"Tujuan Delapan Jenderal Iblis mungkin tidak hanya sekedar membunuh kelompok Iblis ini..."
Setelah mundur ke Tembok Perunggu kesebelas, Reilin memandang jaring pengepungan yang mulai terbentuk, kilatan tajam terpantul di matanya.
"Jika hanya mengandalkan tembok untuk membunuh musuh, para pejuang tangguh di antara Iblis mungkin akan lolos. Membantai sekelompok sejenis umpan peluru seperti ini—Iblis kelas rendah seperti ini jurang akan terus menghasilkan secara berkelanjutan setiap hari, jadi sama sekali tidak merugikan..."
"Tujuan mereka... mungkin adalah pejuang tinggi dari Resimen Iblis, seperti Ular Bersayap Enam Lengan, Balor, bahkan Balor Yanmo!"
Meski jumlah Resimen Iblis masih memegang keunggulan, tapi sudah tidak sejelas awal pertempuran.
Terutama saat Pasukan Iblis terus menerobos masuk, para pejuang tangguh mereka perlahan mulai masuk ke dalam jebakan.
……
"Bersiap! Kali ini kita akan memberi pelajaran keabadian bagi anjing-anjing liar jurang itu!"
Di puncak situasi pertempuran, delapan iblis neraka dalam yang perkasa berkumpul. Aura mengerikan yang mereka pancarkan jauh lebih menakutkan daripada iblis neraka biasa - merekalah Delapan Jenderal Iblis! Tangan kanan Asmodeus! Pemimpin pasukan elite iblis yang mengendalikan jalannya pertempuran berdarah.
Jika berhasil menghancurkan kekuatan iblis secara maksimal, bahkan merebut Dataran Abyssal, bukan hanya akan mendapat berkah kekuatan primordial neraka, tapi juga menjadi dasar penting untuk menerima hadiah dari Asmodeus.
Kabar samar akhir-akhir ini membuat Delapan Jenderal Iblis gelisah, mulai tak sabar untuk mencatat prestasi.
Bagaimanapun, itu berarti kursi kepemimpinan Penguasa Neraka!
Bagi iblis nerama dalam yang sudah mencapai puncak tingkat hierarki iblis, hasrat terbesar mereka adalah menggulingkan penguasa suatu lapisan dan merebut tahta tersebut.
Hilangnya Penguasa Neraka lapisan kedua dan gerakan mencurigakan Asmodeus baru-baru ini memberi mereka peluang itu!
"Selanjutnya, kami masih membutuhkan bantuanmu!"
Salah satu anggota Delapan Jenderal Iblis mendekati gua Naga Pelangi.
"Tentu! Asalkan kalian menepati janji setelahnya!" Suara bergema keluar dari gua, membawa aura naga perkasa yang disertai raungan marah naga jantan lainnya.
“Tidak masalah, toh kita sudah menandatangani kontrak, bukan? Reputasi Setan terkenal di seluruh Multiverse!”
Naga Neraka Dalam tersenyum lalu pergi.
……
"Mulai serang!" Reilin dengan ketajaman merasakan perubahan suasana, gelombang besar perintah dikirimkan dan dilaksanakan dengan sempurna oleh para iblis.
Dengan pembiaran penuh niat jahat dari iblis, Benteng Perunggu lapisan ke-11 akhirnya Hancur, diikuti lapisan ke-10, kesembilan... hingga lapisan enam yang mendekati inti, semua 'nyaris' dikuasai para iblis.
Melihat kemungkinan nyata menghancurkan Benteng Perunggu dan menyelesaikan prestasi epik yang belum pernah dicapai iblis sebelumnya, para iblis pun menjadi benar-benar gila.
Seluruh Benteng Perunggu kini bagai jebakan perang raksasa, menggerus jumlah iblis sambil membentuk kantong pengepungan besar.
"Sekarang juga! Serang!!!"
Bayangan delapan Naga Neraka Dalam muncul di garis depan medan perang, teriakan gemuruhnya menggema di seluruh Benteng Perunggu.
"Groarr!"
Cahaya mantra transmisi raksasa berkilauan, tubuh Naga Jahat Berwarna-warni sebesar gunung menghujam ke bawah, menggilas iblis-iblis yang tak sempat menghindar menjadi bubur daging.
Inilah Tuan asli Benteng Perunggu, Sang Pelindung saat ini - Naga Jahat Berwarna-warni Tiamat!
“Ingat janji kalian!” Tiamat mengaum ke langit, tubuh raksasanya langsung menutupi celah terluar tembok pertahanan, aura naga yang nyaris material meletus.
“Graaah!”
Kilat sepanjang 100 lebih kaki, asam kuat, gas korosif, embun beku, dan api menyembur deras dari lima kepala naga jahat lawan. Saat ini musuh sepenuhnya berubah menjadi benteng penghancur, dalam sekejap membersihkan iblis-iblis di sekitarnya!
“Mantra Bahasa Naga——【Memanggil Partner】!”
Cahaya transmisi serupa berkedip di sekitar Tiamat. Lima naga jahat dengan tubuh sedikit lebih kecil darinya muncul, mencakar iblis-iblis dengan cakar raksasa, sesekali menyerang langsung dengan gigi tajam. Suara mengunyah yang mengerikan bergema, nanah bercampur sisik iblis dan darah terus menetes dari mulut mereka.
“Hmm! Tiamat bertarung mati-matian? Sepertinya Delapan Jenderal Iblis benar-benar menawarkan keuntungan yang menggoda!”
Reilin hanya melirik sekilas ke luar arena, lalu segera memusatkan seluruh mentalnya pada medan perang di hadapannya.
Jaringan Kekuatan Primordial Setan beroperasi dengan gila-gilaan. Terlihat jelas Delapan Jenderal Iblis kini tak lagi menghitung konsumsi energi, tak peduli pengorbanan apapun.
Pasukan-pasukan elite setan yang belum pernah terlihat sebelumnya bermunculan. Sebagian besar memakai baju zirah indah, membawa senjata dengan atribut Transenden, menghalangi celah tembok pertahanan yang rusak.
【Tiamat dan Naga Jahat Berkepala Lima merupakan titik penutup terpenting dalam formasi kantong, sementara para setan ini bertugas mengisi celah-celah yang tersisa. Seluruh benteng perunggu menyatu dengan sempurna, menjebak sebagian besar iblis di pusatnya - termasuk para iblis kelas tinggi.】
【Ding! Subjek menerima tugas! Dari Balorfen, Salah Satu Delapan Panglima Iblis! Isi: Serahkan komando kepada ajudan! Kerahkan semua pasukan elit untuk mengepung dan membunuh iblis kelas tinggi musuh!】
"Ternyata benar! Hanarin, serahkan bagian ini padamu. Komandan peleton lain, ikut aku!"
Rei maraung marah, melompat dari atas tembok pertahanan. Aura supernatural setan yang dahsyat tiba-tiba terlepas.
Di bagian tembok lain, tim penggal leher setan yang telah siaga segera bergerak, menghadang para iblis kelas tinggi lawan.
"Serbu! Bunuh mereka semua!"
Pada fase pertempuran ini, bahkan iblis kelas tinggi pun terpengaruh emosi kacau-balau. Sama sekali tidak terpikir untuk mundur, teriakan dalam Bahasa Jurang mengguncang seluruh medan perang.
"Aku cuma main-main ikut perang, bukan setan beneran. Ngapain juga mati-matian!"
Dengan penuh kesadaran, Rei menghindari arah Balor - itu wilayah buruan Pit Fiend! Ia juga tidak mengganggu Balor yang berevolusi sempurna dengan darah murni, malah menghadang Marilith berkaki enam di depannya.
"Namun di mata iblis bawahan lainnya, ular berkaki enam yang dipilih Reilin jelas lebih perkasa dibanding sesamanya. Enam lengan kekarnya masing-masing memegang senjata Transenden yang tajam, aura tubuhnya bahkan telah mendekati level Legenda!"
"Setan terkutuk!"
Melihat Reilin, kebencian bawaan membuat ular berkaki enam yang sudah kalap langsung menyerbu ke arahnya.
Enam lengan bersisik itu mengayun cepat, menciptakan hembusan angin mengerikan yang mampu menyobek. Seperti gabungan tiga pembunuh gesit, mereka membentuk Badai Pisau raksasa yang seolah ingin menggiling Reilin menjadi daging hancur.
"Terlalu lemah! Tapi serangan senjatanya lumayan! Keahliannya setara Master di Dunia Materi!"
Reilin menggeleng diam-diam, namun secara lahiriah mengaum keras. Cambuk baja berduri tajam di tangannya menyambar, bertabrakan dengan senjata lawan dan menciptakan riak-riak ruang.
"Tarian pedang ganda cukup apik, pasti ada bakat [Penguasaan Senjata Dingin]... ditambah [Keahlian Bertarung Multi-Senjata]..."
Hanya dengan sekali kontak, bahkan tanpa pindai Chip, Reilin sudah melihat melalui sebagian besar kartu truf lawan.
"Baiklah! Akan kuhadapi permainanmu!"
Kekuatan aneh mengalir dari jari Reilin, membentuk lingkaran-lingkaran yang membuat cambuk besi raksasa membentuk tornado di udara.
"Sedikit kekuatan awal, setelah melewati transmisi berbagai lingkaran, tiba-tiba diperbesar hingga puncaknya, menderu menyedot naga ular berkaki enam ke dalamnya."
Krek-krek! Dari dalam tornado terdengar suara senjata hancur berkeping dan remuknya tulang, kabut darah terus menyembur keluar dari tornado Badai.
Saat Reilin menarik kembali cambuknya, di tanah hanya tersisa gumpalan daging hancur dan beberapa fragmen senjata - naga ular berkaki enam sebelumnya telah lenyap tanpa jejak.
"Tidak ada minat sama sekali! Baru sedikit serius langsung tidak tahan..."
Reilin menghela nafas. Kemampuannya dalam senjata dingin kini mungkin telah mencapai level ahli legendaris, seekor naga ular berkaki enam yang mendekati level Legenda sama sekali bukan lawan.
"Mungkin... aku bisa mencoba tantangan dengan kesulitan lebih tinggi, misalnya Balor bisa menjadi spesimen dan bahan eksperimen yang bagus..."
Reilin memandang sekeliling Medan Perang.
Saat ini, akibat jatuh dalam penyergapan iblis-iblis, pasukan iblis telah kehilangan lebih dari separuh pasukan. Terutama para orang kuat tinggi mereka yang terus-menerus dihadang - ini semakin membuat pasukan iblis kacau balau. Mungkin sejak awal mereka memang tidak pernah patuh pada komando.
Beberapa iblis yang sudah gila bahkan sama sekali mengabaikan bahaya, nekat menyerbu tembok perunggu tinggi, akhirnya MATI di bawah senjata pertahanan para setan.
Di pusat medan perang, terdapat beberapa layar cahaya api raksasa yang memancarkan kekuatan penghancur dahsyat. Bahkan iblis-iblis kacau pun menjauh, membentuk beberapa lingkaran unik. Terdengar samar-samar raungan kemarahan iblis dan tawa mengejek Setan. Dengan penglihatan tajam Reilin, ia mampu menembus api dan menyaksikan siluet-siluet besar iblis dan Setan yang saling bertautan.
"Baru saja, beberapa Erinyes dari Delapan Panglima Iblis menggunakan 【Mantra Siluman Tingkat Tinggi】 dan 【Transmisi Tingkat Tinggi】 untuk melakukan penyergapan, melukai parah Balor. Sekarang mereka sedang membersihkan medan perang..."
Hanya dengan menyaksikan dari jauh, pedang pemenggal secepat kilat dan cambuk api yang diayunkan Balor yang dikepung itu, tetap memberikan dampak kuat pada Reilin.
"Pantas disebut sebagai pasukan tempur terkuat di Jurang. Dibandingkan Erinyes, mereka memiliki keganasan dan keperkasaan yang lebih liar! Sayang, bakat kubu Kekacauan Jahat membuat mereka tak bisa menggunakan setiap poin kekuatan secara sempurna..."
Balor adalah mangsa Delapan Panglima Iblis. Reilin tentu tak akan ikut campur. Setelah menghindari pertempuran utama, matanya tertuju pada seekor Balor yang terluka.
Sebagai bentuk pra-tingkat Balor api, Balor biasa hanya kekurangan sedikit ciri-ciri kekacauan kuno dan kemampuan api. Namun Reilin tetap tertarik untuk menelitinya!
