【Ding! Konversi kekuatan ilahi menjadi cadangan energi: 92.51%!】
【Ding! Cadangan energi 95.99%!】
Data terus naik hingga mencapai 100%!
Byur! Byur! Byur! Byur!
Banyak totem dan patung primitif kini kehilangan kilaunya, bahkan mulai retak-retak.
"Ini bisa dianggap bentuk primitif dewa. Apakah tindakanku ini berarti aku telah membunuh puluhan dewa?"
Reilin tersenyum geli memikirkannya, lalu mengabaikan gagasan itu.
Patut dicatat, meski totem primitif ini tidak memadatkan sifat ketuhanan, kekuatan kepercayaannya sangat pekat dan tidak murni. Bagi dewa di Dunia Para Dewa, ini adalah racun paling mematikan. Hanya Reilin dengan kekuatan aturan Melahap yang bisa dengan mudah menghancurkan emosi dan pikiran di dalamnya, mengambil kekuatan aturan paling murni untuk digunakan sendiri.
【Ding! Cadangan kekuatan ilahi selesai! Mulai infus ke subjek! Simulasi berkat dewa!】
Setelah cadangan energi mencapai 100%, suara notifikasi Chip terus berbunyi.
Reilin kemudian melihat slot energi yang sudah penuh mulai turun drastis, hingga akhirnya kosong sama sekali.
Sensasi familiar saat menyerap kekuatan ilahi sebelumnya menyebar di seluruh tubuhnya, hanya saja kali ini kekuatannya jauh lebih mengerikan dan dahsyat!
【Ding! Subjek telah mengalami pencucian berkat dewa! Kekuatan spiritual +1!】
【Ding! Level Subjek Arkanis meningkat, saat ini level 18! Nilai Arkan +10!】
【Ding! Level Subjek Arkanis meningkat, memperoleh slot mantra level 8(1), slot mantra level 7(1), slot mantra level 6(1)!】
Kemudian, data fisik Reilin diperbarui:
【Reilin*Fauran Usia: 24 Ras: Manusia Arkanis Level 18 Kekuatan: 15 Kelincahan: 15 Konstitusi: 15 Mental: 18 Nilai Arkan: 180 Status: Sehat
Bakat: Kuat, Berpengetahuan Luas, Tubuh Sempurna Menengah Keahlian: Indera Energi Arkan, Amplifikasi Arkan】
【Progres Analisis Jaringan Sihir: Level 0 100%! Level 1 100%! Level 2 100%! Level 3 100%! Level 4 100%! Level 5 100%! Level 6 76.88%! Level 7 51.30%! Level 8 19.60%!】
【Slot Mantra: Level 8(2), Level 7(4), Level 6(7), Level 5(???), Level 4(???), Level 3(???), Level 2(???), Level 1(???), Tingkat Nol(???)】
"Inikah... kekuatan berkat dewa?"
Aliran kekuatan besar memenuhi seluruh tubuh, membuat sorot mata Reilin memancarkan kilau keterpesonaan.
Baru sekarang ia menyadari kehebatan para pilihan Dewa.
"Artinya, asalkan mendapat perkenan Dewa dan mau menghabiskan energi ilahi dalam jumlah besar, bahkan babi pun bisa diangkat menjadi Legenda babi?"
“Kemajuan Reilin saat ini mirip dengan para pilihan, bahkan berkat dewa turun setiap dua tiga hari, hanya sumbernya yang berbeda.”
“Dari situ terlihat, Elminster tidak hanya memiliki status sebagai pilihan, tapi juga menyandang sifat ketuhanan Dewi Jaring Sihir. Tingkat profesinya mungkin melebihi level 25, bahkan legenda tinggi sekalipun belum tentu bisa mengalahkannya...”
Situasi di Utara masih dalam kekacauan, terutama di perbatasan Kekaisaran Orc dan manusia yang kini menjadi wilayah kegelapan tak bertuan. Yang Mulia Ratu Utara - Elminster masih hilang, meski banyak kekuatan yang mati-matian mencari jejak ratu ini, belum ada kabar keberhasilan.
“Sepertinya Yang Mulia Ratu benar-benar terluka hati dan bersiap mengundurkan diri?”
Reilin mengusap dagunya. Di Utara masih ada Tifa dan wilayah kekuasaan sebagai Tangan Tersembunyi, kekuatan untuk ikut campur dalam permainan kapan saja memang ada.
“Tapi tidak apa, pergolakan di Utara telah menyedot perhatian Benua dan para dewa, aksiku di Danbrea bisa lebih lancar...”
Reilin merenung, tidak lagi melihat persembahan ritual yang telah menjadi benda biasa itu, langsung meninggalkan ruang rahasia.
……
Malam tiba, bulan purnama muncul. Sejak senja, kabut merah tua kehitaman mulai terlepas dari Hutan Mimpi Buruk.
"Melihat pemandangan ini, para bajak laut dan budak pribumi semuanya mundur menjauh seperti menghadapi musuh besar, bahkan ada pribumi yang langsung bersujud ke arah Hutan Mimpi Buruk sambil berdoa keras, tak peduli cambukan para mandor."
"Sialan! Berapa banyak saudara kita yang telah dilahap hutan ini..."
Kolong mengusap keringat dinginnya, masih gemetar memandangi hutan yang diselimuti kabut. Kakinya bergetar tak terkendali, siap lari seketika jika terjadi masalah.
Selama lebih dari setahun melayani Reilin, ia telah menyaksikan banyak keanehan hutan ini. Meski peringatan berulang, tetap ada bajak laut nekat mendekati hutan saat bulan purnama - dan mereka tak pernah kembali.
Setelah beberapa kali kejadian, Hutan Mimpi Buruk ini dalam benak Kolong telah melampaui monster laut dalam, dianggap sebagai iblis dan setan yang berbahaya.
"Dewa-dewa! Tuan itu masih terus meneliti tempat ini, benar-benar nekat! Dewi Laut Yang Mahakuasa, kumohon lindungilah aku, kembalikan aku dari tempat ini saat rotasi berikutnya..."
Memandangi bulan purnama ungu kemerahan yang jahat dan kabut tebal menyelimuti hutan, untuk pertama kalinya Kolong berdoa dengan tulus kepada para dewa...
……
"Berapa pun kali melihatnya, pemandangan ini tetap mengharukan..."
Reilin berdiri di tepi Hutan Mimpi Buruk dengan perlengkapan lengkap, meraih kabut merah tua kehitaman, matanya memancarkan gejolak dalam hati.
"Energi mimpi asing yang berkompromi dengan aturan Dunia Para Dewa, akhirnya membentuk kekuatan inklusif bersama..."
Karena kesamaan sifat energi mimpi, setelah mengalami mutasi tertentu, ternyata bisa beradaptasi dengan aturan Dunia Para Dewa. Penemuan ini jika diketahui penguasa aturan lain, mungkin akan membuat mereka langsung menjadi gila.
"Tentu saja, ini mungkin juga karena kehendak para dewa telah tertidur panjang. Jika tidak, mustahil tumor beracun ini bisa tumbuh dengan lancar..."
Reilin mengusap dagunya, memperhatikan energi mimpi merah tua yang membentuk berbagai pola di telapak tangannya.
"Chip! Bangun tugas: Selidiki kelayakan transformasi kekuatan asing di Dunia Para Dewa!"
【Ding! Tugas dibangun, dimasukkan ke daftar eksplorasi level 2!】Chip memberikan feedback dengan setia.
"Pulau Mimpi Buruk... Kejutan apa yang bisa kau berikan padaku?"
Senyum mengembang di bibir Reilin saat tubuhnya perlahan menyatu dengan hutan, ditelan kabut merah tua.
"Energi mimpi di hutan hanya akan meledak saat bulan purnama. Di hari biasa bahkan makhluk biasa bisa melintas di sini..."
Nyala api putih susu menuntun jalan di depan, sementara Reilin mengamati pepohonan di kedua sisi.
Kini, hutan lebat itu seolah memiliki kehidupan sendiri. Sebagian besar pohon raksasa telah berubah menjadi ent pohon.
Mereka memeluk bahu, menghindari cahaya Flame Eternal, bahkan masih sempat berbisik-bisik di samping: "Cepat lihat! Cepat lihat! Manusia itu datang lagi..."
"Hei! Kau menginjakku! Tidakkah kau tahu menginjak kepala orang tua itu sangat tidak sopan?"
Suara tua terdengar dari bawah kaki Reilin, kemudian ia menemukan sebongkah batu hijau kebiruan di sana tiba-tiba tumbuh tangan dan kaki kecil, langsung mencabut diri dari tanah setelah Reilin lewat, bahkan di permukaan batu muncul wajah tua.
"Teknik Aktivasi Kehidupan? Sepertinya ada mutasi lagi!"
Di bawah pengaruh energi mimpi mutasi dari Dunia Para Dewa, seluruh hutan kini seolah memiliki kehidupan sendiri, berbagai hal tak terduga bermunculan.
"Hai manusia! Kau datang lagi, mencari Zorros ya?"
Seekor tupai bertengger di bahu pohon raksasa yang hidup, melambai ke Reilin.
"Zorros? Kaki seribu besar itu? Sekarang gilirannya muncul?" Reilin mengangguk: "Bukan! Tapi bisakah kau beri tahu dimana dia?"
Sambil bicara, ia mengeluarkan biji pinus dari sakunya dan melemparkannya ke atas.
"Mmm! Kesukaanku!" Tupai kecil langsung memeluk biji pinus dan menggerogotinya, suaranya terdengar parau karena gerakan rahang yang cepat.
"Zorros juga terus mencarimu! Dia di timur, tidak! Sudah mendekat! Cepat pergi!"
Tupai segera memeluk biji pinus dan lari, pohon-pohon lainnya juga melakukan hal yang sama. Area ini tiba-tiba menjadi kosong, hanya Reilin yang berdiri sendirian di sini.
"Sungguh beruntung! Setiap malam bulan purnama, makhluk terkuat yang dihasilkan berbeda-beda. Aku pernah melihat Kuda Mimpi dan Piano Berjalan. Dibandingkan mereka, memecahkan segel ilusi dari Belalang Raksasa ini adalah yang termudah..."
Senyum santai terpancar di wajah Reilin.
Brak! Brak!
Bayangan hitam raksasa menerobos lapisan tanah. Tubuhnya dipenuhi kaki-kaki ganda tak terhitung. Cangkangnya memiliki tonjolan mirip wajah manusia. Di atas kepala mengerikan yang jahat itu, terpampang wajah pemuda dengan mata berwarna merah darah yang menatap dingin Reilin.
"Bertemu lagi, Belalang Raksasa!"
Tongkat di tangan Reilin memancarkan cahaya merah menyala-nyala.
"Tidak! Aku Zoroth III! Yang kau temui sebelumnya adalah ayahku! Penjajah, ini bukan tempatmu!"
Suara berdengung keluar dari cangkang bertopeng pemuda itu. "Bzzzt..."
"Baiklah! Waktu mimpi yang sial ini membuat segalanya menjadi lebih rumit..."
Reilin menatap monster belalang raksasa dengan ekspresi serius: "Kau yang minggir sendiri, atau ku sembelih kau sekarang?"
"Manusia sial!"
Jelas sekali, sikap seperti ini langsung memicu kemarahan lawan. Monster kelabang raksasa itu mengaum marah, seluruh tubuhnya menukik ke bawah.
