“Tujuanmu sebenarnya adalah kebangkitan kembali? Apa hubungannya dengan jaringan sihir?”
Reilin menatap secercah kehendak entitas level 8 di hadapannya, bertanya dengan tenang.
“Jaringan sihir terbagi menjadi tiga lapisan. Lapisan terluar adalah terowongan slot mantra para penyihir, lapisan dalam jaringan kekuatan ilahi dan kepercayaan para dewa, serta inti terakhir yang merupakan Segel pamungkas - tempat para dewa mengunci kehendak utama kami, penghalang terbesar kebangkitan kami...”
Bayangan Terdistorsi memancarkan fluktuasi mental.
"Segel inti? Fragmen kehendak? Ternyata inti paling penting jaringan sihir adalah ini......"
Pupil Rei sedikit menyipit, "Kalau begitu, mungkin masih ada lebih banyak '' kehendak yang disegel di dalamnya......"
……
Bruk!
Entah berapa lama kemudian, Bayangan Terdistorsi secara otomatis menghilang dan gulungan kulit binatang sebelumnya juga menghilang tanpa jejak.
Lagipula ini hanya kehendak mati yang tidak bisa bertahan lama setelah terpapar.
Blokir Kota Mengambang dibuka, memperlihatkan ekspresi Rei yang berpikir mendalam: "Kebangkitan kembali? Sepertinya masalah ini semakin besar......"
Sampai sekarang, dia merasa seolah telah menyentuh rahasia terdalam Perang Senjakala Para Dewa kuno!
Dalam kabar angin Dunia Penyihir, Dunia Para Dewa dikuburkan oleh banyak Penyihir Aturan kuno yang kuat, membuat kekuatan penyihir mengalami kerugian besar dan terpaksa mundur dari Dunia Para Dewa.
Namun, bahkan para dewa aturan level 7 pun memiliki kemungkinan hidup kembali setelah tewas, apalagi para Tuan Penyihir Aturan kuno.
Terutama level 8 dan fanatik level 8, mereka telah mulai mencoba menampung kekuatan hukum ruang-waktu dengan kemampuan sendiri. Meskipun wujud asli mereka tewas, jiwa sejati masih bisa tertidur dalam aliran ruang-waktu, menunggu kesempatan kebangkitan di tak kasatmata, bahkan meninggalkan banyak kehendak dan pikiran sebagai jebakan.
Di Dunia Para Dewa yang menjadi medan "pertempuran", hal seperti ini semakin jelas terlihat.
Oleh karena itu, para dewa bekerja sama menyusun jaringan sihir, menggunakan kekuatan seluruh dunia untuk menyegel semua kehendak penyihir tewas yang bisa dikumpulkan di kedalaman terbesar jaringan sihir, sekaligus menetapkan Dewi Jaring Sihir sebagai penjaga penjara.
Namun meski para dewa telah berusaha maksimal menyisir seluruh dunia, tetap ada yang lolos. Bayangan Terdistorsi adalah yang terbesar di antaranya.
Kini, melalui tata letak strategi selama puluhan ribu tahun, Bayangan Terdistorsi akhirnya menemukan penyihir paling cocok untuk memecahkan situasi - Reilin yang tiba di Dunia Para Dewa menggunakan Teknik Reinkarnasi Dunia Lain!
Cukup dengan mengaktifkan [Avatar Karsus], Dewi Jaring Sihir akan langsung tewas. Dengan izin akses jaringan sihir yang singkat itu, Reilin bisa merobek segel para dewa dan melepaskan kehendak para penguasa aturan dari era kuno!
"Mereka yang tewas di sini di era kuno dan masih menyimpan kehendak untuk menunggu kesempatan kebangkitan, setidaknya adalah penyihir aturan level 7 ke atas..."
Reilin mengusap dagunya, membayangkan gambaran itu sambil berseru "Wuih... Wuih..." penuh kekaguman.
"Meski hanya sekumpulan mayat tanpa banyak kekuatan, keanehan penyihir mana bisa ditebak para dewa? Dalam waktu singkat mereka mungkin sudah memulihkan sebagian besar kekuatan bahkan bangkit sepenuhnya. Saat itu, Perang Penghabisan era kuno akan terulang kembali..."
"Rencana lawan tersusun rapi, dan sepertinya bukan hanya Kota Mengambang sebagai Tangan Tersembunyi..."
Senyum tipis mengembang di bibir Reilin: "Sayang... mereka berhadapan dengan aku..."
"Sesuai kekuatan aturan Bayangan Terdistorsi, seharusnya ia bisa menggunakan kehendak dan energi yang bersemayam pada gulungan kulit binatang untuk diam-diam mengaktifkan kekuatan terdistorsi, membuat Reilin tanpa sadar mengikuti jalan yang telah ditetapkannya."
"Sayangnya, bahkan Penyihir fanatik level 8 kuno seperti Bayangan Terdistorsi pun tidak tahu bahwa Reilin memiliki Chip dalam dirinya, sementara tubuh aslinya telah mencapai tingkat misterius yang bisa langsung mendeteksi pengaruhnya bahkan mengusirnya keluar, memegang inisiatif sepenuhnya."
"Kini, keputusan untuk membuka kembali Perang Penghabisan dan melepaskan kunci kehendak para penguasa aturan sepenuhnya berada di tangan Reilin!"
"Tubuh asli Bayangan Terdistorsi telah tewas, sebagian besar kehendaknya tersegel di inti jaringan sihir. Menghadapi Reilin saat ini, ia hanya bisa menggunakan cara transaksi setara dan bujukan."
"Sayangnya, Reilin sekarang sama sekali tidak ingin melepaskan kehendak para penguasa aturan itu."
"Terlalu lemah... Saat ini, bahkan tubuh asliku hanyalah Ahli Sihir setengah level 7. Kekuatan tempur nyata paling-paling setara dengan Penyihir Aturan Level 7. Berhadapan dengan entitas level 8, kabur pun sulit, apalagi melawan para fanatik level 8..."
"Persepsi Reilin terhadap dirinya sendiri sangat jelas."
"Dan sekarang, seluruh Dunia Para Dewa adalah taman bermainnya. Mengapa harus berbagi dengan orang lain?"
"Selain itu, cara 'ikan mati jaring putus' seperti ini pasti akan memicu perlawanan mati-matian para dewa. Reilin juga bukan orang baik sampai segitunya."
"Tapi... jika terus mempertahankan ini, bukan tidak mungkin para Penyihir Kuno akan nekat. Karena itu, harus diberikan sedikit harapan..."
"Mata Rei berkedip, sebuah rencana mulai terbentuk dalam benaknya. Menguasai 【Avatar Sas】 ini juga merupakan bentuk deterensi penting, membuktikan bahwa ia memiliki kekuatan untuk mengguncang meja kapan saja!"
Bahkan jika identitasnya terbongkar atau bocorkan, paling buruk semuanya berakhir. Menghadapi ancaman seperti ini, mungkin para dewa-lah yang lebih ketakutan.
"Tapi ini hanya rencana cadangan di skenario terburuk... Saat ini, fokusku harus tetap pada proses menjadi dewa..."
Rei merenung dalam hati. Sekarang ia memiliki pemahaman jelas tentang jalan yang ditempuh. Meski status energinya masih setengah level 7 sebagai Ahli Sihir, asalkan berhasil mencapai status ilahi dan memanggil tubuh aslinya, pasti akan terjadi promosi ke level baru.
"Saat ini, teori dasar sudah lengkap. Tinggal menunggu injeksi energi terakhir?"
Rei menghela nafas: "Sepertinya Utara adalah tempat yang harus dikunjungi. Penyebaran kepercayaan dan persiapan pendeta juga sudah sangat mendesak..."
Mencapai status dewa dengan level Legenda, tanpa bantuan dewa mana pun - tindakan Rei ini bisa disebut gila.
Tapi dengan menguasai 【Kota Hantu】, Rei memiliki dasar untuk ambisi ini!
Kombinasi Arkamagus Besar dan Kota Mengambang, bahkan dewa sejati pun harus gemetar!!!
"Situasi darurat. Tak perlu kembali ke Lautan luas. Langsung ke Utara saja..." Kilauan mata Rei memancarkan beberapa perintah.
Di tengah arus turbulen kosong, Kota Hantu tiba-tiba mengeluarkan ledakan keras, bagai kapal raksasa 10.000 ton yang membelah ombak di lautan, menggeser aliran elemen-elemen dan bergerak menuju suatu arah dengan kecepatan yang tampak lambat namun sebenarnya cepat.
……
Utara, di tepi Lembah Sap.
Sekelompok kavaleri bangsawan yang membawa panji Viscount sedang melaju perlahan di jalan, mengawal ketat sepasang bangsawan di tengah formasi.
Di tepi jalan terhampar dua petak ladang gandum hijau yang sudah berbulir lebat. Tangan-tangan petani penuh kapalan membelai lembut bulir gandum itu dengan penuh kasih, wajah mereka dipenuhi sukacita harapan akan panen berlimpah.
Bagi para pengungsi asal Utara ini, kehidupan sekarang sangatlah berharga.
Hanya untuk selamat dari bencana orc tiga tahun lalu saja sudah membutuhkan perlindungan Dewi Keberuntungan. Yang berhasil mencapai wilayah manusia tak sampai satu dari seratus - lainnya MATI kelaparan di pinggir jalan atau dibantai oleh pengejaran Perampok Berkuda dan orc, bahkan dijadikan santapan!
Pengungsi yang selamat pun belum tentu bisa hidup tenang, mengingat gelombang pengungsi dari seluruh Utara yang begitu masif memberi tekanan besar pada wilayah kekuasaan para Pemilik Tanah.
Kemampuan para Pemilik Tanah yang terpecah-pecah dalam menangani bencana? Ah, itu cerita yang menyedihkan!
Dibandingkan dengan itu, kebaikan hati Pemilik Tanah yang sekarang sudah cukup membuat para korban bencana ini berdoa untuknya dengan tulus.
“Ladang yang baru dibuka hasil panennya cukup baik, sepertinya musim dingin tahun ini bisa dilewati……”
Viscountess berkata dengan sikap anggun, pandangannya tidak tertahan oleh petani yang sedang membungkuk hormat, hanya segelintir orang beruntung yang mendapat anggukan darinya, penuh dengan gaya wanita bangsawan yang angkuh, sambil memandang suaminya di sampingnya.
Terhadap suami ini, dia tidak bisa mengatakan puas atau tidak, bagaimanapun ini hanyalah sebuah transaksi.
Tapi untungnya orang-orang dari organisasi itu tidak menipunya, juga tidak menikahkannya dengan orang tua penguji yang sekarat, bisa dianggap keberuntungan di tengah kemalangan.
Viscountess melihat Tifa yang berpenampilan separuh baya, tak bisa menahan helaan nafas lega.
Mengingat pengalaman di Utara sebelumnya, Viscountess gemetar ketakutan, para orc ganas dan kejam itu telah membunuh keluarganya dan para pelayan, bahkan dirinya sendiri hampir jatuh ke tangan iblis.
Meski berhasil lolos, dia kembali menghadapi intaian anjing rakus yang serakah, berkat kecerdikannya dan sedikit keberuntungan, akhirnya bisa mempertahankan nama keluarga dan wilayah kekuasaan - meski wilayah feodal ini hampir separuh lebih kecil dari wilayah Viscount sebelumnya, tapi Viscountess malang ini sudah tidak berani berharap lebih.
"Selanjutnya... harus segera melahirkan beberapa anak..."
Viscountess memandang suaminya di samping, terutama beberapa pelayan wanita yang malu-malu di belakangnya, mata penuh permusuhan.
"Hanya istri Pemilik Tanah yang melahirkan pewaris laki-laki, posisinya akan paling stabil. Sekarang sudah banyak gadis di wilayah kekuasaan yang ingin mendekati Tuan Pemilik Tanah untuk mendapatkan kehidupan mewah, termasuk para bangsawan Utara yang sebelumnya."
"Benar... Meski menghabiskan banyak biaya, akhirnya para pengungsi ini bisa ditempatkan..."
Tifa kini telah berganti penampilan: tinggi hampir dua meter, alis tebal mata besar, memancarkan aura maskulin yang kuat. Rambut peraknya yang sedikit ikal disisir tanpa cela, menyerupai tipe bangsawan paruh baya Utara yang paling klasik - Viscountess malang tidak tahu bahwa jika dihitung usia sebenarnya, Tifa mungkin lebih tua beberapa tahun dari ayahnya. Tapi jika diukur berdasarkan usia rata-rata petarung level Legenda, Tifa masih sangat muda.
Tapi para bangsawan memang tidak pernah mempedulikan usia, bukan?
"Ada apa? Sayangku?"
Saat itu, Viscountess menyadari suaminya kembali terlihat bengong.
"Oh! Tidak ada. Kamu pulang dulu! Aku sudah memanggil penjual perhiasan dan penjahit kota untuk memilihkanmu jas resmi tercantik dan termewah..."
Tifa mencium tangan sang Nyonya dengan lembut, lalu menyuruhnya pergi.
