rencana Tuan..."
Karen melaporkan dengan penuh hormat.
"Bagaimana dengan para Barbar?"
"Sudah memberi tahu mereka, dan mereka berjanji akan bertindak sesuai waktu yang ditentukan!"
Bagaimana mungkin Reilin mengabaikan bantuan Barbar saat harus berhadapan langsung dengan Marquis Louis?
"Hmm! Meski begitu, jika kita bisa menempatkan mata-mata level lebih tinggi di kubu musuh, peluang sukses akan lebih besar..."
Reilin berkata seolah menghela nafas.
"Tuan! Bawahan ini pantas mati, beberapa kelompok pencuri dan mata-mata yang dikirim ke Kepulauan Blek hampir tercabut sampai ke akar, hanya tersisa beberapa yang hanya bisa memberi informasi biasa..."
Karen segera memohon hukuman. Semakin lama bersama Reilin, semakin terasa kengerian yang dimilikinya.
Dibandingkan dengan Tuan ini, para Drow murni dari wilayah gelappersonifikasi kebaikan!
"Ucapanku ini bukan berarti menyalahkanmu!"
Reilin menggeleng, merasa bawahan ini terlalu penakut juga bukan hal baik.
