Lokasi yang dipilih Reilin kali ini penuh pertimbangan matang.
Di sinilah pertama kalinya dia menghadapi burung hantu bermata satu yang diduga sebagai tubuh bayangan Raja Mimpi Buruk, di mana bulu mimpi yang dihadiahkan membawa seluruh laboratorium ke lokasi dunia mimpi.
Di area inilah dia menemukan penduduk asli mimpi seperti Gillian, dan memperoleh bahan penelitian berharga yang membuat penelitiannya tentang energi mimpi melangkah lebih maju.
Berawal dari sini, wilayah utara dipenuhi komunitas Pemilik Tanah Bencana yang mengerikan dengan salju penghancur beterbangan di mana-mana.
Menurut perkiraan konservatif Reilin, setidaknya ada lima atau enam dewa mimpi yang memilih area tersebut untuk menyegel diri mereka sendiri.
Biasanya, radiasi tak sadar dari dewa mimpi dan Pemilik Tanah Bencana ini merupakan bencana bagi semua penduduk asli mimpi, membuat wilayah itu menjadi daerah terlarang mutlak. Namun sekarang situasinya berbeda!
Dibandingkan daerah mimpi lain yang mengalami kemerosotan, wilayah bencana di Utara justru menjadi satu-satunya jalan keluar!
Faktanya, daya tarik wilayah ini bagi para Pemilik Tanah Bencana hanya membuktikan satu hal - daerah tersebut memiliki keunggulan tak terucap dalam melawan kemerosotan energi mimpi, sehingga menarik banyak orang kuat berkumpul.
Dibandingkan kepunahan kelompok, salju penghancur, radiasi tinggi, atau kekejaman kejam semuanya menjadi lelucon belaka.
Maka wajar jika suku Gillian memilih bermigrasi ke wilayah bencana di utara pada saat paling berbahaya.
“Bagaimanapun, para Dewa Iblis yang terperangkap dalam segel dan tertidur itu, terhadap semut di sekitarnya mungkin juga bersikap merendahkan untuk diinjak sekalipun.”
“Inikah keajaiban kehidupan?”
Reilin berkomentar, dalam indera darahnya, daya hidup di utara juga yang paling melimpah.
Di bawah perlawanan tak sadar Pemilik Tanah Bencana, memberikan perlindungan bagi penduduk asli yang sedang sekarat, sehingga membentuk hubungan ketergantungan yang aneh.
Di sekitar dunia mimpi, selain klan Gillian, pasti masih banyak penduduk asli yang berlindung di sana.
“Bisa dianggap sebagai proyek investigasi yang cukup baik! Hmm?”
Sosok Reilin di udara tiba-tiba berhenti, memandang bayangan hitam raksasa dalam pindaian Chip, serta aura jiwa yang familiar itu.
“Ternyata bertemu kenalan?”
Senyum tipis mengkilat di sudut bibirnya: “Kalau begitu, mari kita sapa!”
Braak!
Saat ini Reilin telah sepenuhnya memasuki domain Penyihir Aturan level 7, ditambah kekuatan primordial dunia mimpi, serangan pertamanya langsung mengguncang langit dan bumi.
“Hancurkan!!!”
Bumi gemetar di bawah kehendak Reilin, langsung terbelah menjadi jurang dalam tak berujung. Ini masih konsekuensi Reilin membatasi kekuatannya tanpa menggunakan kekuatan dunia.
Jika tidak, dengan satu pukulan saja, menghancurkan sebagian kecil benua adalah hal yang sangat mudah.
“Ubah tanah menjadi batu! Ikat bumi menjadi baja!!!”
Sihir Penyihir Aturan hampir menyentuh kekuatan primordial, tanpa jejak rekayasa. Apalagi Reilin yang memiliki pengalaman 'belajar' di Dunia Para Dewa.
Di bawah kendalinya, energi darah dan energi mimpi menyatu dengan harmonis bagai satu kesatuan. Cahaya yang mirip sihir dewa maupun sihir biasa, dengan efek kekuatan ilahi yang mengubah realitas sesuai firman Dewa, langsung mengubah lapisan kerak bumi yang terputus menjadi lempengan baja raksasa.
Bruk！！！！
Di kedalaman tanah, bayangan hitam yang bergerak cepat menabraknya dengan dentuman mengguncang bumi. Bahkan pada pelat baja raksasa buatan sementara Rei Lin muncul lekukan besar.
"Ah! Sial, kenapa ada lapisan besi di sini? Tidak, ini lapisan geologis dari besi?"
Permukaan tanah terkoyak oleh dua cakar naga raksasa. Seekor naga purba mengangkat kepalanya bagai marmut tanah yang kecewa.
Berbeda dengan naga di Dunia Para Dewa, makhluk ini hanya memiliki satu bola mata kuning raksasa. Punggungnya dipenuhi duri tajam sebesar gunung. Dua sayap berdaging yang mampu menutupi langit dan bumi terlipat rapi di sisi tubuhnya, membentuk postur aerodinamis seperti tetesan air yang sempurna untuk menggali di kedalaman tanah.
Yang lebih mengerikan, dari tubuh Naga Bermata Satu ini memancar fluktuasi energi khas Penyihir Aturan - pertanda kekuatan besar!
Di Dunia Para Dewa, mungkin hanya Naga Purba dari kabar angin yang bisa menyainginya.
"Lama tak berjumpa, Tuan Naga Bermata Satu dari dunia Ochron!"
"Melihat naga bermata satu yang telah beralih profesi menjadi pekerja penggali profesional, Reilin berusaha keras menahan tawanya dan menyapa dengan sopan."
"Hmm? Siapa yang berani mempermainkan ras naga Jijkel yang agung ini?"
Naga bermata satu itu menepuk kepalanya dengan cakar besar, seakan baru pulih dari pusing tadi. "Sudah kuduga, dengan keahlianku mustahil tak mendeteksi anomali di depan. Rupanya kau... penyihir dari dulu!"
Sambil bergumam kesal, naga itu menarik tubuh besarnya dari lapisan tanah. "Baru ribuan tahun sejak pertemuan terakhir, kau sudah mencapai kriteria level 7. Bakatmu benar-benar membuatku iri... Tapi memang, di dunia mimpi ini siapa tahu berapa tahun sebenarnya berlalu? Bisa jadi puluhan ribu tahun telah mengalir dari tanganku..."
"Kalau begitu, Yang Mulia sepertinya terus menerus tinggal di dunia mimpi?"
Reilin bertanya dengan penuh keheranan.
"Tentu! Apa kau tak tahu betapa besar harta karun di dunia mimpi? Terutama di inti bumi... Cahaya yang dipancarkan Permata Suoluo yang murni itu... Oh, bahkan 10.000 kali lebih indah dari mata induk naga... Kalau bukan karena gangguan Pemilik Tanah Bencana sialan itu waktu itu, aku sudah... uhuk-uhuk!"
Naga itu tiba-tiba menutup mulutnya dengan cakar, seolah menyadari telah berbicara terlalu banyak.
“Begitu rupanya!” Reilin mengangguk, namun dalam hati menyumpah serapah. Sifat tamak ras naga, bahkan semesta Astral yang luas pun tak bisa mengubahnya.
Baik para dewa maupun ras naga di Dunia Penyihir, sepertinya memiliki beberapa karakteristik yang sama.
“Tapi… izinkan saya berbicara terus terang, Yang Mulia sepertinya membutuhkan bantuan…”
Reilin menatap tubuhnya yang sebesar pegunungan. Di atas lapisan tanduk dan sisik tebalnya, terdapat ribuan mata ungu yang menjalar seperti akar, terlihat sangat menjijikkan.
Di samping mata-mata ungu itu, luka-luka dalam muncul silih berganti, terus-menerus sembuh total lalu robek lagi. Hanya memandangnya saja terasa siksaan yang luar biasa.
“Berdasarkan perkataannya sebelumnya, mungkinkah ini akibat menginginkan harta Pemilik Tanah Bencana, lalu tertangkap basah hingga terluka parah, terpaksa kabur pontang-panting?”
Sambil berpikir, tangan Reilin tak berhenti bekerja. Awan hijau muda telah menyelimuti naga bermata satu itu, tetesan hujan halus berjatuhan.
Saat kabut hijau muda mendekat, naga itu awalnya mengawasi Reilin dengan waspada menggunakan bola mata kuningnya. Hidung panjangnya mengendus-endus sebelum akhirnya menunjukkan ekspresi puas, tak menolak pertolongan.
Ssshh!
"Air hujan hijau yang bersentuhan dengan retakan menghasilkan uap putih korosif dalam jumlah besar, namun luka yang telah sembuh akhirnya berhenti terkoyak kembali, membuat sang naga bermata satu mengeluarkan hembusan napas derik lega."
"Ada dua jenis luka pada tubuhmu: yang paling mengerikan adalah kutukan mata ungu yang masih belum bisa kuhilangkan saat ini. Namun efek robekan abadi dari cakaran bisa kusingkirkan..."
Ekspresi puas terpancar di wajah Reilin.
Pengalaman menangani luka akibat energi mimpi menjadi pembelajaran berharga baginya yang akan menjelajahi dunia mimpi.
Selain itu, kesempatan mendapatkan bahan eksperimen praktisi sihir level 7 dan merasakan langsung kekuatan Pemilik Tanah Bencana bukanlah hal mudah.
"Penyakit menular, bencana, kutukan..."
Hanya dengan merasakan energi bencana dari mata ungu itu dari jarak dekat, raut wajah Reilin sudah berubah.
Pemadatan kekuatan aturan yang nyaris paling jahat itu membuatnya merasa waspada.
"Layak disebut Pemilik Tanah Bencana! Kekuatan ini... tampaknya telah melampaui batas level 7..."
Reilin mengamati naga bermata satu di hadapannya. Setidaknya, bisa lolos dari makhluk mengerikan seperti itu sudah cukup membuatnya menghargai sang naga.
"Haha... Terima kasih! Penyihir dengan kekuatan penyembuhan, kondisiku sudah jauh membaik!"
Sang naga bermata satu meregangkan tubuhnya gembira, siluet Reilin tercermin dalam bola mata kuningnya.
“Anda adalah Penyihir baik yang layak mendapatkan persahabatan ras naga Jijkel kami!”
Naga bermata satu raksasa mengendus tubuh Reilin dengan hidungnya: “Nama Sejati saya adalah Boddak*Overdixrok*Octron! Demi Nama Sejati bersumpah! Membuat kontrak denganmu! Asalkan kamu atau keturunan darahmu memanggil nama ini untuk meminta bantuan, ras naga bermata satu milikku akan menurunkan kekuatan! Tentu, setelahnya harus membayar imbalan dan biaya setara……”
Sumpah yang diucapkan oleh penguasa aturan tingkat【setara】tidak perlu diragukan kebenarannya.
Hanya saja, Reilin yang melihat ekspresi licik naga bermata satu itu tidak bisa menahan perasaan frustrasinya.
“Menganggap aku belum pernah ke Dunia Para Dewa, jadi tidak tahu【Perjanjian Persekutuan Naga】ya?”
Reilin menggerutu dalam hati,【Perjanjian Persekutuan Naga】di Dunia Para Dewa dikenal sebagai perjanjian paling tak bermoral. Asal bisa membayar Kro Emas cukup, bahkan algojo setara semi-dewa naga pun bisa dipanggil berpasukan. Tentu biayanya bahkan membuat Gereja Dewi Kekayaan Wojin sampai mengeluarkan darah banyak, bahkan bangkrut.
Kontrak naga bermata satu Boddak ini juga serupa. Meski terlihat seperti berterima kasih pada Reilin dengan memberinya kontrak panggilan darurat, tapi klausa imbalan terakhirnya bisa membuat siapapaun mengeluarkan darah.
Reilin sangat curiga naga bermata satu ini memberi semua temannya perjanjian serupa untuk akumulasi kekayaan.
“Sudahlah, lagipula aku tidak berniat menggunakan...”
Reilin mengangkat mata dalam hati, lalu menatap Boddak.
“Terima kasih atas kebaikanmu, tapi lebih baik kita bahas masalah kutukan pada dirimu sekarang ini……”
Kecepatan Reilin mengubah ekspresi membuat naga bermata satu kagum: "Jika bukan sang pengguna sihir, orang lain hampir mustahil menghilangkannya. Dan seiring waktu, ini mungkin memberi efek mengerikan padamu……"
Meski Reilin yakin bisa menghilangkannya dalam beberapa tahun penelitian – apalagi dengan kartu truf Konstitusi Penyerap Energi Mimpi Buruk – ia sengaja menyembunyikan fakta ini.
