“Kamu datang tepat waktu. Untuk Karen, aku sudah memberinya ramuan penenang dan dia mulai pulih. Bawa mereka kembali ke Pelabuhan Bajak Laut!”
Reilin menyimpan tabung reaksi di tangannya dengan hati-hati ke dalam kotak khusus yang telah diklasifikasikan.
“Kami kembali? Lalu bagaimana denganmu?”
Isabelle bertanya dengan terkejut.
"Tempat ini sangat menarik, aku akan meneliti lebih lama lagi! Sedangkan Pelabuhan Bajak Laut tidak bisa dibiarkan kosong terlalu lama..."
Sorot mata Reilin dipenuhi kegilaan. Penyihir pada umumnya memang suka meneliti hal-hal aneh, sehingga Isabelle sama sekali tidak curiga.
"Tapi tempat ini terlalu berbahaya..." Hanya saja bahaya sebelumnya membuatnya sangat khawatir.
"Tenang, penyihir selalu punya persiapan untuk hal semacam ini. Aku juga perlu kamu mengirimkan bahan mantra dan kebutuhan hidup secara berkala!"
Mungkin keyakinan dalam nada bicara Reilin, atau pengalaman kemarin saat ia berhasil menyelamatkannya, yang akhirnya meyakinkan Isabelle.
"Baiklah... Kamu harus sangat berhati-hati. Mungkin aku bisa tinggal?"
"Tidak! Selainmu, tak ada yang bisa sepenuhnya mengendalikan Bajak Laut Macan Merah. Periode ini sangat krusial..."
Reilin berkata serius kepada Isabelle.
Setelah menghabiskan waktu lama untuk membujuk, akhirnya Reilin berhasil membuat sepupunya pergi dengan membawa sebagian besar bajak laut. Melihat layar kapal yang menjauh, ia menghela napas lega.
"Selanjutnya, Pulau Mimpi Buruk ini sepenuhnya milikku..."
Ia mengangguk, tiba di tepi hutan yang kini dinamai Hutan Mimpi Buruk. Beberapa bajak laut telah menunggu di sana.
"Tuan! Perintahkan apa saja yang Anda inginkan!"
"Meskipun para bajak laut ini terlihat sangat ganas, di hadapan Reilin mereka harus menahan semua aura mengintimidasi mereka, bahkan menunjukkan senyum manis yang terlihat lebih tidak berbahaya daripada kelinci kecil."
"Tidak ada cara lain, Kegeraman Reilin sudah membuat para bajak laut ini sangat ketakutan. Lagipula, ini adalah Pemimpin pasukan mereka yang sebenarnya, bagaimana mungkin mereka berani menyepelekan?"
"Hm! Bangunkan sebuah rumah untukku di sini, aku akan tinggal untuk waktu yang cukup lama!"
Reilin dengan acak menunjuk sebuah lapangan kosong.
"Tidak bermasalah, Tuan segera bisa melihat villa Anda di sini! Kait Besi Colon merasa terhormat melayani Anda!"
Bajak laut paling depan memberi hormat dengan penuh rasa hormat, setelah mendapat isyarat dari Reilin langsung mencambuk: "Dengar tidak? Tuan ingin membangun villa di sini, segera mulai bekerja!"
Prak! Prak!
Harus diakui, para bajak laut yang beralih profesi menjadi mandor ini juga merupakan bakat yang baik. Di bawah ancaman mengerikan mereka, sebagian budak pribumi yang tersisa cepat memahami maksud mereka dan mulai membersihkan fondasi serta menebang kayu.
"Hm! Cukup bagus!" Reilin mengangguk setuju. Setelah mendapat persetujuan Reilin, Colon bahkan mendongakkan kepala dengan bangga seolah mendapatkan kejayaan tertinggi.
"Menurut ingatan kepala suku pribumi itu, fenomena mimpi buruk di sini hanya terjadi pada malam bulan purnama setiap bulan, di hari biasa hanyalah hutan biasa..."
“Reilin kemudian memandang ke arah hutan. Kabut Merah Tua Kehitaman telah lama menghilang, permukaan lautan hijau bahkan diselimuti kabut air putih yang tipis, sama sekali tak terlihat keistimewaan apa pun.”
“Hanya punya waktu belasan jam setiap bulan untuk meneliti, ini terlalu singkat. Sepertinya aku harus tinggal di sini dalam waktu yang lama...”
Reilin menghela napas dalam pikiran.
Sebenarnya, jika pemikiran ini diketahui oleh penguasa aturan lain di Dunia Penyihir, pasti akan memicu kecemburuan hingga mata merah dan kegilaan.
Kesempatan meneliti energi mimpi, bahkan langsung mendapatkan warisan Penyihir Mimpi Buruk – meski harus menghabiskan puluhan ribu tahun – akan membuat mereka berebutan.
Namun Reilin hanya merasa sedikit menyesal, lalu segera terjun ke dalam penelitian intensif.
Dibandingkan reruntuhan para Penyihir di Dunia Para Dewa, peninggalan penyihir jauh lebih berbahaya dan penuh ketidakpastian, apalagi yang terkait energi mimpi, semakin menambah tingkat kesulitan eksplorasi ini.
“Bahkan kontaminasi mimpi di lapisan paling permukaan saja telah mempercepat pertumbuhan monster level Legenda, lapisan lebih dalam pasti lebih berbahaya... Syukurlah aku sudah mendapatkan data mentah sebelumnya, setidaknya masih ada arah penelitian...”
Sorot mata Reilin yang memandang hutan Mimpi Buruk yang luas dipenuhi kegilaan.
……
Musim semi berganti musim gugur, tanpa terasa lebih dari setahun telah berlalu.
Di pulau yang dinamai Reilin sebagai ‘Pulau Mimpi Buruk’, kini telah berubah total. Suku pribumi yang dulunya ada sudah lama menghilang, anggotanya dibunuh atau dijadikan budak, lalu seluruh kelompok dimigrasikan keluar.
Di samping Hutan Mimpi Buruk yang asli, kini telah berdiri sebuah bangunan villa dua lantai. Di taman depannya, tulip emas bermekaran sementara anggur ungu memenuhi pagar, aroma harum yang lembut terus melayang di udara.
Di tengah hamparan bunga, Reilin sedang memegang kendi air putih dengan santai, merawat tumbuhan di taman.
Tanah di pangkal bunga dengan rakus menyerap kandungan air, tak lama kemudian menjadi lembap. Di kelopak dan tangkai daun terlihat tetesan air jernih berkilauan, transparan dan terang bagai kristal cair.
"Waktu berlalu begitu cepat. Keluarga dan sepupu sudah sangat tidak puas karena aku terlalu lama tinggal di sini..."
Setelah menyelesaikan pekerjaannya, Reilin mengambil handuk putih untuk mengelap tangan, lalu duduk di kursi rotan di tengah hamparan bunga, menikmati hasil kerjanya.
Hanya saja, di kedalaman matanya, kilatan cahaya biru Chip tak pernah redup, jelas terus melakukan analisis dan kalkulasi simulasi yang presisi.
"Tapi... setelah bertahun-tahun meneliti, akhirnya ada hasil..."
Reilin melihat peta proyeksi dari Chip, di sudut pandang semi-transparan, Pulau Mimpi Buruk sekarang telah terbagi menjadi tiga lapisan, hutan mimpi buruk di permukaan hanyalah lapisan teratas.
"Peninggalan Penyihir Mimpi Buruk kuno telah menembus permukaan dan masuk ke kedalaman tanah, sementara hutan di luar ini sebenarnya hanyalah struktur miris kunci mistis yang tercipta akibat energi mimpi yang sedikit terlepas?"
Ekspresi wajah Reilin terlihat serius.
Peninggalan mengerikan dari penguasa aturan seperti ini, bahkan tubuh aslinya pun harus berhati-hati. Dengan kekuatan jiwa pecahan ini, setiap langkah harus dilakukan dengan sangat hati-hati, atau akan HANCUR tanpa tahu bagaimana caranya.
"Untungnya ada data penelitian sebelumnya tentang dunia mimpi, dan energi mimpi di Dunia Para Dewa tidak banyak bermutasi. Menemukan beberapa metode penghancuran kunci mistis masih cukup mudah..."
"Tapi untuk saat ini, yang terpenting adalah meningkatkan kekuatan..."
Reilin memasuki villa dan masuk ke ruang rahasia, melihat berbagai patung batu dan totem berbentuk aneh, mata nya memancarkan cahaya berpikir mendalam.
Relief dan ornamen ini memiliki gaya yang kasar dan absurd, penuh dengan imajinasi peradaban primitif tentang kekuatan Transenden. Namun yang lebih konsisten adalah cahaya kekuatan kepercayaan yang memenuhi mereka, penuh dengan emas, menerangi seluruh ruang rahasia.
"Kekuatan kepercayaan yang belum matang?"
Reilin merenung, semua ini adalah barang rampasan perang Harimau Merah dari penaklukan berbagai suku pribumi. Benda-benda pemujaan suku primitif ini dipenuhi kekuatan kepercayaan kuno, bahkan menyimpan keberadaan roh pahlawan dan roh alam tertentu, namun kini telah disegel seluruhnya.
"Meski menghindari suku pribumi yang dilindungi roh alam level Legenda dan kekuatan pemuja Dewi Laut, luasnya lautan luar membuat hasil rampasan ini tetap terhitung sedikit..."
Reilin melangkah ke depan bendera kulit binatang merah darah. Di atas kain berwarna coklat kehitaman tergambar totem serigala berkepala dua dengan warna-warna kontras, dipenuhi kekuatan kepercayaan yang kacau namun intens. Serigala aneh itu seolah hendak menerkam keluar, namun terhalang lapisan segel kokoh.
"Ini hanya roh perantara hantu dan roh alam! Bahkan belum memiliki sifat ketuhanan, mana mungkin bisa melawan ahli sihir darah naga seperti Isabelle?"
Reilin merasakan roh pahlawan dalam bendera tersebut. Kini makhluk itu telah menumbuhkan taring tajam dan telinga runcing, dengan benjolan di samping leher. Jelas roh leluhur suku pribumi ini mulai berubah menjadi serigala berkepala dua.
"Orang malang yang terikat kekuatan kepercayaan..."
Reilin memandang roh pahlawan yang linglung itu, tanpa secercah belas kasihan di matanya.
"Roh pahlawan ini pasti merupakan figur heroik di suku asalnya, baru setelah kematiannya menerima pemujaan luas. Roh pahlawan telah menyatu dengan kepercayaan suku."
"Jika benar-benar berhasil mengubah bentuknya sepenuhnya, mungkin itu akan menjadi hari penobatan sebagai dewa."
Sayangnya, jalannya bertabrakan dengan jalan Reilin. Apa lagi yang perlu diperdebatkan?
"Untungnya, totem kepercayaan ini belum mengembangkan kekuatan ketuhanan. Jika tidak, aku tidak berani menyerapnya..."
Reilin mengulurkan tangan kanan, bayangan samar Ular Bersayap Targaryen muncul di matanya. Kekuatan melahap yang mengerikan menyelimuti panji kulit binatang.
"Bakat——Melahap!"
Whoosh! Kilau keemasan bagikan naga menghisap air, tertarik oleh kekuatan tak kasat mata dari panji, lalu menghilang ke dalam lubang hitam kosmos.
Kekuatan kepercayaan yang tidak murni, bercampur jiwa dan emosi intens, dilahap oleh lubang hitam tak kasat mata, lalu diubah menjadi energi primordial paling murni.
Beberapa tarikan napas kemudian, cahaya Darkin pada panji kulit binatang benar-benar pudar. Totem serigala aneh di atasnya kehilangan spiritualitas, seolah menjadi benda mati.
【Ding! Konversi energi ilahi ke cadangan energi 3.8%! Progres keseluruhan: 89.77%!】 Chip menampilkan kotak notifikasi.
"Memang cuma ritual persembahan suku kecil, energinya sedikit!"
Reilin menggelengkan kepala dengan ekspresi tidak puas, tangannya melambai. Patung dan totem lainnya melayang ke udara.
Lubang hitam raksasa dalam sekejap menelan semua ritual persembahan tingkat awal ini, mengubahnya menjadi kekuatan primordial paling murni. Reilin kemudian melihat data yang ditampilkan Chip mulai meroket.
