“Yang mampu mengguncang seluruh benua, hanya urusan Utara dan Gurun Barat. Sisanya hanya konflik lokal……”
Saat mengatakan ini, mata indah Zona tak sengaja melirik ke arah Reilin.
“Tentu… jika informasi Yang Mulia bocorkan, pasti akan memicu gelombang badai baru……”
Sepertinya dua hal sebelumnya juga punya kaitan erat denganku!
Reilin mengusap hidungnya, tanpa niat untuk mengaku.
“Memimpin 5.000 bajak laut merebut kekaisaran berpopulasi 1,5 juta, ditambah promosi [semi-dewa] – setiap kabar ini cukup menggemparkan benua, bahkan hingga dimensi paralel……”
Zona menurunkan suaranya, berbisik di telinga Reilin.
“Jangan bahas ini sekarang! Aku belum mau jadi target gereja Helm!” Reilin menghentikannya dengan suara keras, membuat mata wanita itu berbinar licik.
“Tenang saja, Yang Mulia! Gereja kami pernah bekerja sama dengan beberapa bangsawan sejenis, selalu hasil memuaskan……”
“Oh? Kurasa kita bisa bahas detailnya malam ini……”
Mendengar implikasi Zona bisa menyelesaikan masalah Dewa Proteksi untuknya, mata Reilin berkedip.
Meski tahu tak semua perkataannya benar, tapi tak ada salahnya mengumpulkan informasi.
Perjalanan ke desa kecil yang disebut Zona berjalan lancar, tapi Reilin langsung mencium keanehan di sini.
“Sepertinya… tak ada rakyat jelata? Semua profesional!”
"Cahaya jiwa manusia biasa sangat berbeda dengan para profesional. Jika yang pertama diibaratkan seperti pasir, maka yang terakhir setidaknya mencapai tingkat kunang-kunang. Meskipun masih remeh bagi Reilin, tetap ada perbedaan."
"Setelah menemukan lembah itu, gereja kami langsung membeli seluruh wilayah sekitarnya. Sekarang area tersebut dijaga patroli ksatria kuil!"
Zona menepuk tangan. Empat bayangan-bayangan hitam langsung menerjang dari desa depan dengan kelincahan yang tidak kalah dari para ahli【ksatria tingkat tinggi】.
"Tuan Uskup! Yang Mulia!"
Keempat ksatria tingkat tinggi ini justru menunjukkan kerendahan hati total, seperti pelayan yang menuntun kuda Reilin dan Zona.
"Pantasan disebut gereja Dewi Kekayaan... Benar-benar kaya dan bermodal kuat..." Reilin menghela nafas lama setelah menyaksikan pemandangan ini.
Mendengar ini, meski Zona tidak segera menjawab, sorot mata nya menunjukkan kepuasan.
"Siapa yang saat ini bertugas menjaga lembah itu?"
Zona langsung bertanya pada seorang ksatria berbaju zirah hitam di depan.
"Adalah Tuan Jeffrey Tombak Suci!" Suara ksatria itu tak bisa menyembunyikan kekaguman: "Belakangan kami berhasil memukul mundur beberapa serangan manusia serigala dan petualang kerajaan yang tertarik datang. Tidak ada ahli level tinggi."
"Di Dunia Para Dewa, gereja para dewa menguasai sihir dewa dan kekayaan tak terbatas, memiliki banyak pengikut fanatik, serta didukung oleh 【Dewa Sejati】 yang abadi sebagai pelindung, menjadikan mereka kekuatan terkuat di Dunia Materi."
"Bahkan negara-negara manusia yang ada pun harus menyerah pada gereja, membuka hak berkeyakinan rakyat."
"Dalam situasi seperti ini, tidak diragukan lagi bahwa separuh dari orang kuat di dunia ini dikuasai oleh gereja."
"Dibandingkan tentara bayaran dan petualang di luar, ksatria kuil memiliki perlengkapan lebih baik, pendidikan lebih baik, kehidupan lebih baik. Jika masih kalah dari ikan-ikan kecil, para dewa harus mempertimbangkan mengganti umat mereka."
"Hari ini kita istirahat dulu di sini semalam, besok baru masuk gunung untuk bertemu Tuan Jeffrey. Bagaimana pendapat Yang Mulia?"
Zona bertingkah layaknya tuan rumah sejati.
"Hmm! Boleh juga!" Untuk hal ini, Reilin tidak keberatan. Hanya ada kilatan cahaya samar di dasar matanya.
"Sepertinya tidak ada penyergapan, atau mungkin tersembunyi terlalu dalam..."
Malam tiba. Reilin menatap langit berkerlip, memandangi Zona dan ksatria kuil lain yang sama sekali tak menyadari keadaan. Tak ada emosi di sorot matanya.
"Semua hanya bidak yang dikorbankan... Begitukah sifat kejam para dewa?"
Bisiknya tak terdengar oleh siapapun.
……
"Inilah lembah tempat fenomena aneh itu. Tuan Jeffrey Tombak Suci juga sedang menanti Yang Mulia di depan!"
Zona yang tidak mengetahui apa-apa tetap menjalankan peran sebagai pemandu, bahkan berusaha merekrut Reilin sebagai sekutu luar untuk kuil. Sayangnya semua usahanya pasti akan sia-sia belaka.
"Ah! Tuan Jeffrey!"
Zona langsung berlari kecil menghampiri, memberi hormat kepada Jeffrey yang pernah ditemui Reilin sebelumnya: "Kami sungguh tidak pantas menerima kehormatan dikawal langsung oleh Tuan..."
"Yang Mulia Reilin! Baru beberapa tahun tidak bertemu, tak kusangka Yang Mulia telah mencapai Tingkat ini!"
Jeffrey sama sekali tidak mempedulikan Zona, baginya seorang 【Legenda】, mereka yang di bawah level Legenda hanyalah semut yang tak layak diperhatikan.
Sedangkan Reilin berbeda!
Dari mata Jeffrey memancar semangat bertarung yang membara dan pandangan iri yang tersamar dalam-dalam!
Setiap 【Legenda】 pasti memiliki kerinduan akan realm Dewa. Meski Jeffrey memiliki kejayaan yang tak terbayangkan oleh orang biasa, selama masih berada dalam gereja Dewi Kekayaan, mustahil baginya melepaskan Ikatan di tubuhnya.
Karena itu, saat melihat Reilin yang telah melangkahkan kaki keluar dari langkah kritis bahkan melampauinya jauh, ekspresi Jeffrey menjadi sangat aneh.
"Sayang sekali... Genius sehebat apapun akhirnya takkan mampu melawan takdir dan Tuhan..."
Jeffrey menghela nafas dalam hati, menguatkan kembali keyakinannya yang hampir hancur berkeping-keping, sambil menyunggingkan senyum ramah yang semakin lebar.
"Pada upacara saya dulu, kesan yang diberikan Yang Mulia Jeffrey juga sangat dalam!"
"Reilin menjawab dengan tenang, setelah mengobrol beberapa patah kata lagi, beberapa orang berjalan masuk ke ngarai yang diselimuti kabut abu-abu."
"Aura elemen di sini sangat aneh, kabut mengandung kekuatan segel yang kuat, harus berhati-hati!"
Jeffrey berjalan memimpin di depan, pasir kuning di tanah dan sulur hitam semakin banyak, sementara kabut abu-abu di sekitar semakin pekat.
"Kekuatan segel tingkat ini... bahkan formasi sihir besar pun sulit dipertahankan lama, harus mengkonsumsi energi besar. Jika ini radiasi energi dari senjata dewata, masuk akal juga - Tongkat Saffron dalam legenda memang memiliki kekuatan segel yang dahsyat..."
"Dalam kabut terlihat sisa-sisa manusia serigala dan tentara bayaran petualang yang telah terkikis total. Sekarang mereka berubah menjadi bentuk kehidupan lain, jadi agak merepotkan!"
Belum selesai Jeffrey bicara, desing angin kencang dan lolongan aneh menyertai manusia serigala yang menerobos kabut. Bau busuk tubuhnya membuat Zona mengerutkan alis.
"Membosankan!"
Jeffrey dengan santai mengayunkan tombak, bayangan putih membara langsung membelah manusia serigala menjadi dua, memperlihatkan organ dalam dan tulang hitam legam.
"Makhluk-makhluk terkikis ini memiliki vitalitas yang ulet, dibunuh terus tapi mustahil habis..."
“Jeffrey menjelaskan dengan santai, kemudian melihat Reilin seolah sangat tertarik berjongkok di tanah, mengamati potongan tubuh manusia serigala dan jaringan otot di dalamnya.”
“Ini hanya polutan di bagian paling luar, tingkat kontaminasi di dalamnya jauh lebih mengerikan. Jika bukan karena petunjuk senjata dewata, aku sudah akan melaporkan tempat ini ke Asosiasi Druid untuk membersihkan kotoran alam ini...”
Suara Jeffrey yang mulai tak sabar terdengar.
“Oh! Maaf! Pertama kali melihat makhluk dengan bentuk seperti ini!”
Reilin berdiri dan meminta maaf, rombongan kemudian melanjutkan perjalanan dalam kabut abu-abu.
“Kami sudah menguji sebelumnya, bahkan ahli legenda tingkat tinggi pun tidak bisa maju lebih dari setengah jarak di lembah ini...”
Tiba-tiba Jeffrey berhenti, memandang Reilin yang terlihat biasa saja dan Zona di sampingnya yang sudah jelas menunjukkan ekspresi kepayahan, wajahnya menampakkan ekspresi aneh.
“Ayo bertarung denganku!” Jeffrey tiba-tiba mengajukan permintaan ini.
“Tuan Jeffrey, Yang Mulia Reilin adalah tamu kehormatan kuil! Bagaimana bisa kau...?” Sebelum Reilin bereaksi, Zona di sampingnya sudah melompat sambil berteriak.
“Hmm, sudah siap bertindak? Tapi aku penasaran kenapa tidak memancingku lebih dalam ke lapisan lingkaran yang lebih tinggi?”
Reilin mengangkat alisnya, bertanya dengan penuh kebingungan.
“Apa? Siap bertindak?” Zona mundur beberapa langkah, tiba-tiba menyadari dirinya seperti boneka yang tidak tahu apa-apa.
“Karena mengepungmu bersama orang lain terlalu membosankan! Kebanggaan seorang Legenda seharusnya tidak runtuh seperti ini! Aku juga sudah lama ingin bertarung denganmu!”
Tiba-tiba muncul di tangan Jeffrey sebuah tombak putih susu, ujung tombak yang tajam dan tepian berduri memancarkan hawa dingin yang menusuk.
“Dan, bahkan tanpa peringatanku, kau sudah menyadarinya sejak lama, bukan?”
“Hm!”
Reilin juga tidak menyangkal: “Hanya ingin memastikan, sekaligus melihat seberapa jauh niat jahat kalian!”
Lapisan cahaya keemasan tiba-tiba memancar dari tubuh Reilin, seolah mengenakan baju zirah emas. Domain pembunuhan merah tua kehitaman juga langsung mengembang, membuat napas Jeffrey sedikit memburu.
“Jangan sembunyi lagi, keluarlah!”
Braak!
Bersamaan dengan teriakan Jeffrey dan fluktuasi energi dahsyat, beberapa siluet muncul mengelilingi Reilin. Kabut kelabu berpadu membentuk struktur seperti sangkar besi, memperlihatkan permukaan tanah yang tandus.
“Ternyata kau! Bendert, sudah selesaikan urusan di Utara?”
Reilin tidak menyangka bisa bertemu orang yang dikenalnya sejak awal.
“Reilin! Kau hampir menggagalkan rencana Tuhan kita waktu itu, menjadi pendosa seluruh Utara!”
Berdiri di barisan terdepan kelompok ini adalah pendeta Dewa Keadilan yang pernah dikenalnya, Bendert yang dulu pernah mengepung Reilin.
Di belakang lawan, diikuti sekelompok Paladin, di sampingnya terdapat pendeta dan Penyihir yang memuja Dewi Jaring Sihir.
