"Fafnir langsung menggunakan teknik tempur!"
Penonton di sekitar menjerit kaget.
"Sungguh membosankan!"
Reilin menggeser kaki menghindari tebasan lawan, sambil menusukkan pedang kayu secara tiba-tiba.
【Teknik Tempur - Serbuan!】
Kekuatan dahsyat langsung menghantam Fafnir, membuat tubuh besarnya terlempar seperti karung pasir.
Tapi serangan Reilin belum berakhir, seluruh tubuhnya bagai berubah menjadi angin puyuh, menempel erat di udara di sekitar Fafnir.
Krak! Grak! Suara remuk tulang yang mengerikan terdengar. Saat Fafnir mendarat, tangan kakinya terdistorsi tak beraturan dan langsung pingsan.
"Bagaimana? Aku lulus?"
Reilin menatap wasit yang membeku kaku.
"Oh! Kuumumkan, ujian Rei dinyatakan lulus!" Baru saat itu wasit tersadar dan mengumumkan, kerumunan penonton langsung sensi.
Reilin mengabaikan semua itu, langsung menuju ke jendela depan.
"Kerumunan secara otomatis membuka jalan, ini adalah bentuk takut dan hormat terhadap orang kuat."
"Hehe... Langka sekali aku sampai salah menilai! Anak muda? Ada minatikah belajar di sini beberapa waktu?"
Pria tua itu tersenyum kecut sambil bertanya.
"Tidak perlu, aku masih ada urusan mendesak!" Rei Lin sudah melihat melalui tipu muslihat orang tua ini. Kekuatan prajurit level 10 ke atas di sini memang cukup baik, tapi di Lautan luas, prajurit tingkat tinggi yang tewas di tangannya hampir mencapai selusin.
"Baiklah! Anak muda zaman sekarang ini..."
Dengan wajah tak bersemangat, pria tua itu melemparkan lencana perak berlapis tembaga ke Rei Lin, disertai gulungan kertas kulit.
"Ambil! Lencana prajurit dan surat keteranganmu. Biaya administrasi dua silver geller!!!"
Harga ini agak tinggi, sepertinya sengaja dibubuhkan, tapi melihat prosesnya yang cepat, Rei Lin langsung membayar dan pergi dengan sigap.
"Selamat siang, apakah Tuan datang untuk memposting tugas atau mengklaim imbalan?"
Setelah keluar dari serikat prajurit, Rei Langsung menuju serikat tentara bayaran di sebelah. Gadis di belakang konter menyunggingkan senyum profesional.
"Aku ingin mendaftar jadi tentara bayaran!"
Rei Lin langsung menyampaikan maksudnya.
"Pendaftaran tentara bayaran silakan ke jendela Nomor 3!" Proses pendaftarannya cukup sederhana, hanya perlu menunjukkan surat keterangan profesi. Melihat lencana Level Lima prajurit Rei Lin, petugas jendela 3 langsung memproses sertifikat tentara bayarannya.
Karena masih pemula, Rei Lin terpaksa menerima status tembaga tingkat terendah. Baru setelah menyelesaikan beberapa tugas, dia bisa naik pangkat.
Tapi baginya, dengan memiliki sertifikat tentara bayaran dan surat keterangan profesi, setidaknya semua kota besar kini bisa dia datangi.
Bagi Reilin yang mengejar jalan menjadi dewa, fokus hanya meningkatkan level tentara bayaran adalah lelucon belaka.
"Sekarang bukti di jalan sudah ada, selanjutnya pergi ke Ibukota Danbrea untuk belajar di Serikat Penyihir, atau langsung ke negara lain... Kabarnya Kota Bulan Purnama di Utara memiliki data mantra yang sangat lengkap, walikotanya bahkan adalah pilihan Dewi Jaring Sihir, teknologi penyihir mutakhirnya bahkan bisa menyaingi elf. Mungkin aku bisa belajar di sana beberapa waktu..."
Data mantra tingkat tinggi di dunia ini dijaga ketat. Jika Reilin ingin memperoleh pengetahuan ini, dia harus bergabung dengan kekuatan-kekuatan besar dan mendapatkan pengakuan.
Tentu saja, dia bisa mengabaikan semua itu dan langsung meningkatkan level penyihirnya terlebih dahulu, tetapi kekuatan tempur seperti itu akan sangat memalukan.
Penyihir tingkat tinggi yang hanya menguasai beberapa mantra pasti akan menjadi aib di antara rekan selevelnya.
"Sebenarnya template sihir dari berbagai tingkatan di Dunia Penyihir juga bisa dikonversi ke Dunia Para Dewa, tetapi waktu yang dibutuhkan untuk ini sungguh mengerikan..."
Di dalam hati Reilin, ada konsep untuk melokalkan jalan penyihir langsung di Dunia Para Dewa. Bagaimanapun, jalan penyihir pada dasarnya adalah jalan kebenaran yang inklusif, dengan kemampuan beradaptasi yang baik terhadap banyak sistem kekuatan.
Mengembangkan penyihir yang terlokalkan di Dunia Para Dewa, bahkan menggunakan sihir tanpa jaringan sihir, adalah hal yang sangat mungkin.
"Hanya saja, dengan begini, kapasitas komputasi yang dibutuhkan akan terlalu besar. Saat ini sebagian besar kemampuan Chip telah dialokasikan untuk menganalisis jaringan sihir, benar-benar tidak ada waktu luang untuk menyimulasikan situasi ini. Karena itu, Reilin terpaksa menundanya dengan penuh penyesalan."
"Mempelajari mantra tanpa jaringan sihir di Dunia Para Dewa jelas merupakan tindakan terlarang. Mungkin hanya setelah mencapai tingkat Legenda, seseorang baru bisa mulai melakukan penelitian di bidang ini..."
Reilin mengusap dagunya: "Tapi jika aku bisa mendapatkan data tentang ini, meski tidak lengkap, kecepatan pengembangan Chip pasti bisa dipercepat... Dalam Perang Senjakala Para Dewa sebelumnya, pasti ada banyak Penyihir Aturan yang memiliki pemikiran sama sepertiku..."
Sambil berpikir demikian, Reilin langsung memasuki aula tugas serikat tentara bayaran.
Beberapa perapian besar membakar arang dengan nyala api yang perkasa, menghangatkan seluruh ruangan.
Banyak tentara bayaran berkumpul dalam puluhan kelompok kecil. Sebagian masih minum-minum, sementara yang lain mengamati papan tugas raksasa di tengah aula sambil berdiskusi.
Aroma tajam rum bercampur dengan daging panggang dan roti terus menerus menguar di hidung Reilin.
"Tugas tingkat tinggi: Pembersihan raksasa pemakan manusia! Hanya tim tentara bayaran peringkat emas yang boleh mengambil tugas ini!"
Di bagian paling atas papan tugas, deretan karakter besar menonjolkan tugas pembersihan raksasa pemakan manusia. Hadiah luar biasa besar di belakangnya membuat banyak tentara bayaran ngiler, tapi hanya sedikit yang berani mendekat.
“Hmm! Konon ada sekelompok ogre yang baru bermigrasi di dekat jalan raya menuju Ibukota, sudah menyerang beberapa rombongan dagang dan pejalan kaki. Tidak heran guild menawarkan imbalan setinggi ini!”
Mendengar bisikan-bisikan tentara bayaran di sekitarnya, Reilin pun mulai memahami tugas di sini.
“Sebuah suku ogre? Pantas saja ini jadi tugas tingkat tinggi!”
Reilin mengangguk diam-diam. Klasifikasi tentara bayaran sangat sederhana: dari peringkat tembaga terendah, perak, lalu emas. Tentara bayaran peringkat emas sudah dianggap senior, memiliki pengalaman sangat luas dan biasanya merupakan profesional kuat.
Di atas peringkat emas, konon ada tingkat mithril dan adamantium, tapi hampir mustahil ditemukan di kota kecil Aimon ini.
Tim tentara bayaran peringkat emas adalah pasukan kuat yang terdiri dari banyak anggota emas. Hanya kekuatan selevel ini yang berani menargetkan suku ogre.
Reilin melihat bagian bawah papan tugas. Ternyata, di belakang misi tingkat tinggi "Pembersihan Suku Ogre" ada banyak tugas pembersihan ogre tersebar - mulai dari ogre level terendah hingga shaman ogre tingkat tinggi, dengan syarat membawa telinga mereka sebagai bukti. Tingkat kesulitannya jauh lebih rendah, dan beberapa tentara bayaran terus mendatangi untuk mendiskusikan penerimaan tugas.
“Sebuah suku ogre besar setidaknya memiliki lebih dari dua ratus anggota. Shaman ogre adalah pembawa darah leluhur dengan kemampuan mirip mantra, ditambah resistansi sihir alami ogre...”
Reilin merenungkan.
“Tingkat kesulitan seperti ini, aku sendiri pun tak bisa menembusnya kecuali mengambil jalan memutar. Tapi ini akan mengkonsumsi banyak waktu dan harus melewati beberapa wilayah berbahaya. Daerah-daerah itu tidak kalah berbahaya dibanding suku ogre, bahkan ada kelompok naga minor yang menghuni...”
“Sepertinya, kali ini mungkin lebih baik menunggu rombongan tentara bayaran besar menyelesaikan tugas mereka, atau bergabung dengan rombongan dagang...”
Reilin merenung. Dia tetap berencana mengunjungi Ibukota sekali. Bahkan tanpa surat pengantar Earnest, sekarang dia sudah punya kemampuan untuk menyusup ke Serikat Penyihir. Di sana juga dia bisa mendapatkan intelijen terkini.
“Selain itu, meski ingin melanjutkan studi ke Utara, Ibukota Danbrea tetap jalur wajib yang harus dilewati...”
Reilin menghela napas, mendekati konter yang jelas milik Serikat Tentara Bayaran: "Berikan aku sari apel. Ada tugas dengan tujuan akhir ke Ibukota? Lebih baik yang rombongan besar, yang aman!"
Sambil bicara, tangan Reilin mengeluarkan keping Silver Grelder yang berkilauan di udara.
"Tuan buru-buru ke Ibukota? Tidak masalah! Baru saja ada rombongan dagang besar mau berangkat. Itu karena suku ogre terkutuk sedang merekrut anggota di mana-mana!"
Pelayan menelan ludah melihat kilauan koin di tangan Reilin, langsung menyetujui. Informasi dari orang lokal seperti ini biasanya lebih lengkap dan detail.
Setelah sepakat soal waktu dengan pelayan, Reilin langsung keluar dari gerbang Serikat Tentara Bayaran.
"Jalan-jalan di Kota Aimon terlihat sangat sepi, mungkin akibat dampak ganda dari perdagangan laut dan serangan ogre."
"Sambil melihat banyak toko yang tutup, Reilin sedang berpikir untuk kembali ke penginapan dan meditasi, tiba-tiba seorang manusia berjubah abu-abu menghadang di depannya."
"Tuan, tolong cambuk saya dengan keras!"
"Penghadang itu adalah perempuan muda berbaju goni kasar dengan wajah cantik. Dari balik kerah dan lengan bajunya terlihat bekas luka-luka."
"Dia berdiri penuh harap sambil memegang cambuk berduri yang terlihat mengerikan dengan ratusan duri kecil."
"Wajahnya memancarkan kesucian martir dan keteguhan khas fanatik, bahkan terlihat nuansa kerinduan."
"Apa ini... jebakan?"
"Pandangan Reilin menembus perempuan gila ini, melihat gadis kecil di sampingnya yang menggotong kotak sumbangan gereja. Gadis itu menggoyang-goyangkan kotaknya hingga terdengar gemerincing koin."
"Di dada gadis kecil itu, Reilin melihat sebuah simbol suci aneh."
"Rupanya kau adalah pendeta Dewi Tangis, Nyonya Cambuk!"
"Untung Reilin berpengalaman, akhirnya mengenali identitasnya."
"Ya! Tolong bantu ritual doa saya agar jiwa ini mendapat penebusan melalui penderitaan!"
"Wanita itu menjawab dengan serius, dan memaksa menyerahkan cambuk ke tangan Reilin."
"Aku... aku... aku..."
Reilin saat ini hanya bisa terdiam membeku, sangat ingin langsung kabur, sementara pejalan kaki di sekitarnya tampak biasa saja, bahkan beberapa melontarkan senyum pengertian.
